Dokumen-dokumen Konsili Vatikan II
Konsili Vatikan II menghasilkan enam belas dokumen, yakni empat Konstitusi (tentang Liturgi, tentang Gereja, tentang Wahyu Ilahi, dan tentang Gereja dalam Dunia Modern), sembilan Dekrit (tentang Upaya-Upaya komunikasi sosial, tentang Gereja-Gereja Timur Katolik, tentang Ekumenisme, tentang Tugas Pastoral para Uskup dalam Gereja, tentang Pembaruan dan Penyesuaian Hidup Religius, tentang Pembinaan Imam, tentang Kerasulan Awam, tentang Kegiatan Misioner Gereja, dan tentang Pelayanan dan Kehidupan para Imam), dan tiga Pernyataan (tentang Pendidikan Kristen, tentang Hubungan Gereja dengan Agama-agama Bukan Kristen, dan tentang Kebebasan Beragama).
KONSTITUSI
1. Konstitusi Dogmatis DEI VERBUM – tentang Wahyu Ilahi
BAB SATU - TENTANG WAHYU SENDIRI
BAB DUA - MENERUSKAN WAHYU ILAHI
BAB TIGA - ILHAM ILAHI KITAB SUCI DAN PENAFSIRAN
BAB EMPAT - PERJANJIAN LAMA
14. Sejarah keselamatan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama
BAB LIMA - PERJANJIAN BARU
BAB ENAM - KITAB SUCI DALAM KEHIDUPAN GEREJA
2. Konstitusi Dogmatis LUMEN GENTIUM – tentang Gereja
BAB SATU - MISTERI GEREJA
2. Rencana Bapa yang bermaksud menyelamatkan semua orang
4. Roh Kudus yang menguduskan Gereja
BAB DUA - UMAT ALLAH
9. Perjanjian Baru dan Umat Baru
11. Pelaksanaan imamat umum dalam sakramen-sakramen
12. Perasaan iman dan karisma-karisma umat kristiani
13. Sifat umum dan katolik Umat Allah yang satu
BAB TIGA - SUSUNAN HIRARKIS GEREJA, KHUSUSNYA EPISKOPAT
19. Dewan para Rasul didirikan oleh Kristus
20. Para Uskup pengganti para Rasul
22. Kolegialitas Dewan para Uskup
23. Uskup setempat dan Gereja universal
BAB EMPAT - PARA AWAM
31. Apa yang dimaksud dengan istilah “awam”
32. Martabat kaum awam sebagai anggota Umat Allah
33. Hidup kaum awam berhubung dengan keselamatan dan kerasulan
34. Keikut-sertaan kaum awam dalam imamat umum dan ibadat
35. Keikut-sertaan kaum awam dalam tugas kenabian Kristus
36. Keikut-sertaan kaum awam dalam pengabdian rajawi Kristus
BAB LIMA - PANGGILAN UMUM UNTUK KEKUDUSAN DALAM GEREJA
BAB ENAM - PARA RELIGIUS
43. Pengikraran nasihat-nasihat Injil dalam Gereja
44. Makna dan arti hidup religius
45. Hubungan para religius dengan Hirarki
BAB TUJUH - SIFAT ESKATOLOGIS GEREJA MUSAFIR DAN PERSATUANNYA DENGAN GEREJA DI SORGA
49. Persekutuan antara Gereja di sorga dan Gereja di dunia
BAB DELAPAN - SANTA PERAWAN MARIA BUNDA ALLAH DALAM MISTERI KRISTUS DAN GEREJA
I. PENDAHULUAN
II. PERAN SERTA PERAWAN DALAM TATA KESELAMATAN
55. Bunda Almasih dalam Perjanjian Lama
56. Maria menerima warta gembira
57. Santa Perawan dan masa kanak-kanak Yesus
III. SANTA PERAWAN DAN GEREJA
IV. KEBAKTIAN KEPADA SANTA PERAWAN DALAM GEREJA
66. Makna dan dasar bakti kepada Santa Perawan
67. Semangat mewartakan sabda dan kebangkitan kepada S. Perawan
V. MARIA, TANDA HARAPAN YANG PASTI DAN PENGHIBURAN BAGI UMAT ALLAH YANG MENGEMBARA DI DUNIA
3. Konstitusi SACROSANCTUM CONCILIUM – tentang Liturgi Suci
BAB I - ASAS-ASAS UMUM UNTUK MEMBAHARUI DAN MENGEMBANGKAN LITURGI
I. Hakekat dan Makna Liturgi Suci Dalam Kehidupan Gereja
5. Karya keselamatan dilaksanakan oleh Kristus
6. Karya keselamatan, yang dilestarikan oleh Gereja, terlaksana dalam liturgi
7. Kehadiran Kristus dalam Liturgi
