Pengakuan Iman Katolik - Seksi 2
SEKSI II
PENGAKUAN IMAN KRISTEN
CREDO
Pengakuan iman apostolik
|
Pengakuan iman
Nisea-Konstantinopel
|
Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa,
|
Kami percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa,
|
Pencipta langit dan bumi
|
pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan.
|
Dan akan Yesus Kristus, Putera-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
|
Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal. Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad.
Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah benar. Ia
dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat
dengan Bapa segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. Ia turun dari surga untuk kita
manusia, dan untuk keselamatan kita.
|
yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria;
|
Dan Ia menjadi daging oleh Roh Kudus dari Perawan Maria:
|
yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus,
|
dan menjadi manusia. Ia pun disalibkan untuk kita. Waktu Pontius Pilatus
Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan.
|
disalibkan, wafat dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian,
|
|
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati; yang naik ke surga,
|
Pada hari ketiga Ia bangkit, menurut Kitab Suci.
|
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa; dari situ Ia akan
|
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa. Ia akan kembali dengan mulia,
|
datang mengadili orang hidup dan mati.
|
mengadili orang yang hidup dan yang mati; Kerajaan-Nya takkan berakhir.
|
Aku percaya akan Roh Kudus,
|
Kami percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan;
|
Ia berasal dari Bapa dan Putera. Yang serta Bapa dan Putera
|
|
disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
|
|
Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa,
|
Kami percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.
|
Kami mengakui satu Pembaptisan akan penghapusan dosa.
|
|
kebangkitan badan, kehidupan kekal.
|
Kami menantikan kebangkitan orang mati. Dan hidup di akhirat.
|
Amin.
|
Amin.
|
SIMBOLA IMAN
185 Yang berkata: "Aku percaya", berkata:
"Saya setuju dengan apa, yang kita percaya". Persekutuan dalam iman
membutuhkan bahasa iman yang sama, yang mengikat semua dan yang mempersatukan
dalam pengakuan iman yang sama.
186 Sejak awal, Gereja apostolik sudah mengungkapkan dan
meneruskan imannya dalam rumus-rumus yang singkat dan baku untuk semua. Tetapi
dengan segera Gereja juga hendak memasukkan inti sari dari imannya dalam
ringkasan yang organis dan tersusun, yang dimaksudkan terutama untuk calon
Pembaptisan:
"Bukan kesewenang-wenangan manusiawi telah menyusun
ringkasan iman ini, melainkan ajaran-ajaran terpenting dari seluruh Kitab Suci
dihimpun di dalamnya, menjadi ajaran iman yang satu-satunya. Bagaikan biji
sesawi membawa banyak cabang dalam sebuah biji kecil, demikianlah ringkasan
iman ini mencakup dalam kata-kata yang sedikit semua pengetahuan dari
Perjanjian Lama dan Baru" (Sirilus d. Yerusalem, catech. ill. 5,12).
187 Ringkasan-ringkasan iman ini dinamakan
"pengakuan iman" karena mereka meringkaskan iman yang diakui umat
Kristen. Orang menamakannya juga "Credo", karena dalam bahasa Latin
mereka biasanya mulai dengan kata "Credo" [Aku percaya]. Nama lain
ialah "Simbola iman".
188 Kata Yunani "sumbolon" menggambarkan
separuh dari sebuah benda yang utuh yang dipecahkan menjadi dua (umpamanya
segel), yang dipakai sebagai tanda pengenal. Kedua bagian itu dihubungkan untuk
memeriksa identitas pemakai. Jadi, "simbolon iman" adalah tanda
pengenal dan tanda persekutuan untuk orang beriman. "Simbolon" lalu
berarti juga himpunan, ringkasan, ikhtisar. Dalam "simbolon iman"
diringkaskan kebenaran-kebenaran iman yang pokok. Karena itu, ia dipakai
sebagai pegangan pertama, sebagai teks pokok katekese.
189 Pengakuan iman untuk pertama kalinya diucapkan pada
kesempatan Pembaptisan. Pada tempat pertama ia merupakan pengakuan Pembaptisan.
Karena Pembaptisan dilaksanakan dalam "nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus" (Mat 28:19), maka kebenaran-kebenaran iman yang diakui waktu
Pembaptisan disusun sesuai dengan hubungannya dengan tiga Pribadi Tritunggal
Mahakudus.
190 Dengan demikian, simbolon mempunyai tiga bagian
pokok: "Dalam bagian pertama dibicarakan tentang Pribadi pertama dalam
Allah dan tentang karya penciptaan yang mengagumkan; dalam bagian kedua tentang
Pribadi kedua dan tentang rahasia penebusan manusia; dalam bagian ketiga
tentang Pribadi ketiga, pangkal dan sumber pengudusan kita" (Catech. R.
1,1,4). Itulah "ketiga bagian pokok dari meterai [Pembaptisan] kita"
(Ireneus, dem. 100).
191 Tiga bagian ini berbeda satu dengan yang lain, tetapi
saling berhubungan. "Kita menamakan mereka sesuai dengan perumpamaan yang
sering dipakai oleh para bapa articuli [anggota]. Sebagaimana orang membedakan
anggota-anggota sebuah badan menurut bagian-bagiannya, demikian juga kita
menamakan dalam pengakuan iman kita ini setiap bagian khusus, yang disampaikan
kepada kita untuk diimani, sebagai articulus" (Catech. R. 1,1,4). Sesuai
dengan tradisi lama yang sudah disaksikan oleh santo Ambrosius, orang biasanya
menghitung dua belas artikel Credo supaya jumlah para Rasul itu melambangkan
seluruh iman apostolik.
192 Sesuai dengan kebutuhan aneka ragam zaman timbullah
dalam peredaran zaman banyak pengakuan atau simbola iman. Simbola beberapa
Gereja apostolik tua, "Quicumque" yang disebut simbolon Atanasian,
pengakuan iman dari konsili dan sinode tertentu atau Paus tertentu, umpamanya
"Fides Damasi" dan "Credo Umat Allah" (SFP) dari Paus
Paulus VI 1968.
193 Tidak satu pun pengakuan dari berbagai zaman dalam
kehidupan Gereja dapat dipandang sebagai kedaluwarsa atau tidak bernilai.
Semuanya mencakup iman segala zaman secara singkat dan membantu kita sekarang
untuk menangkapnya dan mengertinya dengan lebih dalam.
Dua pengakuan mendapat tempat yang sangat khusus dalam kehidupan Gereja:
194 Syahadat apostolik, yang dinamakan demikian karena
dengan alasan kuat ia dipandang sebagai rangkuman setia dari iman para Rasul.
Itulah pengakuan Pembaptisan lama dalam Gereja Roma. Karena itu ia mempunyai
otoritas tinggi: "Itulah simbolum yang dijaga Gereja Roma, di mana Petrus,
yang pertama di antara para Rasul, mempunyai takhtanya dan ke mana ia membawa
ajaran iman para Rasul itu" (Ambrosius, symb. 7).
195 Juga apa yang dinamakan Syahadat Nisea-Konstantinopel
mempunyai otoritas besar karena ia dihasilkan oleh kedua konsili ekumenis yang
pertama (325 dan 381) dan sampai hari ini masih merupakan milik bersama semua
Gereja besar di Timur dan di Barat.
196 Penjelasan kita mengenai iman akan mengikuti
pengakuan iman apostolik, yang boleh dikatakan merupakan "Katekismus
Romawi tertua". Namun penjelasan itu akan dilengkapi dengan selalu
menunjuk kepada pengakuan iman Nisea-Konstantinopel yang sering lebih rinci dan
lebih dalam.
197 Marilah menjadikan pengakuan iman yang menghidupkan
itu, milik kita seperti pada hari Pembaptisan kita, ketika seluruh kehidupan
kita dipercayakan kepada "pengajaran benar" (Rm 6:17). Mendoakan
syahadat dengan iman berarti bertemu dengan Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus;
tetapi juga berarti dihubungkan dengan Gereja universal yang meneruskan iman
kepada kita dan yang di dalam persekutuannya kita beriman.
"Simbolum ini adalah meterai rohani, renungan hati
kita dan penjaga yang selalu hadir; dengan sesungguhnya ia adalah pusaka jiwa
kita" (Ambrosius, sym.1).
BAB I
AKU PERCAYA
AKAN ALLAH BAPA
198 Pengakuan iman kita mulai dengan Allah, karma Allah
adalah "Yang Pertama" dan "Yang Terakhir" (Yes 44:6), Awal
dan Akhir segala sesuatu. Syahadat mulai dengan Allah Bapa, karena Bapa adalah
Pribadi pertama Tritunggal Mahakudus; ia mulai dengan penciptaan langit dan
bumi karena penciptaan adalah awal dan dasar segala karya Allah.
ARTIKEL 1 AKU PERCAYA
AKAN ALLAH, BAPA YANG MAHAKUASA, PENCIPTA LANGIT DAN BUMI
Pasal 1 “Aku
Percaya Akan Allah”
199 "Aku percaya akan Allah", pernyataan
pertama dari pengakuan iman ini juga yang paling mendasar. Seluruh pengakuan
berbicara tentang Allah, dan kalaupun ia berbicara juga tentang manusia dan
tentang dunia, maka itu dilakukan dalam hubungan dengan Allah. Artikel-artikel
Kredo semuanya bergantung dari yang pertama, sama seperti perintah-perintah
dekalog selanjutnya mengembangkan perintah yang pertama. Artikel-artikel
berikutnya membuat kita mengenal Allah lebih baik, seperti Ia mewahyukan Diri
kepada manusia, langkah demi langkah. "Sepantasnya umat beriman lebih
dahulu mengakui bahwa mereka percaya akan Allah" (Catech. R.1,2,6).
I. "Kami Percaya akan Satu Allah"
200 Kredo Nisea-Konstantinopel mulai dengan kata-kata
ini. Pengakuan akan keesaan Allah, yang berakar dalam wahyu ilahi Perjanjian
Lama, tidak dapat dipisahkan dari pengakuan tentang adanya Allah dan dengan
demikian sangat mendasar. Allah adalah Esa; ada hanya satu Allah. "Kepercayaan
Kristen memegang teguh dan mengakui ... bahwa Allah adalah Esa menurut kodrat,
substansi, dan hakikat" (Catech.R. 1,2,2).
201 Tuhan sebagai Yang Esa mewahyukan Dia kepada Israel,
bangsa yang dipilih-Nya: "Dengarlah, hai orang Israel. Tuhan itu Allah
kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu" (Ul 6:4-5). Dengan
perantaraan para nabi, Allah mengajak Israel dan semua bangsa supaya berpaling
kepada-Nya, Allah yang satu-satunya: "Berpalinglah kepada-Ku, dan
biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi. Sebab Akulah Allah dan
tidak ada yang lain ... semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku, dan akan
bersumpah setia dalam segala bahasa, sambil berkata: Keadilan dan kekuatan
hanya ada di dalam Tuhan" (Yes 45:22-24)1.
202 Yesus sendiri menegaskan bahwa Allah "adalah
satu-satunya Tuhan" dan bahwa orang harus mencintai-Nya dengan sepenuh
hatinya, dengan segenap jiwanya, dengan seluruh akalnya, dan dengan segala
kekuatannya. Pada waktu yang sama Ia juga menyatakan bahwa Ia sendiri adalah
"Tuhan". Memang pengakuan bahwa "Yesus itu Tuhan" adalah
kekhasan iman Kristen. Namun ia tidak bertentangan dengan iman akan Allah yang
Esa. Juga iman akan Roh Kudus "yang adalah Tuhan dan membuat hidup",
tidak membawa perpecahan dalam Allah yang Esa: .
"Kami percaya dengan teguh dan mengakui dengan jujur
bahwa ada hanya satu Allah yang benar, kekal, tidak terbatas, dan tidak
berubah, tidak dapat dimengerti, mahakuasa, dan tidak terkatakan yaitu Bapa,
Putera, dan Roh Kudus: meskipun tiga Pribadi, tetap satu hakikat, substansi
atau kodrat yang sama sekali tak tersusun [dari bagian-bagian]" (Konsili
Lateran IV: DS 800).
II. Allah Mewahyukan Nama-Nya
203 Allah mewahyukan Diri kepada bangsa-Nya Israel dengan
memberitahukan nama-Nya. Nama mengungkapkan hakikat seseorang, identitas
pribadi dan arti kehidupannya. Allah mempunyai nama. Ia bukanlah kekuatan tanpa
nama. Menyatakan nama berarti memperkenalkan diri kepada orang lain; berarti
seakan-akan menyerahkan diri sendiri, membuka diri, supaya dapat dikenal lebih
dalam dan dapat dipanggil secara pribadi.
204 Allah menyatakan Diri kepada bangsa-Nya langkah demi
langkah dan dengan berbagai nama. Namun wahyu pokok untuk Perjanjian Lama dan
Baru adalah wahyu nama Allah kepada Musa pada penampakan dalam semak duri
bernyala sebelum keluar dari Mesir dan sebelum perjanjian Sinai.
Allah yang Hidup
205 Allah menyapa Musa dari tengah semak duri yang
menyala tanpa terbakar. Ia berkata kepada Musa: "Akulah Allah ayahmu,
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub" (Kel 3:6). Allah adalah Allah
para bapa, yang memanggil bapa-bapa bangsa dan membimbing mereka dalam
perjalanan mereka. Ia adalah Allah yang setia dan turut merasakan, yang ingat
akan para bapa dan akan perjanjian-Nya. Ia datang untuk membebaskan
keturunannya dari perbudakan. Ia adalah Allah yang dapat dan mau melakukan ini
tanpa bergantung pada waktu dan tempat. Ia melaksanakan rencana-Nya melalui
kemahakuasaan-Nya.
"Aku Adalah AKU ADA"
"Musa berkata kepada Allah: `Tetapi apabila aku
mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah
mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang namanya?
- apakah yang harus kujawab kepada mereka? Firman Allah kepada Musa: `AKU
ADALAH AKU. Lagi firman-Nya: `Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu:
AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu... itulah nama-Ku untuk selama-lamanya
dan itulah sebutan-Ku turun-temurun" (Kel 3:13-15).
206 Dengan mewahyukan nama-Nya yang penuh rahasia, YHWH:
"Aku adalah Dia yang ada" atau "Aku adalah AKU ADA", Allah
menyatakan siapa Dia dan dengan nama apa orang harus menyapa-Nya. Nama Allah
ini penuh rahasia, sebagaimana Allah sendiri juga penuh rahasia. Ia adalah nama
yang diwahyukan dan pada waktu yang sama boleh dikatakan sebuah penolakan untuk
menyatakan suatu nama. Tetapi justru karena itu ia menegaskan dengan cara yang
paling baik, Siapa sebenarnya Allah: Yang mengatasi segala sesuatu, yang tidak
dapat kita mengerti atau katakan, Yang Mulia tak terbatas. Ia adalah
"Allah yang tersembunyi" (Yes 45:15), nama-Nya tidak terkatakan dan
bersama itu pula Ia adalah Allah yang menghadiahkan kehadiran-Nya kepada
manusia.
207 Bersama dengan nama-Nya Allah mewahyukan sekaligus
kesetiaan-Nya yang ada sejak dulu dan akan tinggal selama-lamanya: Ia setia,
"Aku ini Allah nenek moyangmu" (Kel 3:6) dan akan tetap setia,
"Aku ada beserta kamu" (Kel 3:12). Allah, yang menamakan Diri
"AKU ADA", mewahyukan Diri sebagai Allah yang selalu hadir, selalu
menyertai bangsa-Nya untuk meluputkannya.
208 Mengingat kehadiran Allah yang penuh rahasia dan
pesona, manusia menyadari kehinaannya. Di depan semak berduri yang menyala,
Musa membuka sandalnya dan menutup mukanya sebab takut memandang Allah. Di
depan kemuliaan Allah yang tiga kali kudus, Yesaya berseru: "Celakalah
aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir" (Yes 6:5).
Melihat tanda-tanda ilahi yang Yesus lakukan, Petrus berseru: "Tuhan,
pergilah dari padaku, karena aku ini orang berdosa" (Luk 5:8). Tetapi
karena Allah itu kudus, Ia dapat mengampuni manusia yang mengakui diri sebagai
orang berdosa di hadapan-Nya: "Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang
bernyala-nyala itu... sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di
tengah-tengahmu" (Hos 11:9). Demikian juga Rasul Yohanes berkata:
"Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, sebab
jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar daripada hati kita serta
mengetahui segala sesuatu" (1 Yoh 3:19-20).
209 Karena hormat kepada kekudusan Allah, bangsa Israel
tidak mengucapkan nama Allah. Waktu membaca Kitab Suci, nama yang diwahyukan
diganti dengan gelar martabat ilahi "Tuhan" ("Adonai",
dalam bahasa Yunani "Kurios"). Dengan gelar ini ke-Allah-an Yesus
diakui secara meriah: "Yesus adalah Tuhan".
"Tuhan yang Rahim dan Berbelaskasihan"
210 Setelah Israel berdosa dan berbalik dari Allah,
dengan menyembah anak lembu emas, Allah mendengarkan permohonan Musa dan
bersedia berjalan bersama bangsa-Nya yang tidak setia itu. Dengan demikian Ia
menunjukkan cinta-Nya. Ketika Musa meminta supaya boleh melihat kemuliaan-Nya,
Allah menjawabnya: "Aku akan melewatkan segala kegemilangan-Ku di depanmu
dan menyerukan nama YHWH di depanmu" (Kel 33:18-19). Dan Tuhan berjalan
lewat di depan Musa dan berseru: "Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan
pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya" (Kel 34:6).
Lalu Musa mengakui bahwa Tuhan adalah Allah yang mengampuni.
211 Nama Allah "AKU ADA" atau "IA
ADA" menyatakan kesetiaan Allah. Kendati ketidaksetiaan yang terdapat
dalam dosa manusia, dan kendati siksa atasnya, Allah "mengasihi
beribu-ribu keturunan" (Kel 34:7). Allah mewahyukan bahwa Ia "murah
hati" (Ef 2:4) dan Ia berlangkah begitu jauh sampai Ia menyerahkan Putera-Nya
sendiri. Yesus mengurbankan kehidupan-Nya supaya membebaskan kita dari dosa,
dan dengan demikian mewahyukan bahwa Ia sendiri menyandang nama ilahi itu:
"Apa bila kamu sudah meninggikan Anak Manusia, kamu akan tahu, bahwa
Akulah Dia" (Yoh 8:28).
Hanya Allah yang Ada
212 Dalam jangka waktu berabad-abad iman Israel dapat
mengembangkan kekayaan, yang terungkap dalam wahyu nama Allah, dan dapat
menyelaminya. Allah itu Esa; di samping Dia tidak ada Allah lain. Ia agung
melebihi dunia dan sejarah. Ia menciptakan langit dan bumi: "Semuanya akan
musnah, tetapi Engkau tetap sama, hidup-Mu tak akan berakhir" (Mzm
102:27-28). Padanya "tidak ada perubahan dan tidak ada kegelapan"
(Yak 1:17). Dialah "YANG ADA" dari dahulu dan untuk selama-lamanya
dan dengan demikian Ia tetap setia kepada Diri sendiri dan kepada
perjanjian-Nya.
213 Dengan demikian wahyu mengenai nama yang tak
terucapkan "AKU adalah AKU ADA" mengandung kebenaran bahwa hanya
Allah yang ADA. Terjemahan Septuaginta dan tradisi Gereja memahami nama Allah
dalam arti: Allah adalah kepenuhan keberadaan dan kesempurnaan, tanpa awal dan
akhir. Sementara segala makhluk ciptaan menerima segala-galanya, keberadaan dan
milik mereka dari Dia, hanya Ia sendiri merupakan Keberadaan-Nya dan
memilikinya dari diri-Nya sendiri.
III. Allah, " Ia yang Ada", Adalah Kebenaran dan Cinta
214 Allah, "la yang ada", telah mewahyukan Diri
kepada Israel sebagai "yang penuh kemurahan hati dan belas kasihan"
(Kej 34:6). Kedua pengertian ini menegaskan inti kekayaan nama ilahi itu. Dalam
segala karya-Nya Allah menunjukkan kemurahan hati-Nya, kebaikan-Nya,
rahmat-Nya, cinta-Nya, tetapi juga sifat-Nya yang layak dipercaya, ketabahan
hati-Nya, kesetiaan-Nya dan kebenaran-Nya. "Aku mau memuji nama-Mu, sebab
Engkau setia dan selalu mengasihi" (Mzm 138:2). Ia adalah kebenaran,
karena "Allah itu terang, dan padaNya tidak ada kegelapan sama
sekali" (1 Yoh 1:5); Ia adalah "cinta", seperti yang diajarkan
Rasul Yohanes (1 Yoh 4:8).
Allah Adalah Kebenaran
215 "Semua sabda-Mu benar, segala hukum-Mu yang adil
tetap selama-lamanya" (Mzm 119:160). "Ya, Tuhanku dan Allahku, Engkau
Allah yang Esa, semua janji-Mu Kau tepati" (2 Sam 7:28). Karena itu, Allah
selalu memenuhi janji-Nya. Allah adalah kebenaran itu sendiri; Sabda-sabda-Nya
tidak bisa menipu. Karena itu, dengan penuh kepercayaan orang dapat menyerahkan
diri dalam segala hal kepada kebenaran-Nya dan kepada kepastian Sabda-Nya. Dosa
dan kejatuhan manusia disebabkan oleh dusta penggoda yang membawa kebimbangan
terhadap Sabda Allah, terhadap kemurahan hati-Nya dan kesetiaan-Nya.
216 Kebenaran Allah adalah juga kebijaksanaan-Nya, yang
menetapkan tata tertib seluruh ciptaan dan peredaran dunia. Allah, yang Esa,
yang menciptakan langit dan bumi, adalah juga satu-satunya yang dapat
menganugerahkan pengertian yang benar tentang segala ciptaan dalam hubungannya
dengan Dia.
217 Allah juga benar, apabila Ia mewahyukan Diri: Ajaran
yang datang dari Tuhan, adalah "ajaran yang benar" (Mal 2:6). Ia
mengutus Putera-Nya ke dunia, supaya Ia "memberikan kesaksian tentang
kebenaran" (Yoh 18:37). "Anak Allah telah dating dan telah
mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal [Allah] Yang
Benar" (1 Yoh 5:20).
Allah Adalah Cinta
218 Dalam peredaran sejarah, Israel dapat mengerti bahwa
Allah hanya mempunyai satu alasan untuk mewahyukan Diri kepadanya dan
memilihnya dari antara segala bangsa, supaya menjadi milik-Nya: cinta-Nya yang
berbelaskasihan. Berkat nabi-nabinya Israel mengerti bahwa Allah karena
cinta-Nya selalu saja meluputkannya dan mengampuni ketidaksetiaannya dan
dosa-dosanya.
219 Cinta Tuhan kepada Israel dibandingkan dengan cinta
seorang bapa kepada puteranya. Cinta itu lebih besar daripada cinta seorang ibu
kepada anak-anaknya. Allah mencintai bangsa-Nya lebih dari seorang pengantin
pria mencintai pengantin wanita. Cinta ini malahan akan mengalahkan
ketidaksetiaan yang paling buruk. Ia akan berlangkah sekian jauh, sampai Ia
menyerahkan juga yang paling dicintai-Nya: "Begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal" (Yoh
3:16).
220 Cinta Allah itu "abadi" (Yes 54:8):
"Biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih
setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu" (Yes 54:10). "Aku mengasihi
engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku
kepadamu" (Yer 31: 3).
221 Santo Yohanes berlangkah lebih jauh lagi dan berkata:
"Allah adalah kasih" (1 733 Yoh 4:8-16): Cinta adalah kodrat Allah.
Dengan mengutus Putera-Nya yang tunggal dan Roh cinta pada kepenuhan waktu,
Allah mewahyukan rahasia-Nya yang paling dalam; Ia sendiri adalah pertukaran
cinta abadi, Bapa, Putera, dan Roh Kudus, dan Ia telah menentukan supaya kita
mengambil bagian dalam pertukaran itu.
IV Arti Iman akan Allah yang Esa
222 Beriman akan Allah yang Esa dan mencintai-Nya dengan
seluruh kepribadian kita, mempunyai akibat-akibat yang tidak dapat diduga untuk
seluruh kehidupan kita:
223 Kita mengetahui keagungan dan kemuliaan Allah.
"Sesungguhnya, Allah itu agung, tidak tercapai oleh pengetahuan kita"
(Ayb 36:26). Karena itu, "kita harus menempatkan Allah pada tempat yang
pertama sekali" (Jeanne dArc).
224 Kita hidup dengan ucapan terima kasih: Kalau Allah
itu Esa, maka segala sesuatu yang ada pada kita dan yang kita miliki, berasal
dari Dia: "Apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika
engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah
engkau tidak menerimanya?" (1 Kor 4:7). "Bagaimana akan kubalas
kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?" (Mzm 116:12).
225 Kita mengetahui kesatuan dan martabat yang benar
semua manusia: Mereka 4 semua diciptakan menurut citra Allah, sesuai
dengan-Nya.
226 Kita mempergunakan benda tercipta secara wajar: Iman
akan Allah yang Esa mengajar kita mempergunakan segala sesuatu yang bukan
Allah, sejauh hal itu mendekatkan kita kepada Allah, dan melepaskannya, sejauh
ia menjauhkan kita dari Dia.
"Tuhanku dan Allahku, ambillah dari diriku segala
sesuatu yang menghalang-halangi aku untuk datang kepada-Mu.
Tuhanku dan Allahku, berilah aku segala sesuatu yang mendekatkan
aku kepada-Mu.
Tuhanku dan Allahku, ambillah aku dari diriku dan
jadikanlah aku sepenuhnya milik-Mu".
(Nikolaus dari Flue, Doa).
227 Kita percaya kepada Allah dalam setiap keadaan, juga
dalam hal-hal yang mengganggu. Doa Santa Teresia dari Yesus mengungkapkan ini
dengan sangat mengesankan:
Semoga tidak ada hal yang membingungkan engkau, Semoga
tidak ada hal yang menakutkan engkau.
Segala sesuatu akan berlalu, Allah tidak berubah.
Kesabaran memperoleh segala sesuatu.
Siapa yang
memiliki Allah tidak kekurangan sesuatu pun.
Allah sendiri mencukupi. (poes. 30)
TEKS-TEKS SINGKAT
228 "Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan Allah kita,
Tuhan itu esa " (UI 6.:4, menurut Mrk 12:29). "Apa yang mau dipandang
sebagai yang terbesar harus esa sifatnya dan tidak boleh mempunyai tandingannya
... Sebab kalau Allah tidak esa, maka Ia bukan Allah" (Tertulianus, Marc,
1,3).
229 Iman akan Allah mendorong kita, supaya berpaling
hanya kepada Dia sebagai awal mula kita yang pertama dan sebagai tujuan akhir
kita dan tidak boleh ada sesuatu pun yang mendahului-Nya atau mengganti-Nya.
230 Walaupun Allah mewahyukan Diri, namun Ia tetap
tinggal rahasia yang tidak terucapkan: "Kalau engkau memahami-Nya, Ia
bukan lagi Allah " (Agustinus, serm. 52, 6,16).
231 Allah yang kita imani telah mewahyukan Diri sebagai
YANG ADA: la menyatakan Diri sebagai "yang penuh kemurahan hati dan belas
kasihan " (Kel 34:6). Kebenaran dan cinta adalah kodrat-Nya.
Pasal 2. BAPA
I. "Demi Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus"
232 Orang Kristen dibaptis atas "nama Bapa dan
Putera dan Roh Kudus" (Mat 28:19). Sebelumnya mereka menjawab pertanyaan
tiga ganda, apakah mereka percaya akan Bapa, Putera, dan Roh Kudus dengan:
"Aku percaya". "Inti iman semua orang Kristen adalah Allah
Tritunggal" (Sesarius dari Arles, symb.).
233 Orang Kristen dibaptis atas "nama"
(tunggal) dan bukan atas "nama-nama" (jamak) Bapa, Putera, dan Roh
Kudus, karma ada hanya satu Allah, Bapa yang mahakuasa dan Putera-Nya yang
tunggal dan Roh Kudus: Tritunggal Mahakudus.
234 Misteri Tritunggal Mahakudus adalah rahasia sentral
iman dan kehidupan Kristen. Itulah misteri kehidupan batin ilahi, dasar pokok
segala misteri iman yang lain dan cahaya yang meneranginya. Itulah yang paling
mendasar dan hakiki dalam "hierarki kebenaran iman". (DCG 43).
"Seluruh sejarah keselamatan tidak lain dari sejarah jalan dan upaya, yang
dengan perantaraannya Allah yang satu dan benar - Bapa, Putera, dan Roh Kudus -
mewahyukan Diri, memperdamaikan diri-Nya dengan manusia yang berbalik dari
dosa, dan mempersatukan mereka dengan diri Nya" (DCG 47).
235 Dalam bagian ini dijelaskan secara singkat, bagaimana
misteri Tritunggal Mahakudus diwahyukan (II), bagaimana Gereja merumuskan
ajaran iman tentang misteri ini (III) dan bagaimana Bapa melalui perutusan
ilahi Putera-Nya dan Roh Kudus melaksanakan "keputusan-Nya yang
berbelaskasihan" mengenai penciptaan, penebusan, dan pengudusan (IV).
236 Bapa-bapa Gereja membedakan "teologi" dan
"oikonomi". Dengan istilah pertama mereka menandaskan kehidupan batin
Allah Tritunggal; dengan yang kedua semua karya, yang dengannya Allah
mewahyukan Diri dan menyampaikan kehidupan-Nya. Melalui "oikonomi"
disingkapkan bagi kita "teologi"; tetapi sebaliknya
"teologi" menerangi seluruh "oikonomi". Karya Allah mewahyukan
kepada kita kodrat batin-Nya, dan sebaliknya misteri kodrat batin-Nya itu
membuat kita mengerti karya-Nya dengan lebih baik. Hubungan antar pribadi
manusia mirip dengan itu: manusia menyatakan diri dalam perbuatannya, dan
semakin baik kita mengenal seseorang, semakin baik lagi kita mengerti
perbuatannya.
237 Tritunggal adalah misteri iman dalam arti
sesungguhnya, satu dari "rahasia-rahasia yang tersembunyi dalam Allah ...
yang kalau tidak diwahyukan oleh Allah, tidak dapat diketahui" (Konsili
Vatikan 1: DS 3015). Dalam karya penciptaan-Nya dan dalam wahyu-Nya selama
Perjanjian Lama, Allah memang meninggalkan jejak-jejak kodrat trinitaris-Nya
itu. Tetapi kodrat-Nya yang terdalam sebagai Tritunggal Kudus merupakan satu
rahasia, yang tidak dapat diterobos budi kita dan yang sebelum inkarnasi Putera
Allah dan perutusan Roh Kudus, juga tidak dapat diterobos iman Israel.
Il. Wahyu Allah sebagai Tritunggal
Bapa Diwahyukan oleh Putera
238 Dalam banyak agama Allah disapa sebagai
"Bapa". Yang ilahi sering dipandang sebagai "Bapa dewa-dewi dan
manusia". Di Israel Allah dinamakan "Bapa" sebagai pencipta
dunia. Lebih lagi Allah itu Bapa atas dasar perjanjian dan penyerahan hukum
kepada Israel, "anak-Nya yang sulung" (Kel 4:22). Ia juga dinamakan
Bapa raja Israel. Secara khusus Ia adalah "Bapa kaum miskin", yatim
dan janda, yang berada di bawah perlindungan-Nya yang penuh kasih.
239 Kalau bahasa iman menamakan Allah itu
"Bapa", maka ia menunjukkan terutama kepada dua aspek: bahwa Allah
adalah awal mula segala sesuatu dan otoritas yang mulia dan sekaligus kebaikan
dan kepedulian yang penuh kasih akan semua anak-Nya. Kebaikan Allah sebagai
orang-tua ini dapat dinyatakan juga dalam gambar keibuan, yang lebih menekankan
imanensi Allah, hubungan mesra antara Allah dan ciptaan-Nya. Dengan demikian
bahasa iman menimba dari pengalaman manusia dengan orang-tuanya, yang baginya
boleh dikatakan wakil-wakil Allah yang pertama. Tetapi sebagaimana pengalaman
menunjukkan, orang-tua manusiawi itu dapat juga membuat kesalahan dan dengan
demikian menodai citra kebapaan dan keibuan. Karena itu perlu diperingatkan
bahwa Allah melampaui perbedaan jenis kelamin pada manusia. Ia bukan pria,
bukan juga wanita; Ia adalah Allah. Ia juga melebihi kebapaan dan keibuan
manusiawi, walaupun Ia adalah awal dan ukurannya. Tidak ada seorang bapa
seperti Allah.
240 Yesus mewahyukan bahwa Allah merupakan
"Bapa" dalam arti tak terduga: tidak hanya sebagai pencipta, tetapi
dari segala abad. Bapa bagi Putera-Nya yang tunggal, yang hanyalah putera
dalarn hubungan dengan bapa-Nya: "Tidak seorang pun mengenal Anak selain
Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang-orang yang
kepadanya Anak itu memperkenalkan Bapa" (Mat 11:27).
241 Karena itu, para Rasul mengakui Yesus sebagai Sabda:
yang pada mulanya bersama dengan Allah dan adalah Allah, sebagai "gambar
Allah yang tidak kelihatan" (Kol 1:15), sebagai "yang memancarkan
keagungan Allah yang gilang-gemilang" dan sebagai "gambar yang nyata
dari Diri Allah sendiri" (Ibr 1:3).
242 Pengakuan para Rasul itu dipelihara oleh tradisi
apostolik, dan sebagai akibatnya Gereja dalarn tahun 325 pada konsili ekumene
pertama di Nisea mengakui bahwa Putera adalah "sehakikat [homoousios,
consubstantialis] dengan Bapa", artinya satu Allah yang Esa bersama dengan-Nya.
Konsili ekumene kedua, yang berkumpul di Konstantinopel tahun 381,
mempertahankan ungkapan ini dalam rumusannya mengenai iman Nisea dan mengakui
"Putera Allah yang tunggal" sebagai yang "dilahirkan dari Bapa
sebelum segala abad: Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari
Allah benar, dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa" (DS 150).
Bapa dan Putera Diwahyukan oleh Roh Kudus
243 Sebelum Paska-Nya, Yesus menjanjikan seorang
"Penghibur [paraklet] yang lain": Roh Kudus. Ia sudah bekerja waktu
penciptaan dan telah "bersabda melalui para nabi" (pengakuan iman
Nisea-Konstantinopel). Ia akan ada bersama murid-murid-Nya dan "am mereka,
mengajarkan mereka dan "membimbing mereka supaya mengenal seluruh kebenaran"
(Yoh 16:13). Dengan demikian Roh Kudus diwahyukan bersama Yesus dan Bapa
sebagai satu Pribadi ilahi yang lain.
244 Asal Roh yang abadi menyata dalam perutusan-Nya di
dalam waktu. Roh Kudus diutus kepada para Rasul dan Gereja oleh Bapa atas nama
Putera dan oleh Putera sendiri, setelah Ia kembali kepada Bapa-Nya. Perutusan
Pribadi Roh sesudah pemuliaan Yesus menyatakan misteri Tritunggal Mahakudus
dalam kepenuhannya.
245 Iman apostolik akan Roh diakui pada tahun 381 oleh
konsili ekumene kedua di Konstantinopel: "Kami percaya ... akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan, Ia berasal dari Bapa" (DS 150). Dengan
demikian Gereja mengakui Bapa sebagai "sumber dan pangkal seluruh
ke-Allah-an" (Sin. VI di Toledo 638: DS 490). Namun asal Roh Kudus yang
abadi bukan tidak ada hubungannya dengan asal abadi Putera: "Roh Kudus,
yang adalah Pribadi ketiga dalam Tritunggal, adalah Allah yang satu dan sama
dengan Allah, Bapa dan Putera ... dalam satu substansi, juga satu kodrat ...
Meskipun demikian Ia tidak hanya dinamakan Roh Bapa dan tidak hanya Roh Putera,
tetapi sekaligus Roh Bapa dan Putera" (Sin. XI di Toledo 675: DS 527). Kredo
Gereja mengakui: Ia "disembah dan dimuliakan bersama Bapa dan Putera"
(DS 150).
246 Tradisi Latin dari Kredo mengakui, bahwa Roh
"berasal dari Bapa dan Putera [filioque]". Konsili Firense 1438
menegaskan: "bahwa Roh Kudus ... memperoleh kodrat-Nya dan ada-Nya yang
berdikari sekaligus dari Bapa dan Putera dan sejak keabadian berasal dari
keduanya, yang merupakan satu asal, dalam satu hembusan ... Dan karena Bapa
sendiri memberikan segala-galanya yang ada pada Bapa kepada Putera tunggal-Nya
waktu kelahiran-Nya, kecuali ke-Bapa-an-Nya, maka kenyataan bahwa Roh Kudus
berasal dari Putera, diperoleh Putera sendiri sejak kekal dari Bapa, oleh-Nya
Ia diperanakkan sejak kekal" (DS 1300-1301).
247 Filioque tidak terdapat dalam pengakuan iman
Konstantinopel (381). Tetapi berdasarkan sebuah tradisi Latin dan Aleksandria
yang tua, santo Paus Leo I sudah mengakuinya secara dogmatis pada tahun 447,
sebelum Roma mengenal simbolum dari tahun 381 dan mengambil alihnya tahun 451
dalam Konsili Kalsedon. Penggunaan rumus ini di dalam Kredo lama-kelamaan
diterima dalam liturgi Latin antara abad ke-8 dan ke-11. Tetapi penambahan
"filioque" oleh liturgi Latin ke dalam syahadat Nisea-Konstantinopel
masih merupakan soal pertentangan untuk Gereja-gereja ortodoks sampai hari ini.
248 Tradisi timur terutama menyatakan bahwa Bapa adalah
sumber pertama bagi Roh. Dengan mengakui Roh sebagai Dia "yang berasal
dari Bapa" (Yoh 15:26), tradisi timur mengatakan bahwa Ia berasal dari
Bapa melalui Putera. Tradisi barat terutama menekankan persekutuan kodrati
antara Bapa dan Putera, dengan mengatakan bahwa Roh berasal dari Bapa dan
Putera [filioque]. Ia mengatakan itu "secara legitim dan dengan alasan
yang pantas" (Konsili Firenze 1439: DS 1302), karena menurut tata aturan
abadi antara Pribadi-pribadi ilahi dalam persekutuan kodrati-Nya, Bapa adalah
pangkal pertama bagi Roh, sebagai "pangkal tanpa pangkal" (DS 1331),
tetapi juga sebagai Bapa dari Putera yang tunggal bersama-sama dengan Dia
"pangkal yang satu" itu, darinya Roh Kudus berasal (Konsili Lyon Ir.
1274: DS 850). Kalau pandangan-pandangan yang sah dan saling melengkapi ini
tidak ditegaskan secara berat sebelah, maka identitas iman akan kenyataan satu
misteri yang diakui dalam iman, tidak dirugikan.
III. Tritunggal Mahakudus dalam Ajaran Iman
Pembentukan Dogma tentang Trinitas
249 Kebenaran wahyu mengenai Tritunggal Mahakudus, sejak
awal adalah dasar pokok iman Gereja yang hidup, terutama karena Pembaptisan. Ia
terungkap dalam syahadat Pembaptisan yang dirumuskan dalam khotbah, katekese,
dan doa Gereja. Rumusan-rumusan yang demikian itu sudah ada dalam
tulisan-tulisan para Rasul, seperti salam yang diambil alih ke dalam perayaan
Ekaristi: "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan
persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2 Kor 13:13)2.
250 Selama abad-abad pertama Gereja berusaha merumuskan
iman Tritunggal dengan lebih rinci, untuk memperdalam pengertian iman dan untuk
membelanya melawan ajaran yang menyesatkan. Itulah karya konsili-konsili
pertama yang ditopang oleh karya teologis dari para bapa Gereja dan didukung
oleh kesadaran iman umat Kristen.
251 Untuk merumuskan dogma Tritunggal, Gereja harus
mengembangkan terminologi yang tepat dengan bantuan istilah-istilah filsafat -
"substansi", "pribadi" atau "hupostasis",
"hubungan". Dengan demikian ia tidak menaklukkan iman kepada
kebijaksanaan manusiawi, tetapi memberi kepada istilah-istilah itu satu arti
baru yang belum diketahui sebelumnya, sehingga mereka mampu mengungkapkan
misteri yang tak terucapkan itu, yang "jauh melampaui segala sesuatu yang
kita mengerti dengan cara manusiawi" (SPF 2).
252 Gereja mempergunakan gagasan "substansi"
(kadang-kadang diterjemahkan juga dengan "hakikat" atau
"kodrat") untuk menyatakan kodrat ilahi dalam kesatuannya; gagasan
"pribadi" atau "hupostasis" untuk menyatakan Bapa, Putera,
dan Roh Kudus dalam perbedaan-Nya yang real satu dari yang lain; gagasan
"hubungan" untuk mengatakan bahwa perbedaannya terletak dalam
hubungan timbal balik antara ketiganya
Dogma tentang Tritunggal Mahakudus
253 Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga
Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: "Tritunggal yang
sehakikat" (Konsili Konstantinopel 1155: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi
tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi
masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: "Bapa
adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera
adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat"
(Sinode Toledo XI 675: DS 530). "Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu
merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi" (K.
Lateran IV 1215: DS 804).
254 Ketiga Pribadi ilahi berbeda secara real satu dengan
yang lain. Allah yang satu bukanlah "seakan-akan sendirian" (Fides
Damasi: DS 71). "Bapa", "Putera", "Roh Kudus",
bukanlah hanya nama-nama yang menyatakan cara-cara berada berbeda dari hakikat
ilahi, karena mereka secara real berbeda satu dengan yang lain: "Bapa
tidak sama dengan Putera, Putera tidak sama dengan Bapa, Roh Kudus tidak sama
dengan Bapa dan Putera" (Sin. Toledo XI 675: DS 530). Masing-masing
berbeda satu dengan yang lain oleh hubungan asalnya: Adalah "Bapa yang
melahirkan, dan Putera yang dilahirkan dan Roh Kudus yang dihembuskan" (K.
Lateran IV 1215: DS 804). Kesatuan ilahi bersifat tritunggal.
255 Ketiga Pribadi ilahi berhubungan satu dengan yang
lain. Karena perbedaan real antar Pribadi itu tidak membagi kesatuan ilahi,
maka perbedaan itu hanya terdapat dalam hubungan timbal balik: "Dengan
nama-nama pribadi, yang menyatakan satu hubungan, maka Bapa dihubungkan dengan
Putera, Putera dihubungkan dengan Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan
keduanya: Walaupun mereka dinamakan tiga Pribadi seturut hubungan mereka, namun
mereka adalah satu hakikat atau substansi, demikian iman kita" (Sin.Toledo
XI 675: DS 528). Dalam mereka "segala-galanya... satu, sejauh tidak ada
perlawanan seturut hubungan" (K. Firenze 1442: DS 1330). "Karena
kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada dalam Putera, seluruhnya ada dalam Roh
Kudus; Putera seluruhnya ada dalam Bapa, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh
Kudus seluruhnya ada dalam Bapa, seluruhnya ada dalam Putera" (ibid., DS
1331).
256 Santo Gregorius dari Nasiansa, yang dinamakan juga
"sang teolog", menyampaikan rumusan berikut tentang iman Tritunggal
kepada para katekumen Konstantinopel:
"Peliharalah terutama warisan yang baik ini,
untuknya aku hidup dan berjuang, dengannya Aku mau mati dan yang menyanggupkan
aku memikul segala kemalangan dan menolak segala hiburan: ialah pengakuan iman
akan Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Aku mempercayakannya hari ini kepada
kalian. Di dalam pengakuan itu aku akan mencelupkan kamu pada saat ini ke dalam
air dan mengangkat kembali dari dalamnya. Aku memberikan pengakuan itu kepada
kalian sebagai pendamping dan pengawal seluruh kehidupan kalian. Aku memberikan
kepada kalian ke-Allah-an dan kekuasaan yang satu, yang sebagai satu berada
dalam tiga dan mencakup Ketiga itu atas cara yang berbeda-beda. Satu ke-Allahan
tanpa ketidaksamaan menurut substansi atau hakikat, tanpa derajat lebih tinggi
yang meninggikan atau derajat lebih rendah yang merendahkan ... Itulah kesamaan
hakikat yang tidak terbatas dari Ketiga yang tidak terbatas. Allah seluruhnya,
tiap-tiapnya dilihat dalam diri sendiri ... Allah sebagai yang tiga dilihat
bersama-sama ... Baru saja aku mulai memikirkan kesatuan, muncullah sudah
Tritunggal dalam kemegahan-Nya. Baru saja aku mulai memikirkan Tritungggal,
langsung saya disilaukan kesatuan" (or. 40, 41).
IV Karya-karya Allah dan Pengutusan-pengutusan Trinitaris
257 "O Cahaya yang membahagiakan, Tritunggal dan
Kesatuan asli" (LH Madah "O lux beata, Trinitas"). Allah adalah
kebahagiaan abadi, kehidupan yang tidak dapat mati, cahaya yang tidak pernah
pudar. Allah adalah cinta: Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Karena kehendak bebas,
Allah hendak menyampaikan kemuliaan kehidupan-Nya yang bahagia. Inilah
"keputusan belas kasihan", yang telah Ia ambil dalam Putera
kekasih-Nya sebelum penciptaan dunia. "Ia telah menentukan kita dari
semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya" (Ef 1:5), artinya
"menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya" (Rm 8:29), berkat "Roh
yang menjadikan kamu anak Allah" (Rm 8:15). Rencana ini adalah "kasih
karunia yang dianugerahkan kepada kita sebelum permulaan zaman" (2 Tim
1:9) dan yang langsung berasal dari cinta trinitaris. Rencana itu dilaksanakan
dalam karya penciptaan, dalam seluruh sejarah keselamatan setelah manusia
berdosa, dalam pengutusan-pengutusan Putera dan Roh Kudus yang dilanjutkan
dalam pengutusan Gereja.
258 Seluruh karya ilahi adalah karya bersama ketiga
Pribadi ilahi. Sebagaimana Tritunggal mempunyai kodrat yang satu dan sama,
demikian juga Ia hanya memiliki kegiatan yang satu dan sama. "Bapa,
Putera, dan Roh Kudus bukanlah tiga pangkal ciptaan, melainkan satu
pangkal" (Konsili Firense 1442: DS 1331). Walaupun demikian, `tiap Pribadi
ilahi melaksanakan karya bersama itu sesuai dengan kekhususan Pribadi. Seturut
Perjanjian Baru Gereja mengakui: "Satu Allah dan Bapa, dari-Nya segala
sesuatu, satu Tuhan Yesus Kristus, oleh-Nya segala sesuatu, dan satu Roh Kudus,
di dalam-Nya segala sesuatu berada" (Konsili Konstantinopel 11553: DS
421). Terutama pengutusan-pengutusan ilahi, penjelmaan menjadi manusia dan
pemberian Roh Kudus menyatakan kekhususan Pribadi-pribadi ilahi itu.
259 Sebagai karya yang serentak bersama dan pribadi, maka
kegiatan ilahi menyatakan, baik kekhususan Pribadi-pribadi maupun kodrat-Nya
yang satu. Karena itu, seluruh kehidupan Kristen berada dalam persekutuan
dengan tiap Pribadi ilahi, tanpa memisah-misahkan mereka. Siapa yang memuja
Bapa, melakukannya melalui Putera dalam Roh Kudus; siapa yang mengikuti
Kristus, melakukannya karena Bapa menariknya dan Roh menggerakkannya.
260 Tujuan akhir seluruh kegiatan ilahi ialah penerimaan
makhluk ciptaan ke dalam persatuan sempurna dengan Tritunggal yang bahagia.
Tetapi sejak sekarang ini kita sudah dipanggil untuk menjadi tempat tinggal
Tritunggal Mahakudus. Tuhan mengatakan: "Jika seorang mengasihi Aku, ia
akan menuruti firman-Ku dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang
kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia" (Yoh 14:23).
"O Allahku, Tritunggal, yang aku sembah, bantulah
aku, melupakan diri sehabis-habisnya, supaya tertanam di dalam Engkau, tidak
tergoyangkan dan tenteram, seakan-akan jiwaku sudah bermukim dalam keabadian.
Semoga tak sesuatu pun dapat mengganggu kedamaianku, membujuk aku keluar dari
Dikau, O Engkau yang tidak dapat berubah; semoga setiap saat Engkau membawa aku
masuk lebih jauh ke dalam dasar rahasia-Mu. Puaskanlah jiwaku, bentuklah
surga-Mu darinya, tempat tinggal-Mu yang terkasih dan tempat ketenangan-Mu. Aku
tidak pernah akan membiarkan Engkau seorang diri di sana, tetapi aku akan hadir
sepenuhnya, sepenuhnya sadar dalam iman, sepenuhnya penyembahan, sepenuhnya
penyerahan kepada karya-Mu yang menciptakan ... " (Elisabeth dari
Tritunggal, Doa).
TEKS-TEKS SINGKAT
261 Misteri Tritunggal Mahakudus adalah rahasia sentral
iman dan kehidupan Kristen. Hanya Allah dapat memberitahukan misteri itu kepada
kita, dengan mewahyukan Diri sebagai Bapa, Putera, dan Roh Kudus.
262 Inkarnasi Putera Allah mewahyukan bahwa Allah adalah
Bapa abadi dan bahwa Putera sehakikat dengan Bapa, artinya, bahwa Ia, di dalam
Dia dan bersama Dia, adalah Allah yang Esa.
263 Pengutusan Roh Kudus, oleh Bapa atas nama Putera dan
oleh Putera "dari Bapa " (Yoh 15:26), mewahyukan bahwa Ia bersama
mereka adalah Allah yang Esa dan sama. Ia "disembah dan dimuliakan bersama
Bapa dan Putera ".
264 "Roh Kudus berasal dari Bapa sebagai asal
pertama dan karena la tanpa jarak waktu memberikan [daya menjadi asal jugaJ
kepada Putera, maka Roh berasal dari Bapa bersama Putera" (Agustinus,
Trin. 15,26,47).
265 Oleh rahmat Pembaptisan "atas nama Bapa, Putera,
dan Roh Kudus" kita dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan
Tritunggal Mahakudus, sekarang di dunia dalam kegelapan iman dan sesudah
kematian dalam cahaya abadi.
266 "Iman Katolik berarti bahwa kita menghormati
Allah yang Esa dan Tritunggal dalam keesaan, dengan tidak mencampuradukkan
Pribadi-Pribadi dan juga tidak memisahkan substansi-Nya: Karena Pribadi Bapa
itu khas, Pribadi Putera itu khas, Pribadi Roh Kudus itu khas; tetapi Bapa,
Putera, dan Roh Kudus memiliki ke-Allah-an yang Esa, ke muliaan yang sama,
keagungan abadi yang sama " (Simbolum "Quicumque ": DS 75).
267 Tidak terpisahkan dalam keberadaan mereka,
Pribadi-pribadi ilahi itu juga tidak terpisahkan dalam apa yang mereka lakukan.
Namun di dalam karya ilahi bersama itu, tiap Pribadi Tritunggal menampilkan
kekhususan-Nya, terutama dalam pengutusan ilahi, inkarnasi Putera dan pemberian
Roh Kudus.
Pasal 3. YANG MAHAKUASA
268 Dari sifat-sifat Allah hanya kemahakuasaan yang
disebut dalam simbolum; mengakui kemahakuasaan itu, mempunyai arti besar bagi
kehidupan kita. Kita percaya bahwa kekuasaan itu menyangkut segala sesuatu,
karena Allah yang menciptakan segala sesuatu, juga memimpin segala sesuatu dan
sanggup melakukan segala sesuatu. Kita percaya juga bahwa kuasa itu penuh
cinta, karena Allah adalah Bapa kita; selanjutnya, bahwa ia penuh rahasia,
karena hanya iman mampu menangkapnya, meskipun ia menyatakan "kekuatannya
dalam kelemahan" (2 Kor 12:9).
"Segala Sesuatu yang Berkenan kepada-Nya, Dilaksanakan-Nya"
269 Kitab Suci mengakui berulang kali, bahwa kekuasaan
Allah menyangkut segala sesuatu. Ia dinamakan "yang maha kuat pelindung
Israel", "Tuhan semesta alam" (Mzm 24:10), "jaya dan
perkasa" (Mzm 24:8). Allah "mahakuasa di langit dan di bumi"
(Mzm 135:6), karena Ia menciptakannya. Karena itu, untuk Dia "tidak ada
yang mustahil", dan Ia berkuasa atas karya-Nya seturut kehendak-Nya yang
bebas. Ia adalah Tuhan alam semesta, yang peraturannya telah ditetapkan-Nya,
yang berada sepenuhnya di bawah kuasa-Nya dan takluk kepada-Nya; Ia adalah
Tuhan sejarah; Ia mengemudikan hati dan kejadian sesuai dengan kehendak-Nya
"Engkau selalu mampu mengembangkan kekuasaan-Mu yang besar. Siapa dapat
melawan kekuatan lengan-Mu?" (Keb 11:21).
"Engkau Berbelaskasihan kepada Semua Orang, karena Engkau Sanggup
Melakukan Segala Sesuatu"
270 Allah adalah Bapa yang mahakuasa. Kebapaan-Nya dan
kekuasaan-Nya saling menerangkan. Ia menunjukkan kekuasaan-Nya sebagai Bapa
dengan memelihara kita, dengan menerima kita sebagai anak-anak-Nya (Aku mau
"menjadi bapa-Mu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan
perempuan, demikianlah firman Tuhan yang mahakuasa" 2 Kor 6:18); Ia
menunjukkan kekuasaan-Nya juga melalui belas kasihan-Nya yang tidak terbatas,
karena Ia menyatakannya terutama dengan mengampuni dosa-dosa kita secara bebas.
271 Kemahakuasaan ilahi itu sama sekali bukan
kesewenang-wenangan: "Dalam Allah kekuasaan dan hakikat dan kehendak dan
budi dan kebijaksanaan dan keadilan itu sama. Karena itu tidak mungkin ada
sesuatu di dalam kekuasaan Allah yang tidak juga ada dalam kehendak-Nya yang
adil dan pikiran-Nya yang bijaksana" (Tomas Aqu., sAh. 1,25,5, ad 1).
Misteri "Ketidakmampuan" Allah
272 Kalau mengalami kejahatan dan penderitaan, iman akan
Bapa yang mahakuasa dapat diuji secara serius. Sewaktu-waktu Allah tampaknya
tidak hadir dan tidak mampu mencegah kemalangan. Namun Allah Bapa menyatakan
kekuasaan-Nya atas cara paling rahasia dalam penghinaan dan kebangkitan
Putera-Nya, yang mengalahkan yang jahat. Dengan demikian, Yesus yang tersalib
adalah "kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih
besar hikmatnya daripada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada
manusia" (1 Kor 1:2425). Dalam pembangkitan dan pengangkatan Kristus, Bapa
menunjukkan "kekuatan kuasa-Nya" dan menyatakan betapa "hebat
kuasa-Nya bagi kita yang percaya" (Ef 1:19).
273 Hanya iman dapat menerima jalan kekuasaan Allah yang
penuh rahasia itu. Iman ini bermegah-megah atas kelemahan dan dengan demikian
menarik kekuasaan Kristus. Teladan yang paling gemilang mengenai iman ini ialah
Perawan Maria. Ia percaya bahwa "untuk Allah ... tidak ada yang
mustahil" (Luk 1:37), dan dapat memuji Tuhan: "Yang mahakuasa telah
melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus"
(Luk 1:49).
274 "Karena itu, iman kita dan harapan kita dengan
paling kuat diteguhkan, kalau kita membawa dalam hati kita keyakinan bahwa Allah
sanggup melakukan segala sesuatu. Apa saja yang harus diimani - meskipun mulia,
mengagumkan, dan jauh melampaui segala susunan dan takaran ciptaan - budi
manusia akan menyetujuinya dengan mudah dan tanpa ragu-ragu, apabila ia telah
memahami kabar mengenai Allah yang mahakuasa" (Catech.R. 1,2,13).
TEKS-TEKS SINGKAT
275 Bersama Ayub yang jujur kita akui: "Aku tahu,
bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana Mu yang
gagal " (Ayb 42: 2).
276 Setia kepada kesaksian Kitab Suci, Gereja sering
mengarahkan doanya kepada "Allah yang mahakuasa dan kekal "
[omnipotens sempiterne Deus ... ], karena ia percaya dengan teguh bahwa untuk
Tuhan tidak ada yang mustahil.
277 Tuhan menunjukkan kemahakuasaan-Nya dengan menobatkan
kita dari dosa-dosa kita dan dengan membuat kita menjadi sahabat-sahabat-Nya
lagi melalui rahmat-Nya ("Allah, Engkau menyatakan kekuasaan-Mu terutama
apabila Engkau menaruh belas kasihan terhadap kami dan mengampuni kami "
MR, Doa pembukaan, Minggu Biasa).
278 Bagaimanakah kita dapat percaya bahwa Bapa
menciptakan kita, bahwa Putera menebus kita, dan bahwa Roh Kudus menyucikan
kita, kalau kita tidak percaya bahwa cinta Allah itu mahakuasa?
Pasal 4. ALLAH PENCIPTA
279 "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi"
(Kej 1:1). Kitab Suci dibuka dengan kata-kata yang meriah ini. Pengakuan iman
mengambil alih kata-kata ini, dengan mengakui Allah, Bapa yang mahakuasa itu,
sebagai "Pencipta langit dan bumi", yang menciptakan "segala
sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan". Pertama sekah kita akan
berbicara tentang Pencipta, lalu tentang penciptaan, dan akhirnya tentang
kejatuhan dalam dosa dan bagaimana Yesus Kristus Putera Allah mengangkat kita
lagi dari dosa oleh kedatangan-Nya.
280 Penciptaan adalah "awal tata keselamatan",
"awal sejarah keselamatan" (DCG 51) yang berpuncak pada Kristus.
Sebaliknya misteri Kristus adalah terang misteri penciptaan yang menentukan; ia
menyingkap tujuan, untuk apa Allah menciptakan "pada mulanya ... langit
dan bumi" (Kej 1:1). Sejak awal Allah telah memikirkan kemuliaan ciptaan
baru di dalam Kristus.
281 Karena itu mulailah bacaan-bacaan pada malam Paskah,
perayaan penciptaan baru di dalam Kristus, dengan kisah penciptaan. Demikian
juga dalam liturgi Bisantin kisah penciptaan selalu merupakan bacaan pertama
dari vigili hari-hari raya Tuhan. Seturut kesaksian umat Kristen bahari,
pengajaran bagi para katekumen mengenai Pembaptisan mengikuti jalan yang sama
dari penciptaan menuju penciptaan baru.
282 Katekese tentang penciptaan sangat penting. Karena ia
menyangkut dasar-dasar kehidupan manusia dan kehidupan Kristen, karena ia
merupakan jawaban iman Kristen alas pertanyaan-pertanyaan dasar yang dihadapi
manusia segala zaman: "dari mana kita datang?", "ke mana kita
pergi?", "dari mana kita berasal?", "untuk apa kita
hidup?", "dari mana asal segala sesuatu yang ada, dan ke mana
arahnya?". Kedua pertanyaan yang menyangkut asal dan tujuan, tidak boleh
dipisahkan satu dari yang lain. Mereka sangat menentukan arti dan orientasi
kehidupan dan perbuatan kita.
