Jumat, 13 September 2013
Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Pujangga Gereja
Antifon Pembuka (Dan 12:3)
Orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bacaan I
Bacaan diambil dari Surat Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 1:1-2.12-14)
"Ia yang menganggap aku setia mempercayakan pelayanan ini kepadaku."
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku - aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Antifon Pembuka (Dan 12:3)
Orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Bacaan I
Bacaan diambil dari Surat Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 1:1-2.12-14)
"Ia yang menganggap aku setia mempercayakan pelayanan ini kepadaku."
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku - aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan (Mazmur16:1-2, 5, 7, 8, 11
Reff: Bahagia orang saleh
Ayat:
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (Luk 6:39-42)
Mazmur Tanggapan (Mazmur16:1-2, 5, 7, 8, 11
Reff: Bahagia orang saleh
Ayat:
- Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!"
- Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
- Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
- Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (Luk 6:39-42)
"Hai orang
munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat
dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan kita.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan
Sebuah sinetron televisi menampilkan tokoh agama bernama Haji Sulam yang terus-menerus menjengkelkan keluarga dan para tetangga melalui kebiasaan mencari kekurangan orang lain, berbuat tidak jujur,serta menyebarkan berita tak benar. Hidupnya menjadi sempit, penuh gelisah, membosankan, dan tidak bahagia.
Gelar-gelar keagamaan dan banyaknya aktivitas rohani yang dimiliki seseorang tidak menjamin lahirnya kredibilitas pelayanan. Pemimpin seperti ini oleh Yesus diungkapkan sebagai ‘orang buta menuntun orang buta’. Hari ini Gereja mengenang dan merayakan St Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja pada abad ke-4. Yohanes membaktikan kepandaian dalam retorika dan ilmu-ilmu suci untuk menggerakkan pembaharuan hidup moral yang sangat merosot pada zamannya, melalui khotbah yang menarik dan mendalam. Ia disukai dan menjadi populer di kalangan umat, namun sekaligus dibenci dan dikucilkan para pembesar yang merasa tersinggung oleh pesan-pesan khotbahnya. Ia mengalami banyak penderitaan dalam pengasingan dan meninggal sebagai saksi Kristus. Gereja sungguh mengakui kesalehannya, “Krisostomus” berarti “Si Mulut Emas”. Apakah pelayanan-pelayananku didukung kredibilitas hidupku?
Mengenal Santo Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
Yohanes lahir di Antiokia, Syria antara tahun 344 dan 354 dari sebuah keluarga bangsawan. Ayahnya Secundus, seorang bangsawan di Antiokia dan komandan pasukan berkuda kerajaan. Ibunya, Anthusa, seorang ibu yang baik. Yohanes dididiknya dalam tata cara hidup yang sesuai dengan kebangsawanan mereka.
Ketika berusia 20 tahun, Yohanes belajar retorika (ilmu pidato) di bawah bimbingan Libanius, seorang ahli pidato yang terkenal pada masa itu. Libanius bangga akan kepintaran dan kefasihan Yohanes. Sekitar umur 20-an tahun, Yohanes baru dipermandikan menjadi Kristen. Kemudian bersama beberapa orang temannya, ia mendalami cara hidup membiara dan belajar teologi di bawah bimbingan Diodorus dari Tarsus, seorang pemimpin Sekolah Teologi Antiokia. Setelah itu, selama 6 tahun ia hidup menyendiri sebagai rahib di pegunungan Antiokia. Sekembalinya ke kota, Yohanes ditahbiskan menjadi diakon oleh Uskup Meletius dan pada tahun 386 ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Flavian I dari Antiokia. Ia ditugaskan mewartakan Injil di Antiokia. Keahliannya berpidato dimanfaatkannya dengan baik untuk menyampaikan ajaran Tuhan kepada umatnya. Kotbahnya menarik dan mendalam. Ia menguraikan makna Kitab Suci dengan menerangkan arti setiap teks Kitab Suci bagi kehidupan. Semenjak itu, Yohanes menjadi seorang imam yang populer di kalangan umat.
Sepeninggal Nectarius, Patriark Konstantinopel, pada tahun 397 Yohanes dipilih sebagai Uskup Konstantinopel. Pada masa itu, hidup susila penduduk kota sangat merosot. Hal ini mendesak dia untuk melancarkan pembaharuan hidup moral di seluruh kota dan di kalangan rohaniwan-rohaniwan. Kepandaiannya berpidato dimanfaatkannya untuk melancarkan pembaharuan itu. Kotbahnya sungguh tepat dan mengena, tegas dan terus-terang. Sabda Tuhan diterapkannya secara tepat sesuai situasi kehidupan susila umat. Oleh karena itu, ia dibenci oleh pembesar-pembesar kota dan uskup lainnya. Program pembaharuannya ditantang keras. Dalam suatu sinode di Oak, sebuah desa di Kalsedon, ia dikucilkan oleh uskup-uskup lainnya. Tetapi tak lama kemudian ia dipanggil kembali karena reaksi keras dari seluruh umat yang sayang kepadanya. Pada tanggal 9 Juni 404, sekali lagi ia diasingkan karena kritikannya yang pedas terhadap Kaisar (wanita) Eudoxia dan pembantu-pembantunya. Banyak penderitaan yang dia alami dalam pengasingan itu. Di sana ia meninggal dalam kesengsaraan sebagai saksi Kristus.
