How on Earth did Jesus become a God ?
How on Earth did Jesus become a God ?
Satu pertanyaan provokatif yang mencoba mencari tahu bagaimana awal mula orang berdevosi pada Jesus sebagai Lord (: Tuhan).
Selama ini banyak ahli (Wilhelm Bousset, Dunn dan Casey), terutama Bousset berpendapat bahwa ide keilahian Yesus bersifat evolutif, artinya berkembang di komunitas diaspora luar Israel seperti Antiokia, serta dipengaruhi lingkungan pemikiran filosofis Yunani-romawi. Sebutan Kyrios, Crystos muncul dari pengaruh dan model agama pagan sekitar Syria yang memuja demigods (seperti dewa) dan mendewakan pahlawan (divined heroes).
Maurice Casey berpendapat kalau bukti pertama keilahian Yesus itu ada pada injil Yohanes dengan prolognya! Injil ini ditulis sekitar tahun 80 M. 50 tahun setelah kristianitas tersebar di berbagai daerah diaspora dan dipengaruh oleh pemikiran politheisme.
Hutado, profesor perjanjian baru dari Edinburgh, menyanggah pendapat di atas. Dalam researchnya lebih dari 20 tahun, dia menyatakan bahwa ide tentang keilahian Yesus tidak bersifat evolutif, namun tiba-tiba seperti volcano eruption! Tulisan kisah pemujaan Yesus sebagai divine lord sudah muncul awal sekali pada komunitas murid di lingkungan Yahudi, bukan diaspora. Dalam pemujaan pada Yesus, ada berbagai istilah yang dengan jelas memujaNya: memanggil nama Yesus untuk pengusiran setan, doa pada Allah lewat dan dalam Yesus, perjamuan makan bersama dalam nama Yesus dan panggilan nama Yesus dalam baptisan. Ritus-ritus ini menjadi embrio bagi sebuah mutasi kristianitas dari Yahudi.
Dua tulisan awal soal keilahian Yesus adalah dari Galatia 1:15, Paulus menyebut Yesus sebagai 'God's unique son', serta 1 Cor 16:22, Marana tha "O lord, come". "Marana tha" adalah istilah dalam bahasa Aram. Kenapa Paulus tidak membahasakan ulang kata itu dalam bahasa Yunani? Padahal 1 Korintus ditulis untuk umat yang hidup dalam budaya helenis. Pengandaiannya, istilah Marana tha sudah umum dipakai dan orang tahu apa maksudnya! Berarti kultis itu sudah ada lama, jauh sebelum paul menulis surat ke Korintus sekitar tahun 50-an.
Penyembahan pada diri Yesus menjadi sangat khas dan unik karena tidak ada padanannya dalam tradisi Yahudi. "None of the principal agent figure in the relevant Jewish texts functions in the way that Jesus does in the devotional practice of earliest Christian." Tradisi Yahudi punya istilah perantara bagi Allah seperti "Wisdom, Logos, para nabi dan malaikat", tapi semua itu tak bisa dipadankan dengan pribadi Yesus sebagai pengantara.
Hutado mengistilahkan Binitarian Monotheism bagi peran khas Yesus sebagai pengantara. Binitarian berusaha menghindari pemahaman bahwa Yesus adalah Allah kedua setelah GOD. Gereja awal sungguh-sungguh menghayati monoteisme sebagaimana ada dalam 1 Cor 8:5-6: Hanya ada satu Tuhan sebagai pencipta dan kepada siapa kita percaya serta satu Lord yang lewat dan dalam dia segala diciptakan. Ada ketegasan pemisahan antara peran Yesus yang subordinat dari ALLAH sebagai pencipta, serta peran Nya sebagai perantara ciptaan dan penebusan.
Catatan :
Saya sendiri pernah kesulitan bagiamana memahami dogma trinitas dan menjelaskannya pada umat dalam kotbah. Namun ketka kita kembali ke KS dan menelusurinya, saya jadi lebih bisa mengerti, sejarah awalnya bagaimana.
Semoga berguna untuk anda semua
Ant. Galih Arga
Weston Jesuit School of Theology
3 Phillips Place, Cambrigde
Boston, USA
__________________________________________________
Post a Comment