I. Katekese mengenai Penciptaan
283 Pertanyaan mengenai asal bumi dan manusia adalah
bahan banyak penelitian ilmiah, yang secara luar biasa memperkaya pengetahuan
kita mengenai usia dan luasnya semesta alam, mengenai jadinya bentuk-bentuk kehidupan
dan munculnya manusia. Penemuan-penemuan itu harus mendorong kita untuk lebih
lagi mengagumi kebesaran pencipta, berterima kasih kepada-Nya untuk segala
karya-Nya dan untuk pengetahuan dan kebijaksanaan, yang Ia berikan kepada para
ilmuwan dan peneliti. Bersama Salomo mereka dapat berkata: "Ia sendiri
telah memberi aku pengetahuan yang tidak menipu, tentang segala-gala yang ada
supaya kukenal susunan alam semesta dan daya anasimya ... oleh karena seniwati
segala sesuatu, yaitu kebijaksanaan mengajar aku" (Keb 7:17-21).
284 Minat besar untuk penelitian-penelitian ini dipacu
dengan kuat oleh pertanyaan lain, yang melampaui bidang ilmu pengetahuan alam
yang sebenarnya. Pertanyaan itu tidak hanya menyangkut soal, bilamana dan
bagaimana kosmos ini secara material terjadi dam bagaimana manusia muncul,
tetapi menyangkut arti kejadian ini: apakah secara kebetulan, karena takdir
buta, satu keharusan yang tidak dikenal atau oleh satu wujud yang inteligen dan
baik, yang kita namakan Allah. Dan apabila bumi berasal dari kebijaksanaan dan
kebaikan Allah, lalu mengapa ada kejahatan? Dari mana ia datang? Siapakah yang
bertanggung-jawab untuk itu? Dan apakah ada pembebasan darinya?
285 Sejak dari dulu iman Kristen berhadapan dengan
jawaban-jawaban menyangkut pertanyaan mengenai asal mula, yang bunyinya lain
daripada jawaban Kristen. Dalam agama dan kebudayaan kuno terdapat banyak mitos
mengenai asal usul bumi. Filsuf-filsuf tertentu mengatakan, segala-galanya
adalah Allah; bumi ini adalah Allah atau jadinya bumi ini adalah jadinya Allah
(Panteisme). Yang lain mengatakan, bumi ini secara mutlak mengalir keluar dari
Allah; ia mengalir dari-Nya dan bermuara lagi pada-Nya. Yang lain lagi
menegaskan, ada dua prinsip abadi, yang baik dan yang jahat, cahaya dan
kegelapan; kedua prinsip ini selalu bergumul satu dengan yang lain (Dualisme;
Manikheisme). Menurut pendapat-pendapat tertentu dunia ini (paling tidak dunia
material) adalah jahat, satu gejala kemerosotan, dan dengan demikian harus
ditolak atau ditinggalkan (Gnosis). Yang lain lagi mengakui bahwa bumi
diciptakan Allah, tetapi bagaikan oleh seorang tukang arloji yang setelah
membuatnya lain menyerahkannya kepada dirinya sendiri (Deisme). Akhirnya ada
yang lain yang tidak mengakui asal bumi yang lebih tinggi, tetapi hanya melihat
di dalamnya suatu permainan materi, yang sudah selalu ada (Materialisme). Semua
percobaan penyelesaian itu membuktikan bahwa awal mula segala sesuatu selalu
dan di mana-mana dipertanyakan. Mencari-cari adalah sifat khas manusia.
286 Memang akal budi manusia dapat menemukan jawaban atas
pertanyaan mengenai asal segala sesuatu. Adanya seorang pencipta dapat
diketahui dengan pasti dari karya-karya-Nya berkat cahaya akal budi manusiawi,
walaupun pengetahuan ini sering digelapkan dan dinodai oleh kekhilafan. Oleh
karena itu, iman memperkuat dan menerangi akal budi supaya ia mengerti
kebenaran ini dengan tepat: "Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta
telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi
dari apa yang tidak dapat kita lihat" (Ibr 11:3).
287 Kebenaran mengenai penciptaan adalah sekian penting
bagi seluruh kehidupan manusia, sehingga Allah dalam kebaikan-Nya hendak
mewahyukan kepada bangsa-Nya segala sesuatu , yang perlu diketahui tentang
hal-hal ini demi keselamatan. Selain pengetahuan kodrati tentang adanya
pencipta yang dapat diperoleh setiap manusia, lama-kelamaan Allah mewahyukan
kepada bangsa Israel misteri penciptaan. Ia, yang memanggil para bapa bangsa,
yang mengantar bangsa pilihan-Nya keluar dari Mesir, menciptakan dan
membentuknya, Ia mewahyukan Diri sebagai Dia, yang memiliki segala bangsa di
bumi dan seluruh dunia, sebagai Dia, yang "menciptakan langit dan
bumi" (Mzm 115:15; 124:8; 134:3) seorang Diri.
288 Dengan demikian wahyu mengenai penciptaan tidak dapat
dipisahkan dari wahyu dan pelaksanaan perjanjian, yang diadakan Allah yang Esa
dengan bangsa-Nya. Penciptaan diwahyukan sebagai langkah pertama menuju
perjanjian ini, sebagai bukti pertama dan universal dari cinta Allah yang
mahakuasa. Kebenaran penciptaan juga muncul semakin jelas dalam pesan para
nabi, dalam doa mazmur dan dalam liturgi serta amsal bangsa terpilih.
289 Dari semua pernyataan Kitab Suci mengenai penciptaan,
tiga bab pertama dari buku Kejadian mendapat tempat yang khusus. Dilihat dari sudut
sastra, teks-teks ini dapat mempunyai sumber yang berbeda. Pengarang-pengarang
yang diilhami menempatkannya pada awal Kitab Suci. Dalam bahasa yang meriah
mereka dengan demikian mengungkapkan kebenaran mengenai penciptaan, asal dan
tujuannya dalam Allah, peraturan dan kebaikannya, mengenai panggilan manusia
dan akhirnya mengenai drama dosa dan harapan akan keselamatan. Kalau dibaca
dalam cahaya Kristus, dalam kesatuan Kitab Suci dan dalam tradisi Gereja yang
hidup, ungkapan-ungkapan ini merupakan sumber utama untuk katekese mengenai
misteri-misteri "awal": penciptaan, jatuhnya ke dalam dosa, janji
keselamatan.
II. Ciptaan - Karya Tritunggal Mahakudus
290 "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi" (Kej l:l). Tiga hal dinyatakan dalam kata-kata Kitab Suci yang
pertama ini: Allah yang abadi menciptakan segala sesuatu yang ada di luar-Nya;
hanya Ia sendiri adalah pencipta (kata kerja ibrani "bara" selalu
mempunyai Allah sebagai subyek): segala sesuatu 326 yang ada - "langit dan
bumi" - bergantung dari Allah, yang memberi keberadaannya.
291 "Pada mulanya adalah Sabda ... dan Sabda itu
adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu
pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan" (Yoh 1:1-3).
Perjanjian Baru mewahyukan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu oleh Sabda,
Putera-Nya yang kekasih. "Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu
yang ada di sorga dan yang ada di bumi ... segala sesuatu diciptakan oleh Dia
dan untuk Dia. Ia adalah terlebih dahulu dari segala sesuatu, dan segala
sesuatu ada di dalam Dia" (Kol 1:16-17). Iman Gereja memberikan juga
kesaksian mengenai karya cipta Roh Kudus: Dialah yang "menghidupkan"
(Syahadat Nisea-Konstantinopel), "Roh Pencipta" ("Veni, Creator
Spiritus"), "sumber segala kebaikan" (Liturgi Bisantin).
292 Kesatuan yang tidak terpisahkan dari karya cipta
Putera dan Roh dengan karya cipta Bapa dipratandai dalam Perjanjian Lama,
diwahyukan dalam Perjanjian Baru, dan akhirnya diucapkan secara jelas dalam
peraturan iman Gereja: "Hanya satu adalah Allah dan Pencipta ... Ialah
Bapa, Ialah Pencipta, Ialah pengasal, pembentuk, yang oleh Diri sendiri,
artinya oleh Sabda-Nya dan kebijaksanaan-Nya mengadakan segala sesuatu"
(Ireneus, haer, 2,30,9). "Oleh Putera dan Roh" yang seakan-akan
adalah "tangan-Nya" (ibid., 4,20,1). Ciptaan adalah karya bersama
Tritunggal Mahakudus.
III. "Dunia Diciptakan demi Kemuliaan Allah"
293 Kitab Suci dan tradisi selalu mengajar dan memuji
kebenaran pokok: "Dunia diciptakan demi kemuliaan Allah" (Konsili
Vatikan I: DS 3025). Sebagaimana santo Bonaventura jelaskan, Tuhan menciptakan
segala sesuatu "bukan untuk menambah kemuliaan-Nya, melainkan untuk
mewartakan dan menyampaikan kemuliaan-Nya" (sent. 2,1,2,2,1). Tuhan tidak
mempunyai alasan lain untuk mencipta selain cinta-Nya dan kebaikan-Nya:
"Makhluk ciptaan keluar dari tangan Allah yang dibuka dengan kunci
cinta" (Tomas Aqu. sent.2, prol.). Dan Konsili Vatikan I menjelaskan:
"Satu-satunya Allah yang benar ini telah mencipta
dalam kebaikan-Nya dan kekuatan-Nya yang mahakuasa - bukan untuk menambah
kebahagiaan-Nya, juga bukan untuk mendapatkan [kesempurnaan], melainkan untuk
mewahyukan kesempurnaan-Nya melalui segala sesuatu yang Ia berikan kepada
makhluk ciptaan - karena keputusan yang sepenuhnya bebas, menciptakan sejak
awal waktu dari ketidakadaan sekaligus kedua ciptaan, yang rohani dan yang
jasmani" (DS 3002).
294 Adalah kemuliaan Allah bahwa kebaikan-Nya menunjukkan
diri dan menyampaikan diri. Untuk itulah dunia ini diciptakan. "Dalam
kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi
anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih
karunia-Nya yang mulia" (Ef 1:5-6). "Karena kemuliaan Allah adalah
manusia yang hidup; tetapi kehidupan manusia adalah memandang Allah. Apabila
wahyu Allah melalui ciptaan sudah sanggup memberi kehidupan kepada semua orang
yang hidup di bumi, betapa lebih lagi pernyataan Bapa melalui Sabda harus
memberikan kehidupan kepada mereka yang memandang Allah" (Ireneus, haer.
4,20,7). Tujuan akhir ciptaan ialah bahwa Allah "Pencipta akhirnya menjadi
`semua di dalam semua (1 Kor 15:28) dengan mengerjakan kemuliaan-Nya dan
sekaligus kebahagiaan kita" (AG 2).
IV. Misteri Penciptaan
Allah Mencipta dalam Kebijaksanaan dan Cinta
295 Kita percaya bahwa Allah menciptakan dunia menurut
kebijaksanaan-Nya. Dunia bukanlah hasil dari salah satu kebutuhan, satu takdir
yang buta atau kebetulan. Kita percaya bahwa ia berasal dari kehendak Allah
yang bebas, yang berkenan membuat makhluk ciptaan mengambil bagian dalam
ada-Nya, dalam kebijaksanaan-Nya dan dalam kebaikan-Nya: "Sebab Engkau
telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada
dan diciptakan" (Why 4:11). "Tuhan, betapa banyak perbuatan-Mu, sekaliannya
Kaujadikan dengan kebijaksanaan" (Mzm 104:24). "Tuhan itu baik kepada
semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya" (Mzm
145:9).
Allah Mencipta "dari ketidakadaan"
296 Kita percaya bahwa Allah dalam mencipta segala
sesuatu tidak membutuhkan sesuatu yang sudah ada lebih dahulu dan tidak
membutuhkan bantuan apa pun. Ciptaan itu pun tidak mengalir secara paksa dari
substansi ilahi. Allah mencipta dengan bebas "dari ketidakadaan" (DS
800; 3025).
"Seandainya Allah menciptakan dunia ini dari bahan yang
sudah ada sebelumnya, lalu apakah sebenarnya yang luar biasa? Kalau memberikan
bahan kepada seorang tukang, ia akan membuat dari bahan itu segala sesuatu yang
ia kehendaki. Akan tetapi kekuasaan Allah menyatakan diri, karena Ia bertolak
dari ketidakadaan untuk membuat segala sesuatu yang Ia kehendaki"
(Teofilus dari Antiokia, Autol. 2,4).
297 Iman mengenai penciptaan "dari
ketidakadaan" dinyatakan dalam Kitab Suci sebagai satu kebenaran yang
penuh dengan janji dan harapan. Demikianlah seorang ibu dalam buku kedua Makabe
menguatkan ketujuh anaknya untuk menerima penderitaan demi iman dengan
kata-kata:
"Aku tidak tahu bagaimana kamu muncul dalam
kandunganku. Bukan akulah yang memberi kepadamu napas dan hidup atau menyusun
bagian-bagian pada badanmu masing-masing. Melainkan pencipta alam semestalah
yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya.
Tuhan akan memberikan kembali roh hidup kepadamu, justru oleh karena kamu kini
memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya ... Aku mendesak, ya
anakku, lihatlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan
di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah tidak menjadikan kesemuanya itu dari barang
yang sudah ada. Demikianlah bangsa manusia dijadikan juga" (2 Mak 7:22-23.28).
298 Karena Allah dapat mencipta dari ketidakadaan,
dapatlah Ia oleh Roh Kudus memberikan kepada para pendosa kehidupan jiwa,
dengan menciptakan hati yang murni di dalam mereka, dan memberikan kehidupan
badan kepada yang meninggal, dengan membangkitkan badan itu, karena Ia adalah
"Allah yang menghidupkan orang mati dan menjadikan dengan firman-Nya apa
yang tidak ada menjadi ada" (Rm 4:17). Dan karena Ia mampu memancarkan
cahaya dari kegelapan melalui Sabda-Nya, Ia juga dapat menganugerahkan cahaya
iman kepada mereka yang tidak mengenal-Nya.
Allah Menciptakan Satu Dunia yang Teratur dan Baik
299 Karena Allah mencipta dengan kebijaksanaan, maka
ciptaan itu teratur: "Akan tetapi segala-galanya telah Kauatur menurut
ukuran, jumlah, dan timbangan" (Keb 11:20). Dalam Sabda abadi dan melalui
Sabda abadi, "gambar Allah yang tidak kelihatan" itu (Kol 1:15),
terjadilah ciptaan. Ciptaan ditentukan untuk manusia, yang adalah citra Allah;
ia yang dipanggil untuk hubungan pribadi dengan Allah, disapanya. Apa yang
Allah katakan kepada kita melalui ciptaan-Nya, dapat diketahui oleh akal budi
kita, yang mengambil bagian dalam cahaya budi ilahi, walaupun bukan tanpa susah
payah yang besar dan hanya dalam satu sikap yang rendah hati dan khidmat
terhadap pencipta dan karya-Nya. Karena ciptaan itu berasal dari kebaikan
Allah, maka ia mengambil bagian dalam kebaikan itu. Ciptaan dikehendaki oleh
Allah sebagai hadiah kepada manusia, sebagai warisan, yang ditentukan untuknya
dan dipercayakan kepadanya. Untuk itu Gereja berulang kali harus membela bahwa
ciptaan, termasuk dunia jasmani, itu baik.
Allah itu Agung, Melebihi Ciptaan dan Hadir di Dalamnya
300 Allah jauh melampaui segala karya-Nya. "Ya
Tuhan, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi" (Mzm 8:2);
"kebesaran-Nya tidak terduga" (Mzm 145:3). Tetapi karena Ia adalah
Pencipta yang bebas dan mulia, sebab pertama dari segala sesuatu, yang ada, Ia
pun hadir dalam hakikat makhluk ciptaan-Nya: "Sebab di dalam Dia kita
hidup, kita bergerak, kita ada" (Kis 17:28). Menurut Santo Agustinus,
Allah itu "lebih tinggi daripada diriku yang tertinggi dan lebih akrab
daripada diriku yang terakrab" (conf. 3,6,11).
Allah Memelihara dan Menopang Ciptaan
301 Sesudah mencipta, Allah tidak menyerahkan ciptaan-Nya
begitu saja kepada nasibnya. Ia tidak hanya memberi kepadanya adanya dan
eksistensi, tetapi Ia juga memeliharanya setiap saat dalam adanya itu, memberi
kepadanya kemungkinan untuk bergiat dan mengantarnya menuju tujuannya. Mengakui
ketergantungan yang sepenuhnya itu kepada Pencipta, menghasilkan kebijaksanaan
dan kebebasan, kegembiraan dan kepercayaan.
"Engkau mengasihi segala yang ada dan Engkau tidak
benci kepada barang apa pun yang telah Kau buat. Sebab andaikata Kau benci
sesuatu, niscaya tidak Kau ciptakan. Bagaimana sesuatu dapat bertahan, jika
tidak Kau kehendaki, atau bagaimana dapat tetap terpelihara, kalau tidak Kau
panggil? Engkau menyayangi segala-galanya sebab itu adalah milik-Mu" (Keb
11:24-26).
V. Allah Melaksanakan Rencana-Nya: Penyelenggaraan Ilahi
302 Ciptaan mempunyai kebaikan dan kesempurnaannya
sendiri. Namun ia tidak keluar dari tangan Pencipta dalam keadaan benar-benar
selesai. Ia diciptakan demikian bahwa ia masih "di tengah jalan" [in
statu viae] menuju kesempurnaan terakhir yang baru akan tercapai, yang
dipikirkan Allah baginya. Takdir, dengannya Allah menghantar ciptaan-Nya menuju
penyelesaian itu, kita namakan "penyelenggaraan ilahi".
"Allah melindungi dan mengatur melalui
penyelenggaraan-Nya, segala sesuatu yang Ia ciptakan, `dengan kuat ia meluas
dari ujung yang satu ke ujung yang lain dan halus memerintah segala sesuatu
(Keb 8:1). `Sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata-Nya (Ibr
4:13), juga apa yang akan terjadi melalui tindakan bebas dari makhluk
ciptaan" (Konsili Vatikan 1: DS 3003).
303 Kesaksian Kitab Suci mengakui dengan suara bulat:
Pemeliharaan penyelenggaraan adalah konkret dan langsung; ia peduli akan segala
sesuatu dari kejadian yang paling kecil sampai kepada kejadian-kejadian besar
yang membentuk sejarah dunia. Buku-buku suci dengan tegas menekankan kedaulatan
Allah yang absolut dalam peredaran kejadian: "Allah kita di surga, Ia
melakukan apa yang dikehendaki-Nya" (Mzm 115:3). Dan Kristuslah "yang
membuka, dan tidak ada yang dapat menutup, yang menutup dan tidak ada yang
dapat membuka" (Why 3:7). "Banyaklah rancangan di hati manusia,
tetapi hanya keputusan Tuhanlah yang terlaksana" (Ams 19:21).
304 Demikianlah Roh Kudus, Pengarang utama Kitab Suci,
sering kali mempertalikan perbuatan-perbuatan tertentu dengan Allah, tanpa
menyebutkan sebab kedua. Itu bukanlah suatu cara ungkapan primitif, melainkan
suatu cara yang mendalam, untuk mengarahkan perhatian kepada prioritas Allah
dan kekuasaan-Nya yang absolut atas sejarah dan dunia dan dengan demikian
mendidik supaya berharap kepada-Nya. Doa mazmur adalah sekolah besar mengenai
kepercayaan ini.
305 Yesus menghendaki penyerahan diri sebagai anak kepada
penyelenggaraan Bapa surgawi, yang peduli akan kebutuhan-kebutuhan terkecil
anak-anak-Nya: "Sebab itu janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang
kami makan? Apakah yang kami minum? ... Bapamu yang di surga tahu bahwa kamu
memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat 6:31-33).
Penyelenggaraan dan Sebab Kedua
306 Allah adalah Tuhan yang berdaulat atas keputusan-Nya.
Tetapi untuk melaksanakannya, Ia mempergunakan juga kerja sama makhluk-Nya. Itu
bukanlah bukti kelemahan, melainkan bukti kebesaran dan kebaikan Allah. Sebab
Allah tidak hanya memberi keberadaan kepada makhluk-Nya, tetapi juga martabat,
untuk bertindak sendiri, menjadi sebab dan asal usul satu dari yang lain dan
dengan demikian bekerja sama dalam pelaksanaan keputusan-Nya.
307 Kepada manusia Allah malahan memberi kemungkinan
untuk mengambil bagian secara bebas dalam penyelenggaraan-Nya, dengan
menyerahkan tanggung jawab kepada mereka, untuk "menaklukkan dunia"
dan berkuasa atasnya`. Dengan demikian Allah memungkinkan manusia, menjadi
sebab yang berakal dan bebas untuk melengkapi karya penciptaan dan untuk
menyempurnakan harmoninya demi kesejahteraan diri dan sesama. Manusia sering
kali merupakan teman sekerja Allah yang tidak sadar, tetapi dapat juga secara
sadar memperhatikan rencana ilahi dalam perbuatannya, dalam doanya, tetapi juga
dalam penderitaannya. Dengan demikian secara penuh dan utuh mereka menjadi
"teman sekerja Allah" ( I Kor 3:9; 1 Tes 3:2) dan Kerajaan-Nya.
308 Dengan demikian kebenaran bahwa Allah bekerja dalam
setup perbuatan makhluk-Nya tidak dapat dipisahkan dari iman akan Allah
Pencipta. Ia adalah sebab pertama, yang bekerja dalam dan melalui sebab kedua.
"Karma Allah yang mengerjakan ini dalam kamu baik kehendak maupun
pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Flp 2:1.3). Kebenaran ini sama sekali tidak
merugikan martabat makhluk, tetapi meninggikannya. Diangkat dari ketidakadaan
oleh kekuasaan, kebijaksanaan dan kebaikan Allah, makhluk tidak dapat berbuat
apa-apa, kalau ia diputuskan dari asalnya, karma "ciptaan menghilang tanpa
Pencipta" (GS 36,3). Lebih lagi, ia tidak dapat mencapai tujuan akhirnya
tanpa bantuan rahmat.
Penyelenggaraan dan Skandal Kejahatan
309 Tetapi apabila Allah, Bapa yang mahakuasa, Pencipta
suatu dunia yang teratur dan baik, memperhatikan semua makhluk-Nya, mengapa
lalu ada yang jahat? Tiap jawaban yang terburu-buru atas pertanyaan yang
mendesak dan tak terelakkan, yang menyakitkan dan yang penuh rahasia ini, akan
tidak memuaskan. Iman Kristen secara menyeluruh adalah jawaban atas pertanyaan
ini: keadaan baik ciptaan, drama dosa, cinta Allah yang sabar, yang mendekati
manusia. Ia melakukan ini melalui perjanjian-perjanjian-Nya, melalui penjelmaan
Putera-Nya menjadi manusia yang menyelamatkan dan melalui anugerah Roh; Ia
melakukan ini dengan mengumpulkan Gereja dan melalui kekuatan Sakramen;
akhirnya Ia melakukan itu melalui panggilan menuju kehidupan yang
membahagiakan. Makhluk yang bebas sejak awal sudah diundang supaya menerima
panggilan ini. Tetapi mereka juga dapat menolaknya sejak awal, dan itulah
misteri yang mengerikan. Tidak ada satu unsur pewartaan Kristen, yang tidak
merupakan jawaban atas masalah kejahatan.
310 Tetapi mengapa Allah tidak menciptakan satu dunia
yang sedemikian sempurna, sehingga tidak mungkin ada unsur jahat di dalamnya.
Dalam kuasa-Nya yang tidak terbatas Allah dapat saja menciptakan sesuatu yang
lebih baik. Tetapi dalam kebijaksanaan dan kebaikan-Nya yang tidak terbatas
Allah, karma kehendak bebas-Nya, ingin menciptakan satu dunia yang berada
"di jalan" menuju kesempurnaannya yang terakhir. Menurut rencana
Allah proses perkembangan ini membawa bersama dengan munculnya bentuk
keberadaan tertentu juga hilangnya bentuk keberadaan yang lain, bersama dengan
yang sempurna juga yang kurang sempurna, bersama dengan pembangunan juga
pembongkaran dalam alam. Maka selama ciptaan belum sampai kepada penyelesaian,
akan ada kebobrokan fisik di samping kebaikan fisik.
311 Para malaikat dan manusia, ciptaan yang berakal budi
dan bebas, harus menyongsong tujuannya terakhir dengan kehendak bebas dan
mengutamakan tujuan itu karena cinta. Karena itu mereka juga dapat menyimpang
dari jalan dan dalam kenyataannya sudah berdosa. Demikianlah kejahatan moral,
yang jauh lebih buruk daripada kebobrokan fisik, masuk ke dalam dunia.
Bagaimanapun juga, baik langsung maupun tidak langsung, Allah bukanlah sebab
kejahatan moral. Namun Ia membiarkannya terjadi karena Ia menghormati kebebasan
makhluk-Nya, dan dengan cara yang penuh rahasia Ia tahu menghasilkan yang baik
darinya:
"Allah yang mahakuasa ... dalam kebaikan-Nya yang
tak terbatas tidak mungkin membiarkan kejahatan apa pun berada dalam karya-Nya,
kalau Ia tidak begitu mahakuasa dan baik, sehingga Ia juga mampu mengambil
kebaikan dari kejahatan" (Agustinus, enchir. 11, 3).
312 Dengan demikian lama-kelamaan orang dapat menemukan
bahwa Allah dalam penyelenggaraan-Nya yang mahakuasa malahan dapat mengambil
kebaikan dari kejahatan moral yang disebabkan oleh makhluk-Nya. Yosef berkata
kepada saudara-saudaranya: "Bukan kamulah yang menyuruh aku ke sini,
melainkan Allah ... Kalau kamu mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi
Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan ... dengan maksud memelihara hidup suatu
bangsa yang besar" (Kej 45:8; 50:20). Dari kejahatan moral paling buruk
yang pernah dilakukan, yakni penolakan dan pembunuhan Putera Allah oleh dosa
semua manusia, Tuhan dalam kelimpahan rahmat-Nya mengerjakan kebaikan yang
paling besar: pemuliaan Kristus dan penebusan kita. Tetapi karena itu, sesuatu
yang jahat tidak pernah akan menjadi sesuatu yang baik.
313 "Kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia"
(Rm 8:28). Para kudus berulang kali memberikan kesaksian tentang itu:
Santa Katarina dari Siena mengatakan "kepada mereka yang merasa terganggu oleh apa yang mereka
alami dan memberontak terhadapnya": "Segala sesuatu timbul dari
cinta, segala sesuatu diarahkan kepada keselamatan manusia. Allah tidak membuat
apa pun di luar tujuan ini" (dial. 4,138).
Santo Tomas Morus menghibur puterinya beberapa saat sebelum mati syahidnya: "Tidak ada
sesuatu yang dapat terjadi, yang tidak dikehendaki Allah. Tetapi apa pun yang
Ia kehendaki, betapa pun juga pahitnya, hal itu merupakan yang terbaik untuk
kita" (surat).
Dan Yuliana dari Norwikh mengatakan: "Dengan
rahmat Allah aku menjadi sadar bahwa aku harus berpegang teguh kepada iman, dan
paling sedikit dengan sama teguh harus melihat bahwa segala sesuatu,
bagaimanapun keadaannya, akan menjadi baik ... Dan engkau akan melihat bahwa
segala sesuatu akan menjadi baik" (rev. 32).
314 Kita percaya dengan teguh bahwa Allah adalah Tuhan
dunia dan sejarah. Namun jalan-jalan penyelenggaraan-Nya sering kali tidak kita
ketahui. Baru pada saat akhir, apabila pengetahuan kita yang sepotong-sepotong
sudah berakhir dan kita akan memandang Allah "dari muka ke muka" (1
Kor 13:12) kita akan mengerti sepenuhnya jalan-jalan yang ditempuh Allah,
malahan melalui drama kejahatan dan dosa, guna menghantar ciptaan-Nya menuju
perhentian Sabat yang definitif, untuknya Ia telah menciptakan langit dan bumi.
TEKS-TEKS SINGKAT
315 Dengan penciptaan dunia dan manusia, Allah memberi
bukti yang pertama dan menyeluruh dari cinta-Nya dan kebijaksanaan-Nya yang
mahakuasa, demikian juga pengumuman pertama "keputusan
berbelaskasihan-Nya", yang terlaksana dalam penciptaan baru melalui
Kristus.
316 Karya penciptaan secara khusus dihubungkan dengan
Bapa, tetapi adalah juga satu kebenaran iman bahwa Bapa, Putera, dan Roh Kudus
merupakan prinsip pencipta yang satu dan tidak terbagi-bagi.
317 Allah sendiri menciptakan alam semesta secara bebas,
langsung dan tanpa bantuan apa pun.
318 Tidak ada makhluk yang mempunyai kekuasaan tak
terbatas yang perlu untuk "mencipta" dalam arti kata yang sebenarnya,
artinya menghasilkan sesuatu yang sama sekali belum ada, dan memberi kepadanya
keberadaan, memanggilnya "dari ketidakadaan " [ex nihilo] ke dalam
keberadaan.
319 Allah menciptakan bumi supaya menunjukkan dan
menyampaikan kemuliaan-Nya. Supaya makhluk-Nya mengambil bagian dalam
kebenaran-Nya, kebaikan-Nya, dan keindahan-Nya - itulah kemuliaan untuknya
Allah menciptakannya.
320 Allah, yang menciptakan alam semesta,
mempertahankannya dalam keberadaannya oleh Sabda-Nya, Sang Putera, yang
menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan" (Ibr 1:3)
dan melalui Roh Pencipta-Nya yang memberi kehidupan.
321 Penyelenggaraan ilahi terdiri dari
keputusan-keputusan, olehnya Allah menghantar segala makhluk dengan
kebijaksanaan dan cinta menuju tujuan akhir:
322 Kristus mengajak kita agar kita menyerahkan diri
sebagai anak kepada penyelenggaraan Bapa surgawi dan Rasul Petrus
mengulanginya: "Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia
yang memelihara kamu" (I Ptr 5:7).
323 Penyelenggara ilahi bertindak juga melalui kegiatan
makhluk-makhluk. Allah memberi kepada manusia kemungkinan, supaya bekerja sama
dengan sukarela dalam rencana-rencana-Nya.
324 Bahwa Allah membiarkan kejahatan fisik dan moral itu
terjadi, adalah satu misteri, yang Ia terangkan melalui Putera-Nva Yesus
Kristus, yang wafat dan bangkit, untuk mengalahkan kejahatan. Iman memberi kita
kepastian bahwa Allah tidak akan membiarkan kejahatan, kalau Ia tidak sanggup
menghasilkan yang baik dari yang jahat itu, melalui jalan-jalan yang baru kita
akan ketahui sepenuhnya dalam kehidupan abadi.
Pasal 5. LANGIT DAN BUMI
325 Syahadat para Rasul mengakui bahwa Allah adalah
"Pencipta langit dan bumi" dan pengakuan iman Nisea-Konstantinopel
menjelaskan: "dunia yang kelihatan dan yang tak kelihatan".
326 Dalam Kitab Suci pasangan kata "langit dan
bumi" berarti segala sesuatu yang ada: seluruh ciptaan. Ia menyebut juga
ikatan yang dalam ciptaan sekaligus mempersatukan dan membedakan langit dan
bumi: "Bumi" ialah dunia manusia; "langit" atau
"surga" dapat berarti cakrawala, tetapi juga "tempat" Allah
yang sebenarnya karena Ia adalah "Bapa kita di surga" (Mat 5:16) dan
sebagai akibatnya surga adalah kemuliaan definitif. Akhirnya perkataan
"surga" berarti "tempat" makhluk-makhluk rohani,
malaikat-malaikat, yang mengelilingi Allah.
327 Pengakuan iman Konsili Lateran IV mengatakan:
"Allah mengadakan pada awal segala waktu sekaligus dua ciptaan dari
ketidakadaan, yang rohani dan yang jasmani, yaitu malaikat dan dunia: dan
sesudah An yang manusiawi, yang boleh dikatakan sekaligus terdiri dari roh dan
badan" (DS 800).
I. Malaikat
Adanya Malaikat - Satu Kebenaran Iman
328 Bahwa ada makhluk rohani tanpa badan, yang oleh Kitab
Suci biasanya dinamakan "malaikat", adalah satu kebenaran iman.
Kesaksian Kitab Suci dan kesepakatan tradisi tentang itu bersifat sama jelas.
Siapakah Mereka Itu?
329 Santo Agustinus mengatakan: " `Malaikat`
menunjukkan jabatan, bukan kodrat. Kalau engkau menanyakan kodratnya, maka ia
adalah roh; kalau engkau menanyakan jabatannya, maka ia adalah malaikat"
(Psal. 103,1,15). Menurut seluruh keadaannya malaikat adalah pelayan dan
pesuruh Allah. Karena "mereka selalu memandang wajah Bapa-Ku, yang ada di
surga" (Mat 18:10), mereka "melaksanakan firman-Nya dengan
mendengarkan suara firman-Nya" (Mzm 103:20).
330 Sebagai makhluk rohani murni mereka mempunyai akal
budi dan kehendak; mereka adalah wujud pribadi dan tidak dapat mati. Mereka
melampaui segala makhluk yang kelihatan dalam kesempurnaan. Cahaya kemuliaannya
membuktikan itu.
Kristus "Bersama Semua Malaikat-Nya"
331 Kristus adalah pusat dunia malaikat. Mereka adalah
malaikat-Nya: "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia..." (Mat 25:31). Mereka adalah milik-Nya
karena mereka diciptakan oleh Dia dan untuk Dia: "Karena di dalam Dia
telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang
kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintahan, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk
Dia" (Kol 1:16). Mereka lebih lagi milik-Nya, karena ia menjadikan mereka
pesuruh rencana keselamatan-Nya: "Mereka adalah roh-roh yang melayani,
yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan" (Ibr
1:14).
332 Mereka ada sejak penciptaan dunia dan sepanjang
seluruh sejarah keselamatan; mereka mengabarkan keselamatan dari jauh dan dari
dekat, dan melayani rencana ilahi, untuk melaksanakan keselamatan itu. Mereka
mengunci firdaus duniawi, melindungi Lot, meluputkan Hagar dan anaknya,
menghalangi tangan Abraham, menyampaikan hukum kepada bangsa Israel, menghantar
bangsa Allah, mewartakan kelahiran dan panggilan, membantu para nabi, sekedar
untuk menyebut beberapa contoh. Akhirnya malaikat Gabriel menampakkan diri
untuk menyampaikan kelahiran perintis dan kelahiran Yesus sendiri".
333 Mulai dari penjelmaan menjadi manusia sampai kepada
kenaikan ke surga, kehidupan Sabda yang menjadi manusia dikelilingi oleh
penyembahan dan pelayanan malaikat. Ketika Allah "membawa Anak-Nya yang
sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat harus menyembah "(Ibr 1:6).
Lagu pujiannya waktu Kristus dilahirkan - "Kemuliaan bagi Allah:.."
(Luk 2:14) - bergema terus dalam lagu pujian Gereja. Mereka melindungi Yesus
dalam usia anak-anak", melayani Dia di padang gurun", menguatkan-Nya
dalam sakratul maut", dan mereka juga dapat membebaskan-Nya - seperti
Israel dahulu - dari tangan musuh-musuh-Nya. Malaikat-malaikat itu pula,
"yang mewartakan Injil" (Luk 2:10), dengan menyampaikan Kabar Gembira
mengenai penjelmaan dan kebangkitan Kristus. Pada kedatangan kembali Kristus, yang
mereka maklumka4, mereka akan menyertai Dia dan melayani Dia waktu pengadilan.
Malaikat di Dalam Kehidupan Gereja
334 Sampai Kristus datang kembali, pertolongan para
malaikat yang penuh rahasia dan kuasa itu sangat berguna bagi seluruh kehidupan
Gereja.
335 Dalam liturginya Gereja mempersatukan diri dengan
para malaikat untuk menyembah Allah yang mahakudus; ia minta bantuan mereka,
dan merayakan terutama peringatan akan malaikat tertentu (Mikael, Gabriel dan
Rafael, dan para malaikat pelindung yang suci).
336 Sejak masa anak-anak sampai pada kematiannya
malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan" dan
doa permohonan. "Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai
pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan" (Basilius,
Eun. 3,1). Sejak di dunia ini, dalam iman, kehidupan Kristen mengambil bagian
di dalam kebahagiaan persekutuan para malaikat dan manusia yang bersatu dalam
Allah.
II. Dunia yang Kelihatan
337 Allah sendiri telah menciptakan dunia yang kelihatan
ini dengan segala kekayaannya, keanekaragamannya, susunannya. Kitab Suci
menggambarkan karya penciptaan secara simbolis sebagai satu rentetan "enam
hari kerja" ilahi, yang ditutup dengan "istirahat" pada had
ketujuh. Berhubungan dengan penciptaan itab Suci mengajarkan
kebenaran-kebenaran yang Allah wahyukan demi keselamatan kita dan yang
mendorong orang, "mengakui makna sedalam-dalamnya, nilai serta tujuan
segenap alam tercipta yakni: demi kemuliaan Allah" (LG 36).
338 Tidak ada sesuatu pun, yang tidak menerima
keberadaannya dari Pencipta. Dunia mulai, ketika ia diciptakan oleh Sabda Allah
dari ketidakadaan. Segala makhluk yang ada, seluruh alam, seluruh sejarah umat
manusia, berakar dalam kejadian pokok ini; oleh "kejadian" ini dunia
dibentuk dan waktu mulai bergulir.
339 Tiap makhluk memiliki kebaikan dan kesempurnaannya
sendiri. Dari tiap karya selama "enam hari itu", dikatakan: "Dan
Allah melihat bahwa semuanya itu baik". "Sebab berdasarkan
kenyataannya sebagai ciptaan, segala sesuatu dikaruniai kemandirian, kebenaran
dan kebaikannya sendiri, lagi pula menganut hukum-hukum dan mempunyai tata
susunannya sendiri" (GS 36,2). Makhluk-makhluk yang berbeda-beda itu
mencerminkan dalam kekhususan mereka yang dikehendaki Allah, tiap-tiapnya
dengan caranya sendiri, satu sinar kebijaksanaan dan kebaikan Allah yang tidak
terbatas. Karena itu manusia harus menghormati kodrat yang baik dari setiap
makhluk dan bersikap waspada terhadap penyalahgunaan benda-benda itu. Kalau
tidak, maka Allah dihina dan terjadilah akibat-akibat yang sangat buruk bagi
manusia dan alam sekitarnya.
340 Ketergantungan makhluk-makhluk satu sama lain
dikehendaki Allah. Matahari dan bulan, pohon aras dan bunga liar, rajawali dan
burung pipit – semua keanekaan dan ketidaksamaan yang tidak terhitung banyaknya
itu mengatakan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang mencukupi dirinya sendiri,
bahwa makhluk-makhluk hanya ada dalam ketergantungan satu sama lain untuk
saling melengkapi dalam pelayanan timbal balik.
341 Keindahan alam semesta: Peraturan dan harmoni dari
dunia yang diciptakan berasal dari keanekaragaman makhluk dan hubungan antar
mereka. Manusia menemukannya satu demi satu sebagai hukum alam. Mereka
menimbulkan keheranan pada para ilmuwan. Keindahan ciptaan mencerminkan
keindahan Pencipta yang tidak terbatas. Ia harus membangkitkan rasa hormat dan
menggerakkan manusia supaya menundukkan akal budi dan kehendaknya kepada
Pencipta.
342 Tingkat-tingkat makhluk-makhluk dinyatakan oleh
urutan "enam hari", yang melangkah dari yang kurang sempurna kepada
yang lebih sempurna. Allah mencintai semua makhluk-Nya, memperhatikan
tiap-tiapnya, bahkan burung pipit pun. Walaupun demikian Yesus berkata:
"Kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit" (Luk 12:7) dan
"Manusia lebih berharga daripada seekor domba" (Mat 12:12).
343 Manusia adalah puncak karya penciptaan. Kisah
penciptaan dalam Kitab Suci menandaskan ini, dengan membedakan penciptaan
manusia secara jelas dari penciptaan makhluk-makhluk yang lain.
344 Antara semua makhluk terdapat suatu solidaritas,
karena semua mereka mempunyai Pencipta yang sama, dan semua mereka diarahkan
kepada kemuliaan-Nya.
Terpujilah Engkau,
Tuhanku, dengan sekalian makhluk-Mu terutama tuanku saudara Surya, dia itu
siang dan menerangi dengan pancarannya. Dia itu elok dan bersinar dengan
teramat cerahnya, pembawa lambang-Mu, sang Mahaluhur.
Terpujilah Engkau,
Tuhanku, karena saudari Air, besar gunanya, merendah, mulia, dan murni.
Terpujilah Engkau,
Tuhanku, karena saudari kami, Ibu Pertiwi, penyuap dan pengasuh kami, penghasil
buah-buahan, bunga beraneka-warna dan hijau-hijauan.
Puji dan
muliakanlah Tuhanku, beri syukur kepada-Nya, abdilah Dia dengan kerendahan hati
besar.
(Fransiskus dari
Assisi, Gita Sang Surya)
345 Sabat - penutup "enam hari kerja". Kitab
Suci mengatakan "pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan
yang dilakukan-Nya itu" - demikianlah "langit dan bumi
diselesaikan" - "berhentilah la pada hari ketujuh ... Dan Allah
memberkati hari ketujuh itu dan menguduskan-Nya" (Kej 2:1-3). Kata-kata
terilham ini sangat informatif.
346 Allah memberikan dasar dan hukum kepada ciptaan-Nya,
yang tetap berlaku. Orang beriman dapat mengandalkannya; mereka dipandangnya
sebagai tanda dan jaminan kesetiaan Allah yang tidak tergoyahkan baginya, yang
dengannya Allah memegang perjanjian-Nya dengan teguh. Manusia dari pihaknya
harus taat dengan setia kepada dasar dan menghormati hukum, yang telah Allah
ukirkan ke dalam ciptaan.
347 Tujuan penciptaan itu ialah Sabat dan dengan demikian
penghormatan dan penyembahan Allah. Kebaktian telah terukir dalam tata
penciptaan. "Kebaktian harus didahulukan dari apa pun" demikian bunyi
peraturan santo Benediktus, yang dengan demikian menunjukkan kepada kita urutan
kepentingan manusiawi yang tepat.
348 Sabat merupakan pusat hukum Israel. Menghayati
perintah-perintah berarti hidup menurut kebijaksanaan dan kehendak Allah yang
nyata dalam karya penciptaan-Nya.
349 Hari kedelapan. Tetapi bagi kita tiba satu hari baru:
hari kebangkitan Kristus. Hari ketujuh menyelesaikan ciptaan pertama. Pada hari
kedelapan mulailah penciptaan baru. Dengan demikian karya penciptaan berpuncak
pada karya penebusan yang lebih besar lagi. Ciptaan pertama mendapat arti dan
puncaknya dalam penciptaan baru dalam Kristus, yang melampaui yang pertama
dalam kecemerlangan.
TEKS-TEKS SINGKAT
350 Malaikat-malaikat adalah makhluk rohani yang
memuliakan Allah tanpa henti-hentinya dan melayani rencana keselamatan-Nya
untuk makhluk lain. "Dalam segala pekerjaan baik, para malaikat bekerja
sama dengan kita" (Tomas Aqu., s.th. 1, 114,3, ad 3).
351 Para malaikat mengelilingi Kristus, Tuhan mereka.
Mereka melayani-Nya terutama dalam pelaksanaan perutusan keselamatan-Nya untuk
manusia.
352 Gereja menghormati para malaikat yang mendampingi
Gereja dalam ziarah duniawinya dan melindungi setiap manusia.
353 Adalah kehendak Allah bahwa makhluk-makhluk-Nya
berbeda satu sama lain, bahwa mereka memiliki kebaikannya masing-masing, bahwa
mereka bergantung satu sama lain dan bahwa mereka berada dalam satu tata
tertib. Ia telah menentukan segala makhluk material demi kesejahteraan umat
manusia. Manusia dan melalui dia seluruh ciptaan telah ditentukan untuk
memuliakan Allah.
354 Menghormati peraturan-peraturan yang diukirkan dalam
ciptaan dan hubungan-hubungan yang sesuai dengan kodrat benda-benda adalah
prinsip kebijaksanaan dan dasar kesusilaan.
Pasal 6. MANUSIA
355 "Allah menciptakan manusia itu menurut
citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka" (Kej 1:27). Manusia menduduki tempat khusus dalam
ciptaan: ia diciptakan "menurut citra Allah" (1); dalam kodratnya
bersatulah dunia rohani dan dunia jasmani (11); ia diciptakan "sebagai
laki-laki dan perempuan" (111); Allah menjadikan dia sahabat-Nya (IV).
I. "Menurut Citra Allah"
356 Dari segala ciptaan yang kelihatan, hanya manusia itu
"mampu mengenal dan mencintai Penciptanya" (GS 12,3): ialah
"yang di dunia merupakan satu-satunya makhluk, yang Allah kehendaki demi
dirinya sendiri" (GS 24,3): hanya dialah yang dipanggil, supaya dalam
pengertian dan cinta mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Ia diciptakan
untuk tujuan ini, dan itulah dasar utama bagi martabatnya:
"Apakah
alasannya, maka Engkau meninggikan manusia ke martabat yang begitu mulia? Cinta
yang tidak ternilai, yang dengannya Engkau memandang makhluk-Mu dalam diri-Mu
sendiri dan jatuh cinta kepadanya, sebab Engkau menciptakannya karena cinta,
karena cinta Engkau memberi kepadanya satu kodrat, yang dapat merasakan
kegembiraan pada diri-Mu, harta abadi" (Katarina dari Siena, dial. 4,13).
357 Karena ia diciptakan menurut citra Allah, manusia
memiliki martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seorang.
Ia mampu mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas dirinya, mengabdikan diri dalam
kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan karena rahmat ia
sudah dipanggil ke dalam perjanjian dengan Penciptanya, untuk memberi
kepada-Nya jawaban iman dan cinta, yang tidak dapat diberikan suatu makhluk
lain sebagai penggantinya.
358 Tuhan menciptakan segala sesuatu untuk manusia,
tetapi manusia itu sendiri diciptakan untuk melayani Allah, untuk mencintai-Nya
dan untuk mempersembahkan seluruh ciptaan kepada-Nya:
"Makhluk
manakah yang diciptakan dengan martabat yang demikian itu? Itulah manusia,
sosok yang agung, yang hidup dan patut dikagumi, yang dalam mata Allah lebih
bernilai daripada segala makhluk. Itulah manusia; untuk dialah langit dan bumi
dan lautan dan seluruh ciptaan. Allah sebegitu prihatin dengan keselamatannya,
sehingga la tidak menyayangi Putera-Nya yang tunggal untuk dia. Allah malahan
tidak ragu-ragu, melakukan segala sesuatu, supaya menaikkan manusia kepada
diri-Nya dan memperkenankan ia duduk di sebelah kanan-Nya" (Yohanes
Krisostomus, Serm. in Gen. 2,1).
359 "Sesungguhnya hanya dalam misteri Sabda yang
menjelmalah misteri manusia benar-benar menjadi jelas" (GS 22,1).
Rasul Paulus
berbicara mengenai dua manusia, yang merupakan asal-usul umat manusia: Adam dan
Kristus ... Paulus mengatakan: `Adam, manusia pertama, menjadi makhluk hidup
duniawi. Adam terakhir menjadi Roh yang menghidupkan. Yang pertama diciptakan
oleh Yang terakhir, dan juga mendapat jiwa dari Dia, supaya ia menjadi hidup
... Adam terakhir inilah, yang mengukir citra-Nya atas yang pertama waktu pembentukan.
Karena itulah, maka ia menerima sosok tubuhnya dan menerimanya, supaya la tidak
kehilangan, apa yang Ia jadikan menurut citra-Nya. Adam pertama, Adam terakhir:
Yang pertama mempunyai awal, yang terakhir tidak mempunyai akhir, karena yang
terakhir ini sebenarnya yang pertama. Dialah yang mengatakan `Aku adalah Alfa
dan Omega" (Petrus Krisologus, sermo 117).
360 Umat manusia merupakan satu kesatuan karena asal yang
sama. Karena Allah "menjadikan dari satu orang saja semua bangsa dan umat
manusia" (KiS 404, 775, 17:26).
"Pandangan
yang menakjubkan, yang memperlihatkan kepada kita umat manusia dalam kesatuan
asal yang sama dalam Allah ... dalam kesatuan kodrat, bagi semua disusun sama
dari badan jasmani dan jiwa rohani yang tidak dapat mati; dalam kesatuan tujuan
yang langsung dan tugasnya di dunia; dalam kesatuan pemukiman di bumi, dan
menurut hukum kodrat semua manusia berhak menggunakan hasil-hasilnya, supaya
dengan demikian bertahan dalam kehidupan dan berkembang; dalam kesatuan tujuan
adikodrati: Allah sendiri, dan semua orang berkewajiban untuk mengusahakannya;
dalam kesatuan daya upaya, untuk mencapai tujuan ini; ... dalam kesatuan
tebusan, yang telah dilaksanakan Kristus untuk semua orang" (Pius XII Ens.
"Summi Pontificatus").
361 "Hukum solidaritas dan cinta ini" (ibid.)
menegaskan bagi kita, bahwa kendati keanekaragaman pribadi; kebudayaan dan
bangsa, semua manusia adalah benar-benar saudara dan saudari.
II. "Satu dalam Jiwa dan Badan"
362 Pribadi manusia yang diciptakan menurut citra Allah
adalah wujud jasmani sekaligus rohani. Teks Kitab Suci mengungkapkan itu dalam
bahasa kiasan, apabila ia mengatakan: "Allah membentuk manusia dari debu
tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu
menjadi makhluk yang hidup" (Kej 2:7). Manusia seutuhnya dikehendaki
Allah.
363 Dalam Kitab Suci istilah jiwa sering berarti
kehidupan manusia atau seluruh pribadi manusia. Tetapi ia berarti juga unsur
terdalam pada manusia, yang paling bernilai padanya", yang paling mirip
dengan citra Allah: "Jiwa" adalah prinsip hidup rohani dalam manusia.
364 Tubuh manusia mengambil bagian pada martabat
keberadaan "menurut citra Allah": ia adalah tubuh manusiawi karena ia
dijiwai oleh jiwa rohani. Pribadi manusiawi secara menyeluruh sudah ditentukan
menjadi kanisah Roh dalam Tubuh Kristus.
"Manusia, yang satu jiwa maupun raganya, melalui
kondisi badaniahnya sendiri menghimpun unsur-unsur dunia jasmani dalam dirinya,
sehingga melalui dia unsur-unsur itu mencapai tarafnya tertinggi, dan melambungkan
suaranya untuk dengan bebas memuliakan Sang Pencipta. Oleh karena itu manusia
tidak boleh meremehkan hidup jasmaninya; tetapi sebaliknya, ia wajib memandang
baik serta layak dihormati badan-nya sendiri, yang diciptakan oleh Allah dan
harus dibangkitkan pada hari terakhir" (GS 14,1).
365 Kesatuan jiwa dan badan begitu mendalam, sehingga
jiwa harus dipandang sebagai "bentuk" badan, artinya jiwa rohani
menyebabkan, bahwa badan yang dibentuk dari materi menjadi badan manusiawi yang
hidup. Dalam manusia, roh dan materi bukanlah dua kodrat yang bersatu,
melainkan kesatuan mereka membentuk kodrat yang satu saja.
366 Gereja mengajarkan bahwa setiap jiwa rohani langsung
diciptakan Allah -- ia tidak dihasilkan oleh orang-tua -- dan bahwa ia tidak
dapat mati: ia tidak binasa, apabila pada saat kematian ia berpisah dari badan,
dan ia akan bersatu lagi dengan badan baru pada hari kebangkitan.
367 Kadang kala jiwa dibedakan dengan roh. Santo Paulus
berdoa demikian: "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya,
dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada
kedatangan Yesus Kristus" (1 Tes 5:23). Gereja mengajarkan bahwa perbedaan
ini tidak membagi jiwa menjadi dual. Dengan "roh" dimaksudkan bahwa
manusia sejak penciptaannya diarahkan kepada tujuan adikodratinya dan bahwa
jiwanya dapat diangkat ke dalam persekutuan dengan Allah karena rahmat.
368 Tradisi rohani Gereja juga menekankan pentingnya hati
dalam arti biblis sebagai "dasar hakikat" atau "batin" (Yer
31:33), di mana manusia memutuskan berpihak kepada Allah atau melawan Allah.
III. "Ia Menciptakan Mereka sebagai Pria dan Wanita"
Persamaan dan Perbedaan yang Dikehendaki Allah
369 Pria dan wanita diciptakan, artinya, dikehendaki
Allah dalam persamaan yang sempurna di satu pihak sebagai pribadi manusia dan
di lain pihak dalam kepriaan dan kewanitaannya. "Kepriaan" dan
"kewanitaan" adalah sesuatu yang baik dan dikehendaki Allah:
keduanya, pria dan wanita, memiliki martabat yang tidak dapat hilang, yang
diberi kepada mereka langsung oleh Allah, Penciptanya. Keduanya, pria dan
wanita, bermartabat sama "menurut citra Allah". Dalam kepriaan dan
kewanitaannya mereka mencerminkan kebijaksanaan dan kebaikan Pencipta.
370 Allah sendiri sama sekali tidaklah menurut citra
manusia. Ia bukan pria, bukan juga wanita. Allah adalah Roh mumi, pada-Nya
tidak bisa ada perbedaan jenis kelamin. Namun dalam
"kesempurnaan-kesempurnaan" pria dan wanita tercermin sesuatu dari
kesempurnaan Allah yang tidak terbatas: ciri khas seorang ibu dan ciri khas
seorang ayah dan suami.
"Untuk Satu sama Lain" - Satu "Dwitunggal"
371 Allah menciptakan pria dan wanita secara bersama dan
menghendaki yang satu untuk yang lain. Sabda Allah menegaskan itu bagi kita
melalui berbagai tempat dalam Kitab Suci: "Tidak baik, kalau manusia itu
seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan
dia" (Kej 2:18). Dari antara binatang-binatang manusia tidak menemukan
satu pun yang sepadan dengan dia (Kej 2:19-20). Wanita yang Allah "bentuk"
dari rusuk pria, dibawa kepada manusia. Lalu berkatalah manusia yang begitu
bahagia karena persekutuan dengannya, "Inilah dia, tulang dari tulangku
dan daging dari dagingku" (Kej 2:23). Pria menemukan wanita itu sebagai
aku yang lain, sebagai sesama manusia.
372 Pria dan wanita diciptakan "satu untuk yang
lain", bukan seakan-akan Allah membuat mereka sebagai manusia
setengah-setengah dan tidak lengkap, melainkan la menciptakan mereka untuk satu
persekutuan pribadi, sehingga kedua orang itu dapat menjadi
"penolong" satu untuk yang lain, karena di satu pihak mereka itu sama
sebagai pribadi ("tulang dari tulangku"), sedangkan di lain pihak
mereka saling melengkapi dalam kepriaan dan kewanitaannya. Dalam perkawinan
Allah mempersatukan mereka sedemikian erat, sehingga mereka "menjadi satu
daging" (Kej 2:24) dan dapat meneruskan kehidupan manusia:
"Beranakcuculah dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi" (Kej 1:28).
Dengan meneruskan kehidupan kepada anak-anaknya, pria dan wanita sebagai suami
isteri dan orang-tua bekerja sama dengan karya Pencipta atas cara yang sangat
khusus.
373 Menurut rencana Allah, pria dan wanita memiliki
panggilan supaya sebagai "wakil" yang ditentukan Allah,
"menaklukkan dunia". Keunggulan ini tidak boleh menjadi kelaliman
yang merusak. Diciptakan menurut citra Allah, yang "mengasihi segala yang
ada" (Keb 11:24), pria dan wanita terpanggil untuk mengambil bagian dalam
penyelenggaraan ilahi untuk makhluk-makhluk lain. Karena itu, mereka
bertanggung jawab untuk dunia yang dipercayakan Allah kepada mereka.
IV. Manusia dalam Firdaus
374 Manusia pertama diciptakan sebagai makhluk yang baik
dan ditempatkan dalam persahabatan dengan Penciptanya dan dalam keselarasan
dengan diri sendiri dan dengan ciptaan yang berada di sekitarnya. Hanya oleh
kemuliaan penciptaan baru dalam Kristus, persahabatan dan harmoni ini dapat
dilampaui.
375 Gereja menjelaskan perlambangan bahasa biblis dalam
terang Perjanjian Baru dan tradisi secara otentik dan mengajarkan bahwa nenek
moyang kita Adam dan Hawa ditempatkan dalam satu keadaan "kekudusan dan
keadilan" yang asli (Konsili Trente: DS 1511). Rahmat kekudusan yang asli
itu adalah "berpartisipasi dalam kehidupan ilahi" (LG 2).
376 Oleh sinar rahmat ini kehidupan manusiawi diperkuat
menurut segala aspek. Selama manusia tinggal dalam hubungan erat dengan Allah,
ia tidak perlu mati atau bersengsara. Keselarasan batin dari pribadi manusiawi,
keselarasan antara pria dan wanita, dan keselarasan antara pasangan suami
isteri pertama dan seluruh ciptaan merupakan keadaan yang dinamakan
"keadilan purba".
377 "Kekuasaan" atas dunia yang diberikan oleh
Allah kepada manusia sejak awal, dilaksanakan pada tempat pertama sekali di
dalam manusia itu sendiri yaitu kekuasaan atas diri sendiri. Manusia dalam
seluruh kodratnya utuh dan teratur, karena ia bebas dari tiga macam hawa nafsu,
yang membuat dia menjadi hamba kenikmatan hawa nafsu, ketamakan akan harta
duniawi, dan penonjolan diri yang bertentangan dengan petunjuk akal budi.
378 Bukti hubungan baik dengan Allah ialah bahwa Allah
menempatkan manusia dalam "kebun". Ia hidup di dalamnya "untuk
mengusahakan dan memelihara" taman itu (Kej 2:15). Pekerjaan itu untuk pria
dan wanita bukan kerja paksa, melainkan kerja sama dengan Allah demi
penyempurnaan ciptaan yang kelihatan.
379 Seluruh keselarasan keadilan purba, yang rencana
Allah persiapkan untuk manusia, hilang karena dosa nenek moyang kita.
TEKS-TEKS SINGKAT
380 "Engkau menjadikan manusia menurut gambaran-Mu,
Engkau menyerahkan kepadanya tugas menguasai alam raya; agar dengan demikian
dapat mengabdi kepada-Mu, satu-satunya Pencipta" (MR, Doa Syukur Agung IV
118).
381 Manusia sudah ditentukan untuk mencerminkan dengan
setia citra Putera Allah yang menjadi manusia - "gambar Allah yang tidak
kelihatan" (Kol 1:15) - supaya Kristus menjadi yang sulung di antara
banyak saudara.
382 Manusia adalah "satu jiwa maupun raganya"
(GS 14,1). Ajaran iman mengatakan bahwa jiwa yang rohani dan tidak dapat mati
langsung diciptakan oleh Allah.
383 `Allah tidak menciptakan manusia seorang diri: sebab
sejak awal mula `Ia menciptakan mereka pria dan wanita (Kej 1:27). Rukun hidup
mereka merupakan bentuk pertama persekutuan antarpribadi " (GS 12, 4).
384 Wahyu memperlihatkan kepada kita keadaan kekudusan
dan keadilan asli pria dan wanita sebelum berdosa. Dari persahabatannya dengan
Allah muncullah kebahagiaan hidup mereka dalam firdaus.