Yohanes dikenal sebagai seorang uskup yang saleh. Kotbah dan tulisan-tulisannya sangat berbobot dan menjadi saksi akan kefasihannya dalam berbicara. Oleh karena itu, ia dijuluki "Krisostomus" yang artinya "Si Mulut Emas." Dalam kotbah dan tulisan-tulisannya dapat terbaca keprihatinan utama Krisostomus pada masalah keadilan dan penerapan ajaran Kitab Suci, baik oleh umat maupun oleh rohaniwan-rohaniwan.
Renungan
Sebuah sinetron televisi menampilkan tokoh agama bernama Haji Sulam yang terus-menerus menjengkelkan keluarga dan para tetangga melalui kebiasaan mencari kekurangan orang lain, berbuat tidak jujur,serta menyebarkan berita tak benar. Hidupnya menjadi sempit, penuh gelisah, membosankan, dan tidak bahagia.
Gelar-gelar keagamaan dan banyaknya aktivitas rohani yang dimiliki seseorang tidak menjamin lahirnya kredibilitas pelayanan. Pemimpin seperti ini oleh Yesus diungkapkan sebagai ‘orang buta menuntun orang buta’. Hari ini Gereja mengenang dan merayakan St Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja pada abad ke-4. Yohanes membaktikan kepandaian dalam retorika dan ilmu-ilmu suci untuk menggerakkan pembaharuan hidup moral yang sangat merosot pada zamannya, melalui khotbah yang menarik dan mendalam. Ia disukai dan menjadi populer di kalangan umat, namun sekaligus dibenci dan dikucilkan para pembesar yang merasa tersinggung oleh pesan-pesan khotbahnya. Ia mengalami banyak penderitaan dalam pengasingan dan meninggal sebagai saksi Kristus. Gereja sungguh mengakui kesalehannya, “Krisostomus” berarti “Si Mulut Emas”. Apakah pelayanan-pelayananku didukung kredibilitas hidupku?
Monica Maria Meifung (sumber: http://www.hidupkatolik.com)
Mengenal Santo Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
Yohanes lahir di Antiokia, Syria antara tahun 344 dan 354 dari sebuah keluarga bangsawan. Ayahnya Secundus, seorang bangsawan di Antiokia dan komandan pasukan berkuda kerajaan. Ibunya, Anthusa, seorang ibu yang baik. Yohanes dididiknya dalam tata cara hidup yang sesuai dengan kebangsawanan mereka.
Ketika berusia 20 tahun, Yohanes belajar retorika (ilmu pidato) di bawah bimbingan Libanius, seorang ahli pidato yang terkenal pada masa itu. Libanius bangga akan kepintaran dan kefasihan Yohanes. Sekitar umur 20-an tahun, Yohanes baru dipermandikan menjadi Kristen. Kemudian bersama beberapa orang temannya, ia mendalami cara hidup membiara dan belajar teologi di bawah bimbingan Diodorus dari Tarsus, seorang pemimpin Sekolah Teologi Antiokia. Setelah itu, selama 6 tahun ia hidup menyendiri sebagai rahib di pegunungan Antiokia. Sekembalinya ke kota, Yohanes ditahbiskan menjadi diakon oleh Uskup Meletius dan pada tahun 386 ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Flavian I dari Antiokia. Ia ditugaskan mewartakan Injil di Antiokia. Keahliannya berpidato dimanfaatkannya dengan baik untuk menyampaikan ajaran Tuhan kepada umatnya. Kotbahnya menarik dan mendalam. Ia menguraikan makna Kitab Suci dengan menerangkan arti setiap teks Kitab Suci bagi kehidupan. Semenjak itu, Yohanes menjadi seorang imam yang populer di kalangan umat.
Sepeninggal Nectarius, Patriark Konstantinopel, pada tahun 397 Yohanes dipilih sebagai Uskup Konstantinopel. Pada masa itu, hidup susila penduduk kota sangat merosot. Hal ini mendesak dia untuk melancarkan pembaharuan hidup moral di seluruh kota dan di kalangan rohaniwan-rohaniwan. Kepandaiannya berpidato dimanfaatkannya untuk melancarkan pembaharuan itu. Kotbahnya sungguh tepat dan mengena, tegas dan terus-terang. Sabda Tuhan diterapkannya secara tepat sesuai situasi kehidupan susila umat. Oleh karena itu, ia dibenci oleh pembesar-pembesar kota dan uskup lainnya. Program pembaharuannya ditantang keras. Dalam suatu sinode di Oak, sebuah desa di Kalsedon, ia dikucilkan oleh uskup-uskup lainnya. Tetapi tak lama kemudian ia dipanggil kembali karena reaksi keras dari seluruh umat yang sayang kepadanya. Pada tanggal 9 Juni 404, sekali lagi ia diasingkan karena kritikannya yang pedas terhadap Kaisar (wanita) Eudoxia dan pembantu-pembantunya. Banyak penderitaan yang dia alami dalam pengasingan itu. Di sana ia meninggal dalam kesengsaraan sebagai saksi Kristus.
Yohanes dikenal sebagai seorang uskup yang saleh. Kotbah dan tulisan-tulisannya sangat berbobot dan menjadi saksi akan kefasihannya dalam berbicara. Oleh karena itu, ia dijuluki "Krisostomus" yang artinya "Si Mulut Emas." Dalam kotbah dan tulisan-tulisannya dapat terbaca keprihatinan utama Krisostomus pada masalah keadilan dan penerapan ajaran Kitab Suci, baik oleh umat maupun oleh rohaniwan-rohaniwan.
Post a Comment