8. Liturgi di dunia ini dan Liturgi di sorga
9. Liturgi bukan satu-satunya kegiatan Gereja
10. Liturgi puncak dan sumber kehidupan Gereja
II. Pendidikan Liturgi dan Keikut-sertaan aktif
15. Pembinaan para dosen Liturgi
16-18 Pendidikan Liturgi kaum Rohaniwan
III. Pembaharuan Liturgi
A. Kaidah-kaidah umum
B. Kaidah-kaidah berdasarkan hakekat Liturgi sebagai tindakan Hirarki dan jemaat
C. Kaidah-kaidah berdasarkan sifat pembinaan dan pastoral Liturgi
D. Kaidah-kaidah untuk menyesuaikan Liturgi dengan tabiat perangai dan tradisi bangsa-bangsa
IV. Pembinaan kehidupan Liturgi dalam keuskupan dan paroki
V. Pengembangan pastoral Liturgi
BAB II - MISTERI EKARISTI SUCI
47. Ekaristi suci dan misteri Paska
48-49 Keikut-sertaan aktif kaum beriman
50. Peninjauan kembali Tata Perayaan Ekaristi
51. Supaya Ekaristi diperkaya dengan sabda Kitab suci
54. Bahasa Latin dan bahasa pribumi dalam perayaan Ekaristi
55. Komuni suci, puncak keikut-sertaan dalam Misa suci, Komuni dua rupa
BAB III - SAKRAMEN-SAKRAMEN LAINNYA DAN SAKRAMENTALI
61. Nilai pastoral Liturgi, hubungannya dengan misteri Paska
62. Perlunya meninjau kembali upacara Sakramen-Sakramen
63. Bahasa; rituale Romawi dan rituale khusus
66. Peninjauan kembali upacara babtis
67. Peninjauan kembali upacara pembabtisan kanak-kanak
68. Upacara pembabtisan yang singkat
71. Peninjauan kembali Sakramen Krisma
72. Peninjauan kembali upacara tobat
73. Peninjauan kembali upacara Pengurapan Orang Sakit
74. Upacara berkesinambungan untuk orang sakit
75. Upacara pengurapan Orang Sakit
76. Peninjauan kembali Sakramen Tahbisan
77. Peninjauan kembali Sakramen Perkawinan
79. Peninjauan kembali sakramentali
BAB IV - IBADAT HARIAN
83-85 Ibadat harian, karya Kristus dan Gereja
86-87 Nilai pastoral Ibadat Harian
88-89 Peninjauan kembali pembagian waktu Ibadat menurut tradisi
90. Ibadat harian, sumber kesalehan
93. Peninjauan kembali madah-madah
94. Saat mendoakan Ibadat Harian
95-97 Kewajiban mendoakan Ibadat harian
98. Pujian kepada Allah dalam tarekat-tarekat religius
BAB V - TAHUN LITURGI
BAB VI - MUSIK LITURGI
114. Umat beriman diharapkan berperan serta
116. Nyanyian Gregorian dan Polifoni
117. Penerbitan buku-buku nyanyian Gregorian
119. Musik Liturgi di daerah-daerah Misi
BAB VII - KESENIAN RELIGIUS DAN PERLENGKAPAN IBADAT
122. Martabat kesenian religius
124. Karya-karya seni yang menyinggung cita rasa keagamaan
125. Gambar-gambar dan patung-patung
126. Panitia keuskupan untuk Kesenian Liturgi
128. Peninjauan kembali peraturan tentang kesenian ibadat
LAMPIRAN - PERNYATAAN KONSILI EKUMENIS VATIKAN II TENTANG PENINJAUAN KEMBALI PENANGGALAN LITURGI
4. Konstitusi Pastoral GAUDIUM ET SPES – tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini
PENDAHULUAN
1. Hubungan erat antara Gereja dan segenap keluarga bangsa-bangsa
PENJELASAN PENDAHULUAN : KENYATAAN MANUSIA DI DUNIA MASA KINI
5. Perubahan situasi yang mendalam
6. Perubahan-perubahan dalam tata masyarakat
7. Perubahan-perubahan psikologis, moral dan keagamaan
8. Berbagai ketidak-seimbangan dalam dunia sekarang
BAGIAN I : GEREJA DAN PANGGILAN MANUSIA
11. Menanggapi dorongan Roh Kudus
BAB I : MARTABAT PRIBADI MANUSIA
12. Manusia diciptakan menurut gambar Allah