Pasal 7. JATUH DALAM DOSA
385 Allah amat baik secara tak terbatas dan segala
karya-Nya baik. Namun tidak ada seorang yang luput dari pengalaman penderitaan,
kebobrokan alami - yang rupanya sudah termasuk keterbatasan ciptaan - dan
terutama tidak seorang pun dapat mengelak masalah kejahatan moral. Dari manakah
datangnya kejahatan? "Aku bertanya-tanya mengenai awal kejahatan, tetapi
tidak menemukan jalan keluar" demikian santo Agustinus (conf. 7,7,11), dan
pencariannya yang menyedihkan hati, baru akan mendapat jalan keluar dalam
pertobatannya kepada Allah yang hidup. "Kuasa rahasia kedurhakaan" (2
Tes 2:7) hanya menyingkapkan diri dalam cahaya "rahasia iman" (1 Tim
3:16). Wahyu cinta ilahi yang terjadi dalam Kristus menunjukkan sekaligus
banyaknya dosa dan melimpahnya rahmat. Kalau kita menghadapi pertanyaan
mengenai awal kejahatan, kita juga harus mengarahkan pandangan iman kita kepada
Dia, yang mengalahkannya.
I. Di Mana Dosa Menjadi Besar, di Sana Kasih Karunia Menjadi
Berlimpah-limpah
Kenyataan Dosa
386 Dalam sejarah manusia dosa itu hadir. Orang akan
berusaha dengan sia-sia untuk tidak melihatnya atau untuk memberikan nama lain
kepada kenyataan gelap ini. Supaya mengerti, apa sebenarnya dosa itu, orang
lebih dahulu harus memperhatikan hubungan mendalam antara manusia dan Allah.
Kalau orang tidak memperhatikan hubungan ini, kejahatan dosa tidak akan dibuka
kedoknya dalam arti yang sebenarnya - sebagai penolakan Allah, sebagai
pemberontakan terhadap-Nya - walaupun ia tetap membebani kehidupan dan sejarah
manusia.
387 Hanya dalam terang wahyu ilahi orang melihat, apa itu
dosa, terutama dosa asal. Wahyu ini memberi kepada kita pengetahuan mengenai
Allah, dan tanpa itu orang tidak akan melihat dosa dengan jelas dan akan digoda
untuk menjelaskan dosa sebagai satu gangguan dalam pertumbuhan, satu kelemahan
jiwa, satu kesalahan atau sebagai akibat otomatis dari satu struktur masyarakat
yang salah. Hanya kalau mengetahui, untuk mana Allah telah menentukan manusia,
orang dapat mengerti bahwa dosa adalah penyalahgunaan kebebasan, yang Allah
berikan kepada makhluk yang berakal budi, supaya mereka dapat mencintai-Nya dan
mencintai satu sama lain.
Dosa Asal - Satu Kebenaran Iman yang Hakiki
388 Dengan kemajuan wahyu, kenyataan dosa pun diterangi.
Walaupun Umat Allah Perjanjian Lama dalam cahaya kisah dosa pertama yang
diceriterakan dalam buku Kejadian, mengenal sedikit keadaan manusia, ia toh
tidak dapat mengerti arti terdalam kisah ini; arti itu baru nyata dalam cahaya
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Orang harus mengenal Kristus sebagai
sumber rahmat untuk mengerti Adam sebagai sumber dosa. Roh Kudus, yang diutus
Kristus yang bangkit untuk kita, sudah datang, "supaya menginsyafkan dunia
akan dosa" (Yoh 16:8), dengan mewahyukan Dia, yang menyelamatkan dari
dosa.
389 Ajaran mengenai dosa asal boleh dikatakan "sisi
gelap" dari Warta gembira bahwa Yesus adalah Penebus segala manusia, bahwa
semua orang membutuhkan keselamatan dan bahwa berkat Kristus keselamatan
ditawarkan kepada semua orang. Gereja yang mengetahui "pikiran
Kristus" menyadari dengan jelas bahwa orang tidak dapat mempersoalkan
wahyu tentang dosa asal, tanpa membahayakan misteri Kristus.
Kisah tentang Kejatuhan dalam Dosa
390 Kisah tentang kejatuhan dalam dosa memakai bahasa
gambar, tetapi melukiskan satu kejadian purba yang terjadi pada awal sejarah
umat manusia. Wahyu memberi kepada kita kepastian iman bahwa seluruh sejarah
umat manusia telah diwarnai oleh dosa purba, yang telah dilakukan dengan bebas
oleh nenek moyang kita.
II. Jatuhnya Para Malaikat
391 Di balik keputusan nenek moyang kita untuk
membangkang terdengar satu suara penggoda yang bertentangan dengan Allah, yang
memasukkan mereka ke dalam maut karena iri hati. Kitab Suci dan tradisi melihat
dalam wujud ini seorang malaikat yang jatuh, yang dinamakan setan atau iblis.
Gereja mengajar bahwa ia pada mulanya adalah malaikat baik yang diciptakan
Allah. "Setan dan roh-roh jahat lain menurut kodrat memang diciptakan baik
oleh Allah, tetapi mereka menjadi jahat karena kesalahan sendiri" (Konsili
Lateran IV, 1215: DS 800).
392 Kitab Suci berbicara mengenai satu dosa para malaikat
yang jatuh. "Jatuhnya mereka dalam dosa" merupakan keputusan bebas
roh-roh yang tercipta ini, yang menolak Allah dan Kerajaan-Nya secara radikal
dan tetap. Kita mendengar satu gema dari pemberontakan ini dalam apa yang setan
katakan kepada nenek moyang kita: "Kamu akan menjadi seperti Allah"
(Kej 3:5). Setan adalah "pendosa dari mulanya" (1 Yoh 3:8),
"bapa segala dusta" (Yoh 8:44).
393 Karena sifat tetap keputusan mereka yang tidak dapat
ditarik kembali dan bukan karena kekurangan belas kasihan ilahi yang tidak
terbatas, maka dosa para malaikat itu tidak dapat diampuni. "Bagi mereka
tidak ada penyesalan sesudah jatuh, sama seperti bagi manusia sesudah
kematian" (Yohanes dari Damaskus, f.o. 2,4).
394 Kitab Suci memberi kesaksian tentang pengaruh yang
mencelakakan dari dia, yang Yesus namakan "pembunuh sejak awal" (Yoh
8:44) dan yang malahan mencoba menyesatkan Yesus dari perutusan yang
diterima-Nya dari Allah. "Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya,
yaitu supaya la membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu" (1 Yoh 3:8).
Yang paling banyak membawa malapetaka dari semua perbuatan ini ialah godaan
yang penuh tipu muslihat, yang telah menyebabkan manusia tidak mematuhi Tuhan
lagi.
395 Tetapi kekuasaan setan bukan tanpa batas. Ia hanya
ciptaan belaka. Walaupun kuat, karena ia adalah roh murni, namun ia tetap saja
makhluk: ia tidak dapat menghindarkan pembangunan Kerajaan Allah. Setan ada di
dunia karena kebenciannya terhadap Allah dan ia bekerja melawan Kerajaan-Nya
yang berlandaskan Yesus Kristus. Usahanya membawa kerugian fisik bagi tiap
manusia dan tiap masyarakat. Walaupun demikian, usahanya itu dibiarkan oleh
penyelenggaraan ilahi, yang mengatur sejarah manusia dan dunia dengan penuh
kekuatan dan sekaligus dengan lemah lembut. Bahwa Allah membiarkan usaha setan
merupakan satu rahasia besar, tetapi "kita tahu, bahwa Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia" (Rm 8:28).
III. Dosa Asal
Percobaan Kebebasan
396 Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya dan
menerimanya dalam persahabatan-Nya. Sebagai makhluk yang dijiwai roh, manusia
hanya dapat menghayati persahabatan ini dalam kepatuhan bebas kepada Allah. Itu
dinyatakan dalam larangan bagi manusia untuk makan dari pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat "sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati" (Kej 2:17). "Pohon pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat" ini mengingatkan secara simbolis akan Batas-Batas
yang tidak boleh dilewati, yang manusia sebagai makhluk harus akui dengan bebas
dan perhatikan dengan penuh kepercayaan. Manusia bergantung dari Pencipta, ia berada
di bawah hukum-hukum ciptaan dan norma-norma kesusilaan yang mengatur
penggunaan kebebasannya.
Dosa Pertama Manusia
397 Digoda oleh setan, manusia membiarkan kepercayaan
akan Penciptanya mati di dalam hatinya, menyalahgunakan kebebasannya dan tidak
mematuhi perintah Allah. Di situlah terletak dosa
pertama manusia. Sesudah itu tiap dosa merupakan ketiaktaatan kepada
Allah dan kekurangan kepercayaan akan kebaikan-Nya.
398 Dalam dosa manusia mendahulukan dirinya sendiri
daripada Allah dan dengan demikian mengabaikan Allah: ia memilih dirinya
sendiri melawan Allah, melawan kebutuhan-kebutuhan keberadaannya sendiri
sebagai makhluk dan dengan demikian juga melawan kesejahteraannya sendiri.
Diciptakan dalam keadaan kekudusan, manusia ditentukan supaya
"di-ilahi-kan" sepenuhnya oleh Allah dalam kemuliaan. Digoda oleh
setan, ia hendak "menjadi seperti Allah", tetapi "tanpa Allah
dan sebelum Allah dan tidak sesuai dengan Allah" (Maksimus Pengaku iman,
ambig.).
399 Kitab Suci menunjukkan akibat-akibat dari
ketiaktaatan pertama yang membawa malapetaka. Adam dan Hawa langsung kehilangan
rahmat kekudusan asli. Mereka takut kepada Allah, tentang Siapa mereka telah
membuat karikatur seorang Allah, yang terutama mencari
kepentingan-kepentingan-Nya sendiri.
400 Keselarasan yang mereka miliki berkat keadilan asli,
sudah rusak; kekuasaan kemampuan-kemampuan rohani dari jiwa atas badan, sudah
dipatahkan; kesatuan antara pria dan wanita mengalami ketegangan; hubungan
mereka ditandai dengan keinginan dan nafsu untuk berkuasa. Juga keselarasan
dengan ciptaan rusak: ciptaan kelihatan menjadi asing dan bermusuhan dengan
manusia. Karena manusia, seluruh makhluk "telah ditaklukkan kepada
kesia-siaan" (Rm 8:20). Akhirnya akan jadilah akibatnya, yang telah
diramalkan dengan jelas sebelum dosa ketiaktaatan: "manusia adalah debu,
dan akan kembali menjadi debu" (Kej 3:19). Maut memasuki sejarah umat
manusia.
401 Sejak dosa pertama ini, dosa benar-benar membanjiri
dunia: Kain membunuh saudaranya Abel"; sebagai akibat dosa, manusia pada
umumnya menjadi rusak sama sekali; dalam sejarah Israel dosa ini sering
menampakkan diri - terutama sebagai ketidaksetiaan kepada perjanjian dengan
Allah dan sebagai pelanggaran hukum Musa; dan juga sesudah penebusan oleh
Kristus orang Kristen masih juga berdosa dengan berbagai macam cara. Kitab Suci
dan Tradisi Gereja selalu mengingatkan lagi bahwa ada dosa dan bahwa ia
tersebar luas dalam seluruh sejarah manusia.
"Apa yang kita ketahui berkat pewahyuan itu memang
cocok dengan pengalaman sendiri. Sebab bila memeriksa batinnya sendiri manusia
memang menemukan juga, bahwa ia cenderung untuk berbuat jahat, dan tenggelam
dalam banyak hal yang buruk, yang tidak mungkin berasal dari Penciptanya yang
baik. Sering ia menolak mengakui Allah sebagai dasar hidupnya. Dengan demikian
ia merusak keterarahannya yang sejati kepada tujuannya terakhir, begitu pula
seluruh hubungannya yang sesungguhnya dengan dirinya sendiri, dengan sesama
manusia, dan dengan segenap ciptaan" (GS 13,1).
Akibat Dosa Adam untuk Umat Manusia
402 Semua manusia terlibat dalam dosa Adam. Santo Paulus
mengatakan: "Oleh ketidaktaatan satu orang, semua orang telah menjadi
orang berdosa" (Rm 5: 19). "Sama seperti dosa telah masuk ke dalam
dunia, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa" (Rm 5:12). Rasul
mempertentangkan universalitas dosa dan kematian dengan universalitas
keselamatan dalam Kristus: "Sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang
mendapat penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang
mendapat pembenaran untuk hidup" (Rm 5:18).
403 Sehubungan dengan Santo Paulus Gereja selalu mengajar
bahwa penderitaan yang sangat banyak membebani manusia, dan kecondongannya
kepada yang jahat dan kepada kematian tidak dapat dimengerti tanpa hubungan
dengan dosa Adam dan dengan kenyataan bahwa ia meneruskan kepada kita suatu
dosa, yang kita semua sudah terima pada saat kelahiran dan yang "merupakan
kematian jiwa". Karena keyakinan iman ini Gereja memberi Pembaptisan untuk
pengampunan dosa juga kepada anak-anak kecil yang belum melakukan dosa pribadi.
404 Mengapa dosa Adam menjadi dosa bagi semua
turun-temurunnya? Dalam Adam seluruh umat manusia bersatu "bagaikan tubuh
yang satu dari seorang manusia individual" (Tomas Aqu., mal. 4,1). Karena
"kesatuan umat manusia ini", semua manusia terjerat dalam dosa Adam,
sebagaimana semua terlibat dalam keadilan Kristus. Tetapi penerusan dosa asal
adalah satu rahasia, yang tidak dapat kita mengerti sepenuhnya. Namun melalui
wahyu kita tahu bahwa Adam tidak menerima kekudusan dan keadilan asli untuk
diri sendiri, tetapi untuk seluruh kodrat manusia. Dengan menyerah kepada
penggoda, Adam dan Hawa melakukan dosa pribadi, tetapi dosa ini menimpa kodrat
manusia, yang selanjutnya diwariskan dalam keadaan dosa. Dosa itu diteruskan
kepada seluruh umat manusia melalui pembiakan, yaitu melalui penerusan kodrat
manusia, yang kehilangan kekudusan dan keadilan asli. Dengan demikian dosa asal
adalah "dosa" dalam arti analog: ia adalah dosa, yang orang
"menerimanya", tetapi bukan melakukannya, satu keadaan, bukan
perbuatan.
405 Walaupun "berada pada setiap orang secara
pribadi", namun dosa asal tidak mempunyai sifat kesalahan pribadi pada
keturunan Adam. Manusia kehilangan kekudusan dan keadilan asli, namun kodrat
manusiawi tidak rusak sama sekali, tetapi hanya dilukai dalam kekuatan
alaminya. Ia takluk kepada kelemahan pikiran, kesengsaraan dan kekuasaan maut
dan condong kepada dosa; kecondongan kepada yang jahat ini dinamakan
"concupiscentia". Karena Pembaptisan memberikan kehidupan rahmat
Kristus, ia menghapus dosa asal dan mengarahkan manusia kepada Allah lagi,
tetapi akibat-akibat untuk kodrat, yang sudah diperlemah dan cenderung kepada
yang jahat, tetap tinggal dalam manusia dan mengharuskan dia untuk berjuang
secara rohani.
406 Ajaran Gereja mengenai penerusan dosa asal
dijernihkan terutama dalam abad ke-5, teristimewa di bawah dorongan pikiran
antipelagian dari santo Agustinus, dan dalam abad ke-16 dalam perlawanan
menentang reformasi. Pelagius berpendapat bahwa manusia sendiri berkat daya
alaminya dan berkat kehendak bebasnya dapat menghayati kehidupan susila yang
baik, tanpa memerlukan bantuan rahmat Allah, dan dengan demikian membatasi
pengaruh dosa Adam menjadi suatu contoh kehidupan yang buruk saja. Sebaliknya
para reformator pertama mengajarkan bahwa manusia sudah rusak sama sekali oleh
dosa asal dan bahwa kebebasan sudah ditiadakan. Mereka mengidentifikasikan dosa
yang diwarisi oleh setiap orang dengan kecondongan kepada yang jahat, yaitu
concupiscentia, yang dianggap sebagai tidak terkalahkan. Terutama pads tahun
529 dalam Sinode kedua Orange dan pada tahun 1546 dalam Konsili Trente Gereja
menyatakan pendiriannya mengenai makna wahyu tentang dosa asal.
Perjuangan Berat ...
407 Ajaran mengenai dosa asal - dalam hubungan dengan
ajaran mengenai penebusan oleh Kristus - memberi pandangan jelas, bagaimana
keadaan manusia dan tindakannya di dunia ini. Melalui dosa nenek moyang kita,
setan mendapat kekuasaan tertentu atas manusia, walaupun manusia tetap tinggal
bebas. Dosa asal menghantar kepada "perhambaan di bawah kekuasaan dia,
yang sesudah itu `berkuasa atas maut, yaitu setan (Ibr 2:14)" (Konsili
Trente: DS 1511). Tidak memperhatikan bahwa manusia memiliki kodrat yang
terluka dan condong kepada yang jahat, akan mengakibatkan kekeliruan yang buruk
dalam bidang pendidikan, politik, tingkah laku sosial, dan kesusilaan.
408 Akibat-akibat dosa asal dan semua dosa pribadi
manusia membawa dunia secara menyeluruh ke dalam keadaan dosa, yang bersama
penginjil Yohanes dapat dinamakan "dosa dunia" (Yoh 1:29). Dengan
istilah ini orang menggambarkan pengaruh negatif alas diri manusia oleh situasi
dan struktur kemasyarakatan yang adalah akibat dari dosa manusia.
409 Situasi dramatis "seluruh dunia" ini, yang
berada "di bawah kekuasaan si jahat" (1 Yoh 5:19)3, membuat kehidupan
manusia menjadi suatu perjuangan:
"Sebab
seluruh sejarah manusia sarat dengan perjuangan sengit melawan kekuasaan
kegelapan. Pergulatan itu mulai sejak awal dunia, dan menurut amanat Tuhan akan
tetap berlangsung hingga hari kiamat. Terjebak dalam pergumulan itu, manusia
tiada hentinya harus berjuang untuk tetap berpegang pada yang baik. Dan hanya
melalui banyak jerih payah, berkat bantuan rahmat Allah, ia mampu mencapai
kesatuan dalam dirinya" (GS 37,2).
IV. “Engkau Tidak Menyerahkan Dia kepada Kekuasaan Maut”
410 Sesudah jatuh, manusia tidak dibiarkan Allah.
Sebaliknya, Allah memanggil dia dan memberitahukan kepadanya atas cara yang
penuh rahasia, kemenangannya atas yang jahat dan kebangkitan dari kejatuhannya.
Teks dalam buku Kejadian ini dinamakan "protoevangelium", karena ia
adalah pengumuman mengenai permusuhan antara ular dan wanita dan kemenangan
akhir dari turunan wanita itu.
411 Tradisi Kristen melihat dalam teks ini pengumuman
tentang "Adam baru" yang oleh "ketaatan-Nya sampai mati di
salib" (Flp 2:8) berbuat lebih daripada hanya memulihkan ketidaktaatan
Adam. Selanjutnya banyak bapa Gereja dan pujangga Gereja melihat wanita yang
dinyatakan dalam "protoevangelium" adalah Bunda Kristus, Maria,
sebagai "Hawa baru". Kemenangan yang diperoleh Kristus atas dosa diperuntukkan
bagi Maria sebagai yang pertama dan atas cara yang luar biasa: ia dibebaskan
secara utuh dari tiap noda dosa asal dan oleh rahmat Allah yang khusus ia tidak
melakukan dosa apa pun selama seluruh kehidupan duniawinya.
412 Tetapi mengapa Allah tidak menghalangi manusia pertama
berdosa? Santo Leo Agung menjawab: "Lebih bernilailah apa yang kita terima
melalui rahmat Tuhan yang tidak terlukiskan, daripada kehilangan yang kita
alami karena iri hati setan" (serm. 73, 4). Dan santo Tomas dari Aquino:
"Juga sesudah dosa masih terdapat kemungkinan pengangkatan kodrat. Allah
hanya membiarkan yang jahat itu terjadi, untuk menghasilkan darinya sesuatu
yang lebih baik: Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi
berlimpah-limpah (Rm 5:20). Karena itu waktu pemberkatan lilin Paska
dinyanyikan: `O kesalahan yang membahagiakan, yang dikaruniai seorang Penebus
yang sekian besar" (s.th. 3,1,3 ad 3).
TEKS-TEKS SINGKAT
413 "Maut tidak dibuat oleh Allah, dan Ia pun tidak
bergembira karena orang yang hidup musnah lenyap ... Tetapi karena dengki
setan, maka maut masuk ke dunia" (Keb 1:13; 2:24).
414 Setan atau iblis dan roh-roh jahat yang lain pada
mulanya adalah malaikat, tetapi mereka jatuh, karena dengan kehendak bebas
mereka menolak melayani Allah dan keputusan-Nya. Keputusan mereka melawan Allah
bersifat definitif. Mereka berusaha untuk menarik manusia dalam pemberontakan
mereka melawan Allah.
415 "Akan tetapi manusia, yang diciptakan oleh Allah
dalam kebenaran, sejak awal mula sejarah, atas bujukan si Jahat, telah
menyalahgunakan kebebasannya. Ia memberontak melawan Allah, dan ingin mencapai
tujuannya di luar Allah " (GS 13,1).
416 Oleh dosanya, Adam sebagai manusia pertama kehilangan
kekudusan dan keadilan aslinya, yang telah ia terima dari Allah tidak hanya untuk
diri sendiri, tetapi untuk semua manusia.
417 Adam dan Hawa oleh dosa mereka yang pertama
meneruskan kepada turun-temurunnya kodrat manusiawi yang terluka, jadi yang
mengalami kekurangan kekudusan dan keadilan asli. Kekurangan ini dinamakan
"dosa asal ".
418 Sebagai akibat dosa asal kodrat manusiawi diperlemah
dalam kekuatannya, ditaklukkan kepada kebodohan, kesengsaraan, dan kekuasaan
kematian, dan condong kepada dosa. Kecondongan ini dinamakan
"concupiscentia ".
419 "Sambil mengikuti Konsili Trente, kami memegang
teguh, bahwa dosa asal diturunkan bersama dengan kodrat manusiawi melalui
pembiakan dan tidak hanya melalui peniruan, dan bahwa dosa asal itu berada di
dalam diri setiap manusia sebagai keadaan pribadinya " (SPF 16).
420 Kemenangan Kristus atas dosa memberi kepada kita
hal-hal yang lebih baik daripada yang diambil dari kita oleh dosa. "Di
mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah
" (Rm 5:20).
421 "Menurut iman umat Kristiani dunia diciptakan
dan dilestarikan oleh cinta kasih Sang Pencipta; dunia memang berada dalam
perbudakan dosa, tetapi telah dibebaskan oleh Kristus yang disalibkan dan
bangkit, sesudah kuasa si Jahat dihancurkan" (GS 2,2).
BAB II
AKU PERCAYA AKAN YESUS KRISTUS PUTERA ALLAH YANG TUNGGAL
Berita Gembira: Allah Mengutus Putera-Nya
422 "Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus
Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat,
supaya kita diterima menjadi anak" (Gal 4:4-5). Inilah "kabar gembira
Yesus Kristus, Putera Allah" (Mrk 1:1): Allah mengunjungi bangsa-Nya; Ia
memenuhi janji, yang Ia berikan kepada Abraham dan keturunannya; Ia membuat
jauh lebih banyak daripada yang dapat diharapkan orang: Ia telah mengutus
"Putera-Nya terkasih" (Mrk 1:11).
423 Kita percaya dan mengakui: Yesus dari Nasaret,
seorang Yahudi, pada waktu kekuasaan Raja Herodes Agung dan Kaisar Agustus,
dilahirkan oleh seorang puteri Israel di Betlehem, bekerja sebagai tukang kayu,
dan pada waktu kekuasaan Kaisar Tiberius, di bawah Wali Negeri Pontius Pilatus,
dihukum mati pada kayu salib di Yerusalem, adalah Putera Allah yang abadi yang
telah menjadi manusia. "Ia datang dari Allah" (Yoh 13:3), "turun
dari surga" (Yoh 3:13; 6:33), "Ia datang sebagai manusia" (1 Yoh
4:2). Karena "Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya, sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran ...
Dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih
karunia" (Yoh 1:14.16).
424 Digerakkan oleh rahmat Roh Kudus dan ditarik oleh
Bapa, kita percaya dan mengakui tentang Yesus: "Engkau adalah Mesias, Anak
Allah yang hidup" (Mat 16:16). Atas wadas iman ini, yang diakui santo
Petrus, Kristus membangun Gereja-Nya.
"Mewartakan Kekayaan Kristus yang Tidak Terduga" (Ef 3:8)
425 Pentradisian iman Kristen pada tempat pertama terjadi
oleh pewartaan tentang Yesus Kristus: Ia harus menghantar orang kepada iman
terhadap-Nya. Sejak awal para murid pertama menyala-nyala karena kerinduan
untuk mewartakan Kristus: "Tidak mungkin bagi kami untuk tidak
berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar"
(Kis 4:20). Dan mereka mengundang manusia dari segala zaman supaya mereka masuk
ke dalam kegembiraan persatuan dengan Kristus:
"Apa yang
telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan
mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan
kaki tentang Firman hidup - itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup telah
dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan
memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa
dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang kami
dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh
persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa
dan dengan Anak-Nya Yesus Kristus. Dan semuanya itu kami tuliskan kepada kamu,
supaya sukacita kami menjadi sempurna" (1 Yoh 1:1-4).
Kristus Adalah Pusat Katekese
426 "Dalam jantung katekese kita jumpai seorang
pribadi yaitu pribadi Yesus dari Nazaret, Putera tunggal Bapa ... yang
menderita sengsara dan wafat demi kita dan yang sekarang, sesudah bangkit
mulia, hidup beserta kita ... Memberi katekese berarti menampilkan dalam
pribadi Kristus seluruh rencana kekal Allah yang mencapai kepenuhannya dalam
pribadi itu. Katekese mendalami arti kegiatan dan kata-kata Kristus, begitu
pula tanda-tanda yang dikerjakan-Nya" (CT 5). Tujuan katekese "ialah
menghubungkan manusia dengan Yesus Kristus; hanya Dialah yang dapat membimbing
kita kepada cinta kasih Bapa dalam Roh, dan mengajak kita ikut serta menghayati
hidup Tritunggal kudus" (CT 5).
427 "Yang diajarkan dalam katekese hanyalah Kristus,
Sabda yang menjadi manusia, Putera Allah; segala sesuatu yang lain diajarkan
dengan mengacu kepada-Nya. Dan hanya Kristus yang mengajar; setiap orang yang
lain hanya sejauh ia melanjutkan kata-kata Kristus dan dengan demikian
memungkinkan Kristus mengajar melalui mulutnya ... setiap katekis wajib
berusaha, supaya melalui pengajaran serta tingkah lakunya menyampaikan ajaran
dan kehidupan Yesus: `Ajaran-Ku tidak berasal dari Diri-Ku sendiri, melainkan
dari Dia, yang telah mengutus Aku (Yoh 7:16)" (CT 6).
428 Yang mendapat tugas untuk "mengajar
Kristus" harus lebih dahulu mencari "pengetahuan yang mengatasi
segala sesuatu mengenai Yesus Kristus"; ia harus bersedia "melepaskan
semuanya untuk memperoleh Kristus dan berada dalam Dia", untuk
"mengenal Dia dan kekuasaan kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya", menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya
"akhirnya sampai kepada kebangkitan dari antara orang mati" (Flp
3:8-11).
429 Pengetahuan penuh cinta terhadap Kristus ini
membangkitkan kerinduan untuk mewartakan, untuk
"mengevangelisasikan", dan untuk membimbing orang lain kepada iman
kepada Yesus Kristus. Pada waktu yang sama dirasakan perlu untuk mengenal iman
ini semakin baik. Dengan maksud ini dijelaskan seturut kerangka pengakuan iman
lebih dahulu gelar kebesaran Yesus: Kristus, Putera Allah, Tuhan (artikel 2).
Sesudah itu syahadat mengakui misteri pokok kehidupan Kristus: penjelmaan-Nya
menjadi manusia (artikel 3), Paska-Nya (artikel 4 dan 5) dan akhirnya
kemuliaan-Nya (artikel 6 dan 7).
ARTIKEL 2 “DAN
AKAN YESUS KRISTUS PUTERA-NYA YANG TUNGGAL TUHAN KITA”
I. Yesus
430 "Yesus" dalam bahasa ibrani berarti
"Allah membebaskan". Pada waktu menyampaikan pewartaan, malaikat
Gabriel menamakan Dia Yesus, yang menandakan sekaligus Siapa Dia dan untuk apa
Ia diutus. Karena tidak ada seorang pun dapat "mengampuni dosa selain
Allah sendiri" (Mrk 2:7), maka Allah sendirilah yang "akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (Mat 1:21) dalam Yesus,
Putera-Nya yang abadi yang telah menjadi manusia. Jadi, dalam Yesus Allah
menyimpulkan seluruh karya keselamatan-Nya untuk umat manusia.
431 Dalam sejarah keselamatan Allah tidak hanya
membebaskan Israel dari "rumah perhambaan" (Ul 5:6), dengan
menghantar mereka keluar dari Mesir. Ia juga membebaskan Israel dari dosanya.
Karena dosa selalu merupakan penghinaan terhadap Tuhan, maka hanya Ia sendiri
yang dapat mengampuni dosa. Karena itu, Israel yang makin sadar akan
penyebarluasan dosa secara merata, hanya dapat menemukan keselamatan kalau ia
menyerukan nama Allah Penebus.
432 Nama Yesus mengatakan bahwa Allah hadir dalam Pribadi
Putera-Nya. Ia menjadi manusia supaya menebus semua orang dari dosa mereka
secara definitif Yesus adalah nama ilahi, satu-satunya nama yang membawa
keselamatan. Mulai sekarang semua orang dapat menyerukan nama-Nya, karena Yesus
mempersatukan Diri dengan semua orang melalui penjelmaan-Nya menjadi manusia,
sehingga "di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan
kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kis 4:12)8.
433 Nama Allah Penebus diserukan demi penyilihan dosa
Israel hanya satu kali setahun oleh imam agung, apabila ia mereciki batu
penyilihan dalam ruangan mahakudus dengan darah binatang yang dikurbankan. Batu
penyilihan adalah tempat kehadiran Allah. Kalau Santo Paulus berkata tentang
Yesus: "Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman,
dalam darah-Nya" (Rm 615 3:25), maka dengan itu is maksudkan bahwa dalam
kodrat manusia-Nya ada "Allah yang mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh
Kristus" (2 Kor 5:19).
434 Kebangkitan Yesus memuliakan nama Allah Pembebas,
karena mulai saat itu nama Yesus menyatakan secara penuh dan utuh kekuasaan
agung dari "nama di atas segala nama" (Flp 2:9). Roh-roh jahat merasa
takut akan nama-Nya, dan murid-murid Yesus mengerjakan mukjizat dalam nama-Nya,
karena Ia akan memberikan kepada mereka segala sesuatu yang mereka minta kepada
Bapa dalam nama-Nya.
435 Nama Yesus adalah inti doa Kristen. Doa-doa liturgi
ditutup dengan rumus "demi [Yesus] Kristus, [Putera-Mu], Tuhan kami ...
". "Salam Maria" berpuncak pada "terpujilah buah tubuhmu:
Yesus". Doa batin Gereja Timur, yang dinamakan doa Yesus, mengatakan:
"Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah, kasihanilah aku orang berdosa".
Banyak orang Kristen meninggal, seperti Santa Jeanne d’Arc, dengan perkataan
"Yesus" di bibir mereka.
II. Kristus
436 "Kristus" adalah kata Yunani untuk ungkapan
Ibrani "Mesias" yang berarti "terurapi". Ia menjadi nama
bagi Yesus, karena Yesus secara sempurna memenuhi perutusan ilahi, yang
dimaksudkan oleh gelar "Kristus". Karena, bangsa Israel mengurapi
dalam nama Allah orang-orang yang ditahbiskan oleh Tuhan untuk perutusan
tertentu. Itu terjadi pada para raja, pada para imam dan kadang-kadang pada
para nabi. Terutama pengurapan itu terjadi pada Mesias yang akan diutus Tuhan
untuk mendirikan Kerajaan-Nya secara definitif. Mesias harus diurapi oleh Roh
Tuhan" sekaligus sebagai raja dan sebagai imam, tetapi juga sebagai nabi`.
Yesus dalam tugas-Nya yang rangkap tiga sebagai imam, nabi, dan raja memenuhi
harapan Israel akan Mesias.
437 Malaikat mengabarkan kepada para gembala tentang
kelahiran yesus, Mesias yang dijanjikan untuk Israel: "Hari ini telah
lahir bagimu Juru Selamat yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud; Ia adalah Mesias,
Tuhan" (Luk 2:11). Sejak awal mula Yesus adalah "yang dikuduskan oleh
Bapa dan yang diutus-Nya ke dunia" (Yoh 10:36), karena Ia dikandung dalam
rahim Perawan Maria sebagai "kudus". Yosef diajak oleh Allah supaya
menerima Maria sebagai isterinya "sebab anak yang di dalam kandungannya
adalah dari Roh Kudus" (Mat 1:20) supaya Yesus, "yang dinamakan
Kristus", dilahirkan dari isteri Yosef sebagai turunan Daud yang mesianis
(Mat 1:16).
438 Tahbisan Yesus menjadi Mesias menyatakan
perutusan-Nya yang ilahi. "Nama Kristus berarti Ia yang mengurapi, Ia yang
diurapi, dan urapan itu sendiri, dengannya Ia diurapi. Bapalah yang mengurapi,
Putera yang diurapi, dalam Roh, yang adalah urapan itu sendiri" (Ireneus,
haer. 3,18,3). Urapan-Nya yang abadi sebagai Mesias, dimaklumkan dalam
kehidupan duniawi-Nya pada saat pembaptisan-Nya oleh Yohanes, ketika Allah
mengurapi-Nya "dengan Roh Kudus dan kuasa" (Kis 10:38), "supaya
Ia dinyatakan kepada Israel" (Yoh 1:31) sebagai Mesiasnya. Pekerjaan-Nya
dan perkataan-Nya menyatakan bahwa Ia adalah "yang kudus dari Allah"
(Mrk 1:24; Yoh 6:69; Kis 3:14).
439 Banyak orang Yahudi dan malahan beberapa orang kafir,
yang turut serta dalam harapannya, melihat di dalam Yesus ciri-ciri khas
Mesias, Putera Daud, yang Allah janjikan kepada Israel. Yesus menerima gelar
Mesias yang menjadi hak-Nya, namun bukan tanpa syarat, karena gelar ini dapat
disalahartikan, karena oleh sebagian orang semasa-Nya diartikan terlalu
manusiawi, pada dasarnya politis.
440 Yesus menerima pengakuan iman Petrus, yang
mengakui-Nya sebagai Mesias, tetapi menyatakan dalam kaitan dengan itu
kesengsaraan yang harus ditanggung Putera Manusia. Ia menyatakan bahwa Kerajaan
Mesias-Nya terletak, baik dalam asalnya yang ilahi sebagai putera manusia
"yang telah turun dari surga" (Yoh 3:13)9, maupun juga dalam
perutusan-Nya sebagai Penebus, sebagai Hamba Allah yang menderita: "Anak
Manusia tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Karena itu arti
benar tentang Kerajaan-Nya baru dinyatakan melalui salib. Baru sesudah
kebangkitan-Nya Kerajaan Mesias-Nya dapat diumumkan oleh Petrus di depan umat
Allah: "Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah
membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus" (Kis
2:36).
III. Putera Allah yang Tunggal
441 Dalam Perjanjian Lama gelar "Putera Allah" diberikan
kepada para malaikat, kepada bangsa terpilih, kepada anak-anak Israel dan
kepada para rajah. Ia berarti status sebagai anak angkat, yang membangun
hubungan yang sangat mesra antara Allah dan ciptaan-Nya . Kalau raja Mesias
terjanji dinamakan "Putera Allah", maka arti harfiah dari teks-teks
itu tidak selalu memaksudkan bahwa Ia lebih dari manusia biasa saja. Mereka
yang menypakan Yesus sebagai Mesias Israel, mungkin dengan demikian tidak mau
mengatakan lebih dari itu.
442 Itu tidak berlaku bagi Petrus, waktu is mengakui
Yesus sebagai "Mesias, Putera Allah yang hidup" (Mat 16:16), karena
Yesus menjawab dengan meriah: "Bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa Ku yang ada di surga" (Mat 16:17). Demikian juga Santo
Paulus dalam hubungan dengan pertobatannya di jalan ke Damaskus mengatakan:
"Tetapi waktu la, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan
memanggil aku oleh kasih karunia-Nya , berkenan menyatakan anak-Nya di dalam
aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka
sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia" (Gal 1:15 16).
"Ketika itu juga is memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan
mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (Kis 9:20). Sejak awal,
pengakuan ini adalah sentrum iman apostolik". Sebagai orang pertama Petrus
mengakui iman ini sebagai dasar Gereja".
443 Petrus dapat mengenal sifat transenden dari keputraan
ilahi, Yesus, Mesias, karena Yesus telah menyatakan ini dengan jelas. Atas
pertanyaan pendakwa-pendakwa-Nya : "Jadi Engkau Putera Allah?" Yesus
menjawab di depan Mahkamah Agung: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah
Anak Allah" (Luk 22:70). Sudah sejak lama sebelumnya Ia menyatakan Diri
sebagai "Putera", yang mengenal Bapa dan yang membedakan diri dari
"hamba hamba", yang dulu Allah kirimkan kepada bangsa-Nya , dan yang
malahan lebih tinggi daripada malaikat. Ia membeda-bedakan keputeraan-Nya dari
keputeraan murid-murid, karena Ia tidak pernah mengatakan "Bapa
kita", kecuali untuk menugaskan mereka: "kamu harus berdoa demikian:
Bapa kami" (Mat 6:9). Ya, Ia menyatakan perbedaan dengan jelas: "Bapa
Ku dan Bapamu" (Yoh 20:17).
444 Sebagaimana diberitakan Injil-injil, pada dua
kesempatan resmi, waktu pembaptisan dan waktu perubahan rupa Kristus,
kedengaran suara Bapa, yang menyatakan Dia sebagai "Putera-Nya yang
kekasih". Yesus menamakan Diri "Putera Allah yang tunggal" (Yoh
3:16) dan meneguhkan dengan demikian pra-ada-Nya yang abadi. Ia menginginkan
supaya orang percaya kepada "nama Putera Allah yang tunggal" (Yoh
3:18). Pengakuan Kristen ini sudah tampak dalam seruan kepala pasukan di depan
Yesus yang bergantung di salib: "Sungguh, orang ini adalah Anak
Allah" (Mrk 15:39). Karena baru dalam misteri Paska orang beriman dapat
memberikan arti yang sepenuhnya kepada gelar "Putera Allah".
445 Sesudah kebangkitan kelihatanlah keputraan ilahi-Nya dalam
kekuasaan kodrat manusiawi-Nya yang dimuliakan. Ia "dinyatakan sebagai
Putera Allah dalam kekuasaan-Nya sesuai dengan Roh kekudusan oleh
kebangkitan-Nya dari antara orang mati" (Rm 1:4). Lalu para Rasul dapat
mengakui: "Kami telah melihat kemuliaan-Nya yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran"
(Voh 1:14).
IV. Tuhan
446 Dalam terjemahan Yunani buku-buku Perjanjian Lama
[LXX] nama YHWH yang tidak boleh diucapkan, dengannya Allah mewahyukan Diri,
diterjemahkan dengan "Kurios" [Tuhan]. Dengan demikian
"Tuhan" menjadi nama paling biasa untuk ke Allah an Allah Israel.
Dalam arti yang tepat ini Perjanjian Baru memakai gelar "Tuhan" untuk
Bapa, tetapi pada waktu yang sama juga dan itulah yang baru untuk Yesus, yang
dengan demikian diakui sebagai Allah".
447 Yesus sendiri menuntut gelar ini dengan cara
terselubung, ketika Ia berdiskusi dengan orang Farisi mengenai arti Mazmur. Dengan
terus terang Ia memakai gelar "Tuhan" dalam percakapan-Nya dengan
murid murid-Nya . Selama hidup-Nya di depan umum, karya karya-Nya menunjukkan
bahwa Ia adalah Tuhan atas alam, penyakit, iblis, kematian, dan dosa, dan
dengan demikian memiliki kekuasaan ilahi.
448 Dalam berita-berita Injil, orang-orang yang datang
kepada Yesus sering menamakan-Nya "Tuhan". Dalam penggelaran ini
dinyatakan penghormatan dan kepercayaan mereka yang mendekati Yesus dan
mengharapkan bantuan dan penyembuhan dari Dia. Kalau diilhami oleh Roh Kudus,
kelihatanlah dalam sapaan ini pengakuan akan misteri ilahi Yesus. Dalam
pertemuan dengan Yesus yang, telah bangkit sapaan ini menjadi penyembahan:
"Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28). Di sini "Tuhan" mendapat
warna cinta dan simpati, yang selalu bergema dalam tradisi Kristen: "Itu
Tuhan" (Yoh 21:7).
449 Pengakuan-pengakuan Gereja yang pertama menggunakan
sejak awal gelar kehormatan "Tuhan" ini untuk Yesus`. Dengan ini
mereka mengatakan bahwa kekuasaan, kehormatan, dan kemuliaan, yang pantas
diberikan kepada Allah, juga harus diberikan kepada Yesus, karena Ia
"setara dengan Allah" (Flp 2:6). Bapa mengumumkan martabat Yesus
sebagai penguasa ini, ketika Ia membangkitkan-Nya dari antara orang mati dan
meninggikan-Nya ke dalam kemuliaan-Nya .
450 Sejak awal sejarah Kristen, ungkapan bahwa Yesus
adalah Tuhan atas dunia dan sejarah, juga berarti bahwa manusia tidak boleh
menaklukkan secara mutlak kebebasan pribadinya di bawah kekuasaan duniawi,
tetapi hanya kepada Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus: bukan kaisar itu
"°Tuhan9". "Gereja percaya bahwa kunci, pusat dan tujuan seluruh
sejarah manusia terdapat pada Tuhan dan Gurunya" (GS 10,2).
451 Gelar "Tuhan" memberi kepada doa Kristen
warnanya sendiri. Kita ingat saja akan undangan untuk berdoa "Tuhan
sertamu" atau akan penutup doa "demi Yesus Kristus .... Tuhan
kami" atau juga akan seruan penuh iman dan harapan "Maranatha"
[Tuhan datang] atau "Maranatha" [Datanglah ya Tuhan] (1 Kor 16:22).
"Amin. Datanglah, Tuhan Yesus!" (Why 22:20).
TEKS-TEKS SINGKAT
452 Nama "Yesus" berarti "Allah
membebaskan ". Anak Perawan Maria dinamakan "Yesus ", karena
"Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (Mat 1:21).
"Di bawah kolong langit tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang olehnya kita dapat diselamatkan " (Kis 4:12).
453 "Kristus " berarti "yang diurapi
", "Mesias ". Yesus adalah Kristus, "karena Allah mengurapi
Yesus dengan Roh Kudus dan karat kuasa " (Kis 10:38). Ia adalah Dia
"yang akan datang" (Luk 7:19), "harapan Israel" (Kis
28.20).
454 "Putera Allah" menyatakan hubungan unik dan
abadi dari Yesus Kristus dengan Allah, Bapa-Nya : Dialah Putera Bapa yang
tunggal, malahan Ia sendiri Allah z. Sebagai seorang Kristen, orang harus
percaya bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah.
455 "Tuhan" menyatakan kekuasaan penguasa
ilahi. Mengakui Yesus sebagai Tuhan atau berseru kepada-Nya berarti percaya
kepada ke-Allahan-Nya . "Tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: `Yesus
adalah Tuhan, selain oleh Roh Kudus" (1 Kor 12:3).
ARTIKEL 3 "YESUS
KRISTUS: DIKANDUNG DARI ROH KUDUS DILAHIRKAN OLEH PERAWAN MARIA"
Pasal 1. PUTERA ALLAH TELAH MENJADI MANUSIA
I. Mengapa Sabda Menjadi Manusia?
456 Kita menjawab, dengan mengakui bersama Syahadat Nisea
Konstantinopel: "Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk
keselamatan kita, menjadi daging oleh Roh Kudus dari Perawan Maria dan menjadi
manusia".
457 Sabda menjadi manusia, untuk mendamaikan kita dengan
Allah dan dengan demikian menyelamatkan kita: Allah "telah mengasihi kita
dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa dosa kita" (1 Yoh
4:10). Kita tahu bahwa "Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juru Selamat
dunia" (1 Yoh 4:14), bahwa "Ia telah menyatakan Diri-Nya, supaya Ia
menghapus segala dosa" (1 Yoh 3:5):
"Kodrat kita yang sakit membutuhkan dokter; manusia
yang jatuh membutuhkan orang yang mengangkatnya kembali; yang kehilangan
kehidupan membutuhkan seorang yang memberi hidup; yang kehilangan hubungan
dengan yang baik membutuhkan seorang yang membawanya kembali kepada yang baik;
yang tinggal dalam kegelapan merindukan kedatangan sinar; yang tertawan
merindukan seorang penyelamat, yang terbelenggu seorang pelepas, yang tertekan
di bawah kuk perhambaan memerlukan seorang pembebas. Bukankah itu hat hal yang
cukup berarti dan penting untuk menggerakkan Allah, sehingga Ia turun bagaikan
seorang dokter yang mengunjungi kodrat manusiawi, setelah umat manusia terjerat
dalam situasi yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan" (Gregorius dari
Nisa or.catech. 14).
458 Sabda sudah menjadi manusia, supaya dengan demikian
kita mengenal cinta Allah: "Kasih Allah dinyatakan di tengah tengah kita
yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita
hidup oleh-Nya" (1 Yoh 4:9). "Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal" (Yoh 3:16).
459 Sabda menjadi manusia, untuk menjadi contoh kekudusan
bagi kita: "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada Ku" (Mat
11:29). "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). Dan di atas
gunung transfigurasi, Bapa memerintah: "Dengarkanlah Dia" (Mrk 9:7).
Yesus adalah gambaran inti dari sabda bahagia dan norma hukum yang baru:
"Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (Yoh
15:12). Kasih ini menuntut penyerahan diri sendiri, dengan mengikutinya.
460 Sabda menjadi manusia, supaya kita "mengambil
bagian dalam kodrat ilahi" (2 Ptr 1:4): "Untuk itulah Sabda Allah
menjadi manusia, dan Anak Allah menjadi anak manusia, supaya manusia menerima
Sabda dalam dirinya, dan sebagai anak angkat, menjadi anak Allah"
(Ireneus, haer. 3,19,1). Sabda Allah "menjadi manusia, supaya kita di
ilahi kan" (Atanasius, inc. 54,3). "Karena Putera Allah yang tunggal
hendak memberi kepada kita bagian dalam ke Allah an-Nya, Ia menerima kodrat
kita, menjadi manusia, supaya mengilahikan manusia" (Tomas Aqu., opusc. 57
in festo Corp. Chr. 1).
II. Penjelmaan Menjadi Manusia
461 Dengan menggunakan ungkapan santo Yohanes
("Verbum caro factum est Sabda telah menjadi daging": Yoh 1:14) Gereja
menggunakan istilah "inkarnasi" [menjadi daging] untuk peristiwa
Putera Allah mengambil kodrat manusiawi, supaya dengan demikian dapat
melaksanakan keselamatan kita. Dalam satu madah yang dikutip oleh santo Paulus,
Gereja memuji rahasia inkarnasi itu:
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, tetapi telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam
keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib" (Flp 2:5 8).
462 Surat kepada umat Ibrani berbicara tentang misteri
yang sama:
"Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata:
`Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki tetapi Engkau telah menyediakan
tubuh bagiku . Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau tidak
berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang .., untuk melakukan kehendak
Mu, ya Allah Ku " (lbr 10:5 7; dengan mengutip Mzm 40:7 9 LXX).
463 Kepercayaan akan penjelmaan Putera Allah menjadi
manusia adalah tanda pengenal iman Kristen yang paling khas: "Demikianlah
kita mengenal Roh Allah: Setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah
datang sebagai manusia, berasal dari Allah" (1 Yoh 4:2). Itulah sejak awal
mula keyakinan Gereja yang menggembirakan. Gereja menyanyikan "Sungguh
agunglah rahasia ibadah kita": "Ia telah menyatakan diri-Nya dalam
rupa manusia" (1 Tim 3:16).
III. Sungguh Allah dan sungguh Manusia
464 Peristiwa inkarnasi Putera Allah yang unik dan yang
terjadi hanya satu kali, tidak berarti bahwa Yesus Kristus sebagiannya Allah
dan sebagiannya manusia atau bahwa peristiwa itu merupakan pencampuradukan yang
tidak jelas antara yang ilahi dan yang manusiawi. Ia dengan sesungguhnya telah
menjadi manusia dan sementara itu Ia tetap Allah dengan sesungguhnya. Yesus
Kristus adalah Allah benar dan manusia benar. Selama abad abad pertama Gereja
harus membela dan menjelaskan 88 kebenaran iman ini terhadap bidah yang
menafsirkannya secara salah.
465 Bidah bidah pertama kurang menyangkal ke Allah an
Kristus daripada kemanusiaan-Nya yang benar [Doketisme gnostis]. Sudah sejak
waktu para Rasul, iman Kristen menegaskan inkarnasi benar dari Putera Allah,
yang "datang mengenakan daging". Tetapi dalam abad ke 3 Gereja sudah
harus menegaskan, dalam konsili yang berkumpul di Antiokia melawan Paulus dari
Samosata, bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah menurut kodrat-Nya dan bukan
melalui adopsi. Dalam Kredonya konsili ekumenis pertama tahun 325, Konsili
Nisea, mengakui, bahwa Putera Allah "dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat (homotisios] dengan 242 Bapa". Ia menghukum Arius, yang
menyatakan bahwa "Putera Allah dari ketiadaan" (DS 130) dan
"dari substansi atau hakikat yang lain" daripada Bapa (DS 126).
466 Bidah Nestorian melihat dalam Kristus satu pribadi manusiawi
yang digabungkan dengan Pribadi Putera Allah yang ilahi. Untuk melawan ajaran
salah ini, Santo Sirilus dari Aleksandria dan konsili ekumenis ketiga yang
berkumpul di Efesus pada tahun 431 mengakui bahwa "Sabda menjadi manusia
... dengan cara mempersatukan daging yang dijiwai jiwa berakal dengan diri-Nya
sendiri menurut hupostasis [pribadi]" (DS 250). Kodrat manusiawi Kristus
tidak memiliki subyek lain kecuali pribadi ilahi Putera Allah, yang menerimanya
dan sudah menjadikannya milik-Nya pada waktu Ia dikandung. Karena itu, konsili
yang sama mengumumkan bahwa Maria, karena is mengandung Putera Allah dalam
rahimnya, benar-benar menjadi "Yang melahirkan Allah", "bukan
karena kodrat Sabda atau dengan lebih tepat ke Allah an-Nya menerima awal
keberadaan-Nya dari perawan yang kudus melainkan karena tubuh kudus yang
dijiwai dengan jiwa yang berakal budi dilahirkan dari dia; dengan tubuh itu
Sabda mempersatukan diri menurut hupostasis [pribadi] dan karena itu dikatakan
tentang Dia bahwa Ia dilahirkan menurut daging" (DS 251).
467 Monofisitisme mengatakan bahwa kodrat manusiawi
terlebur dalam Kristus, ketika kodrat itu diterima oleh Pribadi ilahi-Nya, oleh
Putera Allah. Konsili ekumenis keempat yang berkumpul di Kalsedon pada tahun
451 menjelaskan melawan bidah ini:
"Sambil mengikuti para bapa yang kudus kami semua
sepakat untuk mengajarkan, untuk mengakui Tuhan kita Yesus Kristus sebagai
Putera yang satu dan sama; yang sama itu sempurna dalam ke-Allah-an dan yang
sama sempurna dalam kemanusiaan; yang sama itu sungguh Allah dan sungguh
manusia dari jiwa yang berakal budi dan dari tubuh; yang sama menurut
ke-Allah-an-Nya sehakikat dengan Bapa dan menurut kemanusiaan-Nya sehakikat
dengan kita, `lama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa (Ibr
4:15). Yang sama pada satu pihak menurut ke-Allah-an-Nya dilahirkan dari Bapa
sebelum segala waktu, di lain pihak menurut kemanusiaan-Nya dalam hari hari
terakhir karena kita dan demi keselamatan kita, dilahirkan dari Maria, perawan
[dan] Bunda Allah.
Yang satu dan sama itu adalah Kristus, Putera tunggal dan
Tuhan, yang diakui dalam dua kodrat, tidak tercampur, tidak berubah, tidak
terpisah dan tidak mungkin dibagi bagikan, di mana perbedaan kodrat tidak
dihilangkan karena persatuan, tetapi kekhususan dari tiap kodrat itu
dipertahankan dan mempersatukan diri dalam satu pribadi dan dalam satu
hupostasis" (DS 301 302).
468 Sesudah Konsili Kalsedon, beberapa orang menafsirkan
kodrat manusiawi Kristus seperti semacam pribadi yang berdiri sendiri. Melawan
mereka konsili ekumenis kelima yang berkumpul di Konstantinopel pada tahun 553
mengakui dalam hubungan dengan Kristus, "satu hupostasis [pribadi] ialah
Tuhan Yesus Kristus, yang adalah satu dari Tritunggal Mahakudus" (DS 424).
Dengan demikian, segala sesuatu yang ada pada kodrat manusiawi Kristus harus
dikenakan kepada Pribadi ilahi-Nya sebagai pembawa-Nya yang sebenamya, bukan
hanya mukjizat-mukjizat melainkan juga penderitaan dan malahan juga kematian,
karena "Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan dalam daging adalah sungguh
Allah dan Tuhan kemuliaan dan satu dari Tritunggal Mahakudus" (DS 432).
469 Jadi, Gereja mengakui bahwa Yesus itu sungguh Allah
dan sungguh manusia secara tidak terpisahkan. Ia sesungguhnya Putera Allah,
yang menjadi manusia, saudara kita, dan tetap tinggal Allah Tuhan kita:
"la tetap Allah, namun sekaligus juga manusia
sejati", demikian nyanyian liturgi Romawi (Ibadat Pagi 1 Januari). Dan
liturgi santo Yohanes Krisostomus mewartakan dan rnenyanyikan: "O Putera
yang tunggal dan Sabda Allah, walaupun tidak dapat mafi, Engkau berkenan demi
keselamatan kami, menerima daging dari Maria Bunda Allah yang suci dan tetap
perawan. Tanpa perubahan Engkau menjadi manusia dan disalibkan, o Kristus,
Allah; melalui kematian Mu Engkau menghancurkan kematian; Engkau adalah satu
dari Tritunggal Kudus, dimuliakan bersama Bapa dan Roh Kudus: selamatkanlah
kami" (Troparion "O monogenis").
IV. Kemanusiaan Putera Allah
470 Karena dalam inkarnasi, dalam persatuan yang penuh
rahasia ini, "kodrat manusia disambut, bukannya dienyahkan" (GS22,2),
Gereja harus berusaha sepanjang sejarah, supaya mengakui kenyata :n penuh dari
jiwa Kristus yang manusiawi, dengan kegiatan akal budi dan kehendak-Nya,
demikian pula dari tubuh manusiawi-Nya. Tetapi pada waktu yang san~;.t, is juga
harus memperingatkan bahwa kodrat manusiawi Kristus termasuk Pribadi Putra
Allah yang ilahi, oleh-Nya ia diterima. Segala sesuatu yang Kristus acw. dan
lakukan dalam pribadi-Nya, ada dan dilakukan oleh satu "Pribadi dari T ,fmnggal".
Dengan demikian, Putera Allah menyampaikan cara ada-Nya sendiO dalam Tritunggal
kepada kodrat manusiawi 516-Nya. Baik dalam j iwa-Nya mal:purt dalam tubuh-Nya,
Kristus menyatakan kehidup 626 an Tritunggal Mahakudus secara manusiawiz:
"Sebab Dia, Putera Allah, dalam penjelmaan-Nya
dengan cara tertentu telah menyatukan Diri dengan setiap orang. is telah
bekerja memakai tangan manusiawi, Ia berpikir memakai akal budi manusiawi, Ia
bertindak atas kehendak manusiawi, Ia mengasihi dengan hati manusiawi. Ia telah
lak tr dari Perawan Maria, sungguh menjadi salah seorang di antara 2599 kita,
dalam segalanye sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa" (GS 22,2).
Jiwa Manusia dan Pengetahuan Manusiawi Kristus
471 Apolinarius dari Laodisea berpendapat, dalam Kristus
Sabda menggantikan jiwa atau roh Melawan kekeliruan ini Gereja mengakui bahwa
Putera abadi juga menerima jiwaa manusiawi yang berakal budi3.
472 Jiwa manusiawi ini, yang diterima Putera Allah, benar
benar dilengkapi dengan kemarnpuan untuk mengetahui secara manusiawi. Kemampuan
ini sebenarnya tidak mungkin tanpa batas: is bertindak dalam kondisi historis
keberadaannya dalam ruang dan waktu. Karena itu, Putera Allah, ketika Ia
menjadi manusia, hendak bertambah pula "dalam\kebijaksanaan dan usia dan
rahmat" (Luk 2:52). Ia hendak menanyakan apa yank seorang manusia harus
belajar dari pengalaman. Dan ini sesuai dengan ksnyataan bahwa dengan sukarela
Ia mengambil "rupa seorang hamba" (Flp 2:7).
473 Tetapi pada wakta yang sama, dalam pengetahuan
manusiawi yang sesungguhnya dari Putera A 11<1h, nyata pula kehidupan ilahi
pribadi-Nya. "Kodrat manusiawi Putera Allah merkenal dan menyatakan dalam
diri-Nya bukan dari diri sendiri, melainkan berd,~sarkan hubungan-Nya dengan
Sabda segala sesuatu, yang dimiliki Allah" (Maksimus Pengaku Iman, qu. dub.
66). Itu berlalcu pada tempat pertama mengenai pengetahuan langsung dan batin,
yang Putera Allah terjelma miliki tentang Bapa 1*a. Dalam pengetahuan
manusiawi-Nya Putera juga menunjukkan pengetahuan ilah.~tentang pikiran hati
manusia yang rahasia.
474 Karena Kristus dalam pribadi S3bda terjelma
dipersatukan dengan kebijaksanaan ilahi, maka pengetahuan rranusiawi-Nya
mengetahui sepenuhnya keputusan keputusan abadi, yang untuk lnenyingkapkannya
Ia telah datang5. Mengenai apa, yang dalam hubungan ini Ia aktli bahwa Ia tidak
tahul, Ia jelaskan pada tempat lain bahwa Ia tidak ditugaskan unal: menyingkapkan-Nya.
Kehendak Manusiawi Kristus
475 Oleh karena itu, Gereja mengakui dalam konsili
ekumenis keenam (Konsili Konstantinopel III pada tahun 661) imannya bahwa
Kristus menurut kodrat-Nya mempunyai dua macam kehendak dan tindakan -- satu
ilahi dan satu manusiawi. Keduanya ini tidak bertentangan satu sama lain,
tetapi bekerja sama sedemikian, sehingga Sabda yang telah menjadi manusia dalam
ketaatan-Nya sebagai manusia terhadap Bapa-Nya menghendaki segala sesuatu, yang
Ia sebagai Allah bersama Bapa dan Roh Kudus sudah putuskan demi keselamatan
kita. Kehendak manusiawi Kristus "patuh dan tidak melawan dan tidak
menentang, tetapi menyesuaikan diri dengan kehendak-Nya yang ilahi dan
mahakuasa" (DS 556).
Tubuh Kristus yang Benar
476 Karena Sabda menjadi manusia dan menerima kodrat
manusia yang sesungguhnya, maka Kristus "terbatas dalam tubuh".
Karena itu, wajah manusiawi Yesus dapat "dilukiskan dengan terang di depan
kita" (Gal 3:1). Dalam konsili ekumenis ketujuh (Konsili Nisea II pada
tahun 787)2 Gereja mengakui sebagai hal yang wajar, untuk melukiskan Kristus
dalam gambar-gambar kudus.
