Kamis, 8 Agustus 2013
Peringatan Wajib St. Dominikus, Pengaku Iman
Tetaplah teguh dalam cinta kasih dan kerendahan hati, dan jangan tinggalkan kemiskinan! --- St. Dominikus
Antifon Pembuka (Mzm 132:9)
Semoga para imam-Mu berpakaian kesucian, dan umat-Mu bersorak kegirangan.
Doa Pagi
Allah Bapa yang arif bijaksana, Santo Dominikus dengan warta kebenaran dan pertobatannya telah menyelamatkan umat-Mu pada masa yang lalu. Kiranya ia kini tetap menolong Gereja-Mu dengan jasa dan doanya serta menjadi pelindung kami yang setia. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan I
Bacaan dari Kitab Bilangan (13:1-2.25;14:1.26-29.34-35)
"Musa mengangkat
tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka
keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum."
Kemudian sampailah orang Israel,
yakni segenap umat itu, ke padang gurun Zin, dalam bulan pertama, lalu
tinggallah bangsa itu di Kadesh. Matilah Miryam di situ dan dikuburkan di situ.
Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka
mengerumuni Musa dan Harun, dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya:
"Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di
hadapan TUHAN! Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya
kami dan ternak kami mati di situ? Mengapa kamu memimpin kami keluar dari
Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur,
tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minumpun tidak ada?" Maka
pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud.
Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah
tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul;
katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya;
demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi
minum umat itu serta ternaknya." Lalu Musa mengambil tongkat itu dari
hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. Ketika Musa dan Harun
telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada
mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus
mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Sesudah itu Musa mengangkat
tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka
keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa
dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati
kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan
membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel
bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka.
Demikianlah sabda TuhanU. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Reff. Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.13-14.21-22.23)
- Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
- Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
- Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
Reff. Alleluya
Ayat. (Luk 8:12b)
Akulah cahaya dunia! Barangsiapa ikut Aku, ia akan memiliki cahaya hidup.
Alleluya.
Bacaan injil
Bacaan injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
"Enyahlah Iblis. Engkau suatu
batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan
Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Setelah Yesus tiba di daerah
Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah
Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes
Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka:
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus:
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya:
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan
itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku
dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan
Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang
kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." Lalu Yesus melarang
murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias. Sejak
waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi
Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya
Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Maka
Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu
batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan
Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Demikianlah Injil TuhanU. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dominikus lahir
pada tahun 1170 di Calaruega, Spanyol. Orangtuanya, Don Felix de Guzman
dan Joana dari Aza dikenal sebagai bangsawan Kristen yang saleh dan
taat agama. Joana ibunya kemudian dinyatakan Gereja sebagai 'beata';
kakaknya, Mannes dan Antonio mencurahkan hidupnya bagi Tuhan dan Gereja
sebagai imam; dua orang keponakannya menjadi imam dalam ordo religius
yang didirikannya, Ordo Dominikan. Mannes dikemudian hari digelari
'beato' karena kesucian hidupnya dan pengabdiannya yang tulus kepada
Tuhan dan Gereja.
Masa kecil dan mudanya ditandai dengan kesucian dan semangat belajar
yang tinggi. Pendidikan awalnya ditangani langsung oleh pamannya yang
sudah menjadi imam. Dominikus kemudian melanjutkan studinya ke sekolah
Katedral Palencia. Pada umur 24 tahun ia masuk biara di Osma dan tak
lama kemudian ditabhiskan menjadi imam. Karier imamatnya dimulai di
Osma didukung oleh doa kontemplatif yang sungguh mendalam. Doa
kontemplatif ini yang melahirkan cinta yang tulus kepada umatnya.
Karya apostoliknya dimulai sejak tahun 1203 ketika
aliran bidaah Albigensianisme melancarkan serangan terhadap kebenaran
iman Gereja. Waktu itu, Dominikus bersama uskupnya, Diego d'Azevido
sedang dalam perjalanan ke Denmark untuk melaksanakan suatu misi
diplomatik bagi Raja Alfonso IX (1188-1230).