15. Martabat akalbudi, kebenaran dan kebijaksanaan
19. Bentuk-bentuk dan akar-akar ateisme
BAB II : MASYARAKAT MANUSIA
24. Sifat kebersamaan panggilan manusia dalam rencana Allah
25. Pribadi manusia dan masyarakat manusia saling tergantung
26. Memajukan kesejahteraan umum
27. Sikap hormat terhadap pribadi
28. Sikap hormat dan cinta kasih terhadap lawan
29. Kesamaan hakiki antara semua orang dan keadilan sosial
30. Etika individualis harus diatasi
BAB III : KEGIATAN MANUSIA DISELURUH DUNIA
36. Otonomi hal-hal duniawi yang sewajarnya
37. Kegiatan manusia dirusak karena dosa
38. Dalam misteri Paska kegiatan manusia mencapai kesempurnaannya
BAB IV : PERANAN GEREJA DALAM DUNIA JAMAN SEKARANG
40. Hubungan timbal balik antara Gereja dan dunia
41. Bantuan yang oleh Gereja mau diberikan kepada setiap orang
42. Bantuan yang diusahakan oleh Gereja untuk diberikan kepada masyarakat manusia
43. Bantuan yang diusahakan oleh Gereja melalui umat Kristen bagi kegiatan manusiawi
BAGIAN II : BEBERAPA MASALAH YANG AMAT MENDESAK
PENDAHULUAN
BAB I : MARTABAT PERKAWINAN DALAM KELUARGA
47. Perkawinan dan keluarga dalam dunia jaman sekarang
48. Kesucian perkawinan dalam keluarga
51. Penyelarasan cinta kasih suami-istri dengan sikap hormat terhadap hidup manusiawi
52. Pengembangan perkawinan dan keluarga merupakan tugas semua orang
BAB II: PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN
Pendahuluan
Art I - Situasi kebudayaan pada jaman sekarang
Art II - Berbagai kaidah untuk dengan tepat mengembangkan kebudayaan
58. Hubungan antara Warta Gembira tentang Kristus dan kebudayaan manusia
59. Mewujudkan keserasian berbagai nilai dalam pola-pola kebudayaan
Art III - Beberapa tugas umat kristen yang cukup mendesak tentang kebudayaan
BAB III: KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
63. Beberapa segi kehidupan ekonomi
Art I - Perkembangan ekonomi
64. Perkembangan ekonomi melayani manusia
65. Kemajuan ekonomi dikendalikan oleh manusia
66. Perbedaan-perbedaan besar dibidang sosial ekonomi perlu disingkirkan
Art II - Beberapa prinsip yang mengatur seluruh kehidupan sosial ekonomi
BAB IV: HIDUP BERNEGARA
BAB V: USAHA DEMI PERDAIAN DAN PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN BANGSA-BANGSA
Pendahuluan
Art I - Menghindari perang
79. Keganasan perang harus dikendalikan
82. Larangan mutlak terhadap perang, dan kegiatan internasional untuk mencegah perang
Art II - Pembangunan masyarakat internasional
83. Sebab-musabab perpecahan dan cara mengatasinya
84. Persekutuan bangsa-bangsa dan lembaga-lembaga internasional
85. Kerja sama internasional dibidang ekonomi
86. Beberapa pedoman yang sesuai untuk jaman sekarang
87. Kerja sama internasional sehubungan dengan pertambahan penduduk
88. Peranan umat kristen dalam pemberian bantuan
89. Kehadiran Gereja yang efektif dalam masyarakat internasional
90. Peranan orang-orang kristen dalam lembaga-lembaga internasional
PENUTUP
DEKRIT
1. Dekrit AD GENTES – tentang Kegiatan Misioner Gereja
BAB SATU - AZAS-AZAS AJARAN
BAB DUA
KARYA MISIONER SENDIRI
ARTIKEL SATU - KESAKSIAN KRISTIANI
ARTIKEL DUA - PEWARTAAN INJIL DAN PENGHIMPUNAN UMAT ALLAH
ARTIKEL TIGA - PEMBINAAN JEMAAT KRISTIANI
BAB TIGA - GEREJA-GEREJA KHUSUS
19. Kemajuan Gereja-Gereja muda