477 Gereja juga mengakui sejak dulu bahwa kita
"mengenal Allah yang tak kelihatan dalam diri Penebus yang
kelihatan", (MR, Prefasi Natal). Memang kekhususan individual tubuh
Kristus menyatakan Pribadi ilahi Putera Allah. Ia sudah menerima bentuk-bentuk
tubuh manusiawi-Nya sedemikian, sehingga mereka boleh dihormati dalam gambar
pada lukisan kudus, karena orang beriman yang menghormati gambar-Nya,
"menghormati Pribadi yang digambarkan di dalamnya" (Konsili Nisea II:
DS 601).
Hati Sabda Terjelma
478 Selama hidup-Nya, sakratulmaut-Nya di taman Zaitun
dan dalam kesengsaraan-Nya, Yesus mengenal dan mencintai kita semua dan setup
orang dan menyerahkan Diri untuk setiap kita: "Putera Allah" telah
"mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Gal 2:20). Ia
mencintai kita dengan hati seorang manusia. Atas dasar itu, maka hati Yesus
tersuci, yang ditembus oleh dosa kita dan demi keselamatan kita dilihat sebagai
tanda pengenal paling ampuh dan sebagai lambang cinta, yang dengannya Penebus
ilahi tetap mencintai Bapa abadi dan semua manusia" (Plus XII, Ens.
"Haurietis aquas": DS 3924).
TEKS-TEKS SINGKAT
479 Pada waktu yang telah ditentukan Allah, Putera Allah
yang tunggal, Sabda abadi, dan citra hakikat Bapa, telah menjadi manusia: Ia
telah menerima kodrat manusiawi, tanpa kehilangan kodrat ilahi.
480 Yesus Kristus sungguh Allah dan sungguh manusia dalam
kesatuan Pribadi ilahi-Nya; karena itu Ia adalah perantara satu satunya antara
Allah dan manusia.
481 Yesus Kristus memiliki dua kodrat, yang ilahi dan
yang manusiawi; keduanya tidak dicampuradukkan satu dengan yang lain, tetapi
disatukan dalam Pribadi Putra Allah yang satu.
482 Karena Kristus sungguh Allah dan sungguh manusia, Ia
memiliki akal budi manusiawi dan kehendak manusiawi. Keduanya serasi dengan dan
patuh terhadap akal budi ilahi-Nya dan kehendak ilahi-Nya, yang Ia miliki
bersama Bapa dan Roh Kudus.
483 Inkarnasi [penjelmaan menjadi manusia dengan demikian
adalah misteri persatuan yang mengagumkan dari kodrat ilahi dan kodrat
manusiawi dalam Pribadi Sabda.
Pasal 2. DIKANDUNG DARI ROH KUDUS, DILAHIRKAN OLEH PERAWAN MARIA
I. Dikandung dari Roh Kudus...
484 Pewartaan kepada Maria membuka "kegenapan
waktu" (Gal 4:4): Janji-janji terpenuhi, persiapan sudah selesai. Maria
dipanggil supaya mengandung Dia, yang di dalam-Nya akan tinggal "seluruh
kepenuhan ke Allah an secara jasmaniah" (Kol 2:9). Jawaban ilahi atas
pertanyaan Maria: "Bagaimana mungkin hal itu terjadi karena aku belum bersuami?"
(Luk 1:34) menunjukkan kekuasaan Roh: "Roh Kudus akan turun atasmu"
(Luk 1:35).
485 Perutusan Roh Kudus selalu berhubungan dengan
perutusan Putera dan diarahkan kepada-Nya. Roh Kudus diutus supaya menguduskan
rahim perawan dan membuahinya secara ilahi; la, "yang adalah Tuhan dan
menghidupkan", menyebabkan bahwa perawan mengandung Putera abadi Bapa,
yang menerima kodrat manusiawi dari dia.
486 Putera tunggal Bapa, yang dikandung oleh Perawan
Maria sebagai manusia, adalah "Kristus", artinya diurapi Roh Kudus,
sejak awal keberadaan manusiawi-Nya, juga apabila itu baru dinyatakan selangkah
demi selangkah: mula-mula kepada para gembala, lalu kepada para ahli nujum2,
Yohanes Pembaptis dan para murid4. Seluruh kehidupan Yesus akan menyatakan
bahwa "Allah mengurapi-Nya dengan Roh Kudus dan kuat kuasa" (Kis
10:38).
II. ... dilahirkan oleh Perawan Maria
487 Apa yang Gereja Katolik percaya dan ajarkan tentang
Maria, berakar dalam iman akan Kristus, tetapi sekaligus juga menjelaskan iman
akan Kristus.
Pilihan Maria sejak Kekal
488 "Tuhan telah mengutus Putera-Nya" (Gal
4:4). Tetapi supaya menyediakan "tubuh bagi-Nya" (Ibr 10:5), menurut
kehendak-Nya haruslah satu makhluk bekerja sama dalam kebebasan. Untuk tugas
menjadi ibu Putera-Nya, Allah telah memilih sejak kekal seorang puteri Israel,
seorang puteri Yahudi dari Nasaret di Galilea, seorang perawan, yang
"bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud: nama perawan
itu Maria" (Luk 1:26 27).
"Adapun Bapa yang penuh belas kasihan menghendaki,
supaya penjelmaan Sabda didahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah
ditetapkan menjadi Bunda-Nya. Dengan demikian, seperti dulu wanita mendatangkan
maut, sekarang pun wanitalah yang mendatangkan kehidupan" (LG 56).
489 Sepanjang Perjanjian Lama panggilan Maria sudah
dipersiapkan oleh perutusan wanita-wanita saleh. Kendati ketidaktaatannya, sejak
awal sudah dijanjikan kepada Hawa bahwa ia akan mendapat turunan, yang akan
mengalahkan yang jahat, dan akan menjadi ibu semua orang hidup. Berdasarkan
janji ini, Sara mendapat seorang putera kendati usianya sudah lanjut.
Bertentangan dengan harapan manusiawi, Allah memilih apa yang bodoh dan lemah
bagi dunia, supaya menunjukkan bahwa ia setia pada janji-Nya: Hanna, ibu
Samuel, Debora, Rut, Yudit, dan Ester, demikian pula banyak wanita yang lain
lagi. Maria adalah "Yang unggul di tengah Umat Tuhan yang rendah dan
miskin, yang penuh kepercayaan mendambakan serta menerima keselamatan dari-Nya.
Akhirnya ketika muncullah ia, Puteri Sion yang amat mulia, sesudah pemenuhan
janji lama dinanti-nantikan, genaplah masanya" (LG 55).
Dikandung tanpa Noda Dosa
490 Karena Maria dipilih menjadi bunda Penebus,
"maka ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang sekian
luhur" (LG 56). Waktu pewartaan, malaikat menyalaminya sebagai "penuh
rahmat" (Luk 1:28). Supaya dapat memberikan persetujuan imannya kepada
pernyataan panggilannya, ia harus dipenuhi seluruhnya oleh rahmat Allah.
491 Dalam perkembangan sejarah, Gereja menjadi sadar
bahwa Maria, "dipenuhi dengan rahmat" oleh Allah (Luk 1:28), sudah
ditebus sejak ia dikandung. Dan itu diakui oleh dogma "Maria Dikandung
tanpa Noda Dosa", yang diumumkan pada tahun 1854 oleh Paus Pius IX:
... bahwa perawan tersuci Maria sejak saat pertama
perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang
mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan
dari segala noda dosa asal" (DS 2803).
492 Bahwa Maria "sejak saat pertama ia dikandung,
dikaruniai cahaya kekudusan yang istimewa" (LG 56), hanya terjadi berkat
jasa Kristus: "Karena pahala Puteranya, ia ditebus secara lebih unggul"
(LG 53). Lebih dari pribadi tercipta yang mana pun Bapa "memberkati dia
dengan segala berkat Roh-Nya oleh persekutuan dengan Kristus di dalam
surga" (Ef 1:3). Allah telah memilih dia sebelum dunia dijadikan, supaya
ia kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya.
493 Bapa-bapa Gereja Timur menamakan Bunda Allah
"Yang suci sempurna" [panhagia]: mereka memuji dia sebagai yang
"bersih dari segala noda dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan
dijadikan makhluk baru" (LG 56). Karena rahmat Allah, Maria bebas dari
setiap dosa pribadi selama hidupnya.
"Jadilah padaku menurut Perkataanmu ..."
494 Atas pengumuman bahwa ia, oleh kuasa Roh Kudus akan
melahirkan "Putera yang mahatinggi" tanpa mempunyai suami, Maria
menjawab dalam "ketaatan iman" (Rm 1:5), dalam kepastian bahwa
"untuk Allah tidak ada sesuatu pun yang mustahil": "Aku ini
hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu" (Luk 1:37 38). Dengan
memberikan persetujuannya kepada Sabda Allah, Maria menjadi bunda Yesus. Dengan
segenap hati, ia menerima kehendak Allah yang menyelamatkan, tanpa dihalangi
satu dosa pun, dan menyerahkan diri seluruhnya sebagai abdi Tuhan kepada pribadi
dan karya Puteranya. Di bawah Dia dan bersama Dia, dengan rahmat Allah yang
mahakuasa, ia melayani misteri penebusan.
"Sebab, seperti dikatakan oleh santo Ireneus,
`dengan taat Maria menyebabkan ke selamatan bagi dirinya maupun bagi segenap
umat manusia. Maka tidak sedikitlah para Bapa zaman kuno, yang dalam pewartaan
mereka dengan rela hati menyatakan bersama Ireneus: Ikatan yang disebabkan oleh
ketidaktaatan Hawa telah diuraikan karena ketaatan Maria; apa yang diikat oleh
perawan Hawa karena ia tidak percaya, telah dilepaskan oleh Perawan Maria
karena imannya. Sambil membandingkannya dengan Hawa, mereka menyebut Maria `bunda
mereka yang hidup. Sering pula mereka nyatakan: `maut melalui Hawa, hidup
melalui Maria" (LG 56).
Maria Bunda Allah
495 Dalam Injil-injil Maria dinamakan "Bunda
Yesus" (Yoh 2:1; 19:25). Oleh dorongan Roh Kudus, maka sebelum kelahiran
Puteranya ia sudah dihormati sebagai "Bunda Tuhan Ku" (Luk 1:43). la,
yang dikandungnya melalui Roh Kudus sebagai manusia dan yang dengan
sesungguhnya telah menjadi Puteranya menurut daging, sungguh benar Putera Bapa
yang abadi, Pribadi kedua Tritunggal Mahakudus. Gereja mengakui bahwa Maria
dengan sesungguhnya Bunda Allah, [Theotokos, Yang melahirkan Allah].
Perawan Maria
496 Sudah dalam rumusan-rumusan iman yang pertama, Gereja
mengakui bahwa Yesus hanya oleh kuasa Roh Kudus dikandung dalam rahim Perawan
Maria. Juga segi jasmani dari kejadian ini turut dinyatakan. Ia mengandung
Yesus "tanpa benih, dari Roh Kudus" (Sin. Lateran 649: DS 503). Para
bapa Gereja melihat dalam perkandungan oleh perawan ini, suatu tanda bahwa
sungguh Putera Allah datang ke dalam kodrat manusiawi yang sama dengan kita.
Demikianlah santo Ignasius dari Antiokia [awal abad ke 2]
berkata: "Kamu yakin dengan sepenuhnya tentang Tuhan kita, yang dengan
sesungguhnya berasal dari keturunan Daud menurut daging, Putera Allah menurut
kehendak dan kekuasaan Allah b, sesungguhnya dilahirkan dari seorang perawan
..., sesungguhnya menderita dalam pemerintahan Pontius Pilatus ... dipaku untuk
kita dalam daging ... dan ia menderita sesungguhnya, sebagaimana ia juga
sungguh membangkitkan Diri" (Smyrn. 1 2).
497 Berita-berita dalam Injil menanggapi perkandungan
yang perawan itu sebagai karya Allah, yang melampaui segala pengertian dan
kemampuan manusiawi2. Malaikat berkata kepada Yosef tentang Maria isterinya:
"Anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus" (Mat 1:20).
Gereja melihat di dalamnya pemenuhan janji, yang Allah berikan melalui nabi
Yesaya: "Lihatlah, seorang perawan akan mengandung seorang anak, dan akan
melahirkan seorang putera" (Yes 7:14).
498 Kadang-kadang orang merasa bingung, karena Injil Markus
dan surat-surat Perjanjian Baru tidak mengatakan sesuatu pun mengenai
perkandungan Maria yang tetap perawan. Orang pun bertanya tanya, apakah di sini
kita tidak berhadapan dengan legenda atau gagasan teologis, yang tidak ada
maksud historis. Untuk itu perlu dijawab: Pada awal sejarah Kristen iman akan
perkandungan yang perawan menimbulkan pertentangan ejekan, dan kurangnya
pengertian pada orang yang bukan kristen, baik Yahudi mau pun kafir; jadi ia
tidak dimotivasi oleh mitologi kafir atau oleh satu penyesuaian kepada ide
zaman itu. Arti dari kejadian ini hanya dapat ditangkap oleh iman, yang
melihatnya "atas dasar hubungan rahasia-rahasia iris sendiri antara satu
sama lain" (DS 3016) dalam seluruh misteri Kristus, mulai dari
penjelmaan-Nya menjadi manusia sampai dengan Paska. Sudah oleh santo Ignasius
dari Antiokia diberikan kesaksian mengenai hubungan ini: "Bagi sang
penguasa dunia ini keperawanan Maria dan persalinannya disembunyikan, demikian
pula kematian Tuhan tiga misteri yang berteriak dengan nyaring, yang terjadi
dalam kesunyian Allah" (Eph 19,1).
Maria -- "Tetap Perawan
499 Pengertian imannya yang lebih dalam tentang keibuan
Maria yang perawan, menghantar Gereja kepada pengakuan bahwa Maria dengan
sesungguhnya tetap perawan, juga pada waktu kelahiran Putera Allah yang menjadi
manusia. Oleh kelahiran-Nya "Puteranya tidak mengurangi keutuhan
keperawanannya, melainkan justru menyucikannya" (LG 57). Liturgi Gereja
menghormati Maria sebagai "yang selalu perawan" [Aeiparthenos].
500 Kadang-kadang orang mengajukan keberatan bahwa di
dalam Kitab Suci dibicarakan tentang. saudara dan saudari Yesus. Gereja selalu
menafsirkan teks-teks itu dalam arti, bahwa mereka bukanlah anak-anak lain dari
Perawan Maria. Yakobus dan Yosef yang disebut sebagai "saudara-saudara
Yesus" (Mat 13:55), merupakan anak-anak seorang Maria" yang adalah
murid Yesus dan yang dinamakan "Maria yang lain" (Mat 28:1). Sesuai
dengan cara ungkapan yang dikenal dalam Perjanjian Lama, mereka itu sanak
saudara Yesus yang dekat.
501 Yesus adalah putera Maria yang tunggal. Tetapi
keibuan Maria yang rohani mencakup semua manusia, untuknya Yesus telah datang
untuk menyelamatkannya: "la telah melahirkan putera, yang oleh Allah
dijadikan `yang sulung di antara banyak saudara (Rm 8:29), yakni umat beriman.
Maria bekerja sama dengan cinta kasih keibuannya untuk melahirkan dan mendidik
mereka" (LG 63).
Bunda Perawan Maria dalam Rencana Allah
502 Dalam hubungan dengan keseluruhan wahyu, pandangan
iman dapat 9o menemukan alasan-alasan yang penuh rahasia, mengapa Allah
menghendaki dalam rencana keselamatan-Nya, bahwa Putera-Nya dilahirkan oleh
seorang perawan. Alasan-alasan ini menyangkut baik pribadi dan perutusan
Kristus sebagai Penebus, maupun penerimaan perutusan ini oleh Maria untuk semua
manusia.
503 Keperawanan Maria menunjukkan bahwa Allah mempunyai
prakarsa absolut dalam penjelmaan menjadi manusia. Yesus hanya mempunyai Allah
sebagai Bapa. Ia "tidak pernah asing bagi Bapa-Nya, karena manusia yang
sudah ia terima ... [la adalah Putera] kodrati Bapa menurut keallahan, [Putera]
kodrati Bunda menurut kemanusiaan, tetapi ia adalah [Putera] Bapa yang
sebenarnya dalam kedua duanya" (Syn. Friaul 696: DS 619).
504 Yesus dikandung dalam rahim Perawan Maria oleh Roh
Kudus, karena ia adalah Adam baru, yang membuka ciptaan baru: "Manusia
pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal
dari surga" (1 Kor 15:47). Kodrat manusiawi Kristus dipenuhi oleh Roh
Kudus sejak perkandungan-Nya karena Allah "mengaruniakan Roh-Nya dengan
tidak terbatas" (Yoh 3:34). "Karena dari kepenuhan-Nya" Kepala
umat manusia yang tertebus "kita semua menerima kasih karunia demi kasih
karunia" (Yoh 1:16).
505 Oleh perkandungan yang perawan, Yesus, Adam baru,
memulai kelahiran baru, yang dalam Roh Kudus membuat manusia menjadi anak-anak
Allah melalui iman. "Bagaimana hal itu mungkin terjadi?" (Luk 1:34).
Keikutsertaan dalam kehidupan ilahi datang "bukan dari darah atau dari
daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan
dari Allah" (Yoh 1:13). Kehidupan ini diterima secara perawan, karena ia
diberikan kepada manusia semata mata oleh Roh. Sifat keperawanan dari panggilan
manusia kepada Allah terlaksana secara sempurna dalam keibuan Maria yang
perawan.
506 Maria adalah perawan, karena keperawanannya adalah
tanda imannya, "yang tidak tercemar oleh keraguan sedikit pun" (LG
63), dan karena penyerahannya kepada kehendak Allah yang tidak terbagi. Berkat
imannya ia dapat menjadi Bunda Penebus: "Maria lebih berbahagia dalam
menerima iman kepada Kristus, daripada dalam mengandung daging Kristus"
(Agustinus, virg. 3).
507 Maria adalah perawan sekaligus bunda, karena ia
adalah citra hakikat Gereja dan Gereja dalam arti penuh: Gereja, "oleh
menerima Sabda Allah dengan setia pula menjadi ibu juga. Sebab melalui
pewartaan dan baptis, Gereja melahirkan bagi hidup baru yang kekal abadi
putera-putera yang dikandungnya dari Roh Kudus dan lahir dari Allah. Gereja pun
perawan, yang dengan utuh mumi menjaga kesetiaan yang dijanjikannya kepada Sang
Mempelai. Dan sambil mencontoh Bunda Tuhannya, Gereja dengan kekuatan Roh Kudus
secara perawan mempertahankan imannya, keteguhan harapannya, dan ketulusan
cinta kasihnya" (LG 64).
TEKS-TEKS SINGKAT
508 Dari antara turunan Hawa, Allah memilih perawan Maria
menjadi bunda Anak-Nya. "Penuh rahmat" ia adalah "buah penebusan
termulia" (SC 103). Sejak saat pertama perkandungannya ia dibebaskan
seluruhnya dari noda dosa asal dan sepanjang hidupnya ia bebas dari setiap dosa
pribadi.
509 Maria sesungguhnya "Bunda Allah", karena ia
adalah Bunda Putera Allah abadi yang menjadi manusia, yang sendiri adalah Allah.
510 Maria "tetap perawan, ketika ia mengandung
Puteranya, perawan ketika ia melahirkan Nva, perawan ketika ia menyusui-Nya.
Selalu perawan " (Agustinus, serm. 186,1). Dengan seluruh hakikatnya ia
adalah "hamba Tuhan" (Luk 1:38).
511 Perawan Maria "dengan iman dan ketaatan yang
bebas, telah bekerja sama untuk keselamatan manusia " (LG 56). Sebagai
"wakil seluruh kodrat manusia" (Tomas Aqu. s.th. 3,30,1) ia
mengucapkan perkataan "Ya ". Oleh ketaatannya ia menjadi Hawa baru, menjadi
Bunda orang-orang hidup.
Pasal 3. MISTERI-MISTERI KEHIDUPAN KRISTUS
512 Dari kehidupan Kristus, pengakuan iman hanya menyebut
misteri penjelmaan menjadi manusia (perkandungan dan kelahiran) dan misteri
Paska (kesengsaraan, penyaliban, kematian, kenaikan ke surga). Tentang
misteri-misteri kehidupan tersembunyi dan kehidupan di muka umum tidak
dibicarakan dengan jelas. Tetapi artikel-artikel iman, yang menyangkut
inkarnasi dan Paska Yesus, menerangi seluruh kehidupan duniawi Kristus;
"segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sejak awal sampai pada
hari Ia terangkat [ke surga]" (Kis I :1 2), harus dilihat dalam cahaya
misteri Natal dan Paska.
513 Katekese harus, sesuai dengan masing-masing situasi,
menyingkapkan kekayaan seluruh isi misteri Yesus. Di sini hanya ditunjukkan
beberapa unsur yang terdapat pada semua misteri kehidupan Kristus (1); lalu
dijelaskan secara singkat misteri-misteri pokok dalam kehidupan Yesus yang tersembunyi
(II) dan di muka umum (III).
I. Seluruh Kehidupan Kristus Adalah Misteri
514 Banyak hal, yang karena sifat ingin tahu kita hendak
kita ketahui tentang Yesus, tidak ditemukan dalam Injil-injil. Mengenai
kehidupan-Nya di Nasaret hampir tidak ada apa-apa yang diberitakan, malahan
mengenai sebagian besar kehidupan-Nya di muka umum tidak diberitakan apa apa.
Apa yang dicatat dalam Injil-injil, "dicatat, supaya kamu percaya, bahwa
Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam
nama-Nya" (Yoh 20:31).
515 Injil-injil ditulis oleh manusia-manusia, yang
termasuk orang-orang beriman pertama dan yang hendak menyampaikan imannya
kepada orang lain. Karena mereka mengetahui dari iman, siapa Yesus, mereka
dapat melihat dalam seluruh , kehidupan duniawi-Nya jejak-jejak rahasia
batin-Nya dan mengarahkan orang lain kepada-Nya. Dalam kehidupan Yesus segala
sesuatu mulai dari kain lampin waktu kelahiran-Nya sampai kepada cuka waktu
kesengsaraan-Nya dan kain kafan waktu kebangkitan-Nya merupakan tanda-tanda
rahasia batin-Nya. Oleh perbuatan-Nya, mukjizat-Nya, perkataan-Nya menjadi
nyata, bahwa "di dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan
ke-Allah-an" (Kol 2:9). Kemanusiaan-Nya sendiri tampak sebagai "sakramen",
artinya sebagai tanda dan sarana ke-Allah-an-Nya dan keselamatan, yang Ia
bawakan. Apa yang kelihatan dalam kehidupan-Nya, menunjukkan misteri
keputeraan-Nya sebagai Anak Allah dan perutusan-Nya sebagai Penebus.
Ciri-ciri Mendasar yang Sama dari Misteri-misteri Yesus
516 Seluruh kehidupan Yesus kata kata-Nya dan
perbuatan-Nya, kebungkaman-Nya dan kesengsaraan-Nya, caranya Ia hidup dan
berbicara adalah wahyu tentang Bapa. Yesus dapat mengatakan: "Yang melihat
Aku melihat Bapa" (Yoh 14:9) dan Bapa: "Inilah Putera Ku yang
terkasih, dengarkanlah Dia" (Mrk 9:7). Karena Kristus menjadi manusia
untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya, maka setiap hal kecil dari hidup-Nya
menyatakan bagi kita "kasih Allah ... di tengah-tengah kita" (1 Yoh
4:9).
517 Seluruh kehidupan Kristus adalah misteri penebusan.
Penebusan kita peroleh terutama melalui darah yang tertumpah di salib, tetapi
misteri ini bekerja dalam seluruh kehidupan Yesus; sejak penjelmaan-Nya menjadi
manusia, dalamnya Ia menjadi miskin, untuk memperkaya kita melalui kemiskinan-Nya;
dalam kehidupan-Nya yang tersembunyi, yang menyilih ketidaktaatan kita dengan
ketaatan-Nya; dalam tutur kata-Nya, yang memurnikan para pendengar-Nya; dalam
penyembuhan-Nya dan pengusiran setan, dalamnya "Ia memikul kelemahan kita
dan menanggung penyakit kita" (Mat 8:17); dalam kebangkitan-Nya, yang
olehnya kita dibenarkan.
518 Seluruh kehidupan Kristus adalah misteri pengumpulan
baru dari segalanya di bawah satu Kepala. Segala sesuatu yang telah dikerjakan,
dikatakan dan diderita Yesus, bermaksud menempatkan kembali manusia yang sudah
jatuh ke dalam panggilannya yang asli:
"Dengan menjadi manusia oleh inkarnasi, Ia
merangkumkan dalam diri-Nya perkembangan manusia yang begitu lama dan
menganugerahkan di dalam rangkuman ini keselamatan untuk kita, supaya kita
menerima kembali dalam Kristus Yesus keberadaan kita menurut gambar dan rupa
Allah, yang telah kita hilangkan dalam Adam" (Ireneus. haer. 3,18,1).
"Karena itu, Yesus melewati setiap tangga usia, supaya memperbaiki lagi
untuk semua orang persekutuan dengan Allah" (haer. 3,18,7).
Keikutsertaan Kita dalam Misteri Yesus
519 Seluruh "kekayaan Kristus harus tersedia bagi
setiap orang dan harus menjadi milik setiap orang" (RH 11). Kristus tidak
menghidupi kehidupan-Nya untuk Diri tetapi untuk kita - sejak inkarnasi-Nya
"untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita" sampai pada
kematian-Nya "untuk dosa-dosa" kita (1 Kor 15:3) dan kebangkitan-Nya
"demi pembenaran kita" (Rm 4:25). Sekarang pun Ia adalah
"pengantara kita pada Bapa" (1 Yoh 2:1), "karena Ia hidup senantiasa
untuk menjadi pengantara kita" (Ibr 7:25). Dengan segala sesuatu yang Ia
hidupi dan derita satu kali untuk selamanya bagi semua kita, sekarang ini Ia
berada untuk selamanya "di depan hadirat Allah guna kepentingan kita"
(lbr 9: 24).
520 Dalam seluruh kehidupan-Nya Yesus merupakan contoh
kita: Ia adalah "manusia sempurna" (GS 38), yang mengundang kita
supaya menjadi murid-Nya dan mengikuti Dia. Oleh pelayanan-Nya yang rendah hati
Ia memberi kepada kita contoh untuk diteladani, oleh doa-Nya Ia mengajak kita
untuk berdoa, oleh kemiskinan-Nya Ia mengajak kita agar menanggung penderitaan
dan penganiayaan dengan rela hati.
521 Kristus mengajak kita untuk menghidupi di dalam
diri-Nya segala sesuatu yang pernah Ia hidupi dan sekarang Ia hidupi di dalam
diri kita. "Sebab Dia, Putera Allah, dalam penjelmaan-Nya dengan cara
tertentu telah menyatukan diri dengan setiap orang" (GS 22,2). Kita harus
menjadi sehakikat dengan Dia; Ia membiarkan kita sebagai anggota-anggota
tubuh-Nya mengambil bagian pada apa yang Ia hidupi dalam daging-Nya untuk kita
dan sebagai contoh bagi kita.
"Kita harus meneruskan dan menyelesaikan keadaan dan
misteri Yesus di dalam kita dan sering memohon kepada-Nya, agar Ia melaksanakan
dan menyelesaikannya di dalam kita dan di dalam seluruh Gereja-Nya ... Putera
Allah mempunyai maksud, supaya melalui rahmat yang Ia anugerahkan kepada kita
melalui misteri-misteri ini, dan melalui buah-buah yang Ia hasilkan di dalam
diri kita melalui misteri itu, membiarkan kita mengambil bagian dalam misteri
misteri-Nya, seakan akan memperluasnya dan melanjutkannya di dalam kita dan di
dalam seluruh Gereja-Nya. Dan dengan cara ini Ia hendak menyelesaikannya di
dalam kita" (Yohanes Eudes, regn.).
II. Misteri Masa Kecil dan Kehidupan Yesus yang Tersembunyi
Persiapan
522 Kedatangan Putera Allah ke dunia adalah satu kejadian
yang sekian dahsyat, sehingga Allah hendak mempersiapkannya selama berabad
abad. Semua ritus dan kurban, bentuk dan lambang "perjanjian pertama"
(Ibr 9:15) diarahkan-Nya kepada Yesus; Ia memberitahukan kedatangan-Nya melalui
mulut para nabi, yang susul-menyusul di Israel. Sementara itu Ia menggerakkan
dalam hati kaum kafir satu pengertian yang samar-samar mengenai kedatangan ini.
523 Yohanes Pembaptis adalah perintis Tuhan yang
langsung; ia diutus untuk menyiapkan jalan bagi-Nya. Sebagai "nabi Allah
yang mahatinggi" (Luk 1:76) Ia menonjol di antara semua nabi. Ia adalah
yang terakhir dari mereka dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan. Ia sudah
bersorak gembira dalam rahim ibunya mengenai kedatangan Kristus dan mendapat
kegembiraannya sebagai "sahabat mempelai" (Yoh 3:29), yang ia
lukiskan sebagai "Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh
1:29). Ia mendahului Yesus "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) dan
memberikan kesaksian untuk Dia melalui khotbahnya, pembaptisan pertobatan, dan
akhirnya melalui mati syahidnya.
524 Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan
lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam
persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di
dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua. Dengan merayakan kelahiran
dan mati syahid sang perintis, Gereja menyatukan diri dengan kerinduannya:
"la harus makin besar dan aku harus makin kecil" (Yoh 3:30).
Misteri Natal
525 Yesus datang ke dunia dalam kemiskinan sebuah
kandang, dalam keluarga yang tidak kaya; para gembala sederhana adalah
saksi-saksi pertama kejadian ini. Dalam kemiskinan ini bersinarlah kemuliaan
surga. Gereja tidak bosan-bosan, menyanyikan kemuliaan malam ini:
Perawan melahirkan hari ini Yang Abadi
dan bumi menyediakan gua untuk yang tidak dapat
dihampiri,
para malaikat dan gembala memuji Dia
dan para majus mendekat dengan bintang,
karena Engkau dilahirkan untuk kami,
Engkau Anak mungil, Engkau Allah abadi! (Kontakion oleh
Romanos Penyanyi)
526 "Menjadi anak" di depan Allah adalah syarat
untuk masuk ke dalam Kerajaan surga. Untuk itu, orang harus merendahkan diri,
menjadi kecil; lebih lagi: orang harus "dilahirkan kembali" (Yoh
3:7), "dilahirkan dari Allah" (Yoh 1:13), supaya "menjadi anak
Allah" (Yoh 1:12). Rahasia Natal terjadi di dalam kita, kalau "rupa
Kristus menjadi nyata" (Gal 4:19) di dalam kita. Natal adalah misteri
"pertukaran yang mengagumkan":
"O pertukaran yang mengagumkan! Pencipta sudi
menjadi manusia dan lahir dari perawan. Tidak diperanakkan oleh seorang
laki-laki, Ia datang ke dunia dan menganugerahkan kepada kita kehidupan
ilahi" (Antifon Ibadat Sore 1 Januari).
Misteri Kanak-kanak Yesus
527 Penyunatan Yesus, pada hari kedelapan sesudah
kelahiran-Nya3, adalah suatu bukti bahwa Ia termasuk dalam keturunan Abraham
dalam bangsa perjanjian, bahwa Ia takluk kepada hukum4 dan ditugaskan untuk
ibadah Israel, yang dalamnya Ia akan mengambil bagian sepanjang hidup-Nya. Ia
adalah pratanda "penyunatan yang diberikan Kristus":
"Pembaptisan" (Kol 2:11 12).
528 Epifani [penampakan Tuhan] adalah wahyu Yesus sebagai
Mesias Israel, Putera Allah dan Penebus dunia dalam peristiwa Pembaptisan-Nya
di Yordan, pernikahan di Kana, dan penyembahan kepada Yesus oleh
"orang-orang majus dari Timur" (Mat 2:1). Dalam
"majus-majus" ini, wakil-wakil dari agama-agama kafir di dunia
sekitar, Injil melihat anak-anak sulung bangsa-bangsa yang menerima warta
gembira tentang peristiwa keselamatan penjelmaan Yesus menjadi manusia. Bahwa
para majus itu datang ke Yerusalem, "untuk menyembah [raja Yahudi]"
(Mat 2:2), menunjukkan bahwa mereka dalam cahaya mesianis bintang Daud itu
mencari di Israel Dia, yang akan menjadi raja bangsa-bangsa. Kedatangan mereka
berarti bahwa orang-orang kafir hanya dapat menemukan Yesus dan menyembah-Nya
sebagai Putera Allah dan Penebus dunia, kalau mereka menghubungi orang-orang
Yahudi dan menerima dari mereka janji mesianis, seperti yang tercantum dalam
Perjanjian Lama. Epifani menyatakan bahwa "semua orang kafir masuk ke
dalam keluarga para bapa bangsa" (Leo Agung, serm. 23) dan mendapat
"martabat Israel" (MR, Malam Paska 26; doa sesudah bacaan ketiga).
529 Persembahan Yesus dalam kanisah menunjukkan Dia
sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan. Dalam Simeon dan Anna
terjadilah pertemuan demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta ini seluruh
pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah
lama dinanti nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan
"kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai "tanda
pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria, menandakan
"persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu satunya, di
salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk
segala bangsa".
530 Pengungsian ke Mesir dan pembunuhan anak-anak yang
tidak berdosa menunjukkan perlawanan kegelapan terhadap cahaya: "la datang
kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak
menerima-Nya" (Yoh 1:11). Seluruh kehidupan Kristus akan dibayangi oleh
penghambatan. Murid murid-Nya ikut serta dalam nasib ini4. Kedatangan-Nya
kembali mengingatkan keluaran dari Mesir dan memperkenalkan Yesus sebagai
pembebas definitif.
Misteri Kehidupan Yesus yang Tersembunyi
531 Selama sebagian besar kehidupan-Nya Yesus mengambil
bagian dalam nasib kebanyakan manusia: kehidupan biasa tanpa kebesaran
lahiriah, kehidupan seorang pengrajin, kehidupan religius Yahudi yang takluk
kepada hukum Allah, kehidupan dalam persekutuan desa. Dari seluruh periode ini,
hanya inilah yang diwahyukan kepada kita bahwa Yesus "taat" kepada
orang tua-Nya dan bertambah "hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi
oleh Allah dan manusia" (Luk 2:51 52).
532 Dalam kepatuhan kepada bunda-Nya dan bapa piara-Nya
Yesus memenuhi perintah keempat dengan amat sempurna. Itulah gambaran duniawi
mengenai kepatuhan-Nya sebagai Anak terhadap Bapa surgawi-Nya. Kepatuhan Yesus
sehari hari terhadap Yosef dan Maria menyatakan dan mengantisipasi
kepatuhan-Nya pada hari Kamis Putih: "Bukan kehendak Ku..." (Luk
22:42). Dengan kepatuhan Kristus dalam keseharian kehidupan yang tersembunyi
itu, mulailah sudah pemulihan kembali apa yang telah dihancurkan oleh
ketidakpatuhan Adam.
533 Kehidupan yang tersembunyi di Nasaret memungkinkan
setiap orang, supaya berada bersama Yesus dalam kegiatan sehari hari:
"Rumah di Nasaret adalah sebuah sekolah, di mana
orang mulai mengerti kehidupan Kristus. Itulah sekolah Injil ... Pertama-tama
ia mengajarkan keheningan. Semoga hiduplah di dalam kita penghargaan yang besar
terhadap keheningan ... sikap roh yang mengagumkan dan yang perlu ini ... Di
sini kita belajar, betapa pentingnya kehidupan di rumah. Nasaret memperingatkan
kita akan apa sebenarnya keluarga, akan kebersamaannya dalam cinta, akan
martabatnya, akan keindahannya yang gemilang, akan kekudusannya, dan haknya
yang tidak dapat diganggu gugat ... Akhirnya kita belajar di sini aturan bekerja
dengan penuh ketertiban. O mimbar Nasaret, rumah putera pengrajin. Di sini
ingin saya kenal dan rayakan hukum pekerjaan manusiawi yang keras, tetapi
membebaskan ... Akhirnya saya ingin menyampaikan berkat kepada para pekerja di
seluruh dunia dan menunjukkan kepada mereka contoh luhur saudara ilahinya"
(Paulus VI, pidato 5 Januari 1964 di Nasaret).
534 Penemuan kembali Yesus di kanisah adalah satu satunya
peristiwa yang diberitakan Injil mengenai tahun-tahun kehidupan Yesus yang
tersembunyi. Yesus memperlihatkan di sini misteri penyerahan diri secara
menyeluruh kepada perutusan-Nya, yang disebabkan oleh keadaan-Nya sebagai
Putera Allah: "Tidak tahukah kamu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah
Bapa Ku?" Yosef dan Maria tidak mengerti ungkapan ini, tetapi mereka
menerimanya dalam iman, dan Maria "menyimpan semua peristiwa itu dalam
hatinya" selama tahun-tahun, di mana Yesus tersembunyi dalam kesunyian
kehidupan biasa.
III. Misteri Kehidupan Yesus di Muka Umum
Pembaptisan Yesus
535 Pada awal kehidupan-Nya di muka umum Yesus membiarkan
Diri dibaptis oleh Yohanes diYordan. Yohanes mengumumkan: "Bertobatlah dan
berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu" (Luk 3:3).
Banyak pendosa: pemungut cukai dan serdadu, orang Farisi dan Sadukis serta
pelacur membiarkan diri dibaptis olehnya. "Lalu datanglah Yesus".
Yohanes Pembaptis ragu-ragu, tetapi Yesus mendesak dan menerima Pembaptisan.
Dalam rupa merpati Roh Kudus turun atas Yesus dan satu suara dari surga
mengatakan: "Inilah Putera yang Kukasihi". Itulah penampakan
[epifani] Yesus sebagai Mesias Israel dan sebagai Putera Allah.
536 Pembaptisan untuk Yesus adalah penerimaan dan
permulaan perutusan-Nya sebagai Hamba Allah yang menderita. Ia memasukkan Diri
dalam golongan orang berdosa. Ia adalah "Anak Domba Allah, yang menghapus
dosa dunia" (Yoh 1:29). Ia sudah mengantisipasi "pembaptisan"
kematian-Nya yang berdarah. Ia datang, untuk "menggenapkan seluruh
kehendak Allah" (Mat 3:15), artinya Ia takluk sepenuhnya kepada kehendak
Bapa: karena cinta Ia menerima pembaptisan kematian demi pengampunan dosa-dosa
kita. Atas kerelaan ini suara Bapa menjawab bahwa Ia berkenan kepada
putera-Nya. Roh yang memenuhi Yesus sepenuhnya sejak Ia dikandung, turun,
supaya "tinggal" di atas-Nya (Yoh 1:3233). Yesus akan menjadi sumber
roh bagi seluruh umat manusia. Waktu pembaptisan-Nya, surga yang ditutup oleh
dosa Adam "terbuka" (Mat 3:16), dan karena Yesus dan Roh turun ke
dalam air, maka air dikuduskan inilah awal penciptaan baru.
537 Melalui Pembaptisan seorang Kristen secara
sakramental dibentuk menurut rupa Yesus, yang dalam Pembaptisan-Nya telah
mendahului kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Umat Kristen harus masuk dalam
misteri pengosongan diri dan bertobat dengan rendah hati, harus masuk bersama
Yesus ke dalam air, supaya keluar lagi bersama Dia. Ia harus dilahirkan kembali
dari air dan roh, supaya di dalam Putera sendiri menjadi putera Bapa yang
kekasih dan "hidup dalam hidup yang baru" (Rm 6:4).
"Baiklah kita membiarkan diri dikuburkan bersama
Kristus dalam Pembaptisan, supaya bangkit bersama-Nya: baiklah kita turun
bersama-Nya supaya ditinggikan bersama-Nya; kita naik lagi bersama-Nya supaya
dimuliakan di dalam-Nya" (Gregorius dari Nasiansa, or. 40,9).
"Segala sesuatu yang terjadi pada Kristus, membuat
kita mengerti bahwa sesudah Pembaptisan, Roh Kudus melayang layang dari surga
ke atas kita dan bahwa kita menjadi putera-putera Allah, melalui suara
Bapa" (Hilarius, Matth. 2).
Percobaan Yesus
538 Injil-injil berbicara tentang waktu kesendirian yang
Yesus lewati di sebuah tempat sunyi, langsung sesudah pembaptisan-Nya oleh
Yohanes : "Dibawa" oleh Roh Kudus ke padang gurun, Yesus tinggal di
sana selama empat puluh hari, tanpa makan. Ia hidup di antara binatang-binatang
buas, dan malaikat-malaikat melayani-Nya. Pada akhirnya setan mencobai-Nya
sebanyak tiga kali, dengan berusaha menggoyahkan sikap keputeraan Yesus
terhadap Allah. Yesus menampik serangan-serangan ini, dalamnya cobaan Adam di
firdaus dan cobaan Israel di padang gurun sekali lagi diangkat ke permukaan,
dan setan mundur dari hadapan-Nya, supaya kembali lagi "pada
waktunya" (Luk 4:13).
539 Injil-injil menunjukkan arti keselamatan dari
kejadian yang penuh rahasia ini. Yesus adalah Adam baru, yang tetap setia,
sedangkan Adam pertama menyerah kepada percobaan. Yesus melaksanakan perutusan
Israel secara sempurna. Bertentangan dengan mereka yang dulu selama empat puluh
tahun di padang gurun menantang Allah, Kristus memperlihatkan Diri sebagai
Hamba Allah, yang taat sepenuhnya kepada kehendak Allah. Dengan demikian Yesus adalah
pemenang atas setan: ia sudah "mengikat orang kuat", untuk merampas
kembali darinya jarahannya. Kemenangan Kristus atas penggoda di padang gurun
mendahului kemenangan kesengsaraan, bukti ketaatan cinta-Nya yang paling tinggi
sebagai anak kepada Bapa-Nya.
540 Percobaan itu menunjukkan, alas cara apa Putera Allah
itu Mesias, bertentangan dengan peranan yang setan usulkan kepada-Nya dan di
mana manusia lebih senang melihatnya. Karena itu Kristus mengalahkan penggoda
demi kita. "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang
tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan
kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibr 4:15). Oleh masa
puasa selama empat puluh hari setiap tahun, Gereja mempersatukan diri dengan
misteri Yesus di padang gurun.
"Kerajaan Allah sudah Dekat"
541 "Sesudah Yohanes ditangkap, datanglah Yesus ke
Galilea memberitakan Injil Allah, katanya: `Waktunya telah genap; Kerajaan
Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mrk 1:14 15).
"Untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus meresmikan Kerajaan surga di
dunia" (LG 3). Tetapi kehendak Bapa itulah "mengangkat manusia untuk
ikut serta menghayati hidup ilahi" (LG 2). Ia melakukan itu, dengan
mengumpulkan manusia-manusia di keliling Anak-Nya Yesus Kristus. Perhimpunan
ini adalah Gereja; ia merupakan "benih serta awal Kerajaan Allah di
dunia" (LG 5).
542 Kristus adalah pusat, dan di sekeliling-Nya
dikumpulkan manusia-manusia menjadi "keluarga Allah". Ia memanggil
mereka kepada-Nya melalui tutur kata, melalui tanda-tanda, yang mewartakan
Kerajaan Allah, dan melalui perutusan para murid-Nya. Ia akan menegakkan
Kerajaan-Nya terutama melalui misteri Paska-Nya: kematian-Nya di salib dan
kebangkitan-Nya. "Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan
menarik semua orang datang kepada Ku" (Yoh 12:32). Semua orang dipanggil
untuk persatuan dengan Kristus.
Pewartaan Kerajaan Allah
543 Semua orang dipanggil supaya masuk ke dalam Kerajaan.
Kerajaan mesianis ini pertama-tama diwartakan kepada anak-anak Israel, tetapi
diperuntukkan bagi semua orang dari segala bangsa. Siapa yang hendak masuk ke
dalam Kerajaan itu, harus menerima sabda Yesus.
"Memang, sabda Tuhan diibaratkan benih, yang
ditaburkan di ladang (lih. Mrk 4:14); mereka yang mendengarkan sabda itu dengan
iman dan termasuk kawanan kecil Kristus (lih. Luk 12:32), telah menerima
Kerajaan itu sendiri. Kemudian benih itu bertunas dan bertumbuh atas
kekuatannya sendiri hingga waktu panen (lih. Mrk 4:26 29)" (LG 5).
544 Kerajaan itu adalah milik kaum miskin dan kecil,
artinya mereka yang menerimanya dengan rendah hati. Yesus diutus, "untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin" (Luk 4:18)3. Ia
menyebut mereka bahagia, karena "merekalah yang mempunyai Kerajaan
surga" (Mat 5:3). Kepada "orang kecil" Bapa hendak menyatakan
apa yang Ia sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai. Dari palungan sampai
salib Yesus turut serta dalam kehidupan orang miskin; Ia menderita lapar, haus,
dan kekurangan. Lebih lagi: Ia mengidentikkan Diri dengan segala jenis orang
miskin dan menetapkan cinta yang aktif kepada mereka sebagai prasyarat untuk
penerimaan di dalam Kerajaan-Nya.
545 Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah:
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang
berdosa" (Mrk 2:17). Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa
tobat orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada
mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas dan
"kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga, karena
satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh
sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti
cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan
dosa" (Mat 26:28).
546 Melalui perumpamaan satu bentuk mengajar-Nya yang
khas Yesus mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya". Lewat perumpamaan
Ia mengundang ke perjamuan Kerajaan-Nya, tetapi menuntut juga keputusan yang
radikal. Untuk memperoleh Kerajaan itu, orang harus melepaskan segala sesuatu;
kata-kata hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan".
Perumpamaan-perumpamaan itu seakan akan menempatkan sebuah cermin di depan
manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata itu sebagai
tanah yang berbatu batu atau sebagai tanah yang baik? Apa yang ia lakukan
dengan talenta yang ia terima? Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah
inti semua perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus
menjadi murid Kristus, untuk "mengetahui rahasia Kerajaan surga" (Mat
13:11). Untuk mereka yang "ada di luar" (Mrk 4:11), segala sesuatu
tinggal rahasia.
Tanda-tanda Kerajaan Allah
547 Yesus mengiringi kata kata-Nya dengan
"kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda" (Kis 2:22).
Semuanya ini menunjukkan bahwa Kerajaan hadir di dalam-Nya, karena memberi
kesaksian bahwa Yesuslah Mesias yang di janjikan itu.
548 Tanda-tanda yang dikerjakan `Yesus memberi kesaksian
bahwa Bapa mengutus-Nya. Tanda itu mengundang supaya percaya kepada-Nya. Kepada
mereka yang berpaling kepada-Nya dengan penuh kepercayaan, Ia memberikan apa
yang mereka minta. Dengan demikian mukjizat-mukjizat memperkuat iman kepada
Dia, yang melaksanakan pekerjaan Bapa-Nya: mereka memberi kesaksian bahwa Ia
adalah Putera Allah. Tetapi tanda-tanda juga dapat menjadi sebab bagi
"skandal" (Mat 11:6). Tanda-tanda bukan hendak memuaskan rasa ingin
tabu dan keinginan-keinginan magis. Kendati mukjizat-mukjizat-Nya yang begitu
nyata, Yesus ditolak oleh beberapa orang; malahan orang menuduh Dia bahwa Ia
bekerja dengan bantuan roh-roh jahat".
549 Dengan membebaskan orang-orang tertentu dari
kemalangan duniawi: dari kelaparan", ketidakadilan, penyakit, dan
kematian". Yesus menampilkan tanda -tanda mesianis. Namun Ia tidak datang
untuk melenyapkan segala kemalangan di dunia ini", tetapi untuk
membebaskan manusia dari perhambaan terburuk, dari dosa. Dosa inilah yang
menghalang halangi mereka dalam panggilannya menjadi anak-anak Allah dan
membawa ke dalam aneka ragam ketergantungan.
550 Kedatangan Kerajaan Allah adalah kekalahan kerajaan
setan: "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu" (Mat 12:28). Pengusiran
setan [eksorsisme] yang dilakukan Yesus membebaskan manusia dari kekuasaan
setan". Mereka mendahului kemenangan Yesus yang besar atas "penguasa
dunia ini" (Yoh 12:31). Kerajaan Allah secara definitif didirikan oleh
salib Kristus: "Dari salib, Allah kita memerintah" (LH. Madah
"Vexilla Regis").
"Kunci-kunci Kerajaan"
551 Sejak awal kehidupan-Nya di muka umum Yesus memilih
laki-laki sebanyak dua belas orang; mereka ini harus ada bersama Dia dan
mengambil bagian dalam perutusan-Nya. Ia membolehkan mereka mengambil bagian
dalam otoritas-Nya dan mengutus mereka "untuk memberitakan Kerajaan Allah
dan untuk menyembuhkan orang" (Luk 9:2). Mereka tetap berhubungan dengan
Kerajaan Kristus, karena Kristus memimpin Gereja melalui mereka:
"Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama
seperti Bapa Ku menentukannya bagi Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja
dengan Aku di dalam Kerajaan Ku dan kamu akan duduk di alas takhta untuk
menghakimi kedua belas suku Israel" (Luk 22:29 30).
552 Dalam kolegium kedua belas orang itu Simon Petrus
menduduki tempat yang pertama. Yesus mempercayakan kepadanya satu perutusan
yang khusus. Berkat wahyu yang Petrus terima dari Bapa, ia mengakui:
"Engkaulah Mesias, Putera Allah yang hidup". Dan Tuhan kita berkata
kepadanya: "Engkaulah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:16
18). Kristus "batu yang hidup" (1 Ptr 2:4) menjanjikan kepada
Gereja-Nya yang didirikan atas Petrus itu, kemenangan atas kekuasaan maut. Alas
dasar iman yang ia akui, Petrus tetap tinggal wadas Gereja yang tidak
tergoyangkan. Ia menerima perutusan supaya menjaga iman itu jangan sampai
gugur, dan supaya menguatkan saudara saudaranya di dalam iman itu.
553 Yesus mempercayakan kepada Petrus wewenang yang
khusus: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan surga. Apa yang kau ikat
di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan
terlepas di surga" (Mat 16:19). "Kuasa kunci-kunci" berarti
wewenang untuk memimpin rumah Allah, ialah Gereja. Yesus "gembala yang
baik" (Yoh 10:11), menegaskan tugas ini sesudah kebangkitan-Nya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh 21:15 17). Wewenang untuk
"mengikat" dan "melepaskan" menyatakan wewenang di dalam
Gereja untuk membebaskan dari dosa, mengambil keputusan menyangkut ajaran dan
memberikan keputusan-keputusan disipliner. Kristus mempercayakan otoritas ini
kepada Gereja melalui pelayanan para Rasul dan terutama melalui Petrus, kepada
siapa Ia secara khusus menyerahkan kunci-kunci Kerajaan-Nya.
Pantulan Kerajaan: Perubahan Rupa [transfigurasi]
554 Sejak saat Petrus mengakui bahwa Yesus Kristus adalah
Putera Allah yang hidup, "Yesus mulai menyatakan kepada murid murid-Nya
bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan... lalu
dibunuh, dibangkitkan pada hari ketiga" (Mat 16:21). Petrus menolak
pernyataan itu; juga yang lain-lain tidak mengerti perkataan itu. Dalam
hubungan ini terdapatlah kejadian perubahan rupa Yesus yang penuh rahasia di
alas gunung yang tinggi di depan tiga saksi yang terpilih oleh-Nya: Petrus,
Yakobus, dan Yohanes. Wajah dan pakaian Yesus menjadi putih berkilau kilauan;
Musa dan Elia nampak dan berbicara "tentang tujuan kepergian-Nya yang akan
digenapi-Nya di Yerusalem" (Luk 9:31). Awan datang menaungi mereka dan
satu suara dari surga berkata: "Inilah Anak Ku yang Kupilih, dengarkanlah
Dia" (Luk 9:35).
555 Untuk sementara Yesus membiarkan kemuliaan ilahi-Nya
bersinar, dengan demikian meneguhkan pengakuan Petrus. Ia juga menunjukkan
bahwa Ia harus menderita kematian di salib di Yerusalem "untuk masuk ke
dalam kemuliaan-Nya" (Luk 24:26). Musa dan Elia telah melihat kemuliaan
Allah di alas gunung; hukum dan para nabi telah mengumumkan penderitaan Mesias.
Kesengsaraan Yesus 2576, 2583 adalah kehendak Bapa. Putera bertindak sebagai
Hamba Allah; awan adalah tanda kehadiran Roh Kudus; "Seluruh Tritunggal
tampak: Bapa dalam surga, Putera 257 sebagai manusia, dan Roh Kudus dalam awan
yang bersinar" (Tomas Aqu., s. th. 3,45,4 ad 2).
"Engkau dimuliakan di alas gunung, dan sejauh mereka
mampu untuk itu, murid murid-Mu memandang kemuliaan-Mu, Kristus Allah, supaya
apabila memandang Engkau yang tersalib, mereka mengerti bahwa kesengsaraan Mu
adalah sukarela, dan dengan demikian mereka menyampaikan kepada dunia bahwa
Engkau sesungguhnya cahaya Bapa" (Liturgi Bisantin, Kontakion pada pesta
"Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya").
556 Pada awal kehidupan-Nya di depan umum terdapat
Pembaptisan, pada awal Paska perubahan rupa. Dalam Pembaptisan Yesus diumumkan
"rahasia kelahiran baru yang pertama": Pembaptisan kita; perubahan
rupa adalah "Sakramen kelahiran kembali kedua": kebangkitan kita
(Tomas Aqu., s. th. 3,45,4, ad 2). Sejak sekarang kita mengambil bagian dalam
kebangkitan Tuhan melalui Roh Kudus, yang bekerja di dalam Sakramen-sakramen
Gereja, Tubuh Kristus. Perubahan rupa memberi kepada kita satu bayangan
mengenai kedatangan Kristus kembali dalam kemuliaan, "yang akan mengubah
tubuh kita yang hina ini sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia" (Flp
3:21). Tetapi ia juga mengatakan kepada kita bahwa kita "harus mengalami
banyak sengsara untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Kis 14:22).
"Itulah yang Petrus belum mengerti, ketika ia hendak
hidup bersama Kristus di atas gunung. Ia menunda itu bagimu, Petrus, sampai
waktu sesudah kematian-Nya. Tetapi sekarang Ia sendiri mengatakan: Turunlah,
untuk bekerja keras, untuk melayani, untuk dihina dan disalibkan di atas bumi.
Kehidupan turun untuk membiarkan dirinya dibunuh; roti turun, untuk menderita
kelaparan; jalan turun, supaya menjadi letih di jalan; sumber air turun untuk
menderita kehausan dan kamu menolak untuk berusaha keras?" (Agustinus,
serm. 78,6).
Yesus Naik ke Yerusalem
557 "Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke
surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem" (Luk 9:51)2.
Dengan keputusan ini Yesus menandaskan bahwa Ia siap naik ke Yerusalem untuk
mati. Tiga kali Ia mengumumkan kesengsaraan dan kebangkitan-Nya. Ketika Ia
mendekati Yerusalem, Ia berkata: "Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh
kalau tidak di Yerusalem" (Luk 13:33).
558 Yesus ingat akan mati syahid para nabi yang sudah
dibunuh di Yerusalem. Walaupun demikian, Ia mengajak Yerusalem dengan tabah
supaya berhimpun di sekeliling-Nya: "Berkali kali Aku rindu mengumpulkan
anak anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak anaknya di bawah
sayapnya, tetapi kamu tidak mau" (Mat 23:37b). Ketika Yerusalem sudah
kelihatan, Ia menangis karena kota itu dan sekali lagi mengungkapkan
kerinduan-Nya yang mendalam: "Betapa baiknya jika pada hari ini juga
engkau mengerti spa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang ini hal
itu tersembunyi bagi matamu" (Luk 19:42).
Masuk ke Yerusalem sebagai Mesias
559 Bagaimana Yerusalem akan menerima Mesiasnya? Yesus
selalu mengelakkan usaha rakyat untuk menjadikan-Nya raja. Sekarang Ia memilih
saatnya dan menyiapkan perjalanan mesianis-Nya memasuki kota "Bapa-Nya
Daud" (Luk1:32). Ia dielu elukan sebagai Putera Daud, sebagai orang, yang
membawa keselamatan ("Hosanna" berarti "berilah
keselamatan"). Akan tetapi "raja kemuliaan" (Mzm 24:7 10) datang
"sambil mengendarai seekor keledai" (Za 9:9), masuk ke dalam kota-Nya;
Ia mendapati puteri Sion, lambang Gereja-Nya, bukan dengan tipu muslihat dan
kekerasan, melainkan dengan rendah hati, yang memberi kesaksian mengenai
kebenaran2. Karena itu, pada hari ini anak-anak membentuk Kerajaan-Nya dan juga
"orang-orang miskin Allah", yang memanggil Dia dengan nama, yang
disampaikan para malaikat kepada para gembala. Seruannya "diberkatilah dia
yang datang atas nama Tuhan" (Mzm 118:26), dimasukkan Gereja dalam Sanktus
perayaan Ekaristi untuk membuka peringatan akan Paska Tuhan.
560 Masuknya Yesus ke Yerusalem mengumumkan kedatangan
Kerajaan, yang, dibawa Mesias Raja melalui Paska kematian dan kebangkitan-Nya.
Dengan perayaan masuknya ini pada hari Minggu Palma, Gereja membuka Pekan Suci.
TEKS-TEKS SINGKAT
561 "Seluruh kehidupan Kristus merupakan pengajaran
yang terus-menerus: saat-saat Ia berdiam diri, mukjizat mukjizat-Nya, tingkah
laku-Nya, doa-Nya, cinta-Nya terhadap rakyat, keakraban-Nya yang mesra
khususnya terhadap mereka yang hina dan miskin,"caranya Ia menerima
pengurbanan Diri seutuhnya di kayu salib demi penebusan dunia, dan
kebangkitan-Nya merupakan perwujudan nyata Sabda-Nya dan kepenuhan pewahyuan.
" (CT 9).
562 "Semua anggota harus menyerupai Kristus, sampai
Ia terbentuk dalam mereka (lih. Gal 4:19). Maka dari itu kita diperkenankan
memasuki misteri-misteri hidup-Nya, disamakan dengan-Nya, ikut mati dan bangkit
bersama dengan-Nya, hingga kita ikut memerintah bersama dengan-Nya " (L G
7).
563 Apakah seorang itu gembala atau ahli nujum, di dunia
ini ia tidak dapat datang ke pada Allah, kecuali ia berlutut di depan palungan
Betlehem dan menyembah Dia sebagai yang tersembunyi dalam kelemahan seorang
bay.
564 Oleh kepatuhan-Nya kepada Maria dan Yosef dan melalui
pekerjaan-Nya yang sederhana bertahun tahun di Nasaret, Yesus memberi kepada
kita contoh kekudusan dalam kehidupan kekeluargaan sehari hari dan dalam
pekerjaan.
565 Sudah sejak awal kehidupan-Nya di muka umum, waktu
Pembaptisan-Nya, Yesus adalah "Hamba Allah ", yang seluruhnya
ditahbiskan kepada karya penebusan, yang akan diselesaikan dalam
"pembaptisan " kesengsaraan-Nya.
566 Waktu godaan di padang gurun Yesus menampakkan Diri
sebagai Mesias yang rendah hati, yang mengalahkan setan oleh kesetiaan-Nya yang
bulat kepada rencana keselamatan yang dikehendaki Bapa.
567 Dengan perantaraan Kristus mulailah di dunia Kerajaan
surga. "Kerajaan ini gemilang di depan manusia dalam sabda, karya, dan
kehadiran Kristus " (LG 5). Gereja adalah benih dan awal Kerajaan ini.