Albigensianisme, yang lahir pada awal abad ke-13 di kota Albi, Prancis
Selatan ini, merongrong ajaran iman yang benar. Aliran ini mengajarkan
bahwa segala yang jasmani itu jahat. Ajaran Gereja tentang Tritunggal
MahaKudus, peristiwa penjelmaan dan Penebusan umat manusia dalam
Pribadi Yesus Kristus diingkarinya; juga semua sakramen, ibadat dan apa
saja yang merupakan ungkapan iman Gereja ditolak. Karena sangat
fanatik, para penganut aliran sesat ini tanpa segan merusak
gereja-gereja dan biara, menghancurkan gambar-gambar kudus dan salib.
Segala hubungan antara Gereja dan Negara ditiadakan. Mereka sangat
terampil dalam menyebarkan ajarannya sehingga menarik begitu banyak
umat menjadi pengikut. Terdorong oleh desakan batin untuk memberantas
pengaruh jahat aliran sesat ini, Dominikus mendapat ilham untuk
mendirikan sebuah tarekat religius yang lebih memusatkan perhatian pada
soal Pewartaan Sabda. Ordo religius Dominikus ini kemudian lazim
dikenal dengan nama 'Ordo Praedicatorum' atau 'Ordo para Pengkhotbah'.
Pada pertengahan musim panas pada tahun 1206, seusai urusan diplomatik
di Denmark dan kunjungan ke Roma, Dominikus bersama Uskup Diego kembali
ke Spanyol. Di Montpellier, Prancis Selatan, mereka bertemu dengan
para pengkhotbah utusan Paus yang mulai putus asa dalam mengemban tugas
memberantas pengaruh ajaran aliran sesat Albigensianisme. Mereka
berniat meninggalkan hidup biaranya karena gagal dalam tugas
pewartaannya. Banyak faktor membuat mereka gagal: para bangsawan yang
merupakan orang kepercayaan masyarakat sudah mengikuti aliran sesat
itu; jumlah imam sangat sedikit dan tidak disiapkang dengan baik dalam
hal cara mewartakan Injil, padahal para pewarta ajaran sesat itu sangat
terampil dalam menyebarkan ajarannya; faktor kegagalan yang lain
datang dari kalangan Uskup Prancis Selatan itu sendiri. Mereka acuh tak
acuh terhadap bahaya yang menggoncang ajaran iman yang benar, dan
lebih getol dalam hal-hal duniawi.
Menghadapi keputusasaan para utusan Paus, Uskup Diego dan Dominikus
menasehati mereka untuk terus mewartakan Injil Kristus meskipun banyak
rintangannya. Mereka dinasehati agar meniru teladan para Rasul dalam
pewartaan Injil; memasuki pelosok-pelosok dengan berjalan kaki tanpa
membawa uang dan makanan, dan bergaul rapat dengan rakyat yang sudah
sesat. Diego dan Dominikus dengan setia menemani mereka dalam kegiatan
pewartaan itu. Hasil yang dicapai cukup lumayan, meskipun masih ada
juga kegagalan. Uskup Diego dan Dominikus serta Uskup Fulk dari
Tolouse, Prancis Utara terus mendampingi para pewarta dalam perjuangan
besar memberantas pengaruh jahat Albigensianisme.
Pada tahun 1214, Dominikus mendiskusikan bersama rekan-rekannya rencana mendirikan sebuah tarekat religius. Rencana ini didukung dan mulai dilaksanakan tahun berikutnya bersamaan dengan pemberian hadiah sebuah rumah besar oleh Petrus Seila dari Tolouse. Uskup Fulk memberi restunya.
Pandangan hidup yang dianut Ordo Dominikan, yang dikenal dengan nama
'Ordo Predicatorum' atau 'Ordo Pengkhotbah' ini merupakan sesuatu yang
belum dikenal pada masa itu. Dominikus menggabungkan corak hidup
kontemplatif dengan kehidupan aktif: mewartakan Injil di luar biara,
kerja tangan untuk memenuhi kebutuhan hidup, belajar dan lain-lain.
Misinya sungguh-sungguh merupakan sesuatu yang baru, karena pada masa
itu hal pewartaan adalah tugas khas pada Uskup. Dengan kekhasan ini,
Dominikus bermaksud memberikan Gereja suatu Ordo Religius Imam yang
berbobot dan handal.