20. Kegiatan misioner Gereja-Gereja khusus
BAB EMPAT - PARA MISIONARIS
BAB LIMA - PENGATURAN KEGIATAN MISIONER
30. Oraganisasi setempat di daerah Misi
31. Koordinasi pada tingkat Regio
32. Organisasi kegiatan Lembaga-Lembaga
BAB ENAM - KERJA SAMA
2. Dekrit PRESBYTERORUM ORDINIS – tentang Pelayanan dan Kehidupan para Imam
BAB I : IMAMAT DALAM PERUTUSAN GEREJA
BAB II : PELAYANAN PARA IMAM
I. Fungsi para imam
II. Hubungan para imam dengan sesama
III. Penyebaran para imam dan panggilan-panggilan imam
BAB III : KEHIDUPAN PARA IMAM
I. Panggilan para imam untuk kesempurnaan
12. Panggilan para imam untuk kesucian
13. Pelaksanaan ketiga fungsi imamat menuntut dan sekaligus mendukung kesucian
II. Tuntutan-tuntutan rohani yang khas dalam kehidupan imam
15. Kerendahan hati dan ketaatan
16. Selibat : diterima dan dihargai sebagai kurnia
17. Sikap terhadap dunia dan harta duniawi. Kemiskinan sukarela
III. Upaya-upaya yang mendukung kehidupan para imam
3. Dekrit APOSTOLICAM ACTUOSITATEM – tentang Kerasulan Awam
BAB I : PANGGILAN KAUM AWAM UNTUK MERASUL
BAB II : TUJUAN-TUJUAN YANG HARUS DICAPAI
6. Kerasulan dimaksudkan untuk mewartakan Injil dan menyucikan umat manusia
BAB III : PELBAGAI BIDANG KERASULAN
BAB IV : BERBAGAI CARA MERASUL
16. Pentingnya aneka bentuk kerasulan perorangan
17. Kerasulan awam dalam situasi-situasi tertentu
18. Pentingnya kerasulan yang terpadu
19. Aneka bentuk kerasulan terpadu
BAB V : TATA-TERTIB YANG HARUS DIINDAHKAN
24. Hubungan-hubungan dengan hirarki
25. Bantuan para imam bagi kerasulan awam
BAB VI : PEMBINAAN UNTUK MERASUL
4. Dekrit OPTATAM TOTIUS – tentang Pembinaan Imam
I. Penyusunan metode pembinaan imam disetiap negara
II. Pengembangan panggilan imam secara lebih intensif
III. Tata-laksana Seminari-seminari Tinggi
4. Seluruh pembinaan harus berhubungan erat dengan tujuan pastoral
5. Para pembimbing seminari hendaknya dipilih dengan saksama dan dibina secara efektif
6. Penyaringan dan pengujian para seminaris
7. Seminari hendaknya diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan para seminaris
IV. Pembinaan rohani yang lebih intensif
8. Belajar hidup dalam persekutuan dengan Allah Tritunggal
9. Belajar membaktikan diri dalam Gereja
10. Belajar menghayati selibat imam
11. Menuju kedewasaan kepribadian
12. Waktu untuk pembinaan rohani yang lebih intensif; masa pembinaan pastoral
V. Peninjauan kembali studi gerejawi
13. Studi persiapan untuk studi gerejawi
14. Studi gerejawi hendaknya lebih diserasikan
15. Peninjauan kembali studi filsafat
VI. Pembinaan pastoral
5. Dekrit PERFECTAE CARITATIS – tentang Pembaruan dan Penyesuaian Hidup Religius
2. Asas-asas umum untuk mengadakan pembaharuan yang sesuai
3. Norma-norma praktis pembaharuan yang disesuaikan
4. Mereka yang harus melaksanakan pembaharuan
5. Unsur-unsur yang umum pada pelbagai bentuk hidup religius
6. Hidup rohani harus diutamakan
7. Tarekat-tarekat yang seutuhnya terarah kepada kontemplasi
8. Tarekat-tarekat yang bertujuan kerasulan
9. Kelestarian hidup monastik konventual
16. Pingitan/klausura para rubiah
19. Pendirian tarekat-tarekat baru
20. Bagaimana melestarikan, menyesuaiakan atau meninggalkan karya khusus tarekat
21. Tarekat-tarekat dan biara-biara yang mengalami kemerosotan