Kunci kuncinya dipercayakan kepada Petrus.
568 Perubahan rupa Kristus hendak menguatkan iman para
Rasul menjelang kesengsaraan yang akan datang. Kenaikan ke "gunung yang
tinggi " mempersiapkan kenaikan ke gunung Kalvari. Kristus, Kepala Gereja,
mewahyukan, apa yang Tubuh-Nya miliki dan sinarkan dalam Sakramen-sakramen:
"harapan akan kemuliaan " (Kol 1:27).
569 Yesus telah naik dengan sukarela ke Yerusalem dalam
kesadaran bahwa di sana Ia akan mati secara kejam, karena perlawanan dari pihak
pendosa.
570 Masuknya Yesus ke Yerusalem memberi kesaksian tentang
kedatangan Kerajaan Allah. Mesias Raja, yang diterima oleh anak-anak dan
orang-orang yang rendah hati di kota-Nya, akan menegakkannya melalui Paska
kematian dan kebangkitan-Nya.
ARTIKEL 4 "YESUS
KRISTUS ... YANG MENDERITA SENGSARA DALAM PEMERINTAHAN PONTIUS PILATUS, DISALIBKAN,
WAFAT DAN DIMAKAMKAN"
571 Misteri Paska
salib dan kebangkitan Kristus adalah jantung warta gembira yang harus
disampaikan para Rasul dan Gereja sebagai penerusnya kepada dunia. Dalam
kematian Putera-Nya Yesus Kristus, rencana keselamatan Allah terpenuhi
"satu kali untuk selama-lamanya" (Ibr 9:26).
572 Gereja tetap setia kepada penjelasan "seluruh
Kitab Suci", yang Yesus sendiri berikan sebelum dan sesudah Paska-Nya:
"Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam
kemuliaan-Nya?" (Luk 24:26)” Kesengsaraan Kristus mendapat bentuk
historisnya yang konkret, karena "Ia ditolak oleh tua-tua, imam-imam
kepala, dan ahli-ahli Taurat" (Mrk 8:31), yang "menyerahkan Dia
kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan,
disesah dan disalibkan" (Mat 20:19).
573 Supaya mengerti arti penebusan lebih dalam, iman
dapat mencoba masuk ke dalam situasi kematian Yesus, yang disampaikan
Injil-injil dengan setia dan dijelaskan oleh sumber-sumber sejarah yang lain.
Pasal I. YESUS DAN ISRAEL
574 Sudah sejak awal kehidupan Yesus di muka umum, orang
Farisi dan pengikut Herodes bersama para imam dan ahli Taurat bersepakat untuk
membunuh Dia. Beberapa dari perbuatan-Nya (pengusiran setan, pengampunan dosa,
penyembuhan pada hari Sabat, penafsiran-Nya yang bebas tentang kelahiran
menurut hukum, pergaulan mesra dengan para pemungut cukai dan pelacur)
menimbulkan anggapan pada beberapa orang yang berkehendak jahat bahwa Ia
dirasuki setan. Orang menuduh Dia bahwa Ia menghujat Allah" dan bahwa Ia
adalah nabi palsu", dua kejahatan melawan agama, dan untuk itu hukum
menentukan hukuman mati dengan lemparan batu".
575 Untuk para Pemimpin religius di Yerusalem, yang Injil
Yohanes sering namakan sebagai "orang Yahudi", banyak tutur kata dan
perbuatan Yesus merupakan "tanda yang harus dibantah" (Luk 2:34),
lebih daripada untuk Umat Allah yang biasa. Memang hubungan Yesus dengan orang
Farisi tidak hanya bersifat polemik. Ada juga orang-orang Farisi, yang
memperingatkan-Nya akan bahaya yang mengancam. Yesus memuji beberapa dari
mereka, umpamanya ahli Taurat dalam Mrk 12:34, dan Ia berulang ulang bertamu ke
rumah orang Farisi. Yesus mempertegas ajaran-ajaran yang diterima oleh elite
religius Umat Allah ini: kebangkitan orang mans, bentuk-bentuk kesalehan
(memberi sedekah, puasa, dan doa), dan kebiasaan menyapa Allah sebagai Bapa,
demikian pula tempat sentral cinta kasih kepada Allah dan sesama.
576 Dalam mata banyak orang di Israel, Yesus rupa-rupanya
melanggar keyakinan mendasar dari bangsa terpilih itu:
- melawan ketaatan kepada hukum dalam segala perintah
yang tertulis dan, untuk orang Farisi, dalam penjelasan yang diberikan oleh
tradisi lisan;
- melawan tempat sentral kanisah Yerusalem sebagai tempat
suci, tempat tinggal Allah secara khusus;
- melawan iman akan Allah yang Esa, yang pada
kemuliaan-Nya tidak seorang pun dapat mengambil bagian.
I. Yesus dan Hukum
577 Dalam khotbah di bukit, dalam terang rahmat
Perjanjian Baru, Yesus mengambil sikap terhadap hukum yang diberikan di Sinai
oleh Allah pada penetapan Perjanjian Lama. Ia mulai dengan sate peringatan
meriah:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik
pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena
itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat, sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki
tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan surga; tetapi siapa yang melakukan
dan mengajarkan segala perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang
tinggi di dalam Kerajaan surga" (Mat 5:17 19).
578 Untuk Yesus, Mesias Israel, yang terbesar dalam
Kerajaan surga, sesuai dengan perkataan-Nya sendiri, memang wajar melaksanakan
hukum sepenuhnya, juga perintah yang terkecil sekalipun. Ia malahan satu-satunya
orang yang biasa melaksanakan hal itu secara sempurna. Seperti orang Yahudi
sendiri akui, mereka tidak pernah mampu memenuhi hukum sepenuhnya, tanpa
melanggar perintah yang terkecil sekalipun. Karena itu, pada perayaan
perdamaian tahunan, anak-anak Israel memohon ampun kepada Allah, karena
pelanggaran mereka terhadap hukum. Hukum merupakan satu keseluruhan dan,
sebagaimana santo Yakobus peringatkan: "Barang siapa menuruti seluruh
hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap
seluruhnya" (Yak 2:10).
579 Prinsip ini, bahwa hukum harus dipegang teguh dalam
segala penetapannya dan bahkan bukan hanya secara harfiah melainkan sesuai
dengan jiwanya, sangat dihargai oleh orang Farisi. Dengan menegaskan prinsip
ini kepada Israel, mereka membawa banyak orang Yahudi semasa Yesus menuju
semangat religius yang luar biasa. Supaya semangat ini tidak berkembang menjadi
"kasuistik" yang munafik, Ia harus mempersiapkan bangsa ini untuk
campur tangan Tuhan yang luar biasa, yakni pelaksanaan hukum secara sempurna
oleh Yang Adil satu-satunya, sebagai pengganti semua orang berdosa.
580 Dengan demikian pelaksanaan hukum secara sempurna
merupakan karya Pemberi hukum ilahi, yang lahir dalam Pribadi Putera sebagai
orang yang takluk kepada hukum. Dalam Yesus, hukum tidak lagi terukir di atas
loh-loh batu, tetapi dalam "hati" (Yer 31:33) Hamba Allah. Ia ini
"sesungguhnya membawa hukum" (Yes 42:3) dan karena itu telah menjadi
"perjanjian untuk umat" (Yes 42:6). Dalam melaksanakan hukum ini,
Yesus melangkah sekian jauh, sampai-sampai Ia malahan menanggung "kutuk
hukum" mengganti kita (Gal 3:13), kutuk yang dipikul setiap orang
"yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum
Taurat" (Gal 3:10). Dengan demikian kematian Yesus "menebuskan
pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang
pertama" (Ibr 9:1).
581 Yesus dipandang oleh orang Yahudi dan
pemimpin-pemimpin rohani mereka sebagai "Rabbi". Ia sering berdiskusi
dengan mereka dalam rangka penjelasan hukum seperti dipraktekkan para rabbi.
Tetapi Yesus tanpa disengaja harus menyinggung perasaan ahli-ahli Taurat,
karena ia tidak memberikan penjelasan-Nya sebagai salah seorang dari mereka,
tetapi "Ia mengajar ... sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli
Taurat mereka" (Mat 7:28-29). Dalam Dia, Sabda Allah yang sama, yang sudah
diperdengarkan di Sinai, untuk memberikan hukum secara tertulis kepada Musa,
terdengar lagi di alas gunung sabda bahagia. Yesus tidak menghapus hukum,
tetapi melengkapinya, dengan memberikan penjelasan definitif dari Allah:
"Kamu telah mendengar apa yang disampaikan kepada nenek moyang kita ...
tetapi Aku berkata kepadamu" (Mat 5:33-34). Dengan otoritas ilahi yang
sama, Ia mempersalahkan "adat istiadat manusia" (Mrk 7:8) artinya
adat istiadat Farisi yang "menyatakan firman Allah tidak berlaku"
(Mrk 7:13).
582 Tambahan lagi: Hukum mengenai halalnya makanan, yang
memainkan peranan besar dalam kehidupan Yahudi, dipenuhi Yesus, dengan
menyatakan arti "mendidik" dari peraturan itu melalui penjelasan
ilahi: "bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak
dapat menajiskannya ... Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal ...
Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya. Sebab dari dalam, dari
hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian,
pembunuhan" (Mrk 7:18 21). Dengan otoritas ilahi Yesus memberikan
interpretasi hukum yang definitif Dengan berbuat demikian Ia terbentur pada
perlawanan ahli-ahli Taurat tertentu, yang tidak menerima penjelasan hukum yang
diberi-Nya, walaupun itu disahkan dengan tanda-tanda ilahi yang menyertai-Nya.
Itu berlaku terutama juga mengenai persoalan Sabat: Yesus memperingatkan,
sering dengan argumen yang diambil dari tradisi rabbi, bahwa istirahat pada
hari Sabat tidak dilanggar, baik melalui pelayanan untuk Allah maupun melalui
pelayanan bagi sesama dan karena itu juga melalui penyembuhan-Nya.
II. Yesus dan Kanisah
583 Sebagaimana para nabi sebelumnya, demikian pun Yesus
menunjukkan penghormatan yang sangat dalam kepada kanisah Yerusalem. Empat
puluh hari sesudah kelahiran-Nya Ia dipersembahkan di sana kepada Allah oleh
Yosef dan Maria. Dalam usia dua belas tahun Ia memutuskan untuk tinggal di
kanisah, supaya mengingatkan orang tua-Nya bahwa Ia harus berada di rumah
Bapa-Nya. Selama kehidupan-Nya yang tersembunyi Ia pergi setiap tahun paling
kurang pada pesta Paska ke kanisah. Karya-Nya di muka umum terjadi dalam irama
ziarah ziarah-Nya ke Yerusalem pada hari-hari raya Yahudi yang besar9.
584 Yesus naik ke kanisah sebagai tempat yang sangat baik
untuk pertemuan dengan Allah. Bagi-Nya kanisah adalah tempat kediaman Bapa-Nya,
satu rumah doa, dan Ia sangat marah bahwa halaman depannya dijadikan pasar.
Karena cinta yang penuh semangat kepada Bapa-Nya Ia mengusir pedagang-pedagang
keluar dari kanisah: "Jangan membuat rumah Bapa Ku menjadi tempat untuk
berjualan. Murid murid-Nya mengenangkan kata kata Kitab Suci: `Cinta untuk
rumah Mu menghanguskan aku (Mzm 69:10)" (Yoh 2:16 17). Sesudah kebangkitan-Nya
para Rasul mempertahankan sikap yang penuh hormat terhadap kanisah.
585 Namun sebelum kesengsaraan-Nya Yesus meramalkan
penghancuran gedung yang megah ini, padanya tidak akan satu batu tinggal
terletak di atas batu yang lain. Itulah satu pratanda akan waktu terakhir, yang
mulai dengan Paska-Nya. Tetapi pada sidang pengadilan terhadap-Nya, ramalan ini
ditafsirkan salah oleh saksi-saksi palsu di depan imam agung dan kemudian Dia
Yang Terpaku di salib diolok olok dengan ramalan itu.
586 Yesus memberikan sebagian besar pengajaran-Nya dalam
kanisah dan sama sekah tidak bermusuhan dengannya. Ia bersedia membayar pajak
kanisah bagi Diri sendiri dan bagi Petrus, yang baru saja Ia jadikan batu dasar
bagi Gereja-Nya yang akan datang. Ia malahan mengidentikkan diri dengan
kanisah, waktu Ia menyatakan Diri sendiri sebagai tempat tinggal Allah yang
definitif di antara manusia9. Karena itu pelaksanaan hukuman mati atas
tubuh-Nya menandakan penghancuran kanisah, yang membuka satu masa baru sejarah
keselamatan: "Saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan_ di
gunung ini dan bukan juga di Yerusalem" (Yoh 4:21).
III. Yesus dan Iman Israel akan Allah Juru Selamat Satu satunya
587 Jadi, hukum dan kanisah Yerusalem dapat memberi
alasan untuk otoritas religius Israel, untuk "menyanggah" Yesus.
Tetapi batu sandungan yang sebenarnya untuk mereka ialah peranan-Nya dalam
pengampunan dosa, satu karya yang sesungguhnya ilahi.
588 Untuk orang Farisi adalah suatu skandal bahwa Yesus
makan bersama para pemungut cukai dan para pendosa dengan cara yang sama akrab,
sebagaimana dengan mereka sendiri. Terhadap mereka yang "menganggap
dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain" (Luk 18:9), Yesus
mengatakan: "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang
berdosa supaya mereka bertobat" (Luk 5:32). Ya, terhadap orang Farisi Ia
menjelaskan bahwa semua orang berada dalam dosa dan siapa yang menganggap diri
tidak membutuhkan keselamatan, ia sudah buta.
589 Tetapi terutama Yesus lebih menghebohkan lagi, karena
Ia menyamakan sikap-Nya yang penuh belas kasih terhadap kaum pendosa dengan
sikap Allah terhadap mereka. Waktu Ia duduk makan bersama orang berdosa, Ia
malahan mengisyaratkan bahwa Ia akan mengizinkan mereka turut serta dalam
perjamuan mesianis. Tetapi lebih khusus lagi, Ia menimbulkan masalah bagi
pemimpin religius Israel, karena Ia mengampuni dosa. Bukankah mereka benar,
ketika penuh rasa heran mereka menanyakan: "Siapa yang dapat mengampuni
dosa, selain daripada Allah sendiri?" (Mrk 2:7). Atau Yesus menghujat
Allah, waktu Ia mengampuni dosa, karena Ia sebagai manusia menyamakan diri
dengan Allah, atau Ia mengatakan kebenaran dan pribadi-Nya mewakili Allah dan
mewahyukan nama Allah.
590 Hanya jati diri ilahi pribadi Yesus dapat membenarkan
tuntutan begitu absolut, seperti yang berikut ini: "Siapa tidak bersama
Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia
mencerai-beraikan" (Mat 12: 30), atau ungkapan-ungkapan seperti: "Dan
sesungguhnya yang ada di sini lebih dari nabi Yunus ... lebih dari Salomo"
(Mat 12:41?42), "di sini ada yang melebihi Bait Allah" (Mat 12:6).
Atau apabila Ia menghubungkan dengan diri-Nya bahwa Daud menamakan Mesias
Tuhannya, atau mengatakan: "Sebelum Abraham jadi, Aku ada" (Yoh
8:58), dan malahan: "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh 10:30).
591 Yesus mengajak para pemimpin religius Yerusalem, agar
percaya kepada-Nya, karena Ia melaksanakan karya Bapa-Nya. Akan tetapi, iman
semacam ini menuntut suatu kematian bagi diri sendiri supaya, setelah ditarik
oleh rahmat ilahi, bisa "dilahirkan kembali dari atas" (Yoh 3:7).
Mengajukan tuntutan pertobatan semacam itu, walaupun janji-janji akan dipenuhi
atas cara yang tidak tersangka-sangka, membuat mudah dimengerti bahwa mahkamah
agama menjadi korban dari kekeliruan yang tragis, bahwa Yesus adalah seorang
penghujat Allah, dan dalam keadaan itu Ia wajar dihukum mati. Para anggotanya
bertindak sekaligus karena "ketidakpahaman" dan karena
"ketegaran" (Mrk 3:5; Rm 11:25) dalam "ketidakpercayaan"
(Rm 11: 20).
TEKS-TEKS SINGKAT
592 Yesus tidak menghapus hukum Sinai, tetapi memenuhinya
sedemikian sempurna, sehingga Ia menyingkap artinya yang terdalam dan
mengampuni pelanggarannya.
593 Yesus menghormati kanisah: pada pesta-pesta ziarah
Yahudi Ia mengunjungi-Nya, dan Ia mencintai tempat tinggal Allah di
tengah-tengah manusia ini dengan cinta yang cemburu. Kanisah mempratandai
misteri-Nya. Dengan meramalkan penghancurannya, Ia menyatakan kematian-Nya yang
keji dan langkah masuk ke suatu zaman sejarah keselamatan, di mana tubuh-Nya
akan menjadi kanisah definitif.
594 Yesus mengerjakan perbuatan-perbuatan umpamanya
pengampunan dosa yang mewahyukan Dia sebagai Allah sendiri yang menyelamatkan.
Orang Yahudi tertentu melihat di dalam Dia bukan Allah yang menjadi manusia,
melainkan mereka melihat Dia sebagai "seorang manusia" yang
mengangkat diri "sendiri sebagai Allah" (Yoh 10:33), dan menghakimi
Dia sebagai penghujat Allah.
PASAL 2 YESUS WAFAT
DI SALIB
I Proses Yesus
Para Pemimpin Yahudi Tidak Sependapat mengenai Yesus
595 Pribadi Yesus selalu saja memberi alasan untuk
perbedaan pendapat di antara pemimpin religius Yerusalem; seorang Farisi
bernama Nikodemus -- seorang terpandang -- dan Yosef Arimatea adalah
pengikut?pengikut Yesus secara diam-diam. Malahan Yohanes dapat mengatakan
bahwa -- bahkan hanya beberapa hari saja sebelum kesengsaraan-Nya --
"banyak di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya" (Yoh 12:42),
walaupun masih sangat tidak sempurna. Itu tidak mengherankan, apabila kita
perhatikan bahwa pada hari sesudah Pentekosta "sejumlah besar imam
menyerahkan diri dan percaya" (Kis 6:7) dan "beberapa orang dari
golongan Farisi telah menjadi percaya" (Kis 15:5). Santo Yakobus dapat
mengatakan kepada santo Paulus, bahwa "beribu-ribu orang Yahudi telah
menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat" (Kis
21:20).
596 Para pemimpin religius tidak sependapat dalam
hubungan dengan pertanyaan, bagaimana orang harus bersikap terhadap Yesus.
Orang Farisi mengancam mereka yang mengakui Dia dengan pengucilan. Beberapa
orang merasa khawatir: "Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan
percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat
suci kita serta bangsa kita" (Yoh 11:48). Imam agung Kaifas mengajukan
sebuah usul kepada mereka, dengan bernubuat: "Kamu tidak insyaf, bahwa
lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh
bangsa kita ini binasa" (Yoh 11:50). Majelis agung yang telah menjatuhkan
hukuman mati kepada Yesus sebagai penghujat Allah, tetapi telah kehilangan hak
untuk melaksanakan hukuman mati, menyerahkan Yesus kepada orang-orang Roma dan
menuduh Dia mengadakan pemberontakan, yang menempatkan Dia sejajar dengan
Barabas, yang telah didakwa karena "pemberontakan" (Luk 23:19). Para
imam kepala juga coba mendesak Pilatus melalui ancaman-ancaman politis supaya
menjatuhkan hukuman mati atas diri Yesus.
Orang Yahudi secara Kolektif Tidak Bertanggung Jawab atas Kematian Yesus
597 Kalau memperhatikan proses pengadilan Yesus yang
berbelit-belit, sebagaimana tampak jelas dalam ceritera-ceritera Injil, dan
dosa pribadi dari orang-orang yang terlibat dalam proses itu (Yudas, Majelis
Agung, Pilatus) yang hanya diketahui oleh Allah sendiri, maka kita tidak dapat
meletakkan tanggung jawab mengenai pengadilan itu pada keseluruhan orang-orang
Yahudi di Yerusalem, walaupun ada teriakan dari sekelompok orang yang
direkayasa dan meskipun tuduhan semacam itu termuat dalam seruan para Rasul
untuk bertobat sesudah Pentekosta. Yesus sendiri, ketika dari salib mengampuni
mereka, dan kemudian Petrus, memaafkan baik orang-orang Yahudi di Yerusalem
yang "tidak tahu", maupun para pemimpin mereka (Kis 3:17). Lebih
lagi, kita tidak dapat melimpahkan tanggung jawab kepada orang-orang Yahudi
lainnya dari zaman dan tempat-tempat lain, semata-mata didasarkan pada teriakan
khalayak: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak
kami" (Mat 27:25), suatu rumusan untuk mensahkan satu putusan pengadilan.
Karena itu Gereja menyatakan dalam Konsili Vatikan II:
"Apa yang telah dijalankan selama Ia menderita sengsara tidak begitu saja
dapat dibebankan sebagai kesalahan kepada semua orang Yahudi yang hidup ketika
itu atau kepada orang Yahudi zaman sekarang ... Orang-orang Yahudi jangan
digambarkan seolah-olah dibuang oleh Allah atau terkutuk, seakan-akan itu dapat
disimpulkan dari Kitab Suci" (NA 4).
Semua Orang Berdosa Turut Menyebabkan Kesengsaraan Kristus
598 Dalam magisterium imannya dan dalam kesaksian para
kudusnya Gereja tidak pernah melupakan bahwa semua pendosa pun adalah
"penyebab dan pelaksana semua siksa yang Kristus derita" (Cat. R.
1,5,11). Karena Gereja sadar bahwa dosa-dosa kita menimpa Kristus sendiri, ia
tidak ragu-ragu mempersalahkan warga Kristen atas penderitaan Kristus sementara
mereka ini terlalu sering melimpahkan tanggung jawab hanya kepada orang Yahudi:
"Tanggung jawab ini terutama mengenai mereka, yang
berkali-kali jatuh ke dalam dosa. Oleh karena dosa-dosa kita menghantar Kristus
Tuhan kita kepada kematian di kayu salib, maka sesungguhnya, mereka yang
bergelinding dalam dosa dan kebiasaan buruk, menyalibkan lagi Anak Allah dan
menghina-Nya di muka umum (Ibr 6:6) -- satu kejahatan, yang nyatanya lebih
berat lagi daripada kejahatan orang-orang Yahudi. Karena mereka ini, seperti
yang dikatakan sang Rasul, `tidak menyalibkan Tuhan yang mulia, kalau sekiranya
mereka mengenal-Nya’ (1 Kor 2:8). Tetapi kita mengatakan, kita mengenal Dia,
walaupun demikian kita seolah-olah menganiaya-Nya waktu kita menyangkal-Nya
dengan perbuatan kita" (Catech. R. 1,5,11).
"Setan bukanlah mereka yang menyalibkan-Nya,
melainkan engkau, yang bersama mereka menyalibkan-Nya dan masih tetap
menyalibkan-Nya, dengan berpuas diri dalam perbuatan jahat dan dalam dosa"
(Fransiskus dari Assisi, admon. 5,3).
II. Kematian Yesus yang Menebus dalam Rencana Keselamatan Ilahi
Yesus "Diserahkan sejalan dengan Keputusan Allah yang sudah
Ditentukan"
599 Kematian Yesus yang sangat kejam tidak terjadi
kebetulan, karena satu interaksi antara pelbagai faktor dan kondisi yang patut
disesalkan. Itu termasuk misteri rencana Allah, sebagaimana santo Petrus sudah
menjelaskannya dalam khotbah Pentekosta yang pertama untuk orang Yahudi di
Yerusalem: Ia "diserahkan menurut maksud dan rencana Allah" (Kis
2:23). Cara tutur biblis ini tidak mengatakan bahwa mereka yang telah
"menyerahkan" Yesus (Kis 3:13), hanya merupakan pelakon tidak bebas
dari sebuah skenario yang telah ditentukan oleh Allah sebelumnya.
600 Bagi Allah semua saat adalah masa kini yang tengah
berlangsung. Kalau Ia sudah "menentukan" sesuatu sebelumnya dalam
rencana-Nya yang abadi, Ia turut memperhitungkan juga jawaban setup manusia
atas rahmat-Nya: "Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini
Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israeli
melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan
segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan
kehendak-Mu" (Kis 4:27-28). Allah membiarkan perbuatan-perbuatan yang
muncul dari kebutaan mereka itu, terjadi untuk melaksanakan rencana
keselamatan-Nya.
"Yang Wafat untuk Dosa Kita sesuai dengan Kitab Suci"
601 Rencana ilahi untuk mendatangkan keselamatan melalui
kematian keji "orang benar, hamba-Ku" (Yes 53:11), sudah dimaklumkan
lebih dahulu dalam Kitab Suci, sebagai misteri penebusan yang mencakup segala
sesuatu, artinya sebagai tebusan, yang membebaskan manusia dari perhambaan
dosa. Dalam sebuah pengakuan iman, yang tentangnya Ia berkata, bahwa Ia
"telah menerimanya" sendiri (1 Kor 15:3), santo Paulus mengakui:
"Kristus telah wafat untuk dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci "
(ibid.). Wafat Yesus yang menebuskan terutama memenuhi nubuat mengenai hamba
Allah yang menderita. Yesus sendiri menjelaskan arti kehidupan-Nya dan
kematian-Nya dalam terang kata-kata hamba Allah ini. Setelah kebangkitan-Nya Ia
memberi penjelasan tentang Kitab Suci ini kepada murid-murid Emaus dan sesudah
itu kepada para Rasul sendiri.
Allah telah "Membuat-Nya menjadi Dosa karena Kita"
602 Karena itu Santo Petrus dapat merumuskan iman
apostolik tentang rencana keselamatan ilahi sebagai berikut: "Kamu tahu,
bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia, yang kamu warisi dari
nenek moyangmu itu ... telah ditebus dengan darah yang mahal yaitu darah
Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu maka Ia baru
menyatakan diri-Nya pada zaman akhir" (1 Ptr 1:18 20). Dosa-dosa manusia
yang menyusul dosa asal, dihukum dengan kematian. Dengan mengutus Putera-Nya
yang tunggal dalam rupa seorang hamba, dalam rupa kodrat manusia yang jatuh dan
yang diserahkan kepada kematian karena dosa, Allah telah membuat Dia "yang
tidak mengenal dosa, ... menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah" (2 Kor 5:21).
603 Yesus tidak dibuang [oleh Allah], seakan akan Ia
sendiri telah berdosa. Sebaliknya dalam cinta-Nya sebagai Penebus, yang selalu
menghubungkan Dia dengan Bapa, Ia dengan sekian mesra menerima kita, yang hidup
jauh dari Allah karena dosa-dosa kita, sehingga di kayu salib ia dapat
mengatakan atas nama kita: "Eloi, Eloi lama sabakhtani, yang berarti,
Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mrk 15:34; Mzm
22:2). Karena dengan cara demikian Allah sudah membuat-Nya solider dengan kita,
orang berdosa, maka "la tidak menyayangkan anak-Nya sendiri, tetapi ... menyerahkan-Nya
bagi kita semua" (Rm 8:32), sehingga "kita diperdamaikan dengan Allah
oleh kematian Anak-Nya" (Rm 5:10).
Cinta Allah yang Menebus dan Mencakup Segala Sesuatu
604 Dengan menyerahkan Putera-Nya karena dosa kita, Allah
menunjukkan bahwa rencana-Nya untuk kita adalah satu keputusan cinta yang penuh
kebaikan dan mendahului setiap jasa dari pihak kita: "Inilah kasih itu:
Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan
yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1
Yoh 4:10). "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Rm 5:8).
605 Cinta ini tidak mengecualikan seorang pun. Yesus
mengatakannya pada akhir perumpamaan mengenai domba yang hilang: "Demikian
juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki, supaya seorang pun dari anak-anak
ini hilang" (Mat 18:14). Ia menegaskan bahwa Ia menyerahkan hidup-Nya "menjadi
tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Ungkapan "untuk banyak
orang" bukan menyempit, melainkan menempatkan seluruh umat manusia di
hadapan pribadi Penebus satu satunya, yang menyerahkan Diri, untuk
menyelamatkannya. Seturut teladan para Rasul, Gereja mengajarkan bahwa Yesus
wafat untuk semua manusia tanpa kecuali: "Tidak ada seorang manusia, tidak
pernah ada seorang manusia, dan tidak akan ada seorang manusia, yang baginya Ia
tidak menderita" (Sinode Quiercy 853: DS 624).
III. Kristus telah Menyembahkan Diri kepada Bapa-Nya untuk Dosa Kita
Seluruh Kehidupan Kristus Adalah Persembahan kepada Bapa
606 Putera Allah, yang "turun dari surga, bukan
untuk melakukan kehendak [Nya] sendiri, melainkan untuk melakukan kehendak
[Bapa] yang telah mengutus [Nya]" (Yoh 6:38), berkata, "ketika Ia
masuk ke dunia: ... `Sesungguhnya, Aku datang; ... untuk melakukan kehendak Mu,
ya Allah Ku... Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali
untuk selama lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus" (Ibr 10:5 10).
Sudah sejak saat pertama penjelmaan-Nya menjadi manusia, Putera menghayati
rencana keselamatan ilahi mengenai perutusan-Nya sebagai Penebus: "Makanan
Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya" (Yoh 4:34). Pengurbanan Diri Yesus "untuk dosa seluruh
dunia" (1 Yoh 2:2) adalah pernyataan persekutuan-Nya yang penuh cinta
dengan Bapa-Nya: "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa
Ku" (Yoh 10:17). "Dunia [hendaknya] tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa
dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada
Ku" (Yoh 14:31).
607 Kerinduan untuk menghayati rencana kasih penebusan
dari Bapa, menjiwai seluruh kehidupan Yesus, karena kesengsaraan-Nya yang
menebuskan adalah alasan penjelmaan-Nya menjadi manusia: "Haruskah
Kukatakan: `Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah
Aku datang ke dalam saat ini" (Yoh 12:27). "Bukankah Aku harus minum
cawan yang diberikan Bapa kepada Ku?" (Yoh 18:11). Dan waktu bergantung di
salib, la. mengatakan: "Aku haus" (Yoh 19:12) dan baru sesudah itu:
"Sudah selesai" (Yoh 19:30).
"Anak Domba, yang Menghapus Dosa Dunia"
608 Yohanes Pembaptis setuju membaptis Yesus sama seperti
para pendosa. "Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang
kepadanya dan ia berkata: Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa
dunia" (Yoh 1:29). Dengan demikian ia memberi kesaksian bahwa Yesus adalah
Hamba Allah, yang membiarkan Diri dihantar dengan diam ke tempat pembantaian
dan menanggung dosa banyak orang, dan serentak pula domba Paska, lambang
penebusan Israel pada Paska pertama. Seluruh kehidupan Kristus adalah ungkapan
perutusan-Nya, "untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang" (Mrk 10:45).
Yesus Menghayati Cinta Bapa yang Menebus Itu dengan Sukarela
609 Karena Yesus menampung cinta Bapa-Nya terhadap
manusia dalam hati manusiawi-Nya sendiri, "la menunjukkan cinta-Nya kepada
mereka sampai kepada kesudahan-Nya" (Yoh 13:1), karena "tidak ada
kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat sahabatnya" (Yoh 15:13). Dengan demikian dalam kesengsaraan dan
kematian-Nya kodrat manusiawi-Nya menjadi alat yang sukarela dan sempurna dari
cinta ilahi-Nya, yang menghendaki keselamatan manusia. Karena cinta kepada
Bapa-Nya dan kepada manusia, yang Bapa hendak selamatkan, Ia menerima
kesengsaraan-Nya dan kematian-Nya dengan sukarela: "Tidak seorang pun
mengambilnya dari pada Ku, tetapi Aku memberikannya menurut kehendak Ku
sendiri" (Yoh 10:18). Karena itu Putera Allah menyongsong kematian dengan
kebebasan penuh.
Dalam Perjamuan Akhir Yesus Mengantisipasi Penyerahan Kehidupan-Nya Secara
Sukarela
610 "Pada malam waktu Ia diserahkan" (1 Kor
11:23) Yesus mengungkapkan secara meriah dalam perjamuan dengan kedua belas Rasu12
penyerahan Diri secara 766 sukarela. Pada malam sebelum sengsara-Nya, waktu Ia
masih bebas, Yesus mengadakan perjamuan akhir dengan para murid-Nya sebagai
peringatan akan penyerahan diri-Nya secara sukarela kepada Bapa-Nya demi
keselamatan manusia: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu" (Luk
22:19); "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak
orang untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28).
611 Ekaristi, yang ditetapkan Yesus pada saat ini,
menjadi "peringatan" (1 Kor 11:25) kurban-Nya. Ia menerima para Rasul
masuk ke dalam penyerahan diri-Nya sendiri dan menghimbau mereka, supaya
melanjutkannya. Dengan demikian, la mengangkat para Rasul-Nya sebagai imam-imam
Perjanjian Baru: "Aku menguduskan diri Ku bagi mereka, supaya mereka pun
dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:19).
Sakratulmaut di Getsemani
612 Piala Perjanjian Baru, yang Yesus sampaikan lebih
dahulu dalam persembahan-Nya waktu perjamuan malam, diterima-Nya dalam
sakratulmaut-Nya di Getsemani dari tangan Bapa-Nya, dengan menjadi "taat
sampai mati" (Flp 2:8). Yesus berdoa: "Ya Bapa Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari-Ku" (Mat 26:39). Ia menyatakan sikap
menolak kematian, yang dialami kodrat manusiawi-Nya. Sebagaimana kodrat kita,
kodrat-Nya pun ditentukan untuk kehidupan abadi; tetapi berbeda dengan kodrat
kita, kodrat-Nya bebas seutuhnya dari dosa, penyebab kematian; tetapi terutama
is diterima dalam Pribadi ilahi, "Pencetus kehidupan" (Kis 3:15),
"Yang Hidup" (Why 1:18)". Dengan kehendak manusiawi-Nya, Ia menyetujui
bahwa kehendak Bapa terlaksana, dan dengan demikian menerima kematian sebagai
kematian yang menebuskan, supaya "memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya
pada kayu salib" (1 Ptr 2:24).
Kematian Kristus Adalah Kurban Tunggal dan Definitif
613 Kematian Kristus adalah kurban Paska, di mana
"Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29) melaksanakan
penebusan umat manusia secara definitif. Sekaligus Ia adalah kurban Perjanjian
Baru, yang menempatkan kembali manusia dalam persekutuan dengan Allah, dengan
mendamaikan manusia dengan Allah oleh "darah ... yang ditumpahkan bagi
banyak orang untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28),
614 Kurban Kristus ini unik; ismenyempumakandanmengakhiri
segalakurban. Kurban itu pada tempat pertama sekali merupakan satu anugerah
Allah Bapa sendiri: Bapa menyerahkan Putera-Nya, supaya mendamaikan kita dengan
diri-Nya. Serentak pula merupakan kurban Putera Allah terjelma yang
menyerahkan, secara bebas dan karena cinta dalam Roh Kudus, kehidupan-Nya
kepada Bapa-Nya untuk menyilih ketidaktaatan kita.
Yesus Mengganti Ketidaktaatan Kita dengan Ketaatan-Nya
615 "Sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang,
semua orang telah menjadi berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua
orang menjadi orang benar" (Rm 5:19). Oleh ketaatan-Nya sampai mati, Yesus
menjadi Hamba Allah yang menderita, "yang sebagai ganti menyerahkan
dirinya untuk kurban pemulihan". "la menanggung kejahatan banyak
orang" dan demikian "membenarkan banyak orang" dengan
"menanggung dosa mereka" (Yes 53:10 12). Yesus telah menebus
dosa-dosa kita dan memberi pemulihan kepada Allah Bapa untuk kita".
Yesus Menyelesaikan Kurban-Nya di Salib
616 "Cinta sampai kepada kesudahannya" (Yoh
13:1) memberi nilai khusus kepada kurban Kristus dan mengakibatkan bahwa Ia
menebus dan memperbaiki, mendamaikan dan menyilih. Pada waktu menyerahkan
kehidupan-Nya untuk kita, Yesus mengenal kita semua dan mencintai kita semua "Kasih
Kristus menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa kalau satu orang
sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati" (2 Kor 5:14).
Tidak seorang manusia, malahan orang kudus terbesar sekalipun, yang mampu
menanggung dosa semua manusia dan menyerahkan diri sebagai kurban untuk semua.
Tetapi berkat Pribadi Putera ilahi di dalam Kristus, yang melampaui semua
pribadi manusiawi dan sekaligus merangkulnya dan membuat Kristus menjadi kepala
seluruh umat manusia, maka kurban Kristus dapat menebus semua orang.
617 "Oleh kesengsaraan-Nya yang kudus pada kayu
salib Ia memperoleh bagi kita pembenaran", demikian Konsili Trente
mengajar (DS 1529) dan menekankan 1992 keunikan kurban Kristus sebagai
"pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya"
(Ibr 5:9). Dan Gereja menghormati salib, waktu ia menyanyi: "Salam, o
salib suci, engkaulah harapan dunia ini satu satunya" (LM, Madah
"Vexilla regis").
Keikutsertaan Kita dalam Kurban Kristus
618 Kematian di kayu salib adalah kurban yang satu kali
untuk selamanya dipersembahkan Kristus, "pengantara antara Allah dan
manusia" (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya yang menjadi
manusia, "la seakan akan bersatu dengan tiap manusia" (GS 22,2) maka
Ia memberikan "kemungkinan kepada semua orang, untuk bergabung dengan
misteri Paska ini, atas cara yang diketahui Allah" (GS 22,5). Yesus
mengajak murid murid-Nya, untuk "memanggul salibnya" dan mengikuti
Dia (Mat 16:24), karena "Kristus pun telah menderita untuk [kita] dan
telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita] mengikuti jejak-Nya"
(1Ptr 2:21). Ia ingin mengikutsertakan dalam kurban ini, pada tempat pertama,
orang-orang yang menjadi ahli waris-Nya`. Ini berlaku terutama untuk ibu-Nya,
yang dalam misteri kesengsaraan-Nya yang menebuskan itu, dibawa masuk lebih
dalam daripada setiap manusia yang lain.
"Tidak ada satu tangga lain untuk naik ke surga,
selain salib" (Rosa dari Lima, Vita).
TEKS-TEKS SINGKAT
619 "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita,
sesuai dengan Kitab Suci " (1 Kor 15:3).
620 Keselamatan kita bersumber pada prakarsa cinta Allah
terhadap kita, karena Ia "telah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya
sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita " (1 Yoh 4:10). "Allah
mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus. " (2 Kor 5:19).
621 Yesus menyerahkan Diri secara sukarela demi
keselamatan kita. Dalam perjamuan akhir Ia menyatakan penyerahan Diri-Nya ini
dan mengantisipasinya: "Inilah tubuh Ku yang diserahkan bagi kamu"
(Luk 22:19).
622 Kristus menyelamatkan kita dengan "datang, untuk
menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28), artinya untuk menunjukkan
kepada mereka "cinta-Nya sampai kepada kesudahannya" (Yoh 13:1),
supaya mereka "ditebus dari cara hidup [mereka] yang sia-sia yang [mereka]
warisi dari nenek moyang [mereka]" (1 Ptr 1:18).
623 Yesus taat kepada Bapa-Nya dalam cinta "sampai
mati di salib" (Flp 2:8). Dengan demikian Yesus memenuhi perutusan-Nya
untuk membawa pendamaian sebagai Hamba Allah yang menderita, yang
"membenarkan banyak orang" dengan memikul "kejahatan
mereka" (Yes 53:11).
PASAL 3 YESUS KRISTUS DIMAKAMKAN
624 "Oleh kasih karunia Allah, Ia mengalami maut
bagi semua manusia" (Ibr 2:9). Dalam rencana keselamatan-Nya, Allah
menentukan bahwa Putera-Nya tidak hanya mati "karena dosa-dosa kita"
(1 Kor 15:3), tetapi juga harus "merasakan" kematian, mengalami
keadaan kematian, pemisahan jiwa-Nya dari badan-Nya, antara saat terakhir-Nya
di salib dan saat Ia dibangkitkan dari kematian. Keadaan Kristus yang mati ini
adalah misteri pemakaman dan turun ke dalam kerajaan maut. Itulah misteri Sabtu
Agung, di mana Kristus diletakkan dalam makam', masuk dalam istirahat Sabat
Allah yang besar, setelah Ia menghasilkan keselamatan manusia dan mendamaikan
semesta alam'.
Badan Kristus dibaringkan dalam Makam
625 Tinggalnya Kristus dalam makam merupakan hubungan
nyata antara keadaan Kristus yang dapat menderita sebelum Paska dan keadaan-Nya
yang sekarang yang dimuliakan sebagai Yang telah bangkit. Pribadi "Yang
Hidup" itu dapat mengatakan: "Aku telah mati, namun lihatlah, Aku
hidup sampai selama-lamanya" (Why 1:18).
"Karena Ia tidak menghalang-halangi perjalanan
kodrat yang biasa, maka oleh kematian-Nya jiwa berpisah dari tubuh, namun Ia
mempersatukan kedua-duanya lagi satu dengan yang lain pada saat kebangkitan,
supaya Ia sendiri menjadi tempat pertemuan kedua-duanya, yakni kematian dan
kehidupan dengan menghentikan pembusukan tubuh yang terpisah dari jiwa, pada
satu pihak, dan pada lain pihak menjadi prinsip penyatuan kembali bagian-bagian
hakikat manusiawi yang sudah terpisah" (Gregorius dari Nisa, or. catech.
16).
626 Karena "Pemimpin kehidupan" yang telah
orang bunuh itu (Kis 3:15), sama dengan "Yang hidup", "Yang
bangkit" (Luk 24: 5-6), rupanya Pribadi ilahi Putera Allah tetap memiliki
jiwa dan badan-Nya, yang telah dipisahkan satu dari yang lain oleh kematian:
"Walaupun jiwa-Nya yang suci memisahkan diri dari
tubuh yang tidak bernoda ... namun pribadi yang satu tidak dibagi dalam dua
pribadi, karena badan dan jiwa bersama-sama sejak awal mempunyai eksistensi
dalam Pribadi Sabda, dan walaupun dipisahkan satu dari yang lain oleh kematian,
kedua-duanya tinggal dalam Pribadi Sabda yang satu" (Yohanes dari
Damaskus, f.o. 3,27).
"Engkau Tidak Membiarkan Orang Kudus-Mu Melihat Kebinasaan"
627 Kematian Kristus adalah kematian yang sesungguhnya,
yang mengakhiri keberadaan manusiawi-Nya di dunia. Tetapi karena tubuh-Nya
tetap bersatu dengan Pribadi Putera Allah, Ia tidak menjadi jenazah yang biasa.
"Untuk menunjukkan kekuatan ilahi, [Kristus] menghendaki, agar tubuh ini
tidak binasa" (Tomas Aqu., s.th. 3,51,3). Mengenai Kristus berlaku
serentak: "la terputus dari negeri orang-orang hidup" (Yes 53:8) dan
"tubuh-Ku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan Aku
kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat
kebinasaan" (Kis 2:26-27). Kebangkitan Yesus "pada hari ketiga"
(1 Kor 15:4; Luk 24:46) adalah bukti untuk itu, karena orang beranggapan bahwa
kehancuran jenazah datang pada hari keempat'.
"Dimakamkan Bersama Kristus..."
628 Pembaptisan -- yang tandanya yang asli dan penuh
adalah pencelupan -- merupakan tanda efektif tentang turunnya orang yang
dibaptis ke dalam makam untuk mati bersama Kristus, supaya sampai kepada
kehidupan baru: "Kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam
hidup yang baru" (Rm 6:4)'.
TEKS-TEKS SINGKAT
629 Yesus mengalami maut untuk setiap manusia. Putera
Allah benar-benar wafat dan dimakamkan.
630 Sementara Yesus berbaring dalam makam, Pribadi
ilahi-Nya tetap bersatu dengan jiwa-Nya dan juga dengan badan-Nya, walaupun
keduanya sudah dipisahkan satu dari yang lain oleh kematian. Karena itu badan
Kristus yang mati, "tidak mengalami kehancuran " (Kis 13:37).
ARTIKEL 5 YESUS
KRISTUS "TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT, PADA HARI KETIGABANGKIT DARI ANTARA
ORANG MATI"
631 Yesus turun "ke bagian bumi yang paling bawah
... Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik" (Ef 4:9-10). Syahadat
apostolik mengakui dalam artikel yang satu dan sama bahwa Kristus turun ke alam
kematian dan bangkit pada had ketiga dari antara orang mati, karena di dalam
Paska-Nya Ia membuat kehidupan lahir dari jurang kematian:
... Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus,
yang bangkit dari antara orang mati,
yang bersinar bagi manusia dalam cahaya Paska,
yang hidup dan memerintah bersama Dikau selama-lamanya.
Amin
(MR, Malam Paska 18: Exsultet)
PASAL 1 KRISTUS TURUN KE DUNIA ORANG MATI
632 Penegasan Perjanjian Baru yang begitu sering tentang
Yesus yang "bangkit dari antara orang mati" (Kis 3:15; Rm 8:11; 1 Kor
15:20) mengandaikan bahwa sebelum kebangkitan Ia tinggal di tempat penantian
orang mati. Itulah arti pertama yang diberikan oleh pewartaan para Rasul
mengenai turunnya Yesus ke dunia arwah: Yesus mengalami kematian seperti semua
manusia dan masuk dengan jiwa-Nya ke tempat perhentian orang mati. Tetapi Ia
turun ke tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan Warta gembira kepada
jiwa-jiwa yang tertahan di sana.
633 Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati,
yang dimasuki Kristus sesudah kematian-Nya "neraka",
"Sheol" atau "hades", karena mereka yang tertahan di sana
tidak memandang Allah'. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum kedatangan
Penebus, apakah mereka jahat atau jujur. Tetapi itu tidak berarti bahwa mereka
semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita dalam
perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang diterima "dalam pangkuan
Abraham". "Jiwa orang jujur, yang menantikan Penebus dalam pangkuan
Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia turun ke dunia orang mati"
(Catech. R. 1,6,3). Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan
orang-orang terkutuk dari dalamnya', juga tidak untuk menghapuskan neraka,
tempat terkutuk, tetapi untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum
Dia.
634 "Juga kepada orang-orang mati, Injil
diwartakan" (1 Ptr 4:6). Dengan turunnya Yesus ke dunia orang mati,
selesailah sudah penyampaian Warta gembira mengenai keselamatan. Itulah tahap
terakhir perutusan Yesus sebagai Mesias -- tahap yang menurut rentang waktu
sangat singkat, tetapi menurut nilainya tidak dapat diukur: penyebarluasan
karya penebusan kepada semua orang dari segala waktu dan tempat, karena
penebusan diperuntukkan bagi semua orang benar.
635 Dengan demikian Kristus turun ke dunia orang-orang
mati, agar "orang-orang mati mendengar suara Anak Allah ... dan mereka
yang mendengar-Nya, akan hidup" (Yoh 5:25). Yesus, "Pemimpin
kehidupan" (Kis 3:15), datang "supaya memusnahkan dia, yaitu iblis,
yang berkuasa atas maut dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka
yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada
maut" (Ibr 2:14-15). Kristus yang telah bangkit, sekarang memegang di
tangan-Nya "segala kunci maut dan kerajaan maut" (Why 1:18), dan
"dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di
atas bumi dan yang ada di bawah bumi" (Flp 2:10).
"Hari ini suasana sunyi mendalam meliputi dunia,
suasana sunyi mendalam dan lengang. Suasana sunyi mendalam, karena raja
mengasoh. Rasa takut menguasai dunia dan is menjadi bisu, karena Allah -- dalam
daging -- tertidur dan membangunkan manusia yang tidur sejak zaman baheula ....
Ia pergi mencari Adam, leluhur kita, mencari domba yang hilang. Ia hendak
mengunjungi mereka yang hidup dalam kegelapan dan dalam bayangan maut. Ia
datang supaya membebaskan Adam yang tertangkap dan Hawa yang turut tertangkap
itu dari penderitaannya. la, yang sekaligus Allah dan anak mereka... `demi
engkau Aku menjadi anakmu, Aku, Allahmu ... Bangunlah, hai orang yang sedang
tidur ... Aku tidak menciptakan kamu, supaya kamu ditahan dalam penjara dunia
orang mati. Bangunlah dari orang-orang mati. Akulah kehidupan orang-orang
mati'" (Homili tua pada hari Sabtu Agung).
TEKS-TEKS SINGKAT
636 Dengan "turun-Nya ke dalam kerajaan maut
"pengakuan iman menandaskan bahwa Yesus benar-benar wafat dan bahwa dengan
wafat-Nya la mengalahkan untuk kita kematian dan setan, "yang berkuasa
atas maut" (Ibr 2:14).
637 Kristus yang sudah wafat telah turun dengan jiwa-Nya,
yang tinggal bersatu dengan Pribadi ilahi-Nya, ke tempat perhentian orang mati.
Ia membuka pintu surga bagi orang-orang benar yang hidup sebelum Dia.
PASAL 2 "PADA
HARI KETIGA IA BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI"
638 "Kami sekarang memberitakan kabar kesukaan
kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah
digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus"
(Kis 13:32-33). Kebangkitan Kristus adalah kebenaran, di mana iman kita kepada
Kristus mencapai puncaknya; umat Kristen perdana mempercayainya dan
menghayatinya sebagai kebenaran sentral; tradisi meneruskannya sebagai sesuatu
yang mendasar, dokumen-dokumen Perjanjian Baru membuktikannya; bersama dengan
salib Ia diwartakan sebagai bagian penting misteri Paska.
Kristus telah bangkit dari antara orang-orang mati.
Oleh kematian-Nya Ia telah mengalahkan kematian.
Ia telah memberi kehidupan kepada orang-orang mati.
(Liturgi Bisantin, Troparion pada hari Paska)
I. Kejadian Historis dan Transenden
639 Misteri kebangkitan Kristus adalah satu kejadian yang
sesungguhnya, yang menurut kesaksian Perjanjian Baru menyatakan diri secara
historis. Malahan santo Paulus telah menulis kepada umat di Korintus sekitar
tahun 56: "Yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang
telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita
sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah
dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; dan bahwa Ia telah
menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya"
(1 Kor 15:3-4). Rasul Paulus berbicara di sini tentang tradisi yang hidup
mengenai kebangkitan, yang ia dengar sesudah pertobatannya di depan pintu
gerbang Damaskus`.
Makam yang Kosong
640 "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara
orang mati- Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit" (Luk 24:5-6). Unsur
pertama yang kita hadapi dalam rangka kejadian Paska ialah makam kosong. Ini
tidak langsung dengan sendirinya menjadi bukti tentang kebangkitan. Bahwa
jenazah Yesus tidak ada lagi dalam makam, dapat dijelaskan juga dengan cara
lain. Walaupun demikian, makam kosong itu adalah satu bukti yang sangat penting
untuk semua orang. Penemuannya oleh para murid adalah langkah pertama menuju
pengertian bahwa Yesus benar-benar telah bangkit. Ini merupakan alasan, pertama
bagi wanita-wanita saleh dan kemudian bagi Petrus. Murid "yang dikasihi
Yesus" (Yoh 20:2) berkata, ketika Ia masuk ke dalam makam kosong itu dan
melihat "kain kafan terletak di tanah" (Yoh 20:6), maka Ia
"melihat dan percaya" (Yoh 20:8). Itu mengandaikan bahwa keadaan
makam kosong itu telah meyakinkan dia, bahwa jenazah Yesus tidak diambil oleh
manusia,dan bahwa Yesus tidak kembali lagi ke suatu kehidupan duniawi seperti
Lasarus.
Penampakan dari Dia yang telah Bangkit
641 Orang-orang pertama yang bertemu dengan Kristus yang
telah bangkit' adalah Maria dari Magdala dan wanita-wanita saleh, yang datang
ke makam untuk meminyaki jenazah Yesus, yang dengan tergesa-gesa dimakamkan
pada hari Jumat Agung malam, karena hari Sabat sudah tiba. Dengan demikian,
malahan untuk para Rasul", para wanita itu merupakan orang-orang pertama
pembawa berita mengenai kebangkitan Kristus. Sesudah itu Yesus menampakkan diri
kepada para Rasul, lebih dahulu kepada Petrus, lalu kepada kedua belas
murid-Nya'. Petrus, yang sudah mendapat tugas untuk menguatkan iman
saudara-suadara-nya, dengan demikian melihat "Yang telah bangkit" itu
sebelum mereka yang lain, dan berdasarkan kesaksiannya persekutuan itu
mengatakan, "sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan Diri
kepada Simon" (Luk 24:34).
642 Segala sesuatu yang terjadi pada hari-hari Paska ini,
menjadikan para Rasul - dan paling khusus Petrus - pelayan pembangunan era
baru, yang merekah pada hari Paska pagi. Sebagai saksi-saksi dari Yang telah
bangkit, mereka merupakan landasan Gereja-Nya. Iman umat pertama berdasarkan
kesaksian manusia-manusia konkrit yang dikenal oleh orang-orang Kristen, dan
kebanyakan dari mereka masih hidup di tengah-tengah mereka. Saksi-saksi
kebangkitan Kristus ini adalah terutama Petrus dan kedua belas murid, tetapi
bukan hanya mereka: Paulus berbicara dengan jelas mengenai lebih dari lima
ratus orang, kepada siapa Yesus menampakkan Diri sekaligus; Ia juga menampakkan
Diri kepada Yakobus dan semua Rasul.
643 Mengingat kesaksian-kesaksian ini, tidak mungkin
menafsirkan kebangkitan sebagai sesuatu yang tidak termasuk tata fisik, dan
tidak mengakuinya sebagai satu kejadian sejarah. Dari kesaksian-kesaksian itu,
nyatalah bahwa iman para murid harus mengalami ujian yang luar biasa beratnya,
yakni kesengsaraan dan penyaliban Gurunya, yang sudah Ia ramalkan. Para murid
(setidak-tidaknya beberapa dari mereka) sekian digoncangkan oleh kesengsaraan
itu, sehingga mereka tidak dengan begitu saja mempercayai berita mengenai
kebangkitan. Injil-injil sama sekah tidak menunjukkan kepada kita satu umat
dalam ekstase mistik, tetapi murid-murid yang terpukul ("dengan muka
muram" Luk 24:17) dan terkejut. Karena itu mereka tidak percaya kepada
wanita-wanita saleh, yang kembali dari makam, dan menganggapnya
"seakan-akan omong kosong" (Luk 24:11). Ketika Yesus pada hari Paska
malam memperlihatkan Diri kepada kesebelas murid, "la mencela
ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, karena mereka tidak percaya kepada
orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya" (Mrk 16:14).
644 Malahan ketika berhadapan dengan Yesus yang telah
bangkit, murid-murid masih raga-ragu, karena bagi mereka kenyataan itu
kelihatan sangat tidak mungkin: mereka mengira, melihat hantu. "Mereka
heran dan belum percaya karena herannya" (Luk 24:41). Tomas harus
mengalami ujian keragu-raguan yang sama, dan waktu penampakan terakhir di
Galilea, yang diberitakan oleh Mateus, beberapa dari mereka masih
"ragu-ragu" (Mat 28:17). Karena itu, hipotesa bahwa kebangkitan
adalah "hasil" iman para Rasul (atau dihasilkan oleh sikap mereka
yang terlalu gampang percaya), tidak dapat dipertahankan. Malahan sebaliknya,
imannya akan kebangkitan - di bawah pengaruh rahmat ilahi - berasal dari
pengalaman langsung mengenai kenyataan Kristus yang telah bangkit.
Keadaan Kodrat Manusiawi Kristus yang telah Bangkit
645 Yesus yang telah bangkit berhubungan langsung dengan
murid-murid-Nya: la. membiarkan diri-Nya diraba dan Ia makan bersama mereka. Ia
mengajak mereka untuk memastikan bahwa Ia bukan hantu, sebaliknya untuk
membenarkan bahwa tubuh yang baru bangkit sebagaimana Ia berdiri di depan
mereka, adalah benar-benar tubuh yang sama dengan yang disiksa dan disalibkan,
karena Ia masih menunjukkan bekas-bekas kesengsaraan-Nya. Tetapi tubuh yang
benar dan sungguh-sungguh ini serentak pula memiliki sifat-sifat tubuh baru yang
sudah dimuliakan: Yesus tidak lagi terikat pada tempat dan waktu, tetapi dapat
ada sesuai dengan kehendak-Nya, di mana dan bilamana Ia kehendaki. Kodrat
manusiawi-Nya tidak dapat ditahan lagi di dunia dan sudah termasuk dunia ilahi
Bapa-Nya. Atas dasar ini, maka Yesus yang bangkit juga bebas untuk menampakkan
Diri, sesuai dengan kehendak-Nya: dalam sosok tubuh seorang tukang kebun atau
"dalam satu bentuk lain" (Mrk 16:12) dari bentuk yang sudah terbiasa
untuk para murid. Dengan demikian iman mereka mau dibangkitkan.
646 Kebangkitan Yesus bukanlah satu kedatangan kembali ke
kehidupan duniawi, seperti yang terjadi pada pembangkitan-pembangkitan, yang Ia
lakukan sebelum Paska: puteri Yairus, pemuda Naim, dan Lasarus.
Perbuatan-perbuatan ini adalah bukti kekuasaan Yesus yang mengherankan, tetapi
orang-orang yang mengalami mukjizat itu, kembali ke kehidupan duniawi. Pada
waktunya mereka mati lagi. Kebangkitan Kristus memang lain sifatnya. Dalam
tubuh yang bangkit Ia keluar dari keadaan mati dan beralih ke suatu kehidupan
lain, di luar batas waktu dan ruang. Tubuh Kristus dipenuhi dengan kekuasaan
Roh Kudus pada saat kebangkitan; dalam keadaan yang dimuliakan itu, Ia
mengambil bagian dalam kehidupan ilahi, sehingga santo Paulus dapat
menggambarkan Kristus sebagai "Yang surgawi".
Kebangkitan sebagai Kejadian Transenden
647 "O malam yang sungguh bahagia", demikian
lagu gembira Exsultet pada Malam Paska, "karena hanya kepadamu diizinkan,
untuk mengetahui waktu, di mana Kristus bangkit dari dunia orang mati".
Memang tidak ada seorang pun yang menjadi saksi mata dalam peristiwa
kebangkitan itu dan tidak ada seorang penulis Injil yang menggambarkannya.
Seorang pun tidak dapat mengatakan, bagaimana hal itu terlaksana secara
lahiriah. Tetapi lebih lagi, menurut hakikat batinnya, pemindahan ke kehidupan
lain tidak dapat ditangkap oleh pancaindera. Walaupun merupakan satu peristiwa
yang dapat dibuktikan dengan makam kosong dan kenyataan pertemuan para Rasul
dengan Kristus yang bangkit, namun kebangkitan itu berada dalam inti misteri
iman sebagai sesuatu yang transenden dan melampaui sejarah. Karena itu Kristus
yang bangkit tidak menampakkan diri kepada dunia, tetapi kepada
murid-murid-Nya, "yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka
itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini" (Kis 13:31).