Restu atas berdirinya Ordo Dominikan ini diperoleh ketika Dominikus
bersama Uskup Fulk mengikuti Konsili Lateran IV di Roma pada tahun
1215. Sri Paus Innocentius III (1198-1216) berjanji meneguhkan ordo itu
apabila Dominikus sudah memiliki suatu aturan hidup membiara yang
terbukti ampuh dan sebuah gereja sebagai tempat Misa Kudus dan upacara
lainnya. Kedua tuntutan Paus ini akhirnya terpenuhi. Dominikus bersama
rekan-rekannya sepakat memilih aturan hidup Santo Agustinus dan
menyusun konstitusi ordo mereka. Uskup Fulk mempercayakan gereja Santo
Romanus di Tolouse kepada Dominikus. Di samping gereja itu, Dominikus
mendirikan rumah biaranya yang pertama.
Kekhasan Ordo Dominikan ini diperkuat oleh suatu pengalaman mistik.
Ketika berdoa di Basilik Santo Petrus di Roma, Dominikus mengalami
penglihatan berikut: Santo Petrus dan Paulus mendatangi Dominikus.
Petrus menyerahkan kepadanya sebuah kunci, dan Paulus memberinya sebuah
buku. Kepadanya Petrus dan Paulus berkata: "Pergilah dan wartakanlah
Injil, karena engkau telah ditentukan Allah untuk misi pelayanan itu".
Kecuali itu, dalam penglihatan itu pun Dominikus menyaksikan para
imamnya mewartakan Injil ke seluruh dunia.
Di Prancis Selatan sendiri, karya pewartaan itu sulit sekali dilaksanakan karena kerusuhan politik dan militer. Karena itu, Dominikus memutuskan untuk mewartakan Injil di wilayah Eropa lainnya seperti Spanyol dan Paris sembil tetap menggalakkan pewartaan di Tolouse dan Prouille. Dari wilayah-wilayah itu, Dominikus mulai melancarkan misi universal ordonya ke berbagai daerah.
Untuk mempertegas
ciri khas ordonya, Dominikus mengundang imam-imamnya untuk membicarakan
berbagai hal penting seperti pendidikan para imam Dominikan, kegiatan
pewartaan, kepemimpinan ordo dan penghayatan kaul kemiskinan. Oleh
imam-imamnya, Dominikus sendiri diangkat sebagai pemimpin ordo pertama.
Ia pun diangkat sebagai pemimpin misi kePausan di Lombardia tatkala
umat di wilayah itu diresahkan oleh ajaran sesat. Bersama Kardinal
Egolino, Dominikus melancarkan perlawanan gencar terhadap berbagai
ajaran sesat. Pekerjaan di Lombardia sangat menguras tenaganya.
Dominikus meninggal dunia di Bologna pada tanggal 6 Agustus 1221
setelah menderita sakit keras. Kesucian Dominikus sungguh luar biasa.
Ia seorang pendoa yang merasakan benar makna kehadiran Allah. Tentang
dirinya, rekan-rekannya berkata: "Ia terus berbicara dengan Tuhan dan
tentang Tuhan; siang hari ia bekerja bagi sesamanya, dan malam hari ia
berkontak dengan Tuhan". Sebelum meninggal ia berpesan: "Tetaplah teguh
dalam cinta kasih dan kerendahan hati, dan jangan tinggalkan
kemiskinan!" Doa Persiapan Persembahan
Allah Bapa yang maharahim, berkat permohonan Santo Dominikus sudilah kiranya menaruh belas kasih kepada kami dan kabulkanlah doa kami. Demi kekuatan kurban Kristus yang kami rayakan bersama, teguhkanlah kiranya para pejuang iman dengan bantuan rahmat-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Antifon Komuni (Mat 16:24)
Barangsiapa ingin menjadi murid-Ku, hendaknya ia menyangkal diri, memanggul salibnya dan mengikuti Aku.
Doa Malam
Allah Bapa, pelindung dan pengharapan umat-Mu, kami sudah menyambut sakramen suci pada peringatan Santo Dominikus, imam-mu. semoga umat-Mu selalu menerima kekuatan baru dari sakramen ini dalam pengabdian yang utuh kepada-Mu. kiranya Gereja-Mu selalu mengalami bantuan doanya sebagaimana Santo Dominikus dulu telah membantu menghidupkannya dalam pewartaan sabda-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Post a Comment