22. Perserikatan antara tarekat-tarekat religius
6. Dekrit CHRISTUS DOMINUS – tentang Tugas Pastoral para Uskup dalam Gereja
BAB I : PARA USKUP DAN GEREJA SEMESTA
I. Peranan para Uskup terhadap Gereja semesta
4. Pelaksanaan kekuasaan oleh Dewan para Uskup
5. Majelis atau sinode para Uskup
II. Para Uskup dan Takhta suci
BAB II : PARA USKUP DAN GEREJA-GEREJA KHUSUS ATAU KEUSKUPAN-KEUSKUPAN
I. Para Uskup diosesan
11. Faham “diosis” atau keuskupan, dan peranan para Uskup dalam keuskupan mereka
13. Cara menyajikan ajaran Kristen
15. Tugas para Uskup untuk menguduskan
17. Bentuk-bentuk khusus kerasulan
18. Keprihatinan khusus terhadap kelompok-kelompok umat tertentu
19. Kebebasan para Uskup, hubungan mereka dengan Pemerintah
II. Penentuan batas-batas keuskupan
III. Para rekan sekerja Uskup diosesan dalam reksa pastoral
1. Para Uskup Koajutor dan Auksilier
2. Kuria dan Panitia-Panitia Keuskupan
3. Klerus Diosesan
29. Para imam yang menjalankan karya antar paroki
31. Penunjukan, pemindahan, pemberhentian dan pengunduran diri pastor paroki
4. Para Religius
BAB III : KERJASAMA PARA USKUP DEMI KESEJAHTERAAN UMUM BERBAGAI GEREJA
I. Sinode, Konsili, dan Khususnya Konferensi Uskup
II. Penentuan batas-batas Provinsi-Provinsi gerejawi dan penetapan kawasan-kawasan gerejawi
39. Prinsip untuki meninjau kembali batas-batas yang telah ditetapkan
III. Para Uskup yang menjalankan tugas antar keuskupan
7. Dekrit UNITATIS REDINTEGRATIO – tentang Ekumenisme
BAB SATU - PRINSIP-PRINSIP KATOLIK UNTUK EKUMENISME
BAB DUA - PELAKSANAAN EKUMENISME
5. Ekumenisme : tanggung jawab segenap umat beriman
9. Saling mengenal sebagai saudara
BAB TIGA - GEREJA-GEREJA DAN JEMAAT-JEMAAT GEREJAWI YANG TERPISAH DARI TAKHTA APOSTOLIK DI ROMA
I. TINJAUAN KHUSUS TENTANG GEREJA-GEREJA TIMUR
14. Semangat dan sejarah Gereja-Gereja Timur
15. Tradisi Liturgi dan hidup rohani dalam Gereja-Gereja Timur
16. Tata-tertib khas Gereja-Gereja Timur
17. Ciri khas Gereja-gereja Timur berkenaan dengan soal-soal ajaran
II. GEREJA-GEREJA DAN JEMAAT-JEMAAT GEREJAWI
YANG TEPISAH DI DUNIA BARAT
8. Dekrit ORIENTALIUM ECCLESIARUM – tentang Gereja-gereja Timur Katolik
GEREJA-GEREJA KHUSUS ATAU RITUS-RITUS
2. Kemacam-ragaman dalam persekutuan Gereja katolik
MELESTARIKAN PUSAKA ROHANI GEREJA-GEREJA TIMUR
PARA PATRIARK TIMUR
TATA-LAKSANA SAKRAMEN-SAKRAMEN
12. Konsili mengukuhkan tata-laksana Sakramen-Sakramen
14. Penerimaan Sakramen Krisma
LITURGI
PERGAULAN DENGAN PARA ANGGOTA GEREJA-GEREJA YANG TERPISAH
9. Dekrit INTER MIRIFICA – tentang Upaya-upaya Komunikasi Sosial
7. Pemberitaan kejahatan moral
9. Kewajiban-kewajiban para pemakai media komunikasi sosial
10. Kewajiban-kewajiban kaum muda dan para orang tua
DEKLARASI/PERNYATAAN
1. Pernyataan GRAVISSIMUM EDUCATIONIS – tentang Pendidikan Kristen
2. Pernyataan NOSTRA AETATE – tentang Hubungan Gereja dengan Agama-agama Bukan Kristiani
3. Pernyataan DIGNITATIS HUMANAE – tentang Kebebasan Beragama
PENDAHULUAN : Martabat Pribadi Manusia
I. AJARAN UMUM TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA
2. Objek dan dasar kebebebasan beragama
3. Kebebasan beragama dan hubungan manusia dengan Allah
4. Kebebasan jemaat-jemaat keagamaan
5. Kebebasan beragama dan keluarga
6. Tanggung jawab atas kebebasan beragama