II. Kebangkitan - Karya Tritunggal Mahakudus
648 Kebangkitan Kristus adalah masalah iman: campur
tangan transenden dari Tuhan sendiri dalam ciptaan dan sejarah. Di situ ketiga
Pribadi ilahi bekerja bersama-sama dan serentak juga menyatakan sifat-Nya yang
khas. Peristiwa itu terjadi oleh kekuasaan Bapa, yang "membangkitkan"
Kristus, Anak-Nya dan menerima sepenuhnya kodrat manusia-Nya - bersama dengan
tubuh-Nya - dalam Tritunggal. Yesus dinyatakan secara definitif "sebagai Putra
Allah menurut Roh kekudusan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa
Ia adalah Anak Allah yang berkuasa" (Rm 1:3-4). Santo Paulus menekankan
wahyu kekuatan Allah' oleh karya Roh yang menghidupkan kodrat manusia Yesus
yang sudah mati dan mengangkatnya ke dalam keadaan mulia, ke dalam keadaan
sebagai Tuhan.
649 Sejauh menyangkut Putera, maka Ia sendiri
melaksanakan kebangkitan-Nya berkat kekuasaan ilahi-Nya. Yesus memaklumkan
bahwa Anak Manusia akan menderita banyak dan juga akan mati; lalu Ia akan
bangkit. Pada tempat lain Ia mengatakan dengan jelas: "Aku memberikan
nyawa-Ku untuk menerimanya kembali ... Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa
mengambilnya kembali" (Yoh 10:1718). "Inilah iman kita: Yesus telah
mati dan telah bangkit" (1 Tes 4:14).
650 Para bapa Gereja melihat kebangkitan itu dari sudut
Pribadi Kristus yang ilahi. Pribadi ilahi ini tetap bersatu dengan jiwa-Nya dan
badan-Nya, yang oleh kematian sudah dipisahkan satu dari yang lain:
"Berkat kesatuan kodrat ilahi, yang tetap hadir dalam kedua bagian hakiki
manusia, maka keduanya mempersatukan diri lagi. Dengan demikian kematian
terjadi oleh pemisahan susunan manusiawi dan kebangkitan oleh penyatuan kedua
bagian yang terpisah itu" (Gregorius dari Nisa res. 1).
III. Arti dan Nilai Keselamatan dari Kebangkitan
651 "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka
sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" (1 Kor
15:17). Kebangkitan terutama mensahkan apa yang telah dilakukan atau diajarkan
Kristus. Semua kebenaran, juga yang tidak dapat dimengerti oleh pikiran
manusia, mendapat pembenarannya setelah Kristus, oleh kebangkitan-Nya,
memberikan bukti terhadap otoritas ilahi-Nya yang definitif yang telah
dijanjikan.
652 Dalam kebangkitan Kristus terpenuhilah janji-janji
Perjanjian Lama dan janji yang Yesus sendiri berikan selama hidup-Nya di dunia.
Ungkapan "sesuai dengan Kitab Suci" (1 Kor 15:3) menunjukkan bahwa
dengan kebangkitan Kristus terpenuhilah ramalan-ramalan ini.
653 Kebangkitan-Nya menegaskan ke-Allah-an Yesus. Ia
telah mengatakan: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah
kamu tahu, bahwa Akulah Dia" (Yoh 8:28). Kebangkitan Orang yang tersalib
itu, menerangkan bahwa Ia dengan sesungguhnya "AKU ADA", Putera
Allah, malahan Allah sendiri. Rasul Paulus dapat menjelaskan kepada orang
Yahudi: "Janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi
Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang
tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Kulah Engkau. Aku telah memperanakkan Engkau
pada hari ini" (Kis 13:32 33). Kebangkitan Kristus berhubungan erat dengan
penjelmaan Putera Allah menjadi manusia. Sesuai dengan rencana Allah yang
abadi, Ia merupakan pemenuhannya.
654 Rahasia Paska mempunyai dua sisi: Dengan kematian-Nya
Kristus membebaskan kita dari dosa; dengan kebangkitan-Nya Ia membuka pintu
masuk menuju kehidupan baru. Hidup baru ini pada tempat pertama adalah
pembenaran, yang menempatkan kita kembali dalam rahmat Allah, "supaya
seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati ... demikian juga
kita akan hidup dalam hidup yang baru" (Rm 6:4). Pembenaran terletak dalam
kemenangan atas kematian yang disebabkan oleh dosa dan dalam keikutsertaan
dalam rahmat. Ia melaksanakan penerimaan menjadi anak Allah, karena orang-orang
menjadi saudara-saudara Kristus. Yesus sendiri, sesudah kebangkitan-Nya,
menyapa murid murid-Nya dengan perkataan saudara: "Pergilah dan katakanlah
kepada saudara-saudara Ku... " (Mat '18: 10; Yoh 20:17). Kita adalah
saudara saudari-Nya bukan atas dasar kodrat kita, melainkan oleh anugerah
rahmat, karena hidup sebagai anak angkat ini benar-benar menyertakan kita dalam
kehidupan Putera-Nya yang tunggal, hidup yang nyata sepenuhnya dalam
kebangkitan-Nya.
655 Akhirnya kebangkitan Kristus - dan Kristus yang telah
bangkit itu sendiri -adalah sebab dan dasar utama kebangkitan kita yang akan
datang: "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang
sulung ... Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam,
demikianlah semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan
Kristus" (1 Kor 15:20-22). Selama menantikan pemenuhan ini, Kristus yang
telah bangkit hidup dalam hati umat beriman. Dalam Kristus yang telah bangkit,
umat Kristen mengecap "karunia-karunia dunia yang akan datang" (Ibr
6:5) dan hidupnya dilindungi Kristus di dalam Allah', "supaya mereka yang
hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati
dan telah dibangkitkan untuk mereka" (2 Kor 5:15).
TEKS-TEKS SINGKAT
656 Iman akan kebangkitan menyangkut satu kejadian, yang
dinyatakan oleh murid-murid yang benar-benar telah melihat Kristus yang
bangkit, sebagai peristiwa historis. Sebagai jalan masuk kodrat manusia Kristus
ke dalam kemuliaan Allah, ia juga sekaligus bersifat transenden atas cara yang
penuh rahasia.
657 Makam kosong dan kain-kain yang terletak di tanah
menjelaskan bahwa tubuh Kristus dibebaskan oleh kekuasaan Allah dari
ikatan-ikatan kematian dan kehancuran. Gejala-gejala ini mempersiapkan para
murid untuk pertemuan dengan "Yang bangkit".
658 Kristus, "Anak sulung dari antara orang mati
" (Kol 1:18), adalah penyebab kebangkitan kita sendiri sejak sekarang oleh
pembenaran jiwa kita dan kelak oleh karena Ia akan menghidupkan tubuh kita.
ARTIKEL 6 YESUS
"YANG NAIK KE SURGA, DUDUK DI SISI KANAN ALLAH BAPA YANG MAHAKUASA"
659 "Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada
mereka, terangkatlah Ia ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah" (Mrk
16:19). Tubuh Kristus telah dimuliakan pada saat kebangkitan, seperti
dibuktikan oleh sifat-sifat baru dan adikodrati, yang dimiliki tubuh-Nya mulai
sekarang dan seterusnya. Tetapi selama empat puluh hari, di mana Ia dengan
ramah makan dan minum bersama murid-murid-Nya dan mengajarkan mereka mengenai
Kerajaan Allah, kemuliaan-Nya masih terselubung dalam sosok tubuh seorang
manusia biasa. Penampakan Kristus lantas berakhir dengan masuknya kodrat
manusiawi-Nya secara definitif ke dalam kemuliaan ilahi, yang dilambangkan oleh
awan dan langit. Di sana Yesus duduk di sebelah kanan Allah. Sebagai
kekecualian - dan hanya satu kali - Ia menunjukkan Diri dalam suatu penampakan
terakhir kepada Paulus - seperti kepada anak yang "lahir cacat" (1
Kor 15:8) - dan menjadikan dia Rasul.
660 Bahwa kemuliaan dari Dia Yang Telah Bangkit dalam
waktu antara ini terselubung, dapat didengar dari perkataan-Nya yang penuh
rahasia kepada Maria dari Magdala: "Saya belum pergi kepada Bapa, tetapi
pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang
Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu"
(Yoh 20:17). Ini menunjukkan bahwa kemuliaan Kristus yang bangkit, belum
bersinar dengan jelas seperti kemuliaan Kristus yang ditinggikan di sebelah
kanan Bapa. Peristiwa kenaikan ke surga yang sekaligus historis dan transenden
merupakan peralihan.
661 Langkah terakhir pemuliaan ini berhubungan erat
dengan yang pertama, artinya dengan turun-Nya dari surga dalam penjelmaan-Nya
menjadi manusia. Dan hanya Dia "yang datang dari Bapa", dapat
"kembali kepada Bapa": Kristus. "Tidak ada seorang pun yang
telah naik ke surga, selain daripada Dia yang telah turun dari surga, yaitu
Anak Manusia" (Yoh 3:13). Diserahkan kepada kekuatan kodratinya, kodrat
manusiawi tidak dapat masuk ke dalam "rumah Bapa" (Yoh 14:2); ke
dalam kehidupan dan kebahagiaan Allah. Hanya Kristus dapat membuka pintu ini
untuk manusia: "la memberi harapan kepada anggota-anggota tubuh-Nya,
supaya mengikuti Dia ke sana, ke mana Ia mendahului mereka sebagai orang
pertama" (MR, Prefasi Kenaikan Tuhan).
662 "Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku
akan menarik semua orang datang kepada-Ku" (Yoh 12:32). Ditinggikan pada
salib berarti pula ditinggikan waktu kenaikan ke surga dan peninggian pada
salib sekaligus memaklumkan kenaikan ke surga itu. Itulah permulaannya. Yesus
Kristus, Imam tunggal perjanjian baru dan abadi, "bukan masuk ke dalam
tempat kudus buatan tangan manusia ... tetapi ke dalam surga sendiri untuk
menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita" (Ibr 9:24). Dalam surga
Kristus melaksanakan imamat-Nya secara terus-menerus. "Karena itu Ia
sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang
kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka"
(Ibr 7:25). Sebagai "imam besar untuk hal-hal baik yang akan datang"
(Ibr 9:11), Ia adalah pusat dan selebran utama liturgi yang menghormati Bapa di
surga'.
663 Sekarang Kristus duduk di sisi kanan Bapa:
"Dengan ungkapan `di sisi kanan Bapa' kita mengerti kemuliaan dan
kehormatan Allah, di mana Putera Allah yang sehakikat dengan Bapa, hidup sejak
kekal dan di mana Ia sekarang, setelah dalam waktu terakhir Ia menjadi daging,
juga duduk secara badani, karena daging-Nya turut dimuliakan" (Yohanes dari
Damaskus, f. o. 4,2).
664 Duduk di sebelah kanan Bapa berarti awal kekuasaan
Mesias. Penglihatan nabi Daniel dipenuhi: "Kepada-Nya diberikan kekuasaan,
kemuliaan, dan kekuasaan sebagai raja. Segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa
mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal dan tidak akan lenyap. Kerajaan-Nya
tidak akan musnah" (Dan 7:14). Sejak saat ini para Rasul menjadi
saksi-saksi "kekuasaan-Nya", yang "tidak akan berakhir"
(Syahadat Nisea-Konstantinopel).
TEKS-TEKS SINGKAT
665 Kenaikan Kristus ke surga menggambarkan langkah masuk
yang definitif dari kodrat manusiawi Yesus ke dalam kemuliaan Allah di surga,
dari mana la akan datang kembali, tetapi untuk sementara tersembunyi bagi
pandangan manusia.
666 Yesus Kristus, Kepala Gereja, mendahului kita masuk
ke dalam Kerajaan kemuliaan Bapa, supaya kita semua sebagai anggota-anggota
Tubuh-Nya dapat hidup dalam harapan, sekali juga akan bersama Dia untuk selama
lamanya.
667 Karena Yesus Kristus sudah masuk ke dalam tempat
kudus di surga sekali untuk selamanya, maka la tanpa henti hentinya meminta
sebagai Pengantara, yang senantiasa mencurahkan Roh Kudus ke atas kita.
ARTIKEL 7 "DARI
SITU IA AKAN DATANG, MENGADILI ORANG HIDUP DAN MATI"
I. Ia akan Datang Kembali dalam Kemuliaan ...
Kristus sudah Memerintah melalui Gereja...
668 "Kristus telah wafat dan hidup kembali, supaya
la menjadi Tuhan, baik atas orang orang mati, maupun atas orang-orang
hidup" (Rm 14:9). Kenaikan Kristus ke surga berarti bahwa la sekarang
dalam kodrat manusiawi Nya ikut serta dalam kekuasaan dan wewenang Allah. Yesus
Kristus adalah Tuhan: Ia mempunyai segala 450 kuasa di surga dan di bumi. la
"jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan
kerajaan" dan Bapa "meletakkan segala sesuatu di bawah kaki
Kristus" (Ef 1:20 22). Kristus adalah Tuhan semesta alaml dan sejarah.
Dalam Dia sejarah manusia, malahan selurah ciptaan sekah lagi
"dipersatukan" di bawah satu kepala (Ef 1:10), dan secara transenden
disempurnakan.
669 Sebagai Tuhan, Kristus adalah juga Kepala Gereja,
yang adalah Tubuh Nya2. 792 Walaupun la telah diangkat dan dimuliakan di dalam
surga, karena Ia telah menyelesaikan perutusan Nya secara penuh, namun Ia
tinggal di dunia dalam Gereja loss Nya. Penebusan adalah sumber otoritas yang
Kristus jalankan dalam Gereja Nya berkat Roh Kudus'. "Gereja, atau
Kerajaan Kristus yang sudah Nadir dalam misteri" 541 adalah "benih
dan awal Kerajaan Nya di dunia ini" (LG 3; 5).
670 Sejak kenaikan ke surga, rencana Allah mulai
dipenuhi. Kita sudah hidup dalam "waktu terakhir" (1 Yoh 2:18)°.
"Jadi sudah tibalah bagi kita akhir zaman (lih. 1 Kor 10:11). Pembaharuan
dunia telah ditetapkan, tak dapat dibatalkan, dan secara nyata mulai terlaksana
di dunia ini. Sebab sejak di dunia ini Gereja ditandai kesucian yang
sesungguhnya meskipun tidak sempurna" (LG 48). Sudah sekarang Kerajaan
Kristus menunjukkan kehadirannya melalui tanda-tanda ajaibi, yang mengiring
pewartaannya oleh Gereja.
... Sampai Segala Sesuatu Ditaklukkan kepada-Nya
671 Kerajaan Kristus sudah ada dalam Gereja, namun belum
diselesaikan oleh kedatangan Raja di bumi "dengan segala kekuasaan dan
kemuliaan" (Luk 21:27)'. Ia masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat°,
walaupun mereka sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paska Kristus. Sampai segala
sesuatu ditaklukkan kepadaNyas, "sampai nanti terwujudkan langit baru dan
bumi baru, yang diwamai keadilan, Gereja yang tengah mengembara, dalam
Sakramen-sakramen serta lembagalembaganya yang termasuk zaman ini, mengemban
citra zaman sekarang yang akan lalu. Gereja berada di tengah alam tercipta,
yang hingga kini berkeluh-kesah dan menanggung sakit bersalin, serta merindukan
saat anak-anak Allah dinyatakan" (LG 48). Oleh karena itu orang Kristen
berdoa, terutama dalam perayaan Ekaristib, supaya kedatangan kembali Kristus'
dipercepat, dengan berseru: "Datanglah Tuhan" (1 Kor 16:22; Why
22:17.20).
672 Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Kristus mengatakan
bahwa waktunya belum tiba untuk mendirikan dengan mulia Kerajaan mesianis yang
dinanti-nantikan Israel'. Kerajaan ini menurut para nabi9, harus menghadirkan
kekuasaan keadilan, cinta kasih dan kedamaian yang definitif untuk semua orang.
Waktu yang sekarang ini, sesuai dengan perkataan Tuhan, adalah waktu Roh dan
waktu untuk memberi kesaksiani°, tetapi juga waktu "kemalangan" (1
Kor 7:26) dan waktu ujian oleh yang jahat", yang juga mengganggu Gereja
sendiri" dan membuka perjuangan hari-hari terakhir". Itulah juga
waktu untuk bertabah dan berjaga-jaga.
Kedatangan Kristus yang Mulia sebagai Harapan untuk Israel
673 Sejak kenaikan ke surga, terbayanglah kedatangan
Kristus dalam kemuliaan", hanya saja kita "tidak tahu masa dan waktu,
yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kekuasaan-Nya" (Kis 1:7)1. Kedatangan
eskatologis ini dapat terjadi setiap saat, meskipun ia dan ujian di waktu
terakhir, yang harus mendahului kedatangan itu', masih "ditahan".
674 Kedatangan Mesias yang dimuliakan pada setiap saat
sejarah bergantung dari hal ini, bahwa Ia diakui oleh "seluruh
Israel" (Rm 11:26)5, karena sebagian dari Israel "telah menjadi
tegar" (Rm 11:25), sehingga mereka "tidak mempercayai" Yesus (Rm
11:20). Petrus mengatakan itu kepada orang Yahudi di Yerusalem: "Karena
itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan
waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diperuntukkan bagimu
sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di surga sampai waktu pemulihan
segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya
yang kudus di zaman dulu" (Kis 3:19-21). Dan Paulus mengatakan yang sama
seperti itu: "Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah
penerimaan mereka mempunyai arti lain daripada hidup dari antara orang
mati" (Rm 11:15). Masuknya ` jumlah genap" orang Yahudi (Rm 11:12) ke
dalam Kerajaan mesianis langsung sesudah "jumlah yang penuh bangsa-bangsa
lain" (Rm 11:25)6 akan memberi kemungkinan kepada bangsa Israel, untuk
melaksanakan "kepenuhan Kristus" (Ef 4:13), di mana "Allah
menjadi semua untuk semua" (1 Kor 15:28).
Ujian Akhir bagi Gereja
675 Sebelum kedatangan Kristus, Gereja harus mengalami
ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang'. Penghambatan, yang
menyertai penziarahannya di atas bumi, akan menyingkapkan "misteri
kejahatan". Sati khayalan religius yang bohong memberi kepada manusia satu
penyelesaian semu untuk masalahmasalahnya sambil menyesatkan mereka dari kebenaran.
Kebohongan religius yang paling buruk datang dari Anti-Kristus, artinya dari
mesianisme palsu, di mana manusia memuliakan diri sendiri sebagai pengganti
Allah dan mesias-Nya yang telah datang dalam daging.
676 Kebohongan yang ditujukan kepada Kristus ini selalu
muncul di dunia, apabila orang mengkhayalkan bahwa dalam sejarahnya mereka
sudah memenuhi harapan mesianis, yang hanya dapat mencapai tujuannya sesudah
sejarah melalui pengadilan eskatologis. Gereja telah menolak pemalsuan Kerajaan
yang akan datang', juga dalam bentuknya yang halus, yang dinamakan
"Inilenarisme", tetapi terutama bentuk politis dari mesianisme
sekular yang secara mendalam bersifat salah2.
677 Gereja dapat masuk ke dalam kemuliaan Kerajaan, hanya
melalui Paska terakhir ini, di mana is akan mengikuti Tuhannya dalam kematian
dan kebangkitan-Nya'. Kerajaan itu tidak akan terwujud dalam kemajuan yang
terus-menerus oleh kemenangan historis Gereja', tetapi oleh kemenangan Allah
dalam perjuangan akhir melawan yang jahats. Dalam kemenangan ini pengantin
Kristus akan turun dari surgab. Sesudah keguncangan kosmis yang terakhir dunia
ini yang akan lenyap', maka dalam bentuk pengadilan terakhir akan terjadi
kemenangan Allah atas pemberontakan si jahat.
II. ... untuk Mengadili Orang Hidup dan Mati
678 Seperti para nabi dan Yohanes Pembaptis, Yesus pun
mengumumkan pengadilan pada hari terakhir dalam khotbah-Nya. Di sana akan
disingkapkan tingkah laku dan isi hati yang paling rahasia dari setiap
orang". Lalu ketidakpercayaan orang berdosa, yang telah menolak rahmat
yang ditawarkan Allah, akan diadilil. Sikap terhadap sesama akan menunjukkan,
apakah orang menerima atau menolak rahmat dan cinta Allah". Yesus akan
mengatakan: "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Mat
25:40).
679 Kristus adalah Tuhan kehidupan anadi. Sebagai Penebus
dunia, Kristus mempunyai hak penuh untuk mengadili pekerjaan dan hati manusia
secara definitif. Ia telah "mendapatkan" hak ini oleh kematian-Nya di
salib. Karena itu, Bapa "menyerahkan seluruh pengadilan kepada
putera-Nya" (Yoh 5:22)`5. Akan tetapi, Putera tidak datang untuk
mengadili, tetapi untuk menyelamatkanlb dan untuk memberikan kehidupan yang ada
pads-Nyal'. Barang siapa menolak rahmat dalam kehidupan ini, telah mengadili
dirinya sendiril8: Setiap orang menerima ganjaran atau menderita kerugian
sesuai dengan pekerjaannyal9; is malahan dapat mengadili dirinya sendiri untuk
keabadian, kalau is tidak mau tahu tentang cinta.
TEKS-TEKS SINGKAT
680 Kristus Tuhan sekarang ini sudah memerintah melalui
Gereja, tetapi segala sesuatu di dunia ini belum ditaklukkan kepada-Nya.
Kerajaan Kristus baru akan menang sesudah serangan terakhir kekuatan-kekuatan
jahat.
681 Pada hari pengadilan, pada hari kiamat, Kristus akan
datang dalam kemuliaan-Nya, untuk menentukan kemenangan kebaikan secara
dejinitif atas kejahatan, yang dalam perjalanan sejarah hidup berdampingan
bagaikan gandum dan rumput di ladang yang sama.
682 Kalau Ia datang pada akhir zaman untuk mengadili
orang hidup dan orang mati, Kristus yang dimuliakan akan menyingkapkan isi hati
yang terdalam dan akan membalas setiap manusia sesuai dengan pekerjaannya,
tergantung pada, apakah Ia menerima rahmat Tuhan atau menolaknya.
BAB III
AKU PERCAYA AKAN ROH KUDUS
683 "Tidak ada seorang pun yang dapat mengaku:
`Yesus adalah Tuhan', selain oleh Roh Kudus" (1 Kor 12:3). Allah mengirim
"Roh Putera-Nya dalam hati kita, Roh yang berseru: `Abba, Bapa'" (Gal
4:6). Pengertian iman ini hanya mungkin dalam Roh Kudus. Supaya bisa
berhubungan dengan Kristus, lebih dahulu orang harus disentuh oleh Roh Kudus.
Ia datang menemui kita dan membangkitkan iman dalam kita. Oleh Sakramen iman
pertama, yakni Pembaptisan, kehidupan yang berasal dari Bapa dan yang
dianugerahkan kepada kita dalam Putera, dilanjutkan kepada kita, atas cara yang
sangat mendalam dan pribadi, di dalam Gereja melalui Roh Kudus:
"Pembaptisan memberi rahmat kepada kita, supaya kita
dilahirkan kembali dalam Allah Bapa oleh Putera dan dalam Roh Kudus. Mereka
yang memiliki Roh Allah, dibawa kepada Sabda, artinya kepada Putera; tetapi
Putera memperkenalkan mereka kepada Bapa, dan Bapa menganugerahkan kepada
mereka kebakaan. Jadi, tidak mungkin melihat Putera Allah tanpa Roh, dan
mendekati Bapa tanpa Putera, karena pengetahuan tentang Bapa adalah Putera, dan
pengetahuan tentang Allah Putera terjadi dalam Roh Kudus" (Ireneus, dem.
7).
684 Melalui rahmat-Nya, Roh Kuduslah yang pertama
membangkitkan iman kita dan mengkomunikasikan kehidupan baru. Kehidupan ini
berarti "mengakui Bapa dan Yesus Kristus" yang Ia utus (Yoh 17:3).
Tetapi Roh Kuduslah yang diwahyukan terakhir dari Pribadi-pribadi Tritunggal
Mahakudus. Santo Gregorius dari Nasiansa, "sang teolog", menjelaskan
urutan ini sebagai hasil pedagogi ilahi yang penuh cinta:
"Perjanjian Lama mewahyukan Bapa secara terbuka,
Putera samar-samar. Perjanjian Baru mewahyukan Putera dan memberi kepada kita
tanda-tanda awal mengenai ke-Allahan Roh. Sekarang Roh tinggal di antara kita
dan memberi kepada kita satu pandangan yang jelas mengenai diri-Nya. Ketika
orang belum mengakui ke-Allah-an Bapa, rasanya tidak bijaksana untuk
mengumumkan Putera secara terbuka, dan ketika ke-Allah-an Putera belum
diterima, maka tidak bijaksana pula menambahkan lagi Roh Kudus sebagai beban
baru, untuk sekedar menggunakan ungkapan yang agak berani ... Setelah maju dan
berkembang `dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain', cahaya Tritunggal
akan bersinar bagi mereka yang sudah lebih matang" (or. theol. 5,26).
685 Percaya akan Roh Kudus berarti mengakui bahwa Roh
Kudus adalah satu Pribadi dalam Tritunggal Mahakudus, sehakikat dengan Bapa dan
Putera, dan bahwa Ia "bersama dengan Bapa dan Putera disembah dan
dimuliakan" (Syahadat Nisea-Konstantinopel). Oleh karena itu, rahasia
ilahi Roh Kudus sudah kita bicarakan dalam "teologi" Tritunggal. Di
sini dibicarakan tentang tempat Roh Kudus dalam karya keselamatan.
686 Bersama Bapa dan Putera, Roh Kudus melaksanakan dari
awal sampai pada kepenuhannya, keputusan demi keselamatan kita. Tetapi baru
sekarang, dalam "waktu terakhir ini", yang dibuka oleh inkarnasi
Putera yang menebuskan, Ia diwahyukan dan dikenal, diberikan dan diterima
sebagai Pribadi. Sekarang keputusan ilahi itu - yang Kristus laksanakan sebagai
"Anak sulung" dan Kepala ciptaan baru melalui Roh yang dicurahkan itu
- di dalam umat manusia memperoleh bentuknya sebagai Gereja, persekutuan para
kudus, sebagai pengampunan dosa, kebangkitan badan, dan kehidupan kekal.
ARTIKEL 8 "
AKU PERCAYA AKAN ROH KUDUS "
687 "Tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di
dalam diri Allah selain Roh Allah" (1 Kor 2:11). Roh yang mewahyukan Allah
itu, membuat kita mengenal Kristus, Sabda-Nya yang hidup; tetapi ia tidak
berbicara tentang diri-Nya sendiri. la, yang "bersabda melalui para
nabi", membuat kita mendengarkan Sabda Bapa. Tetapi kita tidak
mendengarkan Dia sendiri. Kita hanya mendengarkan Dia secara tidak langsung,
bila ia mewahyukan Sabda kepada kita dan mempersiapkan kita, menerima-Nya dalam
iman. Roh kebenaran, yang "mengungkapkan" Kristus bagi kita, tidak
berbicara "dari diri-Nya sendiri" (Yoh 16:13). Sikap rendah hati yang
ilahi ini menjelaskan, mengapa "dunia tidak dapat menerima-Nya, karena ia
tidak melihat-Nya dan tidak mengenal-Nya", sedangkan mereka yang percaya
kepada Kristus mengenal-Nya, karena Ia menyertai mereka (Yoh 14:17).
688 Sebagai persekutuan iman yang hidup, yang meneruskan
iman para Rasul, Gereja adalah tempat kita mengenal Roh Kudus:
- dalam Kitab-Kitab yang diilhami oleh-Nya;
- dalam tradisi, dengan para bapa Gereja sebagai
saksi-saksi yang tetap aktual;
- dalam Wewenang Mengajar Gereja, yang Ia dampingi;
- dalam liturgi sakramental: oleh perkataan dan
lambang-lambang yang dengannya Roh menghubungkan kita dengan Kristus;
- dalam doa, di mana Ia membela kita;
- dalam karisma dan tugas-tugas pelayanan, yang olehnya
Gereja dibangun; - dalam kehidupan apostolik dan misionaris;
- dalam kesaksian para kudus, di mana Ia menyatakan
kekudusan-Nya dan melanjutkan karya keselamatan.
I. Perutusan Bersama Putera dan Roh Kudus
689 Roh Putera, yang Bapa utus ke dalam hati kita, adalah
sungguh-sungguh Allah. Sehakikat dengan Bapa dan Putera, Ia tidak dapat
dipisahkan dari mereka, baik dalam kehidupan batin Tritunggal, maupun sebagai anugerah
cinta untuk dunia. Gereja menyembah Tritunggal Mahakudus yang menghidupkan,
yang sehakikat dan yang tidak terpisahkan; tetapi imannya juga mengakui bahwa
Pribadi-pribadi itu berbeda satu dari yang lain. Kalau Bapa mengutus Sabda-Nya,
maka Ia selalu juga mengutus Napas-Nya, karena itu adalah perutusan bersama, di
mana Putera dan Roh Kudus berbeda satu dari yang lain, tetapi tidak dapat
dipisahkan satu dari yang lain. Kristus nampak sebagai rupa yang kelihatan dari
Allah yang tidak kelihatan, tetapi Roh Kuduslah yang mewahyukan-Nya.
690 Yesus adalah Kristus, "yang terurapi",
karena Roh adalah urapan-Nya, dan karena segala sesuatu yang terjadi sejak
penjelmaan menjadi manusia, mengalir dari kepenuhan ini. Dan kalau pada
akhirnya Kristus dimuliakan, Ia akan mengirim Roh Kudus dari Bapa kepada mereka
yang percaya kepada-Nya: Putera menyampaikan kemuliaan-Nya kepada mereka,
artinya Ia memberikan Roh Kudus yang memuliakan Dia. Sejak waktu itu perutusan
bersama dinyatakan dalam anak-anak, yang telah diangkat oleh Bapa dalam Tubuh
Mistik Putera-Nya. Roh keputeraan bertugas untuk mempersatukan mereka dengan
Kristus dan membuat mereka hidup di dalam Dia.
"Istilah "urapan" mengingatkan kita ...
bahwa antara Putera dan Roh, tidak ada jarak. Sama seperti akal budi maupun
pancaindera tidak melihat sesuatu antara permukaan badan dan minyak yang dioles
di atasnya, demikian pula kontak antara Putera dan Roh itu sifatnya langsung,
sehingga siapa pun yang hendak berkontak dengan Putera melalui iman, lebih
dahulu berkontak dengan minyak. Pada hakikatnya tidak ada satu bagian pun yang
tidak ditutupi oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya, mengapa pengakuan ke-Tuhan-an
Putera dibuat di dalam Roh Kudus, karena bagaimanapun juga untuk menghampiri
Putera dalam iman lebih dahulu harus bertemu dengan Roh" (Gregorius dari
Nisa, Spir. 16).
II. Nama, Gelar, dan Lambang Roh Kudus
Nama Roh Kudus
691 "Roh Kudus" adalah nama Dia, yang kita
sembah dan kita muliakan bersama Bapa dan Putera. Gereja menerima nama ini dari
Tuhan dan mengucapkan-Nya waktu Pembaptisan anak-anaknya yang baru.
Ungkapan "Roh" sepadan dengan kata Ibrani
"Ruakh" yang berarti, napas, udara, angin. Yesus memakai lambang yang
mengesankan ialah angin, supaya membuat Nikodemus merasakan kenyataan baru,
ialah napas Allah, Roh ilahi sebagai Pribadi. Di pihak lain "roh" dan
"kudus" adalah sifat ilahi, yang sama-sama berlaku untuk ketiga
Pribadi ilahi. Kitab Suci, liturgi, dan bahasa teologi, menggabungkan kedua
istilah itu, untuk dapat menyebut Pribadi Roh Kudus - yang tidak dapat
diungkapkan dalam kata-kata itu - tanpa terjadi pencampuran dengan penggunaan
yang lain dari kata "roh" dan "Kudus".
Gelar-gelar Roh Kudus
692 Kalau Yesus mengumumkan dan menjanjikan kedatangan
Roh Kudus, Ia menamakan-Nya "Parakletos", secara harfiah:
"ad-vocatus", yang "dipanggil mendampingi seseorang".
"Parakletos" biasanya diterjemahkan dengan "penghibur" atau
"pembantu", tetapi tidak boleh dilupakan bahwa Yesus adalah pembantu
yang pertama. Tuhan sendiri menamakan Roh Kudus "Roh kebenaran" (Yoh
16:13).
693 Di samping nama yang paling banyak dipergunakan dalam
Kisah Para Rasul dan dalam surat-surat, terdapat pada santo Paulus nama-nama
seperti: "Roh yang dijanjikan" (Gal 3:14; Ef 1:13); "Roh yang
menjadikan kamu anak Allah" (Rm 8:15; Gal 4:6); "Roh Kristus"
(Rm 8:11); "Roh Tuhan" (2 Kor 3:17); "Roh Allah", dan pada
santo Petrus "Roh kemuliaan" (1 Ptr 4:14).
Lambang-lambang Roh Kudus
694 Air. Dalam upacara Pembaptisan air adalah lambang
tindakan Roh Kudus, karena sesudah menyerukan Roh Kudus, air menjadi tanda
sakramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali. Seperti pada kelahiran
kita yang pertama kita tumbuh dalam air ketuban, maka air Pembaptisan adalah
tanda bahwa kelahiran kita untuk kehidupan ilahi, dianugerahkan kepada kita
dalam Roh Kudus. "Dibaptis dalam satu Roh", kita juga "diberi
minum dari satu Roh" (1 Kor 12:13). Jadi Roh dalam pribadi-Nya adalah air
yang menghidupkan, yang mengalit, dari Kristus yang disalibkan dan yang memberi
kita kehidupan abadi.
695 Urapan. Salah satu lambang Roh Kudus adalah juga
urapan dengan minyak, malahan sampai ia menjadi sinonim dengan-Nya. Dalam
inisiasi Kristen, urapan adalah tanda sakramental dalam Sakramen Penguatan,
yang karenanya dinamakan "Khrismation" dalam Gereja-gereja Timur.
Tetapi untuk mengerti sepenuhnya bobot nilai dari lambang ini, orang harus
kembali ke urapan pertama, yang Roh Kudus kerjakan: Urapan Yesus.
"Khristos" (terjemahan dari perkataan Ibrani "Messias")
berarti yang "diurapi dengan Roh Allah". Dalam Perjanjian Lama sudah
ada orang yang "diurapi" Tuhan; terutama Daud adalah seorang yang
diurapi. Tetapi Yesus secara khusus adalah Dia yang diurapi Allah: kodrat
manusiawi yang Putera terima, diurapi sepenuhnya oleh "Roh Kudus".
Oleh Roh Kudus, Yesus menjadi "Kristus". Perawan Maria mengandung
Kristus dengan perantaraan Roh Kudus, yang mengumumkan-Nya melalui malaikat
pada kelahiran-Nya sebagai Kristus, dan yang membawa Simeon ke dalam kanisah,
supaya ia dapat melihat yang diurapi Tuhan. Ialah yang memenuhi Kristus,b dan
kekuatan-Nya keluar dari Kristus, waktu Ia melakukan penyembuhan dan
karya-karya keselamatan. Pada akhirnya Ia jualah yang membangkitkan Yesus dari
antara orang mati. Dalam kodrat manusiawi-Nya, yang adalah pemenang atas
kematian, setelah sepenuhnya dan seutuhnya menjadi "Kristus", Yesus
memberikan Roh Kudus secara berlimpah ruah, sampai "orang-orang
kudus" dalam persatuan-Nya dengan kodrat manusiawi Putera Allah menjadi
"manusia sempurna" dan "menampilkan Kristus dalam
kepenuhan-Nya" (Ef 4:13): "Kristus paripurna", seperti yang
dikatakan santo Agustinus.
696 Api. Sementara air melambangkan kelahiran dan
kesuburan kehidupan yang dianugerahkan dalam Roh Kudus, api melambangkan daya
transformasi perbuatan Roh Kudus. Nabi Elia, yang "tampil bagaikan api dan
perkataannya bagaikan obor yang menyala" (Sir 48:1), dengan perantaraan
doanya menarik api turun alas kurban di gunung Karmel - lambang api Roh Kudus
yang mengubah spa yang Ia sentuh. Yohanes Pembaptis, yang mendahului Tuhan
"dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) mengumumkan Kristus sebagai
Dia, yang "akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api" (Luk
3:16). Mengenai Roh ini Yesus berkata: "Aku datang untuk melemparkan api ke
bumi dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala" (Luk 12:49). Dalam
"lidah-lidah seperti api" Roh Kudus turun alas para Rasul pada pagi
hari Pentekosta dan memenuhi mereka (Kis 2:3-4). Dalam tradisi rohani, lambang
api ini dikenal sebagai salah satu lambang yang paling berkesan mengenai karya
Roh Kudus". "Janganlah padamkan Roh" (1 Tes 5:19).
697 Awan dan sinar. Kedua lambang ini selalu berkaitan
satu sama lain, kalau Roh Kudus menampakkan Diri. Sejak masa teofani Perjanjian
Lama, awan - baik yang gelap maupun yang cerah - menyatakan Allah yang hidup
dan menyelamatkan, dengan menyelubungi kemuliaan-Nya yang adikodrati. Demikian
juga dengan Musa di gunung Sinai", dalam kemah wahyu" dan selama
perjalanan di padang gurun"; pada Salomo waktu pemberkatan kanisah".
Semua gambaran ini telah dipenuhi dalam Roh Kudus oleh Kristus. Roh turun alas
Perawan Maria dan "menaunginya", supaya ia mengandung dan melahirkan
Yesus (Luk 1:35). Di alas gunung transfigurasi Ia datang dalam awan, "yang
menaungi" Yesus, Musa, Elia, Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan "satu
suara kedengaran dari dalam awan: Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah
Dia" (Luk 9:34-35). "Awan" yang sama itu akhirnya menyembunyikan
Yesus pada hari kenaikan-Nya ke surga dari pandangan para murid (Kis 1:9); pada
hari kedatangan-Nya awan itu akan menyatakan Dia sebagai Putera Allah dalam
segala kemuliaan-Nya.
698 Meterai adalah sebuah lambang, yang erat berkaitan
dengan pengurapan. Kristus telah disahkan oleh "Bapa dengan
meterai-Nya" (Yoh 6:27) dan di dalam Dia, Bapa juga memeteraikan tanda
milik-Nya alas kita. Karena gambaran meterai [bahasa Yunani
"sphragis"] menandaskan akibat pengurapan Roh Kudus yang tidak
terhapuskan dalam penerimaan Sakramen Pembaptisan, Penguatan, dan Tahbisan,
maka ia dipakai dalam beberapa tradisi teologis untuk mengungkapkan
"karakter", yang tidak terhapuskan, tanda yang ditanamkan oleh ketiga
Sakramen yang tidak dapat diulangi itu.
699 Tangan. Yesus menyembuhkan orang sakit dan memberkati
anak-anak kecil, dengan meletakkan tangan ke alas mereka. Atas nama-Nya para
Rasul melakukan yang sama. Melalui peletakkan tangan para Rasul, Roh Kudus
diberikan. Surat kepada umat Ibrani memasukkan peletakkan tangan dalam
"unsur-unsur pokok" ajarannya. Dalam epiklese sakramentalnya, Gereja
mempertahankan tanda pencurahan Roh Kudus ini yang mampu mengerjakan segala
sesuatu.
700 Jari. "Dengan jari Allah" Yesus mengusir
setan (Luk 11:20). Sementara perintah Allah ditulis dengan "jari
Allah" alas loh-loh batu (Kel 31:18), "surat Kristus" yang
ditulis oleh para Rasul, "ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan
pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging yaitu di dalam hati
manusia" (2 Kor 3:3). Madah "Veni, Creator Spiritus" berseru
kepada Roh Kudus sebagai "jari tangan kanan Bapa".
701 Merpati. Pada akhir air bah (yang adalah lambang
Pembaptisan), merpati, - yang diterbangkan oleh Nuh dari dalam bahtera, -
kembali dengan sehelai daun zaitun segar di paruhnya sebagai tanda bahwa bumi
sudah dapat didiami lagi. Waktu Kristus naik dari air Pembaptisan-Nya, Roh
Kudus - dalam rupa merpati - turun alas-Nya dan berhenti di alas-Nya. Roh turun
ke dalam hati mereka yang sudah dimurnikan oleh Pembaptisan dan tinggal di
dalamnya. Di beberapa gereja, Ekaristi suci disimpan dalam satu bejana logam
yang berbentuk merpati [columbarium] dan digantung di alas altar. Merpati dalam
ikonografi Kristen sejak. dahulu adalah lambang Roh Kudus.
III. Roh dan Sabda Allah pada Zaman Janji-janji
702 Sejak awal sampai "genap waktunya" (Gal
4:4) kedua utusan Bapa, yakni Sabda dan Roh tinggal tersembunyi, tetapi
bekerja. Roh Allah mempersiapkan Mesias. Tanpa diwahyukan secara penuh,
kedua-duanya sudah dijanjikan, supaya mereka dinantikan dan diterima pada waktu
penampakan-Nya. Karma itu, kalau Gereja membaca Perjanjian Lama ia mencari di
dalamnya spa yang Roh, "yang bersabda melalui para nabi", hendak
mengatakan kepada kita mengenai Kristus.
Iman Gereja mengartikan "para nabi" di sini
sebagai semua mereka yang Roh Kudus ilhami dalam penyusunan buku suci baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Tradisi Yahudi membedakan hukum (lima
buku pertama, yang dinamakan Pentateukh), para nabi (buku-buku yang kita
namakan buku sejarah dan profetis) dan kitab-kitab (terutama buku-buku
kebijaksanaan dan teristimewa mazmur).
Dalam Ciptaan
703 Oleh firman dan napas Allah muncullah keberadaan dan
kehidupan setiap makhluk:
"Pantaslah bagi Roh Kudus untuk memerintah,
menyucikan, dan menjiwai ciptaan, karena Ia adalah Allah yang sama hakikat-Nya
dengan Bapa dan Putera ... Pantaslah Ia berkuasa alas kehidupan, karena Ia
Allah, maka Ia mempertahankan ciptaan oleh Putera dalam Bapa" (Liturgi
Bisantin, Tropar dalam Ibadah Malam pada hari-hari Minggu nada kedua).
704 "Allah membentuk manusia dengan tangan-Nya
sendiri (artinya dengan Putera dan Roh Kudus) ... dan Ia memeteraikan rupa-Nya
sendiri pada daging yang sudah dibentuk, sehingga yang kelihatan itu pun
membawa rupa ilahi" (Ireneus, dem. 11).
Roh yang Dijanjikan
705 Walaupun dirusakkan oleh dosa dan kematian, namun
manusia tetap diciptakan "menurut citra Allah", menurut citra Putera,
tetapi ia sudah kehilangan "kemuliaan Allah" (Rm 3:23), dan
"keserupaan" dengan Dia sudah dirampas. Dengan janji yang diberikan
kepada Abraham, dimulailah tata keselamatan, yang pada akhirnya Putera sendiri
menerima "citra" itu dan memperbaiki-Nya lagi dalam
"keserupaan-Nya" dengan Bapa, dengan mengembalikan kepadanya
kemuliaan, yakni Roh, "yang memberi kehidupan".
706 Berlawanan dengan segala harapan manusiawi, Allah
menjanjikan keturunan kepada Abraham sebagai buah iman dan kekuasaan Roh Kudus.
Di dalamnya segala bangsa di bumi akan diberkati. Keturunan ini adalah Kristus,
dan di dalam-Nya pencurahan Roh Kudus menghimpun kembali anak-anak Allah yang
tercerai berai. Dengan sumpah Allah mewajibkan Diri, menganugerahkan Putera
kekasih-Nya dan "Roh yang dijanjikan", yang merupakan bagian pertama
dari warisan yang akan kita peroleh, "yaitu penebusan yang menjadikan kita
milik Allah" (Ef 1:13-14).
Teofani dan Hukum
707 Teofani-teofani [penampakan Allah] menerangi jalan
perjanjian, dari para bapa bangsa melalui Musa dan Yosua sampai kepada
penglihatan-penglihatan yang membuka perutusan nabi-nabi besar. Tradisi Kristen
selalu berpendapat bahwa di dalam teofani-teofani ini, Sabda Allah dapat
didengar dan dilihat sekaligus secara terbuka dan tersembunyi di dalam awan Roh
Kudus.
708 Pedagogi ilahi ini terutama terlihat dalam pemberian
hukum. Huruf hukum itu diberikan sebagai "pengawal penjara" untuk
menghantar bangsa menuju Kristus (Gal 3:24). Tetapi karena hukum itu tidak
dapat menyelamatkan manusia yang telah kehilangan "keserupaannya" dengan
Allah dan hanya dapat memperlihatkan dosa dengan lebih jelas lagi, maka
kerinduan akan Roh Kudus dibangkitkan, seperti yang disaksikan oleh
mazmur-mazmur keluhan.
Pada Zaman Raja-raja dan dalam Pembuangan
709 Sebagai tanda janji dan perjanjian, hukum seharusnya
mengatur hati dan lembaga-lembaga umat yang berasal dari iman Abraham.
"Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku ... kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang
kudus" (Kel 19:5-6). Tetapi sesudah Daud, bangsa itu jatuh ke dalam
percobaan untuk mendirikan satu kerajaan seperti bangsa-bangsa lain. Akan
tetapi kerajaan yang dijanjikan kepada Daud, akan dikerjakan oleh Roh Kudus;
kerajaan itu akan menjadi milik mereka yang miskin dalam Roh.
710 Pelanggaran terhadap hukum dan ketidaksetiaan
terhadap perjanjian membawa kematian. Tibalah masa pembuangan; janji-janji
rupa-rupanya ditiadakan. Namun sebenarnya dalam peristiwa itu tampak kesetiaan
Allah Penyelamat yang penuh rahasia, dan bersama itu mulailah pula pemulihan yang
terjanji - tetapi sesuai dengan Roh. Memang perlu bahwa bangsa Allah mengalami
pembersihan ini. Sesuai dengan rencana Allah, pembuangan ini sudah ada dalam
bayangan salib, dan "sisa kudus" yang kembali adalah satu dari
gambar-gambar Gereja yang paling jelas.
Penantian Mesias dan Roh-Nya
711 "Lihatlah, Aku hendak membuat sesuatu yang
baru" (Yes 43:19). Tampak kelihatan dua garis profetis: yang satu menuju
ke harapan Mesias, yang lain menuju janji tentang roh yang bare. Kedua-duanya
menuju ke sisa kecil, kaum miskin, yang dengan penuh harapan menantikan
"hiburan Israel" dan "pembebasan Yerusalem".
Di atas telah disampaikan, bagaimana Yesus memenuhi
ramalan-ramalan menyangkut diri-Nya. Di sini kita membataskan diri pada
ramalan, di mana hubungan antara Mesias dan Roh-Nya tampak dengan lebih jelas.
712 Ciri-ciri Mesias yang dinantikan mulai tampak dalam
bab-bab tentang Emanuel "ketika [Yesaya] melihat kemuliaan [Yesus]"
(Yoh. 12:41). Khususnya dalam Yesaya 11:1-2:
"Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai,
dan tanduk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
Roh Tuhan akan ada pada-Nya,
roh hikmat dan pengertian,
roh nasihat dan keperkasaan,
roh pengenalan dan takut akan Tuhan."
713 Ciri-ciri Mesias terutama ditampilkan dalam nyanyian
hamba Allah. Nyanyian ini telah memperlihatkan arti kesengsaraan Yesus dan
dengan demikian menunjukkan bagaimana Ia akan memberikan Roh Kudus untuk
menghidupkan orang banyak: bukan dengan bertindak dari luar, melainkan dengan
menerima "rupa hamba" kita (Flp 2:7). Karena Ia memikul kematian
kita, Ia dapat mengkomunikasikan kehidupan-Nya kepada kita.
714 Karena itu Kristus membuka pewartaan kabar gembira
dengan mengenakan kepada diri-Nya sendiri (Luk 4:18-19) ayat-ayat Yesaya
61:1-2:
"Roh Tuhan Allah ada pada-Ku,
oleh karena Tuhan telah mengurapi Aku.
Ia telah mengutus Aku untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang sengsara,
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan
dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
715 Teks-teks nabi yang langsung menyangkut perutusan Roh
Kudus adalah ramalan-ramalan, di mana Tuhan - dalam bahasa janji - berbicara
kepada hati bangsa-Nya dalam nada "cinta dan kesetiaan". Menurut
janji-janji ini, Roh Tuhan akan membaharui hati manusia pada "saat-saat
terakhir", dengan menyampaikan kepada mereka satu hukum baru. Ia akan
mengumpulkan bangsa-bangsa yang terpisah dan tercerai-berai dan mendamaikan
mereka satu sama lain; Ia akan membaharui ciptaan pertama dan di dalam ciptaan
baru itu Allah akan hidup bersama manusia dalam suasana damai.
716 Dalam diri kaum miskin - orang yang rendah hati dan
lemah lembut, yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada rencana Allahnya yang
penuh rahasia, dan yang menantikan keadilan bukan dari manusia, melainkan dari
Mesias - Roh Kudus berkarya selama masa janji-janji dalam perutusan-Nya yang
tersembunyi untuk mempersiapkan kedatangan Kristus. Hati mereka yang dimurnikan
dan diterangi oleh Roh, mengungkapkan diri dalam mazmur-mazmur Dalam diri orang-orang
miskin ini, Roh tengah mempersiapkan bagi Tuhan suatu "bangsa yang
taat".
IV. Roh Kristus dalam Kepenuhan Waktu
Yohanes - Perintis, Nabi, dan Pembaptis
717 "Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya
Yohanes" (Yoh 1:6). Yohanes "dipenuhi dengan Roh Kudus mulai dari
rahim ibunya" (Luk 1:15), yaitu oleh Kristus sendiri, yang sebelumnya
telah diterima Perawan Maria dari Roh Kudus. Maka "kunjungan" Maria
kepada Elisabet menjadi kunjungan Tuhan sendiri kepada umat-Nya (Luk 1:68).
718 Yohanes adalah "Elia" yang harus datang.
Api Roh Kudus menyala di dalamnya, dan mendorongnya menjadi
"perintis" yang berjalan mendahului Dia, yang sedang datang. Dalam
Yohanes, sang perintis, Roh Kudus menyelesaikan karya-Nya, "menyiapkan
bagi Tuhan satu umat yang layak bagi-Nya" (Luk 1:17).
719 Yohanes itu "lebih daripada nabi" (Luk
7:26). Di dalam dia, Roh Kudus menyelesaikan "tutur sapa-Nya melalui para
nabi". Yohanes adalah yang terakhir dari mata rantai para nabi yang
dimulai dengan Elia. Ia mengumumkan bahwa penghibur Israel sudah dekat; ia
adalah "suara" penghibur yang akan datang (Yoh 1:23). Sebagaimana
kemudian Roh kebenaran, ia pun datang sebagai "saksi untuk memberi
kesaksian tentang terang" (Yoh 1:7). Dengan demikian di depan mata Yohanes,
Roh memenuhi apa yang dicari para nabi dan dirindukan para malaikat:
"Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di
atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah
melihat-Nya dan memberi kesaksian: Dia inilah Anak Allah ... Lihatlah Anak
Domba Allah" (Yoh 1:33-36).
720 Dalam diri Yohanes Pembaptis, Roh Kudus memulai dan
mempratandai karya yang akan Ia selesaikan bersama dan dalam Kristus yakni
pemulihan sifat "serupa dengan Allah" dalam diri manusia. Pembaptisan
Yohanes adalah pembaptisan untuk pertobatan; Pembaptisan dalam air dan dalam
Roh Kudus akan menghasilkan satu kelahiran baru.
"Bergembiralah, Engkau yang Penuh Rahmat"
721 Ketika tiba waktunya, Maria, Bunda Allah yang suci
murni dan tetap perawan, adalah mahkota perutusan Putera dan Roh Kudus. Karena
Roh mempersiapkannya, Bapa dalam keputusan keselamatan-Nya menemukan untuk
pertama kalinya tempat tinggal, di mana Putera-Nya dan Roh-Nya dapat tinggal di
antara manusia. Dalam arti ini tradisi Gereja mengenakan teks-teks terindah
tentang kebijaksanaan pada Maria. Maria dipuji dan ditampilkan di dalam liturgi
sebagai "takhta kebijaksanaan".
Di dalam dia mulailah "karya-karya agung"
Allah, yang akan diselesaikan Roh, dalam Kristus dan dalam Gereja:
722 Roh Kudus menyiapkan Maria dengan rahmat-Nya. Sungguh
pantas ibu dari Dia yang dalam-Nya "berdiam secara jasmaniah seluruh
kepenuhan ke-Allah-an" (Kol 2:9), adalah "penuh rahmat".
Semata-mata karena rahmat, sebagai makhluk yang paling rendah hati, yang paling
sanggup untuk menerima karunia yang tidak terucapkan dari Yang Mahakuasa, ia
dikandung tanpa dosa. Benarlah bahwa malaikat Gabriel menyalami dia -
"puteri Sion" - dengan "bergembiralah". Ketika ia
mengandung Puteranya yang abadi, ia melagukan dalam Roh Kudus madah syukur dari
seluruh Umat Allah dan dengan demikian juga seluruh Gereja, dalam lagu
pujiannya kepada Bapa.
723 Dalam Maria, Roh Kudus melaksanakan keputusan Bapa
yang maharahim. Bersama dan oleh Roh Kudus, Perawan Maria mengandung dan
melahirkan Putera Allah. Dengan kekuatan Roh Kudus dan dengan kekuatan iman,
keperawanannya menjadi subur secara luar biasa.
724 Dalam Maria, Roh Kudus menyatakan Putera Bapa, yang
sekarang juga menjadi Putera perawan. Maria adalah semak berduri yang
menyala-nyala dari teofani yang definitif. Dipenuhi oleh Roh Kudus, ia
menunjukkan Sabda dalam kehinaan daging dan menyatakannya kepada orang-orang
miskin dan kepada wakil-wakil bangsa-bangsa kafir yang pertama.
725 Akhirnya melalui Maria, Roh Kudus mulai mengumpulkan
ke dalam persekutuan dengan Kristus, manusia-manusia, bagi siapa "cinta
Allah yang berbelaskasihan" disediakan. Manusia-manusia yang rendah hati
selalu merupakan orang-orang pertama yang menerimanya: para gembala, para
majus, Simeon dan Anna, para pengantin di Kana dan murid-murid pertama.
726 Pada akhir perutusan Roh, Maria menjadi
"wanita"; Hawa baru, "bunda orang-orang hidup", bunda
"Kristus paripurna". Dalam kedudukan itu ia bersama dengan
keduabelasan "sehati bertekun dalam doa" (Kis 1:14), ketika Roh Kudus
pada pagi hari Pentekosta menyatakan awal "zaman terakhir" dengan
memunculkan Gereja.
Yesus Sang Kristus
727 Seluruh perutusan Putera dan Roh Kudus pada saat
pemenuhan terdapat 438 dalam kenyataan bahwa Putera sejak inkarnasi-Nya adalah
Dia, yang terurapi dengan Roh Bapa: Yesus adalah Kristus, Mesias.
Seluruh bab dua pengakuan iman harus dibaca dalam terang
ini. Seluruh karya Kristus adalah perutusan bersama Putera dan Roh Kudus. Di
sini hanya dicantumkan apa yang menyangkut janji Roh Kudus oleh Yesus dan
pencurahan-Nya melalui Tuhan yang dimuliakan.
728 Selama Yesus sendiri belum dimuliakan melalui
kematian dan kebangkitan-Nya, Ia belum mewahyukan Roh Kudus secara penuh dan
utuh. Namun lama-kelamaan Ia menunjuk kepada-Nya, sebagaimana dalam ajaran-Nya
kepada rakyat, ketika Ia menyatakan bahwa daging-Nya akan menjadi makanan demi
kehidupan dunia. Ia menyatakan juga karya Roh kepada Nikodemus, wanita Samaria,
dan mereka yang mengambil bagian dalam hari raya pondok daun. Dalam hubungan
dengan doa dan kesaksian, yang harus mereka berikan, Ia berbicara kepada
murid-murid-Nya secara terbuka mengenai Roh Kudus.
729 Baru setelah saat kemuliaan-Nya tiba, Yesus
menjanjikan kedatangan Roh Kudus, karena dalam kematian dan kebangkitan-Nya
akan terpenuhilah janji yang diberikan kepada para bapa: Roh kebenaran,
paraklet [penghibur] yang lain, akan diberikan oleh Bapa karena doa Yesus; Ia
akan dikirim oleh Bapa, karena Ia keluar dari Bapa. Roh Kudus akan datang; kita
akan mengenal-Nya; Ia akan selalu hadir di tengah-tengah kita. Ia akan mengajar
kita dan akan mengingatkan kita akan segala sesuatu yang telah dikatakan
Kristus kepada kita, dan memberi kesaksian tentang Dia; Ia akan mengantar kita
kepada seluruh kebenaran dan akan memuliakan Kristus. Ia akan membuktikan
kepada dunia mengenai dosa, keadilan dan pengadilan.
730 Akhirnya saat Yesus tiba: Ia menyerahkan roh-Nya ke
dalam tangan Bapa ketika Ia mengalahkan maut dengan kematian-Nya. Setelah Ia
"dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa" (Rrn 6:4),
Ia langsung memberikan Roh, dengan menghembusi murid-murid-Nya. Mulai saat itu
perutusan Kristus dan Roh Kudus menjadi perutusan Gereja: "Sama seperti
Bapa mengutus Aku demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yoh
20:21)".
V Roh dan Gereja pada Zaman Terakhir
Pentekosta
731 Pada hari Pentekosta (pada hari terakhir dari ketujuh
minggu Paska) selesailah Paska Kristus dalam curahan Roh Kudus. Sekarang Ia
nyata sebagai Pribadi ilahi. Sekarang Ia diberikan dan diumumkan secara terbuka
sebagai Pribadi ilahi. Kristus Tuhan memberi Roh dalam kelimpahan.
732 Pada hari itu Tritunggal Mahakudus dinyatakan secara
penuh dan utuh. Sejak hari itu Kerajaan yang diumumkan Kristus telah dibuka
bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Meskipun mereka manusia lemah, namun
dalam iman mereka sudah ikut ambil bagian dalam persekutuan Tritunggal
Mahakudus. Oleh kedatangan-Nya yang tidak terputus-putus, Roh Kudus membiarkan
dunia masuk ke dalam "zaman terakhir", zaman Gereja: Kerajaan Allah
sudah diterima sebagai warisan, namun belum diselesaikan.
"Kami telah melihat terang yang benar, kami telah
menerima Roh surgawi, kami telah mendapat iman yang benar. Kami menyembah
Tritunggal yang fdak terbagi karena Ia telah menyelamatkan kita" (Liturgi
Bisantin; Tropar dalam Ibadat Sore Pentekosta; diambil sebagai nyanyian sesudah
komuni dalam perayaan Ekaristi).
Roh Kudus - Karunia Allah
733 "Allah adalah kasih" ( 1 Yoh 4:8.16), dan
cinta adalah karunia pertama; ia mengandung segala karunia yang lain. Cinta ini
"telah dicurahkan Allah di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita" (Rm 5:5).
734 Karena oleh dosa kita mati, atau paling kurang
terluka, maka karya cinta yang pertama adalah pengampunan dosa kita.
"Persekutuan Roh Kudus" (2 Kor 13:13) di dalam Gereja mengembalikan
kepada orang yang dibaptis, keserupaan dengan Allah yang sudah hilang akibat
dosa.
735 Allah memberi kita "uang jaminan",
"uang muka" untuk warisan kita: kehidupan Tritunggal Mahakudus, ialah
mencintai, sebagaimana Ia telah mencintai kita. Cinta ini merupakan prinsip
kehidupan baru dalam Kristus, yang sudah menjadi mungkin, karena kita
"telah menerima kuasa Roh Kudus" (Kis 1:8).
