Minggu, 25 Agustus 2013
Hari Minggu Biasa XXI/C
Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini. --- Katekismus Gereja Katolik, 1257
Antifon Pembuka (Mzm 86:1-3)
Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa, warta gembira-mu Kautujukan kepada semua orang dan semua orang hendak Kausatukan menjadi satu umat kesayangan-Mu. Kami mohon, patahkanlah ketegaran hati kami agar kami layak diterima sebagai umat pilihan-Mu dalam Kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan I
Bacaan dari Kitab Yesaya (66:18-21)
Bacaan dari Kitab Yesaya (66:18-21)
"Mereka akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa."
Beginilah firman Tuhan, “Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan. Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang serta melihat kemuliaan-Ku. Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka, dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput; mereka ini akan Kuutus kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud; mereka akan Kuutus ke Mesekh dan Rosy, ke Tubai dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh, yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku, dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa. Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari segala bangsa sebagai kurban untuk Tuhan; mereka akan membawanya di atas kuda dan kereta dan di atas usungan, di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku yang kudus, ke Yerusalem, sama seperti orang Israel membawa kurban dalam wadah yang tahir ke dalam rumah Tuhan. Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Reff: Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15)
- Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
- Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya!
Bacaan II
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:5-7.11-13)
"Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya."
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:5-7.11-13)
"Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya."
Saudara-saudara, janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak, “Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu sebagai anak. Di manakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Memang tiap-tiap hajaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun, kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Reff.: Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat (Yoh 14:6): Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)
"Orang akan datang dari Timur dan Barat dan mereka duduk makan di dalam Kerajaan Allah."
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar, dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata: Tuan, bukakan kami pintu! Tetapi Ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang’. Maka kamu akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi terakhir.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Siapa yang mau masuk melalui pintu yang sempit? Pasti kita akan mengatakan, “Kalau ada pintu yang lebar, mengapa harus lewat pintu yang sempit?” Atau siapa yang pintu rumahnya sempit sekali? Pasti setiap orang berusaha melewati atau membuat pintu yang cukup lebar, sehingga enak untuk dilewati. Lalu, mengapa Yesus menggunakan perumpamaan atau perbandingan pintu yang sempit saat ditanya tentang siapa yang diselamatkan? Bukankah Yesus seharusnya menggambarkan keselamatan sebagai pintu yang lebar, sehingga banyak orang yang bisa masuk dan diselamatkan?
Yesus ingin agar keselamatan yang kita peroleh merupakan hasil kerjasama antara Allah dan manusia. Allah menganugerahkan keselamatan dan manusia menanggapi keselamatan itu. Allah menginginkan agar manusia juga berusaha dan tidak hanya menerima keselamatan secara instan.
Mari kita sedikit menoleh ke belakang. Dulu ketika Adam dan Hawa diberi anugerah kebahagiaan di Taman Eden, mereka justru melanggar hingga akhirnya diusir keluar dari taman tersebut. Lalu, ketika Allah mengirim para nabi untuk menyelamatkan manusia, mereka justru mengusir dan bahkan ada yang dibunuh. Termasuk, ketika Allah mengirim Putra-Nya sendiri, yaitu Yesus, manusia justru membunuh dan menyalibkan-Nya. Bukankah selama ini Allah sudah mencoba berbuat baik dan berusaha menganugerahkan keselamatan secara gratis kepada manusia? Bukankah selama ini Allah sudah berusaha membukakan pintu keselamatan selebar-lebarnya bagi kita?
Para saudara terkasih, kalau Allah masih membukakan pintu keselamatan-Nya bagi kita, meski sempit, itu mau menunjukkan bahwa Allah masih berkenan kepada kita. Allah masih sudi mengampuni semua perbuatan jahat yang telah kita lakukan. Allah masih mencintai kita. Namun, kini Allah menuntut kesungguhan manusia untuk memperoleh keselamatan. Allah ingin manusia juga berjuang demi keselamatannya. Perjuangan untuk menuju keselamatan melalui pintu yang sempit.
Pintu yang sempit tidak mungkin bisa dilalui oleh orang gemuk, berbadan besar atau berbadan tinggi. Yang bisa melalui pintu yang sempit adalah mereka yang berbadan kecil. Apa artinya berbadan kecil bagi kita? Kalau selama ini kita masih sombong dengan kemampuan kita dan tidak mau mengandalkan Tuhan, atau selama ini masih banyak hal yang melekat dalam diri kita yang sulit kita tinggalkan, gambaran pintu yang sempit mau mengajak sekaligus menantang kita untuk “berbadan kecil” dengan berani menanggalkan dan meletakkan semua kesombongan dan kelekatan kita, sehingga mampu melewati pintu yang sempit.
Bisa jadi kita merasa bahwa tidak mungkin kita bisa melewati pintu yang sempit, tetapi semuanya mungkin bagi Allah. Tidak ada hal yang mustahil bagi-Nya. Manusia hanya perlu berusaha dan berjuang dengan sungguh-sungguh dan Allah akan menggenapi semuanya itu. Inilah kerjasama antara Allah dan manusia untuk keselamatan. Pernyataan-pernyataan Kitab Suci dan ajaran Gereja mengenai neraka merupakan peringatan kepada manusia, supaya mempergunakan kebebasannya secara bertanggung jawab dalam hubungannya dengan nasib abadinya. Semua itu juga merupakan himbauan yang mendesak supaya bertobat: "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya" (Mat 7:13-14).
"Karena kita tidak mengetahui hari maupun jamnya, atas anjuran Tuhan kita wajib berjaga terus-menerus, agar setelah mengakhiri perjalanan hidup kita di dunia hanya satu kali saja, kita bersama dengan-Nya memasuki pesta pernikahan, dan pantas digolongkan pada mereka yang diberkati, dan supaya janganlah kita seperti hamba yang jahat dan malas, diperintahkan enyah ke dalam api yang kekal, ke dalam kegelapan di luar, tempat 'ratapan dan kertakan gigi'" (LG 48). --- Katekismus Gereja Katolik, 1036
Petrus Harsa Trihapsara, O.Carm
Post a Comment