736 Berkat kekuasaan Roh ini anak-anak Allah dapat
menghasilkan buah. la, yang telah mencangkokkan kita pada pokok anggur yang
benar, membuat kita menghasilkan "buah Roh", yaitu "kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Roh adalah kehidupan
kita; semakin banyak kita kehilangan kehidupan kita sendiri, semakin banyak pula
kita "akan mengikuti Roh" (Gal 5:25).
"Roh Kudus membawa kita kembali ke firdaus;
menghantar kita ke dalam Kerajaan surga dan kepada pengangkatan sebagai anak;
mengajarkan kita untuk penuh kepercayaan menyebut Allah itu Bapa dan mengambil
bagian dalam rahmat Kristus, menjadikan kita anak terang dan turut memiliki
kemuliaan abadi (Basilius, spir. 15,36).
Roh Kudus dan Gereja
737 Perutusan Kristus dan Roh Kudus terlaksana di dalam
Gereja, Tubuh Kristus dan kanisah Roh Kudus. Perutusan bersama ini membuat umat
beriman masuk ke dalam persekutuan Kristus bersama Bapa-Nya dalam Roh Kudus.
Roh menyiapkan manusia dan mendahului mereka dengan rahmat-Nya, supaya menarik
mereka kepada Kristus. Ia mewahyukan kepada mereka tentang Tuhan yang telah
bangkit, mengingatkan mereka akan perkataan-Nya dan membuka bagi roh mereka
arti kematian dan kebangkitan-Nya. Ia menghadirkan bagi mereka misteri Kristus,
terutama dalam Ekaristi, supaya mendamaikan mereka dengan Allah, mempersatukan
mereka dengan Dia dan dengan demikian menyanggupkan mereka untuk "berbuah
banyak" (Yoh 15:5.8).
738 Jadi perutusan Gereja tidak ditambah pada perutusan
Kristus dan Roh Kudus, tetapi adalah sakramen mereka. Sesuai dengan seluruh
hakikatnya dan dalam semua anggotanya, Gereja itu diutus untuk mewartakan
misteri persekutuan dengan Tritunggal Mahakudus untuk memberi kesaksian, untuk
menghadirkan dan semakin menyebarluaskannya (itulah tema dalam artikel
berikut).
"Kita semua yang telah menerima Roh yang satu dan
sama, yakni Roh Kudus, dihubungkan antara satu sama lain dan bersama dengan
Kristus. Walaupun kita banyak pribadi, Kristus membiarkan Roh-Nya dan Roh
Bapa-Nya tinggal di dalam setiap kita, namun Roh yang satu dan tidak terbagi
ini, mengantar yang berbeda satu sama lain itu melalui diri-Nya menuju kesatuan
... dan mengupayakan agar di dalam Dia semuanya menjadi satu dan sama. Dan
seperti kekuasaan kodrat manusiawi Kristus yang kudus mengakibatkan bahwa
semua, yang di dalamnya Ia ada, membentuk satu tubuh tunggal, demikian menurut
pendapat saya, Roh Allah yang satu dan tidak terbagi, yang tinggal di dalam
semua orang, mengantar semua orang menuju kesatuan rohani" (Sirilus dari
Aleksandria, Jo. 11,11).
739 Karena Roh Kudus adalah urapan Kristus, maka Kristus,
Kepala Tubuh, memberikan-Nya kepada anggota-anggota-Nya, untuk memelihara
mereka, menyembuhkan mereka, menyelaraskan mereka dalam fungsinya yang
berbeda-beda, menggairahkan mereka, mendorong mereka untuk memberikan
kesaksian, dan mengikutsertakan mereka dalam penyerahan-Nya kepada Bapa dan
dalam doa permohonan-Nya untuk seluruh dunia. Oleh Sakramen-sakramen Gereja,
Kristus membagi-bagikan kepada anggota Tubuh-Nya Roh Kudus-Nya yang menguduskan
(tema bagian kedua katekismus ini).
740 "Karya-karya agung Allah" ini, yang
diberikan kepada umat beriman dalam Sakramen-sakramen Gereja, menghasilkan
buahnya dalam kehidupan baru dalam Kristus menurut Roh (tema bagian ketiga
katekismus ini).
741 "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan
kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh
sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak
terucapkan" (Rm 8:26). Roh Kudus yang melaksanakan karya Allah adalah
pelatih doa (tema bagian keempat katekismus ini).
TEKS-TEKS SINGKAT
742 "Karena kamu adalah anak, maka Allah telah
menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: Ya Abba, ya Bapa "
(Gal 4: 6).
743 Kalau Allah mengutus Putera-Nya, Ia selalu mengutus
juga Roh-Nya, sejak awal sampai akhir zaman; perutusan mereka berhubungan erat,
mereka tidak dapat dipisahkan.
744 Ketika "kepenuhan waktu " telah tiba, Roh
Kudus menyelesaikan dalam diri Maria segala persiapan untuk kedatangan Kristus,
yang Ia lakukan dalam Umat Allah. Oleh pengaruh Roh Kudus, Bapa memberi dalam
Maria kepada dunia, Emanuel yang berarti "Allah menyertai kita " (Mat
l: 23).
745 Putera Allah ditahbiskan pada saat inkarnasi-Nya oleh
urapan dengan Roh Kudus menjadi Kristus /Mesiasj.
746 Oleh kematian dan kebangkitan-Nya Yesus menjadi
"Tuhan dan Mesias " dalam kemuliaan (Kis 2:36). Dari kepenuhan-Nya Ia
mencurahkan Roh Kudus atas para Rasul dan atas Gereja.
747 Roh Kudus yang dialirkan Kristus, Kepala, ke dalam
anggota-anggotaNya, membangun, menjiwai, dan menguduskan Gereja. Gereja
merupakan sakramen persekutuan antara Tritunggal Mahakudus dan manusia.
ARTIKEL 9 "
AKU PERCAYA AKAN GEREJA KATOLIK YANG KUDUS "
748 "Karena Kristus adalah terang bangsa-bangsa,
maka konsili suci ini, yang berhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali mewartakan
Injil kepada segala makhluk, dan menerangi semua manusia dengan cahaya Kristus
yang terpantul dalam wajah Gereja". Dengan kata-kata ini mulailah
Konstitusi dogmatis "Lumen Gentium" mengenai Gereja dari Konsili
Vatikan II (LG 1). Dengan demikian, konsili menunjukkan bahwa artikel iman
mengenai Gereja bergantung sepenuhnya dari artikel-artikel iman mengenai Yesus
Kristus. Gereja tidak mempunyai terang lain kecuali terang Kristus; menurut
sebuah gambar yang disukai para bapa Gereja, orang dapat membandingkannya
dengan bulan yang terangnya adalah pantulan matahari.
749 Artikel mengenai Gereja juga bergantung sepenuhnya
dari artikel mengenai roh Kudus. "Karena setelah kita menjelaskan bahwa
Roh Kudus adalah sumber dan pemberi segala kekudusan, kita sekarang mengakui
bahwa Gereja dianugerahi kekudusan oleh-Nya" (Catech. R. 1,10, 1). Menurut
perkataan para bapa, Gereja adalah tempat, "di mana Roh merekah"
(Hipolitus, trad. ap. 35).
750 Kepercayaan bahwa Gereja adalah "kudus" dan
"katolik" serta (seperti syahadat Nisea-Konstantinopel menambahkan)
"satu" dan "apostolik", tidak dapat dipisahkan dari
kepercayaan akan Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Dalam pengakuan iman
apostolik kita mengakui satu Gereja kudus ("Credo... Ecclesiam"), -
tapi kita tidak mengatakan bahwa kita percaya akan Gereja, supaya kita tidak
mencampuradukkan Allah dan karya-Nya, tetapi mengakui bahwa semua karunia, ung
Ia letakkan dalam Gereja-Nya, jelas-jelas berasal dari kebaikan Allah.'
PASAL 1 GEREJA DALAM RENCANA ALLAH
I. Nama dan Lambang Gereja
751 Kata yang dipakai dalam bahasa Inggris dan Jerman
untuk Gereja (church, Cirche) diambil dari kata sifat Yunani
"kuriake" yang berarti "milik Tuhan". Kata yang biasanya
dipakai dalam Kitab Suci ialah "ekklesia" (dari kata kerjaYunani "ek-kalein",
"memanggil keluar" - bahasa Perancisnya "eglise") yang
berarti "pertemuan rakyat", terutama yang bersifat religius. Ungkapan
ini agak sering dipergunakan dalam terjemahan Yunani Perjanjian Lama untuk
pertemuan bangsa terpilih di hadapan Allah, terutama untuk pertemuan di Sinai,
di mana Israel menerima hukum dan dijadikan oleh Allah sebagai bangsa-Nya yang
kudus. Umat Kristen perdana memandang diri sebagai pengganti pertemuan ini dan
karena itu menamakan diri Gereja. Di dalam Gereja, Allah mengumpulkan
bangsa-Nya dari segala ujung bumi.
752 Dalam pemakaian Kristen, "Gereja" berarti
pertemuan liturgis; tetapi juga jemaat setempat atau seluruh persekutuan kaum
beriman. Ketiga pengertian ini tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain.
"Gereja" adalah umat yang Allah himpun di seluruh dunia. Ia terdiri
dari jemaat-jemaat setempat dan menjadi nyata sebagai pertemuan liturgis,
terutama sebagai pertemuan Ekaristi. Ia hidup dari Sabda dan dari Tubuh Kristus
dan karenanya menjadi Tubuh Kristus.
Lambang-lambang Gereja
753 Di dalam Kitab Suci kita menemukan sejumlah besar
gambar dan lambang, melaluinya wahyu berbicara tentang misteri Gereja yang tak
terselami. Gambar-gambar yang diambil dari Perjanjian Lama adalah
variasi-variasi dari satu pikiran pokok yaitu gagasan mengenai "Umat Allah".
Dalam Perjanjian Baru semua gambar ini menemukan satu pusat baru: Kristus, yang
merupakan Kepala umat ini, yang dengan demikian menjadi Tubuh-Nya. Di sekitar
pusat ini disusunlah gambar-gambar yang "diambil entah dari alam gembala
atau petani, entah dari pembangunan ataupun dari hidup keluarga dan
perkawinan" (LG 6).
754 "Gereja adalah kandang domba, dan satu-satunya
pintu yang harus dilalui ialah Kristus. Gereja juga kawanan, yang seperti dulu
telah difirmankan, akan digembalakan oleh Allah sendiri. Domba-dombanya,
meskipun dipimpin oleh gembala-gembala manusiawi, namun tiada hentinya
dibimbing dan dipelihara oleh Kristus sendiri, Sang Gembala Baik dan Pemimpin
para gembala, yang telah merelakan hidup-Nya demi domba-domba" (LG 62).
755 "Gereja itu tanaman atau ladang Allah (lih. 1
Kor 3:9). Di ladang itu tumbuhlah pohon zaitun bahari, yang akar kudusnya ialah
para Bapa Bangsa. Di situ telah terlaksana dan akan terlaksanalah perdamaian
antara bangsa Yahudi dan kaum kafir". Gereja ditanam oleh Petani surgawi
sebagai kebun anggur terpilih". Kristuslah pokok anggur yang sejati.
Dialah yang memberi hidup dan kesuburan kepada cabang-cabang, yakni kita, yang
karena Gereja tinggal dalam Dia, dan yang tidak mampu berbuat apapun tanpa Dia”
(LG 6).
756 "Sering pula Gereja disebut bangunan Allah (I
Kor 3:9). Tuhan sendiri mengibaratkan diri-Nya sebagai batu, yang dibuang oleh
para pembangun, tetapi malahan menjadi batu sendi. Di atas dasar itulah Gereja
dibangun oleh para Rasul dan memperoleh kekuatan dan kekompakan dari pada-Nya.
Bangunan itu diberi pelbagai nama: rumah Allah (lih. 1 Tim 3:15), tempat
tinggal keluarga-Nya; kediaman Allah dalam Roh; kemah Allah di tengah manusia
(Why 21:3) dan terutama kanisah kudus. Kanisah itu diperagakan sebagai gedung-gedung
ibadat dan dipuji-puji oleh para Bapa Suci, lagi pula dalam liturgi dengan
tepat diibaratkan Kota suci, Yerusalem Baru. Sebab di situlah kita bagaikan
batu-batu yang hidup dibangun di dunia ini (1 Ptr 2:5). Yohanes memandang Kota
suci itu, ketika pada pembaharuan bumi turun dari Allah di surga, siap sedia
ibarat mempelai yang berhias bagi suaminya (Why 21:1-2)" (LG 6).
757 "Gereja juga digelari `Yerusalem yang turun dari
atas dan `Bunda kita" (Gal 4:26) dan dilukiskan sebagai mempelai nirmala
bagi Anak Domba yang tak bernoda (lih. Why 19:7; 21:2 dan 9; 22:17). Kristus
`mengasihinya dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya (Ef
5:25-26). Ia menggabungkannya dengan diri-Nya dalam perjanjian yang tak
terputuskan, serta tiada hentinya mengasuhnya dan merawatnya (Ef 5:29)"
(LG 6).
II. Asal, Pembentukan, dan Perutusan Gereja
758 Untuk memahami rahasia Gereja, kita harus
pertama-tama merenungkan asalnya dalam keputusan Tritunggal Mahakudus dan
pelaksanaannya secara bertahap di dalam sejarah.
Keputusan yang Tercakup dalam Hati Bapa
759 "Atas keputusan kebijaksanaan serta kebaikan-Nya
yang sama sekali bebas dan rahasia, Bapa yang kekal menciptakan dunia semesta.
Ia menetapkan bahwa Ia akan mengangkat manusia untuk ikut serta menghayati
hidup ilahi", ke situlah Ia memanggil semua manusia dalam Putera-Nya.
"Bapa menetapkan untuk menghimpun mereka yang beriman akan Kristus dalam
Gereja Kudus". "Keluarga Allah" ini dibentuk dan direalisasikan
sesuai dengan pertimbangan Bapa langkah demi langkah dalam peredaran sejarah
umat manusia. Karena "Gereja itu sejak awal dunia telah dipralambangkan,
serta disiapkan dalam sejarah bangsa Israel dan dalam Perjanjian Lama. Gereja
didirikan pada zaman terakhir, ditampilkan berkat pencurahan Roh, dan akan disempurnakan
pada akhir zaman" (LG 2).
Gereja - sudah Dipralambangkan sejak Awal Dunia
760 "Dunia diciptakan demi Gereja", demikian
ungkapan orang-orang Kristen angkatan pertama (Hermas, vis. 2,4,1). Allah
menciptakan dunia supaya mengambil bagian dalam kehidupan ilahi-Nya.
Keikutsertaan ini terjadi karena manusia-manusia dikumpulkan dalam Kristus, dan
"kumpulan" ini adalah Gereja. Gereja adalah tujuan segala sesuatu.
Malahan peristiwa-peristiwa yang menyakitkan hati, seperti jatuhnya para
malaikat dan dosa manusia, hanya dibiarkan oleh Allah sebagai sebab dan sarana,
untuk mengembangkan seluruh kekuatan tangan-Nya dan menganugerahkan kepada
dunia cinta-Nya yang limpah ruah:
"Sebagaimana kehendak Allah adalah satu karya dan
bernama dunia, demikian rencanaNya adalah keselamatan manusia, dan ini namanya
Gereja" (Klemens dari Aleksandria, paed. 1,6,27).
Gereja - Disiapkan dalam Perjanjian Lama
761 Pengumpulan Umat Allah mulai pada saat dosa
menghancurkan persekutuan manusia dengan Allah dan dengan sesama. Pengumpulan
Gereja boleh dikatakan reaksi Allah atas kekacauan yang disebabkan dosa.
Persatuan kembali ini terjadi secara diam-diam dalam segala bangsa: Allah, Bapa
kita, menerima "dalam setiap bangsa ... setiap orang yang takut akan Dia
dan melakukan apa yang benar" (Kis 10:35).
762 Persiapan jarak jauh dari pengumpulan Umat Allah,
mulai dengan panggilan Abraham, kepada siapa Allah menjanjikan bahwa is akan
menjadi bapa suatu bangsa besar. Persiapan langsung mulai dengan pemilihan
Israel sebagai Umat Allah. Israel dipilih untuk menjadi tanda penghimpunan
segala bangsa pada masa mendatang. Tetapi para nabi sudah menuduh Israel bahwa
ia telah memutuskan perjanjian dan bertingkah bagaikan seorang pelacur. Mereka
mengumumkan satu perjanjian baru dan abadi. "Kristus mendirikan perjanjian
baru ini" (LG 9).
763 Tugas Putera dan alasan pengutusan-Nya ialah
melaksanakan rencana keselamatan Bapa dalam kepenuhan waktu. "Sebab Tuhan
Yesus mengawali Gereja-Nya dengan mewartakan kabar bahagia, yakni kedatangan
Kerajaan Allah yang sudah berabad-abad lamanya dijanjikan dalam Alkitab"
(LG 5). Untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus mendirikan Kerajaan surga di
dunia. Gereja adalah "Kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam
misteri" (LG 3).
764 "Kerajaan itu menampakkan diri kepada orang-orang
dalam sabda, karya, dan kehadiran Kristus" (LG 5). Mereka yang menerima
sabda Yesus "telah menerima Kerajaan Allah" (ibid). Benih dan awal
Kerajaan ini adalah "kawanan kecil" (Luk 12:32) orang-orang, yang
Yesus telah kumpulkan di sekeliling-Nya dan yang gembala-Nya adalah Dia
sendiri. Mereka membentuk keluarga Yesus yang sebenarnya. Mereka yang Ia himpun
di sekitar-Nya, diajarkan-Nya satu cara bertindak yang baru dan satu doa
khusus.
765 Tuhan Yesus memberi kepada persekutuan-Nya sebuah
struktur yang akan tinggal sampai Kerajaan-Nya disempurnakan. Pada tempat
pertama terdapat pilihan keduabelasan dengan Petrus sebagai pemimpin. Mereka
mewakili kedua belas suku bangsa Israel dan dengan demikian merupakan batu-batu
dasar Yerusalem Baru. Keduabelasan itu dan murid-murid yang lain mengambil
bagian pada perutusan Kristus, pada kekuasaan-Nya, tetapi juga pada nasib-Nya.
Melalui semua tindakan ini Kristus mendirikan dan membangun Gereja-Nya.
766 Tetapi Gereja muncul terutama karena penyerahan diri
Kristus secara menyeluruh untuk keselamatan kita, yang didahului dalam
penciptaan Ekaristi dan direalisasikan pada kayu salib. "Permulaan dan
pertumbuhan itulah yang ditandakan dengan darah dan air, yang mengalir dari
lambung Yesus yang terluka di kayu salib" (LG 3). "Sebab dari lambung
Kristus yang beradu di salib, muncullah Sakramen seluruh Gereja yang
mengagumkan" (SC 5). Seperti Hawa dibentuk dari rusuk Adam yang sedang
tidur, demikian Gereja dilahirkan dari hati tertembus Kristus yang mati di
salib".
Gereja – Dinyatakan oleh Roh Kudus
767 "Sesuai tugas, yang diberikan Bapa kepada Putera
untuk ditunaikan di dunia, diutuslah Roh Kudus pada hari Pentekosta, agar ia
senantiasa menyucikan Gereja" (LG 4). Ketika itu "Gereja ditampilkan
secara terbuka di depan khalayak ramai dan dimulailah penyebaran Injil di
antara bangsa-bangsa melalui pewartaan" (AG 4). Sebagai
"perhimpunan" semua manusia menuju keselamatan, Gereja itu misioner
menurut kodratnya, diutus oleh Kristus kepada segala bangsa, untuk menjadikan
semua orang murid-murid-Nya.
768 Untuk melaksanakan perutusan-Nya, Roh
"memperlengkapi dan membimbing Gereja dengan aneka karunia hierarkis dan
karismatik" (LG 4). Melalui Dia "Gereja, yang diperlengkapi dengan
karunia-karunia Pendirinya, dan yang dengan setia mematuhi
perintah-perintah-Nya tentang cinta kasih, kerendahan hati, dan ingkar diri,
menerima perutusan untuk mewartakan Kerajaan Kristus dan Kerajaan Allah, dan
mendirikannya di tengah semua bangsa" (LG 5).
Gereja - Disempurnakan dalam Kemuliaan
769 "Gereja... hanya akan disempurnakan dalam
Kerajaan surgawi" (LG 48), waktu kedatangan kembali Kristus dalam
kemuliaan-Nya. Sampai saat itu "Gereja berlangkah dalam penziarahannya
antara penghambatan dunia dan penghiburan 671 Allah" (Agustinus, civ.
18,51). Gereja sadar bahwa di dunia ini is masih jauh dari Tuhan, di perasingan
dan merindukan Kerajaan yang disempurnakan, agar "dipersatukan dengan
rajanya dalam kemuliaan" (LG 5). Penyempurnaan Gereja dan melalui dia
penyempurnaan dunia dalam kejayaan, tidak akan terlaksana tanpa ujian-ujian
besar. Baru sesudah itu "semua orang yang benar sejak Adam, dari Abel yang
saleh sampai ke orang pilihan terakhir, akan dipersatukan dalam Gereja semesta
di hadirat Bapa" (LG 2).
III. Misteri Gereja
770 Gereja berada di tengah sejarah, tetapi sekaligus
juga di atasnya. Hanya "dengan mata iman" (Catech. R. 1,10,20) orang
dapat di dalam kenyataan yang kelihatan juga melihat kenyataan rohani, pembawa
kehidupan ilahi.
Gereja - Kelihatan dan Rohani
771 "Kristus satu-satunya Pengantara, di dunia ini
telah membentuk Gereja-Nya yang kudus, persekutuan iman, harapan, dan cinta
kasih sebagai himpunan yang kelihatan. Ia tiada hentinya memelihara Gereja.
Melalui Gereja Ia melimpahkan kebenaran dan rahmat kepada semua orang" (LG
8). Gereja itu serentak merupakan:
- "serikat yang dilengkapi dengan jabatan hierarkis
dan Tubuh Mistik Kristus,
- kelompok yang tampak dan persekutuan rohani,
- Gereja di dunia dan Gereja yang diperkaya dengan
karunia-karunia surgawi."
Kedua aspek itu "merupakan satu kenyataan yang
kompleks, dan terwujud karena perpaduan unsur manusiawi dan ilahi" (LG 8).
"Gereja sekaligus bersifat manusiawi dan ilahi,
kelihatan namun penuh kenyataan yang tak kelihatan, penuh semangat dalam
kegiatan namun meluangkan waktu juga untuk kontemplasi, hadir di dunia namun
sebagai musafir. Dan semua itu berpadu sedemikian rupa, sehingga dalam Gereja
apa yang insani diarahkan dan diabdikan kepada yang ilahi, apa yang kelihatan
kepada yang tidak tampak, apa yang termasuk kegiatan kepada kontemplasi, dan
apa yang ada sekarang kepada kota yang akan datang, yang sedang kita cari"
(SC 2).
"Betapa hinanya! Betapa agungnya! Kemah Kedar dan
kanisah Allah, kediaman duniawi dan istana surgawi, gubuk tanah lihat dan
benteng raja, tubuh kematian dan kanisah terang, kemuakan orang sombong dan
mempelai Tuhan! Ia hitam namun cantik, hai puteri-puteri Yerusalem! Walaupun
jerih payah dan duka nestapa selama pengasingan yang lama merusaknya, namun ia
masih dihias dengan keindahan surgawi" (Bernardus Cant. 27,14).
Gereja - Misteri Persatuan Manusia dengan Allah
772 Di dalam Gereja, Kristus melaksanakan dan menyatakan
misteri sebagai tujuan keputusan Allah, "supaya mempersatukan lagi segala
sesuatu di dalam Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Santo Paulus menamakan
persatuan mempelai Kristus dan Gereja "satu rahasia besar" (Ef 5:32).
Karena Gereja dipersatukan dengan Kristus sebagai mempelainya, ia sendiri
menjadi rahasia. Sambil merenungkan misteri ini, santo Paulus menulis:
"Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus adalah pengharapan akan
kemuliaan" (Kol 1:27).
773 Persekutuan manusia dengan Allah oleh "kasih
yang tidak berkesudahan" (1 Kor 13:8) adalah tujuan yang menentukan segala
sesuatu, yang di dalam Gereja merupakan sarana sakramental yang terikat pada
dunia yang fana ini. Struktur hierarkisnya "ditentukan secara menyeluruh
untuk kekudusan anggota-anggota Kristus". Tetapi kekudusan diukur pada
"rahasia besar, di mana mempelai wanita dengan penyerahan cintanya
menjawab penyerahan diri mempelai pria" (MD 27). Sebagai mempelai wanita
"tanpa cacat atau kerut" (Ef 5:27) Maria mendahului kita di jalan
menuju kekudusan, yang merupakan misteri Gereja. "Dalam arti ini dimensi
marianis dalam Gereja mendahului dimensi Petrus" (MD 27).
Gereja - Sakramen Keselamatan Universal
774 Kata Yunani "musterion" (rahasia)
dijabarkan dalam bahasa Latin dengan dua istilah: "mysterium" dan
"sacramentum". Menurut tafsiran di kemudian hari istilah
"sacramentum" lebih banyak menonjolkan tanda kelihatan dari kenyataan
keselamatan yang tak kelihatan, sedangkan kenyataan tak kelihatan itu sendiri
dimaksudkan dengan istilah "mysterium". Dalam arti ini Kristus
sendiri adalah misteri keselamatan: "Misteri Allah tidak lain dari Kristus
sendiri" (Agustinus, ep. 187,11,34). Karya keselamatan dari kodrat
manusiawi-Nya yang kudus dan menguduskan adalah sakramen keselamatan yang
dinyatakan dalam Sakramen-sakramen Gereja (yang oleh Gereja-gereja Timur juga
disebut "misteri-misteri kudus") dan bekerja di dalamnya. Ketujuh Sakramen
itu adalah tanda dan sarana, yang olehnya Roh Kudus menyebarluaskan rahmat
Kristus, yang adalah Kepala di dalam Gereja, Tubuh-Nya. Jadi, Gereja mengandung
dan menyampaikan rahmat yang tidak tampak, yang ia lambangkan. Dalam arti
analog ini, ia dinamakan "sakramen".
775 "Gereja itu dalam Kristus bagaikan Sakramen,
yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat
manusia" (LG 1). Tujuan utama Gereja ialah menjadi Sakramen persatuan
manusia dengan Allah secara mendalam. Oleh karena persatuan di antara manusia
berakar dalam persatuan dengan Allah, maka Gereja adalah juga Sakramen
persatuan umat manusia. Di dalam Gereja kesatuan ini sudah mulai, karena ia
mengumpulkan manusia-manusia "dari segala bangsa dan suku dan kaum dan
bahasa" (Why 7:9). Serentak pula Gereja adalah "tanda dan
sarana" untuk terwujudnya secara penuh kesatuan yang masih dinantikan.
776 Sebagai Sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja
di dalam tangan Tuhan adalah "alat penyelamatan semua orang" (LG 9),
"Sakramen keselamatan bagi semua orang" (LG 48), yang olehnya Kristus
"menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus melaksanakannya" (GS
45,1). Ia adalah "proyek yang kelihatan dari cinta Allah kepada umat
manusia" (Paulus VI, wejangan 22 Juni 1973). Cinta ini merindukan,
"supaya segenap umat manusia mewujudkan satu Umat Allah, bersatu padu
menjadi satu Tubuh Kristus, serta dibangun menjadi satu kanisah Roh Kudus"
(AG 7).
TEKS-TEKS SINGKAT
777 Istilah biblis untuk Gereja [ekklesia] secara harfiah
berarti "undangan untuk berkumpul ". Itu berarti himpunan
orang-orang, yang dipanggil oleh Sabda Allah, supaya mereka membentuk satu Umat
Allah, dan dipelihara oleh Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus sendiri.
778 Gereja adalah serentak jalan dan tujuan keputusan
Allah. Dipralambangkan dalam ciptaan, disiapkan dalam Perjanjian Lama,
didirikan oleh perkataan dan perbuatan Kristus, dilaksanakan oleh salib-Nya
yang menebuskan dan kebangkitan-Nya, ia dinyatakan oleh curahan Roh Kudus
sebagai misteri keselamatan. Ia sebagai persatuan semua orang yang ditebus di
dunia, akan disempurnakan dalam kemuliaan surga.
779 Gereja itu serentak tampak dan rohani, masyarakat
hierarkis dan Tubuh Mistik Kristus. Ia membentuk satu kesatuan, terdiri atas
unsur manusiawi dan ilahi. Itulah yang membuat dia menjadi rahasia, yang hanya
dimengerti oleh iman.
780 Di dunia ini Gereja adalah Sakramen keselamatan,
tanda dan sarana persekutuan dengan Allah dan di antara manusia.
PASAL 2 GEREJA –UMAT ALLAH, TUBUH KRISTUS, KANISAH ROH KUDUS
I. Gereja Adalah Umat Allah
781 "Di segala zaman dan pada semua bangsa Allah
berkenan akan siapa saja yang menyegani-Nya dan mengamalkan kebenaran (lih. Kis
10:35). Namun Allah bermaksud menguduskan dan menyelamatkan orang-orang
bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan lainnya. Tetapi Ia hendak
membentuk mereka menjadi umat, yang mengakui-Nya dalam kebenaran dan mengabdi
kepada-Nya dengan suci. Maka Ia memilih bangsa Israel menjadi Umat-Nya,
mengadakan perjanjian dengan mereka, dan mendidik mereka langkah demi langkah
... Tetapi itu semua telah terjadi untuk menyiapkan dan melambangkan perjanjian
baru dan sempurna, yang akan diadakan dalam Kristus ... dalam darah-Nya. Dari
bangsa Yahudi maupun kaum kafir Ia memanggil suatu bangsa, yang akan bersatu
padu bukan menurut daging, melainkan dalam Roh" (LG 9).
Kekhususan Umat Allah
782 Umat Allah ditandai dengan kekhususan-kekhususan,
yang membedakannya 871 dari semua kelompok agama dan bangsa, dari semua
kelompok politik dan budaya dalam sejarah:
- la adalah Umat Allah. Allah bukan milik suatu bangsa
secara khusus. Tetapi Ia telah membentuk satu umat dari mereka yang sebelumnya
bukan merupakan bangsa: "bangsa yang terpilih, imamat yang rajawi, bangsa
yang kudus" (1 Ptr 2:9).
- Orang menjadi anggota umat ini bukan melalui kelahiran
jasmani, melainkan melalui "kelahiran dari atas", "dari air dan
roh" (Yoh 3:3-5), artinya oleh iman kepada Kristus dan Pembaptisan.
- Umat ini memiliki Yesus, sang Kristus [Terurapi,
Mesias] sebagai Kepala. Karena minyak urapan yang satu dan sama, Roh Kudus,
mengalir dari Kepala ke dalam Tubuh, ia adalah "umat mesianis".
- "Sebagai status hidup umat ini memiliki martabat
dan kemerdekaan putera-puteri Allah, dan Roh Kudus berdiam di dalam hati mereka
sebagaimana di dalam kanisah."
- "Hukumnya perintah baru untuk mencintai, seperti
Kristus sendiri telah mencintai kita'" (LG 9). Itulah hukum
"baru" Roh Kudus.
- Perutusannya ialah menjadi garam dunia dan terang bumi.
"Bagi seluruh bangsa manusia [ia] merupakan benih kesatuan, harapan, dan
keselamatan yang amat kuat."
- "Tujuannya Kerajaan Allah, yang oleh Allah sendiri
telah dimulai di dunia, untuk selanjutnya disebarluaskan, hingga pada akhir
zaman diselesaikan oleh-Nya juga" (LG 9).
Umat sebagai Imam, Nabi dan Raja
783 Yesus Kristus diurapi oleh Bapa dengan Roh Kudus dan
dijadikan "imam, nabi, dan raja". Seluruh Umat Allah mengambil bagian
dalam ketiga jabatan Kristus ini, dan bertanggung jawab untuk perutusan dan
pelayanan yang keluar darinya.
784 Siapa yang oleh iman dan Pembaptisan masuk ke dalam
Umat Allah, mendapat bagian dalam panggilan khusus umat ini ialah panggilannya
sebagai imam. "Kristus Tuhan, Imam Agung yang dipilih dari antara manusia
(lih. Ibr 5:1-5), menjadikan umat baru `kerajaan dan imam-imam bagi Allah dan
Bapa-Nya' (Why 1:6; lih. 5:910). Sebab mereka yang dibaptis karena kelahiran
kembali dan pengurapan Roh Kudus disucikan menjadi kediaman rohani dan imamat
suci" (LG 10).
785 "Umat Allah yang kudus mengambil bagian juga
dalam tugas kenabian Kristus", terutama karena cita rasa iman adikodrati
yang dimiliki seluruh umat, awam dan hierarki. Karena cita rasa iman itu
"umat berpegang teguh pada iman yang sekali telah diserahkan kepada para
kudus" (LG 12), memahaminya semakin dalam dan menjadi saksi Kristus di tengah
dunia ini.
786 Umat Allah juga mengambil bagian dalam fungsi Kristus
sebagai raja. Kristus menjalankan fungsi raja-Nya dengan menarik semua orang
kepada diri-Nya oleh kematian dan kebangkitan-Nya. Kristus, Raja dan Tuhan
semesta alam, telah menjadikan Diri pelayan semua orang, karena "la tidak
datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
sebagai tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Untuk seorang Kristen,
mengabdi Kristus berarti "meraja" (LG 36) - terutama "dalam orang-orang
yang miskin dan menderita", di mana Gereja "mengenal citra
Pendiri-Nya yang miskin dan menderita" (LG 8). Umat Allah mempertahankan
"martabatnya sebagai raja", apabila ia setia kepada panggilannya,
untuk melayani bersama Kristus.
"Semua orang, yang dilahirkan kembali dalam Kristus,
dijadikan raja oleh tanda salib, sementara urapan Roh Kudus mentahbiskan mereka
menjadi imam. Karena itu, semua orang Kristen yang rohani dan berakal budi
harus yakin bahwa mereka - terlepas dari tugas-tugas khusus jabatan kami -
berasal dari turunan rajawi dan mengambil bagian dalam tugas-tugas seorang
imam. Apa yang lebih rajawi daripada jiwa yang dalam ketaatan terhadap Allah
menguasai badannya? Dan apa yang lebih sesuai dengan tugas-tugas imam daripada
menyerahkan kepada Tuhan hati nurani yang murni dan di atas altar hati
mempersembahkan kepada Tuhan kurban tak bercela yakni kesalehan?" (Leo
Agung, serm. 4,1).
II. Gereja Adalah Tubuh Kristus
Gereja Adalah Persekutuan dengan Yesus
787 Sejak awal, Yesus membiarkan para murid-Nya mengambil
bagian dalam kehidupan-Nya. Ia menyingkapkan bagi mereka misteri Kerajaan
Allah' dan memberikan mereka bagian dalam perutusan-Nya, dalam kegembiraan-Nya
dan dalam kesengsaraan-Nya'. Yesus berbicara mengenai hubungan akrab antara Dia
dan mereka, yang mengikuti Dia: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu ... Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya" (Yoh 15:4-5).
Dan. Ia menyatakan satu persekutuan yang penuh rahasia dan real antara
tubuh-Nya dan tubuh kita: "Barang siapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia" (Yoh 6:56).
788 Ketika Ia tidak hadir lagi secara kelihatan di tengah
murid-murid-Nya, Yesus tidak meninggalkan mereka sebagai yatim piatu. Ia
menjanjikan, tinggal beserta mereka sampai akhir zaman,' dan mengutus kepada
mereka Roh-Nya'. Dalam arti tertentu persekutuan dengan Yesus dipererat lagi:
"Sebab Ia telah mengumpulkan saudara-saudarinya dari segala bangsa, dan
dengan mengurniakan Roh-Nya Ia secara gaib membentuk mereka menjadi
Tubuh-Nya" (LG 7).
789 Perbandingan Gereja dengan tubuh menyoroti hubungan
yang mesra antara Gereja dan Kristus. Gereja tidak hanya terkumpul di
sekeliling-Nya, tetapi dipersatukan di dalam Dia, dalam Tubuh-Nya. Tiga aspek
Gereja sebagai Tubuh Kristus perlu ditonjolkan secara khusus: kesatuan semua
anggota satu dengan yang lain oleh persatuannya dengan Kristus; Kristus sebagai
Kepala Tubuh; Gereja sebagai mempelai Kristus.
Tubuh yang Satu-satunya
790 Orang beriman, yang menjawab Sabda Allah dan menjadi
anggota Tubuh Kristus, dipersatukan secara erat dengan Kristus: "Dalam
Tubuh itu hidup Kristus dicurahkan ke dalam umat beriman. Melalui
Sakramen-sakramen mereka itu secara rahasia namun nyata dipersatukan dengan
Kristus yang telah menderita dan dimuliakan" (LG 7). Itu berlaku terutama
untuk Pembaptisan, yang olehnya kita dipersatukan dengan kematian dan
kebangkitan Kristus, dan untuk Ekaristi, yang olehnya "kita secara nyata
ikut serta dalam Tubuh Tuhan; maka kita diangkat untuk bersatu dengan Dia dan
bersatu antara kita" (LG 7).
791 Kesatuan Tubuh tidak menghapus perbedaan antara
anggota-anggota: "Dalam pembentukan Tubuh Kristus berlaku perbedaan
anggota dan tugas. Satu Roh yang membagi-bagikan anugerah-Nya yang bermacam
ragam, sesuai kekayaan-Nya dan sejalan dengan kebutuhan pelayanan, demi
kepentingan Gereja". Kesatuan Tubuh Mistik menyebabkan dan mengembangkan
di antara kaum beriman cinta satu sama lain: "Maka, bila ada satu anggota
yang menderita, semua anggota ikut menderita; atau bila satu anggota dihormati,
semua anggota ikut bergembira" (LG 7). Kesatuan Tubuh Mistik mengatasi
segala pemisahan antar manusia: "Karena kamu semua yang dibaptis dalam
Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau
orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau
perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus" (Gal
3:27-28).
Kristus Adalah Kepala Tubuh
792 Kristus "adalah Kepala Tubuh, tetapi Tubuh
adalah Gereja" (Kol 1:18). La adalah asal ciptaan dan penebusan.
Ditinggikan dalam kemuliaan Bapa, "Dialah yang lebih utama dalam segala
sesuatu" (Kol 1:18), terutama dalam Gereja, melaluinya Ia menyebarluaskan
Kerajaan-Nya atas segala sesuatu.
793 Ia mempersatukan kita dengan Paska-Nya. Semua anggota
harus berusaha untuk menyamai Dia, "sampai Ia terbentuk dalam mereka (lih.
Gal 4:19). Maka dari itu kita diperkenankan memasuki misteri-misteri hidup-Nya,
disamakan dengan-Nya, ikut mati dan bangkit bersama dengan-Nya, hingga kita
ikut memerintah bersama dengan-Nya" (LG 7).
794 Ia memperhatikan pertumbuhan kita. Supaya
memungkinkan kita tumbuh menuju Dia, Kepala kita, Kristus memperlengkapi
Tubuh-Nya, Gereja, dengan anugerah dan pelayanan, yang olehnya kita dapat
membantu satu sama lain di jalan keselamatan.
795 Dengan demikian Kristus dan Gereja membentuk
"kristus paripurna" [Christus totus]. Gereja bersatu dengan Kristus.
Para kudus sangat sadar akan kesatuan ini:
"Maka, marilah kita bergembira dan berterima kasih
bahwa kita tidak hanya menjadi Kristen, tetapi Kristus. Mengertikah
Saudara-saudara, dapatkah kamu memahami rahmat yang Allah berikan kepada kita,
ketika Ia memberikan kepada kita Kristus sebagai Kepala? Kagumilah,
bergembiralah, kita sudah menjadi Kristus. Karena kalau Ia Kepala, kita
anggota-anggota, maka seluruh manusia adalah Dia dan kita ... Kepenuhan Kristus
adalah Kepala dan anggota-anggota. Apa artinya: Kepala dan anggota-anggota?
Kristus dan Gereja" (Agustinus, ev. Jo. 21,8).
"Penebus kita ternyata satu pribadi dengan Gereja
kudus, yang telah Ia miliki" (Gregorius Agung, mor. praef. 1,6,4).
"Kepala dan anggota-anggota seakan-akan merupakan
satu pribadi mistik" (Tomas Aqu., 1474 s.th. 3,48,2 ad 1).
Iman yang diajarkan oleh guru-guru iman yang kudus dan
perasaan sehat umat beriman terungkap dalam perkataan santa Jeanne d'Arc kepada
hakim-hakimnya: "Tentang Yesus dan Gereja saya berpendapat bahwa semuanya
itu adalah satu, dan bahwa orang tidak perlu mempermasalahkannya lagi".
Gereja Adalah Mempelai Kristus
796 Kesatuan antara Kristus dan Gereja, Kepala dan
anggota-anggota Tubuh, berarti juga bahwa kedua-duanya memang berbeda satu dari
yang lain, tetapi berada dalam hubungan yang sangat pribadi. Aspek ini sering
dinyatakan dengan gambar mempelai pria dan wanita. Bahwa Kristus adalah
pengantin pria dari Gereja, telah dinyatakan oleh para nabi, dan Yohanes
Pembaptis mengumumkannya'. Tuhan sendiri menyebut diri sebagai "pengantin
pria" (Mrk 2:19). Sang Rasul melukiskan Gereja dan setiap umat beriman,
yang adalah anggota Tubuh Kristus, sebagai seorang mempelai wanita, yang is
tempatkan sebagai "tunangan" Kristus Tuhan, supaya ia menjadi satu
roh dengan Dia. Ia adalah pengantin wanita tanpa cacat dari Anak Domba tanpa
cacat, yang "Kristus ... kasihi dan untuknya Ia telah menyerahkan
diri-Nya,... untuk menguduskannya" (Ef 5:25-26), yang telah Ia ikat dengan
diri-Nya melalui perjanjian abadi, dan yang Ia rawat seperti tubuh-Nya sendiri.
"Seluruh Kristus, Kepala dan Tubuh, satu dari yang
banyak ... Apakah Kepala yang berbicara atau Tubuh yang berbicara, selalu
Kristuslah yang berbicara: Ia berbicara baik dalam peranan-Nya sebagai Kepala
[ex persona capitis], maupun dalam peranan Tubuh (ex persona corporis). Apa yang
tertulis? `Keduanya menjadi satu daging. Itu adalah rahasia yang sangat dalam;
saya mengenakannya kepada Kristus dan Gereja' (Ef 5:3132). Dan Tuhan sendiri
berkata dalam Injil: `Jadi mereka bukan lagi dua melainkan satu daging' (Mat
19:6). Seperti kamu tahu, ada dua pribadi tetapi di pihak lain hanya satu oleh
hubungan perkawinan ... Sebagai kepala Ia menamakan diri mempelai pria, sebagai
tubuh mempelai wanita" (Agustinus, Psal. 74,4).
III. Gereja - kanisah Roh Kudus
797 "Sebagaimana roh kita, artinya jiwa kita untuk
anggota-anggota kita, demikianlah Roh Kudus untuk anggota-anggota Kristus,
untuk Tubuh Kristus, ialah Gereja" (Agustinus, serm. 267,4). "Jadilah
jasa Roh Kudus sebagai prinsip yang tidak tampak, bahwa semua bagian tubuh
terikat di antara mereka satu dengan yang lain maupun juga dengan Kepala mereka
yang mulia, karena Roh itu secara utuh berada dalam Kepala, utuh dalam tubuh,
utuh dalam anggota-anggota masingmasing" (Pius XII Ens. "Mystici
Corporis": DS 3808). Roh Kudus menjadikan Gereja "kanisah Allah yang
hidup" (2 Kor 6:16):
"Anugerah ilahi ini dipercayakan kepada Gereja ...
di dalamnya dicanangkan persekutuan dengan Kristus, artinya Roh Kudus, penjamin
kebakaan, peneguh iman kita, tangga surga menuju Allah ... Di mana ada Gereja,
di situ ada Roh Allah; dan di mana ada Roh Allah, di sana ada Gereja dan semua
rahmat" (Ireneus, haer. 3,24,1).
798 "Dalam segala bagian tubuh Roh Kudus adalah
prinsip bagi setiap tindakan yang membawa kehidupan dan yang benar-benar
menyelamatkan" (Pius XII Ens. "Mystici Corporis": DS 3808). Ia
melaksanakan dengan berbagai macam cara pembangunan seluruh Tubuh dalam cinta2:
oleh Sabda Allah "yang mempunyai kekuatan untuk membangun" (Kis
20:32); oleh Pembaptisan, yang olehnya Ia membangun Tubuh Kristus; oleh
Sakramen-sakramen lain, yang memberi kepada anggota-anggota Kristus pertumbuhan
dan penyembuhan; oleh "rahmat para Rasul", yang "paling menonjol
di antara anugerah-anugerah rahmat" (LG 7); oleh kebajikan-kebajikan, yang
menyebabkan perbuatan-perbuatan baik; oleh aneka ragam karunia khusus, yang
dinamakan karisma, yang menjadikan umat beriman "cakap dan bersedia untuk
menerima pelbagai karya atau tugas, yang berguna untuk membaharui Gereja serta
meneruskan pembangunannya" (LG 12)4.
Karisma
799 Karisma-karisma ini, baik yang mencolok maupun yang
sederhana dan biasa, adalah anugerah-anugerah rahmat Roh Kudus, yang langsung
atau tidak langsung melayani Gereja: semuanya itu diberikan untuk pembangunan
Gereja, untuk kesejahteraan manusia dan untuk kebutuhan dunia.
800 Karisma-karisma ini harus diterima dengan syukur oleh
dia, yang memperolehnya, tetapi juga oleh semua anggota Gereja. Karena mereka
adalah kekayaan rahmat yang mengagumkan untuk daya hidup apostolik dan untuk
kekudusan seluruh Tubuh Kristus. Yang perlu diperhatikan di sini ialah
anugerah-anugerah, yang dengan sesungguhnya berasal dari Roh Kudus, dan
anugerah-anugerah itu harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga mereka
menjawab secara penuh prakarsa Roh yang sebenarnya. Pendeknya,
anugerah-anugerah itu harus dilaksanakan dalam cinta yang merupakan ukuran
karisma yang sebenarnya.
801 Dalam arti ini sungguh amat perlu untuk menguji
karisma-karisma itu. Tidak ada satu karisma pun membebaskan dari kewajiban
untuk menghormati gembala-gembala Gereja dan untuk mentaati mereka, karena
"terutama mereka itulah yang berfungsi, bukan untuk memadamkan Roh,
melainkan untuk menguji segalanya dan mempertahankan apa yang baik" (LG
12). Semua karisma, yang dalam perbedaan-perbedaannya saling melengkapi, harus
bekerja sama sedemikian, sehingga "berguna bagi kepentingan bersama"
(1 Kor 12:7)2.
TEKS-TEKS SINGKAT
802 Yesus Kristus "telah menyerahkan diri-Nya bagi
kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi
diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik" (Tit
2:14).
803 "Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang
rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri " (I j'tr 2:9).
804 Langkah masuk ke dalam Umat Allah terjadi oleh iman
dan Pembaptisan. "Semua manusia dipanggil kepada Umat Allah yang baru
" (L G 13), supaya "menjadikan manusia satu keluarga dan satu bangsa
dalam Kristus " (A G 1).
805 Gereja adalah Tubuh Kristus. Oleh Roh dan karya-Nya
di dalam Sakramen-sakramen, terutama Ekaristi, Kristus yang telah mati dan
bangkit membuat persekutuan umat beriman menjadi Tubuh-Nya.
806 Dalam kesatuan Tubuh ini terdapat perbedaan anggota
dan tugas. Semua anggota berhubungan satu dengan yang lain, terutama dengan
mereka yang menderita, yang miskin atau yang dihambat.
807 Gereja adalah Tubuh, dan Kepalanya adalah Kristus.
Gereja hidup dari Dia, dalam Dia, dan untuk Dia; Ia hidup bersama Gereja dan
dalamnya.
808 Gereja adalah mempelai wanita Kristus. Ia
mengasihinya, dan menyerahkan diri-Nya untuk dia. Ia telah membersihkannya
dengan darah-Nya. Ia telah menjadikannya ibu yang subur untuk semua anak Allah.
809 Gereja adalah kanisah Roh Kudus. Roh adalah sekaligus
jiwa Tubuh Mistik, prinsip bagi kehidupannya, bagi kesatuan dalam perbedaan dan
bagi kekayaan anugerah-anugerahnya dan karisma.
810 "Demikianlah seluruh Gereja tampak sebagai `umat
yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus' (Siprianus)
" (LG 4).
PASAL 3 GEREJA YANG SATU, KUDUS, KATOLIK, DAN APOSTOLIK
811 "Itulah satu-satunya Gereja Kristus, yang dalam
syahadat iman kita akui sebagai Gereja yang satu, kudus, katolik, dan
apostolik" (LG 8). Keempat sifat ini, yang tidak boleh dipisahkan satu
dari yang lain, melukiskan ciri-ciri hakikat Gereja dan perutusannya. Gereja
tidak memilikinya dari dirinya sendiri. Melalui Roh Kudus, Kristus menjadikan
Gereja-Nya itu satu, kudus, katolik, dan apostolik. Ia memanggilnya supaya
melaksanakan setiap sifat itu.
812 Hanya iman dapat mengakui bahwa Gereja menerima
sifat-sifat ini dari asal ilahinya. Namun akibat-akibatnya dalam sejarah
merupakan tanda yang juga jelas mengesankan akal budi manusia. Seperti yang
dikatakan Konsili Vatikan I, Gereja "oleh penyebarluasannya yang
mengagumkan, oleh kekudusannya yang luar biasa, dan oleh kesuburannya yang
tidak habis-habisnya dalam segala sesuatu yang baik, oleh kesatuan katoliknya
dan oleh kestabilannya yang tak terkalahkan, adalah alasan yang kuat dan
berkelanjutan sehingga pantas dipercaya dan satu kesaksian yang tidak dapat
dibantah mengenai perutusan ilahinya" (DS 3013).
I. Gereja yang Satu
"Rahasia Kudus Kesatuan Gereja" (UR 2)
813 Gereja itu satu menurut asalnya. "Pola dan
prinsip terluhur misteri itu ialah kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi,
Bapa, Putera, dan Roh Kudus" (UR 2). Gereja itu satu menurut Pendiri-Nya.
"Sebab Putera sendiri yang menjelma ... telah mendamaikan semua orang
dengan Allah, dan mengembalikan kesatuan semua orang dalam satu bangsa dan sate
tubuh" (GS 78,3). Gereja itu satu menurut jiwanya. "Roh Kudus, yang
tinggal di hati umat beriman, dan memenuhi serta membimbing seluruh Gereja,
menciptakan persekutuan umat beriman yang mengagumkan itu, dan sedemikian erat
menghimpun mereka sekalian dalam Kristus, sehingga menjadi prinsip kesatuan
Gereja" (UR 2). Dengan demikian, kesatuan termasuk dalam hakikat Gereja:
"Sungguh keajaiban yang penuh rahasia! Satu adalah
Bapa segala sesuatu, juga satu adalah Logos segala sesuatu, dan Roh Kudus
adalah satu dan saina di mana-mana, dan juga ada hanya satu Bunda Perawan; aku
mencintainya, dan menamakan dia Gereja" (Klemens dari Aleksandria, paed.
1,6,42).
814 Namun sejak awal, Gereja yang sate ini memiliki
kemajemukan yang luar biasa. Di satu pihak kemajemukan itu disebabkan oleh
perbedaan anugerah-anugerah Allah, di lain pihak oleh keanekaan orang yang
menerimanya. Dalam kesatuan Umat Allah berhimpunlah perbedaan bangsa dan
budaya. Di antara anggota-anggota Gereja ada keanekaragaman anugerah, tugas,
syarat-syarat hidup dan cara hidup; "maka dalam persekutuan Gereja selayaknya
pula terdapat Gereja-gereja khusus, yang memiliki tradisi mereka sendiri"
(LG 13). Kekayaan yang luar biasa akan perbedaan tidak menghalang-halangi
kesatuan Gereja, tetapi dosa dan akibat akibatnya membebani dan mengancam
anugerah kesatuan ini secara terus-menerus. Karena itu Santo Paulus harus
menyampaikan nasihatnya, "supaya memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera" (Ef 4:3).
815 Manakah ikatan-ikatan kesatuan? Terutama cinta,
"ikatan kesempurnaan" (Kol 3:14). Tetapi kesatuan Gereja penziarah
juga diamankan oleh ikatan persekutuan yang tampak berikut ini:
- pengakuan iman yang satu dan sama, yang diwariskan oleh
para Rasul;
- perayaan ibadat bersama, terutama Sakramen-sakramen;
- suksesi apostolik, yang oleh Sakramen Tahbisan
menegakkan kesepakatan sebagai saudara-saudari dalam keluarga Allah.
816 "Itulah satu-satunya Gereja Kristus ... Sesudah
kebangkitan-Nya, Penebus kita menyerahkan Gereja kepada Petrus untuk
digembalakan. Ia mempercayakannya kepada Petrus_dan para Rasul lainnya untuk
diperluaskan dan dibimbing... Gereja itu, yang di dunia ini disusun dan diatur
sebagai serikat, berada dalam [subsistit in] Gereja Katolik, yang dipimpin oleh
pengganti Petrus dan para Uskup dalam persekutuan dengannya" (LG 8).
Dekrit Konsili Vatikan II mengenai ekumene menyatakan:
"Hanya melalui Gereja Kristus yang katoliklah, yakni upaya umum untuk
keselamatan, dapat dicapai seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan. Sebab
kita percaya, bahwa hanya kepada Dewan Para Rasul yang diketuai oleh Petrus-lah
Tuhan telah mempercayakan segala harta Perjanjian Baru, untuk membentuk satu
Tubuh Kristus di dunia. Dalam Tubuh itu harus disaturagakan sepenuhnya siapa
saja, yang dengan suatu cara telah termasuk Umat Allah" (UR 3).
Luka-luka Kesatuan
817 "Dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu
sejak awal mula telah timbul berbagai perpecahan, yang oleh Rasul dikecam
dengan tajam sebagai hal yang layak dihukum. Dalam abad-abad sesudahnya
timbullah pertentangan-pertentangan yang lebih luas lingkupnya, dan jemaat-jemaat
yang cukup besar terpisahkan dari persekutuan sepenuhnya dengan Gereja Katolik,
kadang-kadang bukannya tanpa kesalahan kedua pihak" (UR 3).
Perpecahan-perpecahan yang melukai kesatuan Tubuh Kristus (perlu dibedakan di
sini bidah, apostasi, dan skisma), tidak terjadi tanpa dosa manusia:
"Di mana ada dosa, di situ ada keanekaragaman, di
situ ada perpecahan, sekte-sekte dan pertengkaran. Di mana ada kebajikan, di
situ ada kesepakatan, di situ ada kesatuan, karena itu semua umat beriman
bersatu hati dan bersama jiwa" (Origenes, hom. in Ezech. 9,1).
818 "Tetapi mereka, yang sekarang lahir dan
dibesarkan dalam iman akan Kristus di jemaat-jemaat itu, tidak dapat
dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri. Gereja Katolik
merangkul mereka dengan sikap bersaudara penuh hormat dan cinta kasih ...
Sungguhpun begitu, karena mereka dalam Baptis dibenarkan berdasarkan iman,
mereka disaturagakan dalam Kristus. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat
menyandang nama Kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja Katolik
diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan" (UR 3).
819 Tambahan lagi di luar tapal batas Gereja Katolik yang
kelihatan "ditemukan banyak unsur pengudusan dan kebenaran" (LG 8):
"Sabda Allah dalam Kitab Suci, kehidupan rahmat, harapan, dan cinta kasih,
begitu pula karunia-karunia Roh Kudus lainnya yang bersifat batiniah dan
unsur-unsur lahiriah" (UR 3)1. Roh Kudus mempergunakan Gereja-gereja dan
persekutuan-persekutuan gerejani ini sebagai sarana demi keselamatan.
Kekuatannya berasal dari kepenuhan rahmat dan kebenaran, yang Kristus percayakan
kepada Gereja Katolik. Semua hal ini berasal dari Kristus, mengantar menuju
Dia2 dan dengan sendirinya "mendorong ke arah kesatuan katolik" (LG
8).
Menuju Kesatuan
820 "Kesatuan itulah yang sejak semula dianugerahkan
oleh Kristus kepada Gereja-Nya. Kita percaya, bahwa kesatuan itu tetap lestari
terdapat dalam Gereja Katolik, dan berharap, agar kesatuan itu dari hari ke
hari bertambah erat sampai kepenuhan zaman" (UR 4). Kristus selalu
memberikan kepada Gereja-Nya anugerah kesatuan, tetapi Gereja harus
terus-menerus berdoa dan bekerja untuk mempertahankan, memperkuat dan
menyempurnakan kesatuan yang Kristus kehendaki untuk dia. Karena itu, Yesus
sendiri berdoa pada saat kesengsaraan-Nya dan selalu kepada Bapa-Nya demi
kesatuan murid-murid-Nya. "Semoga mereka semua menjadi satu, seperti
Engkau ya Bapa, ada dalam Aku dan Aku dalam Engkau, mereka juga berada di dalam
kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku" (Yoh 17:21).
Kerinduan untuk memulihkan kesatuan semua orang Kristen adalah satu anugerah
Kristus dan satu panggilan Roh Kudus.
821 Untuk menjawab panggilan ini secara tepat,
dibutuhkan:
- satu pembaharuan Gereja secara terus-menerus dalam
kesetiaan yang lebih besar terhadap panggilannya - pembaharuan ini adalah daya
dorong gerakan menuju kesatuan;
- pertobatan hati, untuk mengusahakan satu kehidupan yang
murni sesuai dengan Injil, karena ketidaksetiaan anggota-anggota terhadap
anugerah Kristus menyebabkan perpecahan perpecahan;
- doa bersama, karena "pertobatan hati dan kesucian hidup
itu, disertai doa-doa permohonan perorangan maupun bersama untuk kesatuan umat
Kristen, harus dipandang sebagai jiwa seluruh gerakan ekumenis, dan memang
tepat juga disebut ekumenisme rohani" (UR 8);
- pengenalan persaudaraan secara timbal balik;
- pembinaan semangat ekumenis pada umat beriman dan
terutama para imam;
- pembicaraan antara para teolog dan pertemuan antara
umat Kristen dari berbagai Gereja dan persekutuan;
- kerja sama umat Kristen dalam berbagai bidang pelayanan
terhadap manusia.
822 "Keprihatinan untuk memulihkan kesatuan
melibatkan segenap Gereja, baik umat beriman, maupun para gembala" (UR 5).
Tetapi orang harus sadar juga, "bahwa maksud yang suci untuk mendamaikan
segenap umat Kristen menjadi satu dalam Gereja Kristus yang satu dan tunggal
melampaui daya kekuatan serta bakat kemampuan manusiawi. Oleh karena itu
konsili menaruh harapan sepenuhnya pada doa Kristus bagi Gereja, pada cinta
kasih Bapa terhadap kita, dan pada kekuatan Roh Kudus" (UR 24).
II. Gereja yang Kudus
823 "Kita mengimani bahwa Gereja ... tidak dapat
kehilangan kesuciannya. Sebab Kristus, Putera Allah, yang bersama Bapa dan Roh
dipuji, bahwa `hanya Dialah Kudus, mengasihi Gereja sebagai mempelai-Nya.
Kristus menyerahkan Diri baginya, untuk menguduskannya, dan menyatukannya
dengan diri-Nya sebagai Tubuh-Nya. Ia melimpahinya dengan karunia Roh
Kudus" (LG 39). Dengan demikian Gereja adalah "Umat Allah yang
kudus" (LG 12), dan anggota-anggotanya dinamakan "kudus".
824 Gereja dikuduskan oleh Kristus, karena ia bersatu
dengan Dia; oleh Dia dan di dalam Dia, ia juga menguduskan. "Pengudusan
manusia dan pemuliaan Allah dalam Kristus merupakan tujuan semua karya Gereja
lainnya" (SC 10). Di dalam Gereja ada "seluruh kepenuhan upaya-upaya
penyelamatan" (UR 3). Di dalamnya "kita memperoleh kesucian berkat
rahmat Allah" (LG 48).
825 "Sejak di dunia ini Gereja ditandai kesucian
yang sesungguhnya meskipun tidak sempurna" (LG 48). Ia masih harus
mencapai lagi kekudusan dalam anggota-anggotanya. "Diteguhkan dengan
upaya-upaya keselamatan sebanyak dan sebesar itu, semua orang beriman, dalam
keadaan dan status mana pun juga, dipanggil oleh Tuhan untuk menuju kesucian
yang sempurna seperti Bapa sendiri sempurna, masing-masing melalui jalannya
sendiri" (LG 11).
826 Cinta adalah jiwa kekudusan, untuk mana semua orang
dipanggil: "la mengarahkan dan menjiwai semua upaya kesucian dan
membawanya
"Aku mengerti, kalau Gereja itu merupakan tubuh yang
disusun dari berbagai macam anggota, maka anggota tubuh yang terpenting tidak
boleh tidak ada; aku mengerti bahwa ia harus mempunyai hati yang membara karena
cinta. Aku mengerti bahwa hanya cinta dapat menggerakkan anggota-anggota lain
untuk bekerja, dan bahwa kalau ia redup, para Rasul akan berhenti mewartakan
Injil, dan para martir menolak mencurahkan darahnya ... Aku mengerti bahwa
cinta merangkul semua panggilan, bahwa ia adalah segala-galanya dalam
segala-galanya, bahwa ia mencakup semua waktu dan tempat ... dengan satu
perkataan bahwa ia abadi" (Teresia dari Anak Yesus, ms. autob. B 3v).
827 "Namun, sedangkan Kristus, yang `suci, tanpa
kesalahan, tanpa noda, tidak mengenal dosa, tetapi datang hanya untuk menebus
dosa-dosa rakyat, Gereja merangkum pendosa-pendosa dalam pangkuannya sendiri.
Gereja itu suci, dan sekaligus harus selalu dibersihkan, serta terus-menerus
menjalankan pertobatan dan pembaharuan" (LG 8). Semua anggota Gereja, juga
pejabat-pejabatnya harus mengakui, bahwa mereka adalah orang berdosa. Di dalam
semua mereka, tumbuhlah di samping benih Injil yang baik juga lalang dosa sampai
akhir zaman. Gereja mengumpulkan manusia-manusia berdosa, yang walaupun telah
ditangkap oleh keselamatan Kristus, namun masih selalu berada di jalan menuju
kekudusan:
"Gereja itu kudus, meskipun di tengah-tengahnya
terdapat orang berdosa; karena ia tidak menghidupi kehidupan lain dari
kehidupan rahmat. Di mana anggota-anggota Gereja mengambil bagian dalam
kehidupan ini, mereka dikuduskan, tetapi di mana mereka mengabaikan kehidupan
ini, mereka jatuh ke dalam dosa dan kekacauan. Tetapi dosa-dosa itu menghalang-halangi
daya sinar kekudusan Gereja. Ia menderita karenanya dan membuat silih untuk
dosa-dosa ini. Sementara itu, berkat darah Kristus dan berkat anugerah Roh
Kudus ia memiliki kekuatan untuk membebaskan putera dan puteri-nya dari beban
dosa" (SPF 19).
828 Kalau Gereja menggelari kudus orang-orang beriman
tertentu, artinya mengumumkan dengan resmi bahwa mereka telah menjalankan
kebajikan-kebajikan dengan ksatria dan telah hidup dengan setia kepada rahmat
Allah, Gereja mengakui kekuasaan Roh kekudusan yang ada di dalamnya. Ia
memperkuat harapan umat beriman, karena ia memberi orang kudus kepada mereka
sebagai contoh dan perantara. "Dalam situasi sejarah Gereja yang paling
sulit, selalu terdapat orang-orang kudus pada awal pembaharuan" (CL 16,3).
"Sumber rahasia dan ukuran yang tidak dapat salah dari kekuatan misioner
Gereja adalah kekudusannya" (CL 17,3).
829 "Namun sementara dalam diri Santa Perawan Maria
Gereja telah mencapai kesempurnaannya yang tanpa cacat atau kerut, kaum beriman
kristiani sedang berusaha mengalahkan dosa dan mengembangkan kesuciannya. Maka
mereka mengangkat pandangannya ke arah Maria" (LG 65); di dalam dia Gereja
sudah kudus sepenuhnya.
III. Gereja yang "Katolik"
Apa Artinya "Katolik"
830 Kata "katolik" berarti "merangkul
semua", maksudnya "seluruhnya" atau "lengkap". Gereja
itu katolik dalam arti ganda:
la katolik karena di dalamnya ada Kristus. "Di mana
Yesus Kristus ada, di situ ada Gereja Katolik" (Ignasius dari Antiokia,
Smyrn. 8,2). Di dalam Dia, Tubuh Kristus yang dipersatukan dengan Kepalanya
terlaksana sepenuhnya. Dengan demikian ia menerima dari-Nya "kepenuhan
sarana keselamatan" (AG 6), yang Ia kehendaki: pengakuan iman yang benar
dan utuh, kehidupan sakramental yang lengkap dan tugas pelayanan yang tertahbis
dalam suksesi apostolik. Dalam arti yang mendasar ini Gereja sudah
"katolik" pada hari Pentekosta dan ia akan tetap tinggal demikian
sampai pada hari kedatangan kembali Kristus.
831 Gereja bersifat katolik, karena ia diutus oleh
Kristus kepada seluruh umat manusia:
"Semua orang dipanggil kepada Umat Allah yang baru.
Maka umat itu, yang tetap satu dan tunggal, harus disebarluaskan ke seluruh
dunia dan melalui segala abad, supaya terpenuhilah rencana kehendak Allah, yang
pada awal mula menciptakan satu kodrat manusia, dan menetapkan untuk akhirnya
menghimpun dan mempersatukan lagi anak-anak-Nya yang tersebar... Sifat
universal, yang menyemarakkan Umat Allah itu, merupakan karunia Tuhan sendiri.
Karenanya Gereja yang katolik secara tepat-guna dan tiada hentinya berusaha
merangkum segenap umat manusia beserta segala harta kekayaannya di bawah
Kristus Kepala, dalam kesatuan Roh-Nya" (LG 13).
Tiap Gereja Lokal Adalah Katolik
832 "Gereja Kristus sungguh Nadir dalam semua jemaat
beriman setempat yang Bah, yang mematuhi para gembala mereka, dan dalam
Perjanjian Baru disebut Gereja ...Di situ umat beriman berhimpun karena
pewartaan Injil Kristus, dan dirayakan misteri Perjamuan Tuhan... Di
jemaat-jemaat itu, meskipun sering hanya kecil dan miskin, atau tinggal
tersebar, hiduplah Kristus; dan berkat kekuatan-Nya terhimpunlah Gereja yang
satu, kudus, katolik, dan apostolik" (LG 26).
833 "Gereja lokal" - keuskupan (atau Eparkhie)
- diartikan dengan satu persekutuan orang Kristen, yang bersatu dengan Uskupnya
yang berada dalam suksesi apostolik, dalam iman dan dalam Sakramen-sakramen.
Gereja-gereja lokal 886 ini dibentuk "menurut citra Gereja semesta. Gereja
Katolik yang satu dan tunggal berada dalam Gereja-gereja khusus dan terhimpun
padanya" (LG 23).
834 Gereja-gereja lokal adalah katolik dalam arti kata
yang sebenarnya oleh persekutuan dengan salah satu darinya: dengan Gereja Roma
"yang mengetuai dalam cinta" (Ignasius dari Antiokia, Rom 1,1).
"Setiap Gereja, artinya umat beriman dari mana-mana, harus sependapat
dengan Gereja ini karma kedudukannya yang istimewa" (Ireneus, haer. 3,3,2;
dikutip oleh Konsili Vatikan I: DS 3057). "Sejak Sabda yang menjadi
manusia turun ke tengah kita, semua Gereja Kristen dari mana-mana telah
menganggap dan masih menganggap Gereja besar yang ada di Roma itu sebagai basis
dan dasar mereka yang satu-satunya, karma - sesuai dengan janji Tuhan -
kekuatan neraka tidak akan dapat mengalahkannya" (Maksimus Pengaku Imam
opusc.).
835 "Hendaklah kita jangan membayangkan Gereja
universal sebagai jumlah, atau dapat dikatakan federasi yang agak longgar dari
berbagai Gereja lokal yang pada hakikatnya berbeda-beda. Di dalam pikiran
Tuhan, Gereja yang karma panggilan dan tugasnya universal, menanamkan akarnya
di dalam aneka macam lingkungan kebudayaan serta tatanan sosial dan manusiawi,
dan dengan demikian memperoleh bentuk-bentuk dan wajah-wajah yang berbeda-beda
di setup bagian dunia" (EN 62). Banyak macam tata tertib Gereja, ritus
liturgis, harta pusaka teologis dan rohani yang dimiliki Gereja-gereja lokal
"dengan cemerlang memperlihatkan sifat katolik Gereja yang tak
terbagi" (LG 23).
Siapa yang Termasuk Gereja Katolik?
836 "Jadi kepada kesatuan katolik Umat Allah itulah,
yang melambangkan dan memajukan perdamaian semesta, semua orang dipanggil.
Mereka termasuk kesatuan itu atau terarah kepadanya dengan aneka cara, baik
kaum beriman katolik, umat lainnya yang beriman akan Kristus, maupun semua
orang tanpa kecuali, yang karma rahmat Allah dipanggil kepada keselamatan"
(LG 13).
837 "Dimasukkan sepenuhnya ke dalam serikat Gereja
mereka, yang mempunyai Roh Kristus, menerima baik seluruh tata susunan Gereja
serta semua upaya keselamatan yang diadakan di dalamnya, dan dalam himpunannya
yang kelihatan digabungkan dengan Kristus yang membimbingnya melalui Imam Agung
dan para Uskup, dengan ikatan-ikatan ini, yakni: pengakuan imam
Sakramen-sakramen dan kepemimpinan gerejani serta persekutuan. Tetapi tidak
diselamatkan orang, yang meskipun termasuk anggota Gereja namun tidak bertambah
dalam cinta kasih; jadi yang `dengan badan memang berada dalam pangkuan Gereja,
melainkan tidak `dengan hatinya" (LG 14).
838 "Gereja tahu, bahwa karena banyak alasan ia
berhubungan dengan mereka, yang karena dibaptis mengemban nama Kristen, tetapi
tidak mengakui ajaran iman seutuhnya atau tidak memelihara kesatuan persekutuan
di bawah pengganti Petrus" (LG 15). "Siapa yang percaya kepada
Kristus, dan menerima Pembaptisan dengan baik, berada dalam semacam persekutuan
dengan Gereja Katolik, walaupun tidak sempurna" (UR 3). Persekutuan dengan
Gereja-gereja Ortodoks begitu mendalam "bahwa mereka hanya kekurangan
sedikit saja untuk sampai kepada kepenuhan yang membenarkan saw perayaan
bersama Ekaristi Tuhan" (Paulus VI, Wejangan 14 Desember 1975).
Gereja dan Orang Bukan Kristen
839 "Akhirnya mereka yang belum menerima Injil
dengan berbagai alasan diarahkan kepada Umat Allah" (LG 16):
Hubungan Gereja dengan bangsa Yahudi. Bila Gereja, Umat
Allah dalam Perjanjian Baru, menyelami misterinya sendiri, ia menemukan
hubungannya dengan bangsa Yahudi, "yang menerima Sabda Allah sebelum
kita" (MR, Jumat Agung 13: Doa umat meriah 6). Dalam perbedaan dengan
agama-agama bukan Kristen yang lain, iman Yahudi sudah merupakan jawaban atas
wahyu Allah dalam Perjanjian Lama. Bangsa Yahudi "telah diangkat menjadi
anak, mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian dan hukum
Taurat, dan ibadah dan janji-janji. Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur
yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia" (Rm 9:4-5),
sebab "Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya" (Rm
11:29).
840 Kalau orang memandang ke depan, maka Umat Allah
Perjanjian Lama dan Umat Allah yang baru mengejar tujuan yang serupa:
Kedatangan (atau kedatangan kembali) Mesias. Di satu pihak kedatangan kembali
Mesias yang telah mati dan bangkit, yang diakui sebagai Tuhan dan Putera Allah;
di lain pihak orang menantikan untuk akhir zaman kedatangan Mesias, yang
ciri-cirinya tinggal tersembunyi - satu penantian, yang memang diiringi oleh
drama ketidaktahuan atau oleh penolakan terhadap Yesus Kristus.
841 Hubungan Gereja dengan umat Islam. "Namun
rencana keselamatan juga merangkum mereka, yang mengakui Sang Pencipta; di
antara mereka terdapat terutama kaum Muslimin, yang menyatakan, bahwa mereka
berpegang pada iman Abraham, dan bersama kita bersujud menyembah Allah yang
tunggal dan maharahim, yang akan menghakimi manusia pada hari kiamat" (LG
16).
842 Hubungan Gereja dengan agama-agama bukan Kristen,
terletak pertama sekah dalam asal dan tujuan bersama umat manusia:
"Semua bangsa merupakan satu masyarakat, mempunyai
satu asal, sebab Allah menghendaki segenap umat manusia mendiami seluruh muka
bumi. Semua juga mempunyai satu tujuan terakhir, yakni Allah, yang
penyelenggaraan-Nya, bukti-bukti kebaikan-Nya dan rencana penyelamatan-Nya
meliputi semua orang, sampai para terpilih dipersatukan dalam Kota suci"
(NA 1).
843 Gereja mengakui bahwa agama-agama lain pun mencari
Allah, walaupun baru "dalam bayang-bayang dan gambaran". Ia memang
belum dikenal oleh mereka, namun toh sudah dekat, karena Ia memberi kepada
semua orang kehidupan, napas, dan segala sesuatu, dan Ia menghendaki agar semua
manusia diselamatkan. Dengan demikian Gereja memandang segala sesuatu yang balk
dan benar yang terdapat pada mereka sebagai "persiapan Injil dan sebagai
karunia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh
kehidupan" (LG 16).
844 Tingkah laku religius manusia menampilkan juga
batas-batas dan kekeliruan, yang merusak citra Allah:
"Tetapi sering orang-orang, karma ditipu oleh si
Jahat, jatuh ke dalam pikiran-pikiran yang sesat, dan mengubah kebenaran Allah
menjadi dusta, dengan lebih mengabdi ciptaan daripada Sang Pencipta. Atau
mereka hidup dan mati tanpa Allah di dunia ini dan menghadapi bahaya putus asa
yang amat berat" (LG 16).
845 Supaya mengumpulkan kembali semua anak-anak-Nya, yang
tercerai-berai, disesatkan oleh dosa, Bapa hendak memanggil seluruh umat
manusia ke dalam Gereja Putera-Nya. Gereja adalah tempat, di mana umat manusia
harus menemukan kembali kesatuan dan keselamatannya. Ia adalah "dunia yang
dipulihkan" (Agustinus, serm. 96,7,9). Ia adalah kapal, "yang
berlayar aman di laut yang luas, dengan layar terpasang pada bang agung salib,
yang membabar dalam badai Roh Kudus" (Ambrosius, virg. 18,118). Menurut
satu gambaran lain yang sangat digemari oleh para bapa Gereja, ia ditampilkan
sebagai bahtera Nuh, satu-satunya sarana yang meluputkan orang dari air bah.
"Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan"
846 Bagaimana dapat dimengerti ungkapan ini yang sering
kali diulangi oleh para bapa Gereja? Kalau dirumuskan secara positif, ia
mengatakan bahwa seluruh keselamatan datang dari Kristus sebagai Kepala melalui
Gereja, yang adalah Tubuh-Nya:
"Berdasarkan
Kitab Suci dan Tradisi, konsili mengajarkan, bahwa Gereja yang sedang
mengembara ini perlu untuk keselamatan. Sebab hanya satulah Pengantara dan
jalan keselamatan, yakni Kristus. Ia hadir bagi kita dalam Tubuh-Nya, yakni
Gereja. Dengan jelas-jelas menegaskan perlunya iman dan baptis, Kristus
sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang melalui baptis
bagaikan pintunya. Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu,
bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai
upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di
dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan" (LG 14).
847 Penegasan ini tidak berlaku untuk mereka, yang tanpa
kesalahan sendiri tidak mengenal Kristus dan Gereja-Nya:
"Sebab mereka
yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi
dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha
melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan
nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal" (LG 16).
848 "Meskipun Allah melalui jalan yang diketahui-Nya
dapat menghantar manusia, yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil, kepada iman
yang merupakan syarat mutlak untuk berkenan kepada-Nya, namun Gereja mempunyai
keharusan sekaligus juga hak yang suci, untuk mewartakan Injil" (AG 7)
kepada semua manusia.
Misi - Satu Tuntutan Katolisitas Gereja
849 Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus
oleh Allah untuk menjadi `Sakramen universal keselamatan. Untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja
sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1):
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20).
850 Asal dan tujuan misi. Tugas yang diserahkan Tuhan
kepada Gereja mempunyai asalnya dalam cinta abadi Tritunggal Mahakudus:
"Pada hakikatnya Gereja penziarah bersifat misioner, sebab berasal dari
perutusan Putera dan perutusan Roh Kudus menurut rencana Allah Bapa" (AG
2). Tujuan terakhir misi ialah menyanggupkan manusia-manusia mengambil bagian
dalam persekutuan, yang ada antara Bapa dan Putera dalam Roh cinta kasih.
851 Alasan untuk misi ialah cinta kasih Allah kepada
semua manusia. Darinya Gereja sejak dahulu telah menimba kewajiban dan kekuatan
semangat misinya, karena "cinta kasih Kristus menguasai kami..." (2
Kor 5:14)2. Allah menghendaki "supaya semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1 Tim 2:4). Allah menghendaki
supaya semua orang sampai kepada keselamatan melalui pengetahuan akan
kebenaran. Keselamatan terdapat dalam kebenaran. Barang siapa taat kepada
dorongan roh kebenaran, ia sudah berada di jalan menuju keselamatan: tetapi
Gereja, kepada siapa dipercayakan kebenaran ini, harus memperhatikan kerinduan
manusia dan membawakan kebenaran itu kepadanya. Oleh karena Gereja percaya
kepada keputusan keselamatan yang mencakup semua manusia, maka ia harus
bersifat misioner.
852 Jalan-jalan misi. "Roh Kudus benar-benar Pribadi
utama untuk seluruh perutusan gerejani" (RM 21). Ia mengantar Gereja ke
jalan-jalan misi. Ia "menjabarkan perutusan Kristus sendiri, yang diutus
untuk mewartakan Kabar Gembira kepada kaum miskin. Alas dorongan Roh Kristus
Gereja harus menempuh jalan yang sama seperti yang dilalui oleh Kristus
sendiri, yakni jalan kemiskinan, ketaatan, pengabdian, dan pengurbanan diri
sampai mati, dan dari kematian itu muncullah Ia melalui kebangkitan-Nya sebagai
Pemenang" (AG 5). "Darah orang-orang Kristen adalah benih"
(Tertulianus, apol. 50).
853 Tetapi dalam penziarahannya, Gereja juga mengalami
"betapa besar kesenjangan antara warta yang disiarkannya dan kelemahan
manusiawi mereka yang diserahi Injil" (GS 43,6). Hanya atas "`jalan
tobat dan pembaharuan" (LG 8), dengan "menempuh jalan salib yang
sempit"(AG 1), Umat Allah dapat menyebarluaskan Kerajaan Kristus.
"Seperti Kristus melaksanakan karya penebusan dalam kemiskinan dan penganiayaan,
begitu pula Gereja dipanggil untuk menempuh jalan yang sama, supaya menyalurkan
buah-buah keselamatan kepada manusia" (LG 8).
854 Dalam perutusannya, "Gereja menempuh perjalanan
bersama dengan seluruh umat manusia, dan bersama dengan dunia mengalami nasib
keduniaan yang sama. Gereja hadir ibarat ragi dan bagaikan penjiwa masyarakat
manusia, yang harus diperbaharui dalam Kristus dan diubah menjadi keluarga
Allah" (GS 40,2). Dengan demikian misi menuntut kesabaran. Ia mulai dengan
pewartaan Injil kepada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok yang belum percaya
kepada Kristus; ia maju terus dan membentuk kelompok-kelompok Kristen, yang
harus menjadi "tanda kehadiran Allah di dunia" (AG 15), serta
selanjutnya mendirikan Gereja-gereja lokal. Ia menuntut suatu proses
inkulturasi, yang olehnya Injil ditanamkan dalam kebudayaan bangsa-bangsa, dan
ia sendiri pun tidak bebas dari mengalami kegagalan-kegagalan. "Adapun
mengenai orang-orang, golongan-golongan dan bangsa-bangsa, Gereja hanya
menyentuh dan merasuki mereka secara berangsur-angsur, dan begitulah Gereja
menampung mereka dalam kepenuhan katolik" (AG 6).
855 Misi Gereja menuntut usaha mencari kesatuan umat
Kristen. "Bagi Gereja perpecahan umat Kristen merupakan halangan untuk
mewujudkan secara nyata kepenuhan ciri katoliknya dalam diri putera-puterinya,
yang berkat Baptis memang ditambahkan padanya, tetapi masih tercerai dari
kepenuhan persekutuan dengannya. Bahkan bagi Gereja sendiri pun menjadi lebih
sukar untuk dalam kenyataan hidupnya mengungkapkan kepenuhan sifat katoliknya
dalam segala seginya" (UR 4).
856 Tugas misi menuntut dialog penuh hormat dengan mereka
yang belum menerima Injil. Orang beriman dapat menarik keuntungan untuk dirinya
dari dialog ini, karena mereka akan mengerti lebih baik segala "kebenaran
atau rahmat mana pun, yang sudah terdapat pada para bangsa sebagai kehadiran
Allah yang serba rahasia" (AG 9). Kalau umat beriman mewartakan berita
gembira kepada mereka, yang belum mengenalnya, mereka melakukan, itu, untuk
menguatkan, melengkapi, dan meningkatkan yang benar dan yang baik, yang telah
Tuhan sebarkan di antara manusia dan bangsa-bangsa dan supaya manusia-manusia
ini dibersihkan dari kekeliruan dan kejahatan "demi kemuliaan Allah, untuk
mempermalukan setan dan demi kebahagiaan manusia" (AG 9).
IV. Gereja yang Apostolik
857 Gereja itu apostolik, karena ia didirikan alas para
Rasul dalam tiga macam arti:
- ia tetap "dibangun atas dasar para Rasul dan para
nabi" (Ef 2:20), atas saksi-saksi yang dipilih dan diutus oleh Kristus
sendiri;
- dengan bantuan Roh yang tinggal di dalamnya, ia menjaga
ajaran, warisan iman, serta pedoman-pedoman sehat para Rasul dan meneruskannya.
- ia tetap diajarkan, dikuduskan, dan dibimbing oleh para
Rasul sampai pada saat kedatangan kembali Kristus - dan justru oleh mereka yang
mengganti para Rasul dalam tugasnya sebagai gembala: Dewan para Uskup,
"yang dibantu para imam, dalam kesatuan dengan pengganti Petrus, gembala
tertinggi Gereja" (AG 5).
"Engkaulah Gembala kekal yang tidak pernah
meninggalkan kami, kawanan-Mu, tetapi selalu menjaga dan melindungi dengan
perantaraan para Rasul-Mu. Engkau telah melantik para Rasul itu sebagai gembala
yang memimpin kawanan-Mu, yaitu umat yang percaya kepada Putera-Mu" (MR,
Prefasi Rasul).
Perutusan Para Rasul
858 Yesus adalah Yang diutus oleh Bapa. Pada awal
karya-Nya "la memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya, ... Ia menetapkan
dua betas orang, untuk ssl menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan
Injil" (Mrk 3:13-14). Oleh karena itu, mereka adalah
"utusan-Nya" (Yunani "apostoloi"). Dalam diri mereka, Ia
melanjutkan perutusan-Nya: "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian
sekarang Aku mengutus kamu" (Yoh 20:21). Pelayanan para Rasul melanjutkan
perutusan Kristus: "Barang siapa menyambut kamu, ia menyambut Aku",
demikian Ia berkata kepada keduabelasan (Mat 10:40).
859 Yesus mengikutsertakan para Rasul dalam perutusan yang
diterima-Nya dari Bapa. Seperti Anak "tidak dapat mengerjakan sesuatu dari
diri-Nya sendiri" (Yoh 5:19.30), tetapi menerima segala sesuatu dari Bapa,
yang telah mengutus-Nya, demikian juga mereka yang diutus oleh Yesus tidak
dapat berbuat apa-apa tanpa Dia, dari Siapa mereka menerima tugas misi dan
kekuatan untuk melaksanakannya. Dengan demikian para Rasul Kristus mengetahui,
bahwa mereka diberi kuasa oleh Allah sebagai "pelayan Perjanjian
Baru" (2 Kor 3:6), "pelayan Allah" (2 Kor 6:4), "utusan
dalam nama Kristus" (2 Kor 5:20), "pelayan Kristus... dan pengemban
rahasia-rahasia Allah" (1 Kor 4:1).
860 Dalam tugas para Rasul ada satu bagian yang tidak
dapat diserahkan: tugas sebagai saksi-saksi terpilih kebangkitan Tuhan dan
dasar Gereja. Tetapi di dalamnya juga terletak sekaligus satu tugas yang dapat
diserahkan. Kristus menjanjikan kepada mereka bahwa ia akan tinggal bersama
mereka sampai akhir zaman4. Karma itu "perutusan ilahi yang dipercayakan
Kristus kepada para Rasul itu, akan berlangsung sampai akhir zaman. Sebab Injil
yang harus mereka wartakan, bagi Gereja merupakan asas seluruh kehidupan untuk
selamanya. Maka dari itu dalam himpunan yang tersusun secara hierarkis itu para
Rasul telah berusaha mengangkat para pengganti mereka" (LG 20).
Para Uskup Adalah Pengganti Para Rasul
861 Para Rasul "tidak hanya mempunyai berbagai
pembantu dalam pelayanan. Melainkan supaya perutusan yang dipercayakan kepada
para Rasul dapat dilanjutkan sesudah mereka meninggal, mereka menyerahkan
kepada para pembantu mereka yang terdekat - seakan-akan sebagai wasiat - tugas
untuk menyempurnakan dan meneguhkan karya yang telah mereka mulai. Kepada
mereka itu para Rasul berpesan, agar mereka menjaga seluruh kawanan, tempat Roh
Kudus mengangkat mereka untuk menggembalakan jemaat Allah. Jadi para Rasul
mengangkat orang-orang seperti itu; dan kemudian memberi perintah, supaya bila
mereka sendiri meninggal, orang-orang lain yang terbukti baik mengambil alih
pelayanan mereka" (LG 20).
862 "Seperti tugas, yang oleh Tuhan secara khas
diserahkan kepada Petrus, ketua para Rasul, dan harus diteruskan kepada para
penggantinya, tetaplah adanya, begitu pula tetaplah tugas para Rasul
menggembalakan Gereja, yang tiada hentinya harus dilaksanakan oleh pangkat suci
para Uskup. Maka dari itu konsili suci mengajarkan, bahwa atas penetapan ilahi
para Uskup menggantikan para Rasul sebagai Gembala Gereja. Barang siapa
mendengarkan mereka, mendengarkan Kristus; tetapi barang siapa menolak mereka,
menolak Kristus dan Dia yang mengutus Kristus" (LG 20).
Kerasulan
863 Seluruh Gereja bersifat apostolik dalam arti bahwa
ia, melalui pengganti-pengganti santo Petrus dan para Rasul, tinggal bersatu
dengan asalnya dalam persekutuan hidup dan iman. Seluruh Gereja juga apostolik
dalam arti bahwa ia telah "diutus" ke seluruh dunia. Semua anggota
Gereja mengambil bagian dalam perutusan ini, walaupun atas cara yang
berbeda-beda. "Panggilan kristiani menurut hakikatnya merupakan panggilan
untuk merasul juga." "Kerasulan" ialah "setiap kegiatan
Tubuh mistik" yang mengusahakan, agar "seluruh dunia sungguh-sungguh
diarahkan kepada Kristus" (AA 2).
864 "Kristus yang diutus oleh Bapa menjadi sumber
dan asal seluruh kerasulan Gereja. Maka jelaslah kesuburan kerasulan awam
tergantung dari persatuan mereka dengan Kristus" (AA 4). Sesuai dengan
panggilan, tuntutan zaman dan keanekaragaman anugerah Roh Kudus, kerasulan juga
mempunyai banyak macam bentuk. Tetapi cinta kasih yang terutama ditimba dari
Ekaristi, "boleh dikatakan jiwa seluruh kerasulan" (AA 3).
865 Gereja adalah satu, kudus, katolik, dan apostolik
dalam identitasnya yang dalam dan terakhir, karena di dalamnya sudah ada
"Kerajaan surga", "Kerajaan Allah". Di dalamnya Kerajaan
itu akan disempurnakan pada akhir zaman. Ia telah datang dalam pribadi Kristus
dan dalam hati mereka, yang telah menggabungkan diri dengan-Nya, ia tumbuh
penuh rahasia sampai kepada kesempurnaan eskatologis. Pada waktu itu, semua
manusia, yang ditebus oleh-Nya dan yang telah menjadi kudus di dalam-Nya dan
tak bercela di hadirat Allah, akan dikumpulkan sebagai Umat Allah satu-satunya,
sebagai "mempelai Anak Domba" (Why 21:9), "Kota Suci Yerusalem
yang turun dari surga, dari Allah, penuh dengan kemuliaan Allah" (Why
21:10-11). "Tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya
tertulis kedua belas nama dari kedua belas Rasul Anak Domba itu" (Why
21:14).
TEKS-TEKS SINGKAT
866 Gereja itu satu: Ia hanya mempunyai satu Tuhan,
mengakui hanya satu iman, lahir dari satu Pembaptisan, membentuk hanya satu
tubuh, dijiwai oleh satu Roh menuju satu harapan tunggal; kalau ini sekali
waktu terpenuhi, maka segala pemisahan akan teratasi.
867 Gereja adalah kudus: Roh Kudus adalah asalnya;
Kristus, Mempelainya, telah menyerahkan Diri untuknya, untuk menguduskannya;
Roh kekudusan menghidupkannya. Memang orang berdosa juga termasuk di dalamnya,
tetapi ia adalah "yang tak berdosa, yang terdiri dari orang-orang berdosa
". Dalam orang-orang kudusnya terpancar kekudusannya; di dalam Maria ia
sudah kudus secara sempurna.
868 Gereja itu katolik: Ia mewartakan seluruh iman; ia
mempunyai dan membagi-bagikan kepenuhan sarana keselamatan; ia diutus kepada
semua bangsa; ia berpaling kepada semua manusia; ia merangkum segala waktu; ia
adalah "misionaris menurut hakikatnya " (AG 2).
869 Gereja adalah apostolik: Ia telah dibangun atas dasar
kuat.- atas "kedua belas Rasul Anak Domba " (Why 21:14); ia tidak
dapat dirobohkan; ia tidak dapat salah dalam menyampaikan kebenaran; Kristus
membimbingnya melalui Petrus dan para Rasul yang lain, yang ada dengannya dalam
pengganti-pengganti-Nya, Paus dan Dewan para Uskup.
870 "Satu-satunya Gereja Kristus, yang dalam
syahadat iman kita akui sebagai Gereja yang satu, kudus, katolik, dan
apostolik... berada dalam Gereja Katolik, yang dipimpin oleh pengganti Petrus
dan para Uskup dalam persekutuan dengannya, walaupun di luar persekutuan itu
pun terdapat banyak unsur pengudusan dan kebenaran " (LG 8).
PASAL 4 * UMAT BERIMAN KRISTEN - HIERARKI, AWAM, BIARAWAN-BIARAWATI
871 "Orang-orang
beriman kristiani ialah mereka yang dengan Pembaptisan menjadi anggota-anggota
Tubuh Kristus, dijadikan Umat Allah dan dengan caranya sendiri mengambil bagian
dalam tugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja, dan oleh karena itu sesuai
dengan kedudukan mereka masing-masing dipanggil untuk melaksanakan perutusan
yang dipercayakan Allah kepada Gereja untuk dilaksanakan di dunia" (CIC,
can. 204, ? 1)
872 "Di antara
semua orang beriman kristiani, berkat kelahiran kembali mereka dalam Kristus,
ada kesamaan sejati dalam martabat dan kegiatan; dengan itu mereka semua sesuai
dengan kondisi khas dan tugas masing-masing, bekerja sama membangun Tubuh
Kristus" (CIC, can. 208)
873 Malahan
perbedaan-perbedaan yang menurut kehendak Tuhan terdapat di antara
anggota-anggota Tubuh-Nya, melayani kesatuan dan perutusannya. Karena
"dalam Gereja terdapat kenanekaan pelayanan, tetapi kesatuan perutusan.
Para Rasul serta para pengganti mereka oleh Kristus diserahi tugas mengajar,
menyucikan dan memimpin atas nama dan kuasa-Nya. Sedangkan kaum awam ikut serta
mengemban tugas imamat, kenabian, dan rajawi Kristus, menunaikan tugas mereka
dalam perutusan segenap Umat Allah dalam Gereja dan di dunia" (AA 2).
"Dari kedua belah pihak ada orang-orang beriman kristiani yang dengan
mengikrarkan nasihat-nasihat Injili dengan kaul-kaul atau ikatan suci lain yang
diakui dan dikukuhkan Gereja" (CIC, can. 207, ? 2).
I. * Bentuk Hierarkis Gereja Mengapa Jabatan Gerejani?
874 Kristus sendiri
adalah pencetus jabatan di dalam Gereja. Ia menciptakannya dan memberi
kepadanya wewenang dan perutusan, arah dan tujuan.
"Untuk menggembalakan dan senantiasa mengembangkan
Umat Allah, Kristus Tuhan mengadakan dalam Gereja-Nya aneka pelayanan, yang
tujuannya kesejahteraan seluruh tubuh. Sebab para pelayan, yang mempunyai
kekuasaan kudus, melayani saudara-saudara mereka, supaya semua yang termasuk
Umat Allah... mencapai keselamatan" (LG 18).
875 "Tetapi
bagaimana mereka dapat berseru kepadanya, jika mereka tidak percaya kepada Dia?
Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang
Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada, yang
memberitakannya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakannya, jika mereka tidak
diutus?" (Rm 10:14-15). Tidak ada siapa pun, individu atau kelompok yang
dapat mewartakan Injil kepada dirinya sendiri. "Jadi, iman timbul dari
pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus" (Rm 10:17). Tidak ada
seorang pun dapat memberi kepada diri sendiri tugas dan perutusan untuk
mewartakan Injil. Orang yang diutus Tuhan tidak berbicara dan bertindak atas
wewenangnya sendiri, tetapi berkat wewenang Kristus; ia berbicara kepada umat,
bukan sebagai salah seorang anggota, melainkan atas nama Kristus. Tidak ada
seorang pun dapat memberi rahmat kepada diri sendiri; rahmat harus dikaruniakan
dan ditawarkan. Semuanya itu mengandaikan adanya pelayan rahmat, yang diberi
kuasa oleh Kristus. Dari Dia mereka menerima perutusan dan wewenang [kekuasaan
kudus] untuk bertindak "dalam nama Kristus, Kepala" [in persona
Christi Capitis]. Jabatan ini, di mana orang-orang yang diutus Kristus karena
rahmat Allah melakukan dan memberi, apa yang mereka tidak dapat lakukan dan
berikan dari dirinya sendiri, oleh tradisi Gereja dinamakan
"Sakramen". Jabatan pelayanan di dalam Gereja diterima oleh suatu Sakramen
khusus.
876 Kodrat
sakramental dari jabatan gerejani secara intrinsik berhubungan juga dengan
sifatnya sebagai pelayan. Karena pejabat-pejabat bergantung sepenuhnya dari
Kristus, yang memberi perutusan dan wewenang, mereka dengan sesungguhnya adalah
"hamba Kristus" (Rm 1:1) menurut contoh Kristus, yang demi kita telah
mengambil "rupa seorang hamba" (Flp 2:7) dengan sukarela. Karena
sabda dan rahmat yang harus mereka layani tidak berasal dari mereka, tetapi
dari Kristus yang mempercayakan itu kepada mereka demi kepentingan orang lain,
mereka harus dengan sukarela menjadikan diri hamba bagi semua orang Bdk. 1
Kor9:19..
877 Begitu pula
sifat kolegialnya termasuk kodrat sakramental dari jabatan pelayanan gerejani.
Sudah pada awal kegiatan-Nya, Tuhan Yesus menetapkan kedua-belasan sebagai
"benih Israel Baru, pun sekaligus awal mula hierarki suci" (AG 5).
Dipilih bersama-sama, mereka juga diutus bersama-sama; kesatuan persaudaraannya
melayani persekutuan persaudaraan semua umat beriman; ia seakan-akan merupakan
pantulan dan kesaksian persekutuan antara Pribadi-Pribadi ilahi Bdk. Yoh
17:21-23.. Karena itu setiap Uskup melaksanakan pelayanannya dalam dewan para
Uskup dalam persekutuan dengan Uskup Roma, pengganti santo Petrus dan kepala
dewan; begitu pula para imam melaksanakan pelayanannya dalam presbiterium
keuskupan, di bawah bimbingan Uskupnya.
878 Juga sifat
pribadinya termasuk kodrat sakramental dari jabatan gerejani. Walaupun
pelayan-pelayan Kristus bertindak bersama-sama, mereka juga selalu bertindak
secara pribadi. Setiap mereka dipanggil secara pribadi; "tetapi engkau,
ikutlah Aku!" (Yoh 21:22) Bdk. Mat 4:19.21; Yoh 1:43., supaya menjadi
saksi pribadi dalam perutusan bersama, yang bertanggung jawab secara pribadi
kepada Dia, yang memberi perutusan. Dalam nama pribadi Kristus ia melayani
pribadi-pribadi: "Aku membaptis engkau atas nama Bapa..."; "Aku
melepaskan engkau dari segala dosa..."
879 Dengan demikian
pelayanan sakramental di dalam Gereja adalah sekaligus pelayanan kolegial dan
pelayanan pribadi, yang dilaksanakan atas nama Kristus. Hal ini tampak dalam
hubungan antara dewan Uskup dengan kepalanya, pengganti santo Petrus dan dalam
hubungan antara tanggung jawab pastoral Uskup untuk Gereja lokalnya dan
keprihatinan bersama dewan para Uskup untuk seluruh Gereja.
Dewan Para Uskup dan Kepalanya, Paus
880 Ketika Kristus
mengangkat kedua-belasan, Ia "membentuk mereka menjadi semacam dewan atau
badan yang tetap. Sebagai ketua dewan diangkat-Nya Petrus yang dipilih dari
antara mereka" (LG 19). "Seperti santo Petrus dan para Rasul lainnya
atas penetapan Tuhan merupakan satu dewan para Rasul, begitu pula Imam Agung di
Roma, pengganti Petrus, bersama para Uskup, pengganti para Rasul, merupakan
himpunan yang serupa" (LG 22) Bdk.CIC, can. 330..
881 Tuhan
menjadikan hanya Simon, yang ia namakan Petrus, sebagai wadas untuk Gereja-Nya.
Ia menyerahkan kepada Petrus kunci-kunci Gereja Bdk. Mat 16:18-19. dan
menugaskan dia sebagai gembala kawanan-Nya Bdk. Yoh 21:15-17.. "Tetapi
tugas mengikat dan melepaskan yang diserahkan kepada Petrus, ternyata diberikan
juga kepada dewan para Rasul dalam persekutuan dengan kepalanya" (LG 22).
Jabatan gembala dari Petrus dan para Rasul yang lain termasuk dasar Gereja. Di
bawah kekuasaan tertinggi [primat] Paus, wewenang itu dilanjutkan oleh para
Uskup.
882 Paus, Uskup
Roma dan pengganti Petrus, merupakan "asas dan dasar yang kekal dan
kelihatan bagi kesatuan para Uskup maupun segenap kaum beriman" (LG 23).
"Sebab Imam Agung di Roma berdasarkan tugasnya, yakni sebagai wakil
Kristus dan gembala Gereja semesta, mempunyai kuasa penuh, tertinggi, dan
universal terhadap Gereja; dan kuasa itu selalu dapat dijalankannya dengan
bebas" (LG 22)
883 "Adapun
dewan atau badan para Uskup hanyalah berwibawa bila bersatu dengan Imam Agung
di Roma,... sebagai kepalanya". Dengan persyaratan ini dewan itu juga
"mempunyai kuasa penuh, tertinggi dan universal terhadap Gereja... Tetapi
kuasa ini hanyalah dapat dijalankan dengan persetujuan Imam Agung di Roma"
(LG 22)
884 "Kuasa
atas Gereja, dijalankan secara meriah oleh dewan Uskup dalam suatu konsili
ekumenis" (CIC, can. 337, ? 1). "Tidak pernah ada konsili ekumenis,
yang, tidak disahkan atau sekurang-kurangnya diterima baik oleh pengganti
Petrus" (LG. 22).
885 "Sejauh
terdiri dari banyak orang, dewan itu mengungkapkan keaneka-ragaman dan sifat
universal Umat Allah; tetapi sejauh terhimpun di bawah satu kepala,
mengungkapkan kesatuan kawanan Kristus" (LG 22).
886 "Masing-masing
Uskup menjadi asas dan dasar kelihatan bagi kesatuan dalam Gereja
khususnya" (LG 23). "Tiap Uskup menjalankan kekuasaan pastoralnya terhadap
bagian Umat Allah, yang dipercayakan kepadanya" (LG 23), di mana mereka
dibantu oleh para imam dan diaken. Tetapi sebagai anggota dewan para Uskup
setiap mereka mengambil bagian dalam pemeliharaan seluruh Gereja Bdk. CD 3..
Mereka menjalankan tugas itu pertama-tama dengan "memimpin Gerejanya
sebagai bagian dari Gereja universal secara baik." Dengan demikian mereka
menyumbang "dengan berdaya guna kepentingan seluruh Tubuh Mistik, yang
adalah tubuh Gereja-gereja" (LG 23). Perhatian ini harus ditujukan
terutama kepada kaum miskin Bdk. Gal2:10., kepada mereka yang dianiaya karena
imannya, demikian juga kepada para pewarta iman, di seluruh dunia.
887 Gereja-gereja
lokal yang berdekatan dan yang merupakan kesatuan budaya membentuk Propinsi
gerejani atau kesatuan-kesatuan yang lebih besar, yang dinamakan Kebatrikan
atau Regio Bdk. Kanon Rasul 34.. Para Uskup dari kesatuan-kesatuan ini dapat
berkumpul dalam sinode atau konsili propinsi. "Begitu pula
konferensi-konferensi Uskup sekarang ini dapat memberi sumbangan bermacam-macam
yang berfaedah, supaya semangat kolegial mencapai penerapannya yang
konkret" (LG 23).
Wewenang Mengajar
888 Bersama para
imam, rekan sekerjanya, para Uskup mempunyai "tugas utama... mewartakan
Injil Allah kepada semua orang" (PO 4), seperti yang diperintahkan Tuhan
Bdk. Mrk 16:15.. Mereka adalah "pewarta iman, yang mengantarkan
murid-murid baru kepada Kristus dan mereka pengajar yang otentik atau mengemban
kewibawaan Kristus" (LG 25).
889 Untuk
memelihara Gereja dalam kemurnian iman yang diwariskan oleh para Rasul, maka
Kristus yang adalah kebenaran itu sendiri, menghendaki agar Gereja-Nya
mengambil bagian dalam sifat-Nya sendiri yang tidak dapat keliru. Dengan
"cita rasa iman yang adikodrati", Umat Allah memegang teguh iman dan
tidak menghilangkannya di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja yang hidup
890 Perutusan
Wewenang Mengajar berkaitan dengan sifat definitif perjanjian, yang Allah
adakan di dalam Kristus dengan Umat-Nya. Wewenang Mengajar itu harus melindungi
umat terhadap kekeliruan dan kelemahan iman dan menjamin baginya kemungkinan
obyektif, untuk mengakui iman asli, bebas dari kekeliruan. Tugas pastoral
Wewenang Mengajar ialah menjaga agar Umat Allah tetap bertahan dalam kebenaran
yang membebaskan. Untuk memenuhi pelayanan ini Kristus telah menganugerahkan
kepada para gembala karisma "tidak dapat sesat" [infallibilitas]
dalam masalah-masalah iman dan susila. Karisma ini dapat dilaksanakan dengan
berbagai macam cara:
891 "Ciri
tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di Roma, kepala dewan para Uskup,
berdasarkan tugas beliau, bila selaku gembala dan guru tertinggi segenap umat
beriman, yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman, menetapkan ajaran
tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif... Sifat tidak dapat
sesat, yang dijanjikan kepada Gereja, ada pula pada Badan para Uskup, bila
melaksanakan wewenang tertinggi untuk mengajar bersama dengan pengganti
Petrus" (LG 25) terutama dalam konsili ekumenis Bdk. Konsili Vatikan 1: DS
3074.. Apabila Gereja melalui Wewenang Mengajar tertingginya "menyampaikan
sesuatu untuk diimani sebagai diwahyukan oleh Allah" (DV 10) dan sebagai
ajaran Kristus, maka umat beriman harus "menerima ketetapan-ketetapan itu
dengan ketaatan iman" (LG 25). Infallibilitas ini sama luasnya seperti
warisan wahyu ilahi Bdk. LG 25..
892 Bantuan ilahi
juga dianugerahkan kepada pengganti-pengganti para Rasul, yang mengajarkan
dalam persekutuan dengan pengganti Petrus, dan terutama kepada.Uskup Roma,
gembala seluruh Gereja, apabila mereka, walaupun tidak memberikan
ketetapan-ketetapan kebal salah dan tidak menyatakannya secara definitif,
tetapi dalam pelaksanaan Wewenang Mengajarnya yang biasa mengemukakan satu
ajaran, yang dapat memberi pengertian yang lebih baik mengenai wahyu dalam
masalah-masalah iman dan susila. Umat beriman harus mematuhi ajaran-ajaran
otentik ini dengan: "kepatuhan kehendak dan akal budi yang suci" (LG
25), yang walaupun berbeda dengan persetujuan iman, namun mendukungnya.
Wewenang Menguduskan
893 Uskup adalah
juga "'pengurus rahmat imamat tertinggi Bdk. Luk 22:26-27., terutama dalam
Ekaristi, yang dipersembahkannya sendiri atau yang dipersembahkan atas
kehendaknya" oleh para imam, rekan kerjanya (LG 26). Ekaristi adalah pusat
kehidupan Gereja lokal. Uskup dan para imam menguduskan Gereja dengan doanya
dan karyanya, dengan pelayanan Sabda dan Sakramen-sakramen. Mereka menguduskan
umat melalui contohnya, bukan sebagai "penguasa umat" melainkan
sebagai "teladan bagi kawanan domba" (1 Ptr 5:3). "Dengan demikian
mereka akan mencapai hidup kekal, bersama dengan kawanan yang dipercayakan
kepada mereka" (LG 26).
Wewenang Memimpin
894 "Para
Uskup membimbing Gereja-gereja khusus yang dipercayakan kepada mereka sebagai
wakil dan utusan Kristus, dengan petunjuk-petunjuk, nasihat-nasihat dan teladan
mereka, tetapi juga dengan kewibawaan dan kuasa suci" (LG 27). Tetapi
mereka harus melaksanakan wewenang ini untuk pembangunan umat dalam semangat
pelayanan, yang adalah semangat guru mereka sendiri.
895 "Kuasa,
yang mereka jalankan sendiri atas nama Kristus itu, bersifat pribadi, biasa dan
langsung, walaupun penggunaannya akhirnya diatur oleh kewibawaan tertinggi
Gereja" (LG 27). Tetapi para Uskup tidak boleh dianggap sebagai wakil
Paus, yang wewenangnya yang biasa dan langsung untuk seluruh Gereja tidak
menghapuskan wewenang mereka sendiri, tetapi sebaliknya menguatkan dan
melindunginya. Namun wewenang mereka harus dilaksanakan dalam persekutuan
dengan seluruh Gereja di bawah pimpinan Paus.
896 Dalam melaksanakan
tugasnya sebagai gembala, Uskup harus memakai Gembala baik sebagai teladan dan
"rupa". Sadar akan kelemahan-kelemahannya, ia dapat "turut
menderita dengan mereka yang tidak tahu dan sesat. Hendaklah ia selalu bersedia
mendengarkan bawahannya, yang dikasihinya sebagai anak-anaknya sendiri...
Adapun kaum beriman wajib patuh terhadap Uskup, seperti Gereja terhadap Yesus
Kristus, dan seperti Yesus Kristus terhadap Bapa" (LG 27).
"Ikutilah Uskupmu seperti Yesus Kristus mengikuti
Bapa dan ikutilah para imam seperti mengikuti para Rasul; tetapi taatilah para
diaken seperti menaati perintah Allah. Jangan seorang pun melakukan sesuatu
yang menyangkut Gereja tanpa Uskup" (Ignasius dari Antiokia, Smym. 8 1). 1550
II. * Kaum Awam Beriman
897 "Yang
dimaksudkan dengan awam di sini adalah semua orang beriman kristiani kecuali
mereka yang termasuk golongan imam atau status religius yang diakui dalam
Gereja. Jadi kaum beriman kristiani, yang berkat Baptis telah menjadi anggota
Tubuh Kristus, terhimpun menjadi Umat Allah, dengan cara mereka sendiri ikut
mengemban tugas imamat, kenabian, dan rajawi Kristus, dan dengan demikian
sesuai dengan kemampuan mereka melaksanakan perutusan segenap umat kristiani
dalam Gereja dan dunia" (LG 31). 873
Panggilan Awam
898 "Berdasarkan
panggilan mereka yang khas, kaum awam waiib mencari Kerajaan Allah, dengan
mengurus hal-hal yang fana dan mengatumya seturut kehendak Allah... Tugas
mereka yang istimewa yakni: menyinari dan mengatur semua hal fana, yang
erat-erat melibatkan mereka, sedemikian rupa, sehingga itu semua selalu
terlaksana dan berkembang menurut kehendak Kristus, demi kemuliaan Sang
Pencipta dan Penebus" (LG 31). 2105
899 Prakarsa para
awam Kristen sangat dibutuhkan dalam usaha mencari sarana dan jalan, untuk
meresapi keadaan-keadaan kemasyarakatan, politik, dan sosial ekonomi dengan
tuntutan iman dan kehidupan Kristen. Tentu usaha ini termasuk kehidupan Gereja:
"Umat beriman atau lebih tepat lagi kaum awam,
berdiri di garis terdepan kehidupan Gereja; melalui mereka Gereja adalah unsur
kehidupan bagi masyarakat manusiawi. Oleh karena itu mereka, dan justru mereka,
harus memiliki suatu keyakinan yang makin dalam, bahwa mereka tidak hanya
termasuk dalam Gereja, tetapi merupakan Gereja, artinya, persekutuan kaum
beriman di dunia di bawah bimbingan Paus sebagai kepala dan para Uskup yang
bersatu dengan dia. Mereka adalah Gereja (Pius XII, Wejangan 20 Pebruari 1946,
dikutip dalam CL 9).
900 Kaum awam,
seperti juga semua umat beriman, telah menerima dari Allah tugas kerasulan berkat
Pembaptisan dan Penguatan; karena itu mereka mempunyai hak dan kewajiban, baik
sendiri-sendiri maupun dalam persekutuan dengan orang lain, untuk berusaha
supaya semua manusia di seluruh dunia mengenal dan menerima berita keselamatan
ilahi. Kewajiban ini lebih mendesak lagi, apabila orang tertentu hanya melalui
mereka dapat menerima Injil dan mengenal Kristus. Dalam persekutuan gerejani
kegiatan mereka sekian penting, sehingga kerasulan pastor sering tidak dapat
berkembang sepenuhnya tanpa mereka.
Keikut-sertaan Awam dalam Jabatan Kristus sebagai Imam
901 Kaum awam
sebagai "orang yang menyerahkan diri kepada Kristus dan diurapi dengan Roh
Kudus, secara ajaib dipanggil dan disiapkan, supaya secara makin limpah
menghasilkan buah-buah Roh dalam diri mereka. Sebab semua karya, doa-doa dan
usaha kerasulan mereka, hidup mereka selaku suami isteri dan dalam keluarga,
jerih payah mereka sehari-hari, istirahat bagi jiwa dan badan mereka, bila
dijalankan dalam Roh, bahkan beban-beban hidup bila ditanggung dengan sabar,
menjadi kurban rohani, yang dengan perantaraan Yesus Kristus berkenan kepada
Allah. Kurban itu dalam perayaan Ekaristi, bersama dengan persembahan tubuh
Tuhan, penuh khidmat dipersembahkan kepada Bapa. Demikianlah para awam pun
sebagai penyembah Allah, yang di mana-mana hidup dengan suci, membaktikan dunia
kepada Allah" (LG 34) Bdk. LG 10..
902 Secara khusus
orang-tua mengambil bagian dalam pelayanan pengudusan, "dengan hidup
berkeluarga dalam semangat kristiani serta mengusahakan pendidikan kristiani
anak-anak mereka" (CIC, can. 835, ? 4).
903 Kalau memenuhi
semua persyaratan, para awam dapat dilantik untuk pelayanan tetap sebagai
lektor atau akolit Bdk. CIC, can. 230, ? 1.. "Di mana kebutuhan Gereja
memintanya, dan bila tidak ada pelayan-pelayan rohani, juga kaum awam meskipun
bukan lektor atau akolit, dapat menjalankan beberapa tugas, yakni melakukan
pelayanan sabda, memimpin doa-doa liturgis, memberikan permandian, dan
membagikan Komuni Suci, menurut ketentuan-ketentuan hukum" (CIC, can. 230,
? 3).
Keikutsertaan Mereka dalam Jabatan Kristus sebagai Nabi
904 "Kristus
Nabi Agung telah memaklumkan Kerajaan Bapa dengan kesaksian hidup maupun
kekuatan sabda-Nya. Ia menunaikan tugas kenabian-Nya hingga penampakan
kemuliaan sepenuhnya bukan saja melalui hierarki... melainkan juga melalui para
awam"(LG35).
"Pelajaran yang membawa pertobatan kepada iman...
dapat menjadi tugas setiap pengkhotbah, malahan setiap orang beriman"
(Tomas Aqu., s.th. 3,71,4, ad 3).
905 Kaum awam
melaksanakan tugasnya sebagai nabi juga melalui penginjilan, "yakni
pewartaan Kristus, yang disampaikan dengan kesaksian hidup dan kata kata".
Pewartaan yang dijalankan oleh kaum awam ini "memperoleh ciri yang khas
dan daya guna yang istimewa justru karena dijalankan dalam keadaan-keadaan
biasa dunia ini" (LG 35).
"Kerasulan semacam itu tidak hanya terdiri dari
kesaksian hidup saja. Rasul yang sejati mencari kesempatan-kesempatan untuk
mewartakan Kristus dengan kata-kata baik kepada mereka yang tidak beriman...
maupun kepada kaum beriman" (AA 6) Bdk. AG 15..
906 Awam beriman,
yang mampu dan yang berpendidikan khusus, dapat juga turut bekerja dalam
pelajaran katekese Bdk. CIC, cann. 774; 776; 780., ilmu pengetahuan teologi,
Bdk. CIC, can. 229. demikian juga dalam kerasulan media komunikasi Bdk. CIC,
can. 823, ? 1..
907 "Sesuai
dengan pengetahuan, kompetensi, dan kedudukannya, mereka mempunyai hak, bahkan
kadang-kadang juga kewajiban untuk menyampaikan kepada para gembala rohani
pendapat mereka tentang hal-hal yang termasuk kesejahteraan Gereja dan untuk
memberitahukannya kepada kaum beriman kristiani lainnya, tanpa mengurangi
keutuhan iman serta kesusilaan dan sikap hormat terhadap para gembala, dan
dengan memperhatikan manfaat umum serta martabat pribadi orang" (CIC, can.
212, ? 3).
Keikutsertaan Mereka dalam Jabatan Kristus sebagai Raja
908 Oleh
ketaatan-Nya sampai mati, Bdk. Flp 2:8-9. Kristus telah memberi kepada
murid-murid-Nya anugerah kebebasan rajawi, supaya mereka "dengan
mengingkari diri serta hidup suci mengalahkan Kerajaan dosa dalam diri mereka
sendiri" (LG 36).
"Barang siapa menaklukkan tubuhnya dan menjadi tuan
atas jiwanya, tanpa membiarkan diri dibanjiri oleh nafsu-nafsu, ia dapat
disebut raja, karena ia dapat menguasai pribadinya. Ia bebas dan tidak
bergantung dan tidak membiarkan diri dikuasai oleh perhambaan dosa"
(Ambrosius, psal. 118, 14,30).
909 "Selain
itu hendaklah kaum awam dengan kerjasama yang erat menyehatkan lembaga-lembaga
dan kondisi-kondisi masyarakat, bila ada yang merangsang untuk berbuat dosa.
Maksudnya yakni supaya itu semua disesuaikan dengan norma-norma keadilan, dan
menunjang pengamalan keutamaan-keutamaan, bukan malahan merintanginya. Dengan
demikian mereka meresapi kebudayaan dan kegiatan manusia dengan nilai
moral" (LG 36).
910 "Kaum awam
dapat juga merasa dirinya terpanggil atau dapat dipanggil,untuk bekeja sama
dengan para gembala mereka dalam dalam melayani persekutuan gerejani, demi
pertumbuhan dan kehidupan persekutuan itu. Dalam pada itu mereka dapat
mengambil alih pelayanan yang sangat berbeda-beda, sesuai dengan rahmat dan karisma
yang Tuhan anugerahkan kepada ereka (EN 73).
911 Di dalam Gereja
"orang-orang beriman kristiani awam dapat diikut-sertakan [dalam
pelaksanaan kuasa yurisdiksi] menurut hukum" (CIC, can. 129, ? 2).
Misalnya mereka dapat mengambil bagian dalam konsili lokal CIC, can. 443, ? 4.
dan sinode diosesan, CIC, can. 463, ?? 1.2. menjadi anggota dewan pastoral,
CIC, cann. 511; 536. dapat turut serta dalam suatu tim pastoral paroki, CIC,
can. 517, ? 2. dapat turut bekerja dalam dewan keuangan CIC, cann. 492, ? 1; 536.
dan menjadi anggota pengadilan gerejani. CIC, can. 1421, ? 2.
912 "Demi
terlaksananya tata-keselamatan hendaklah kaum beriman belajar membedakan dengan
cermat antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban mereka selaku anggota Gereja, dan
hak-hak serta kewajiban-kewajiban mereka sebagai anggota masyarakat manusia.
Hendaklah mereka berusaha memperpadukan keduanya secara selaras, dengan
mengingat, bahwa dalam perkara duniawi mana pun mereka wajib menganut suara
hati kristiani. Sebab tiada tindakan manusiawi satu pun, juga dalam
urusan-urusan duniawi, yang dapat dilepaskan dari kedaulatan Allah" (LG
36).
913 "Demikianlah
setiap orang awam, karena karunia-karunia yang diterimanya, menjadi saksi dan
sarana hidup perutusan Gereja sendiri 'menurut ukuran anugerah Kristus'
(Ef4:7)" (LG 33).
III. * "Hidup Bakti"
914 "Meskipun
status yang terwujudkan dengan pengikraran nasihat-nasihat Injil itu tidak
termasuk susunan hierarkis Gereja, namun tidak dapat diceraikan dari kehidupan
dan kesucian Gereja" (LG 44).
Nasihat-nasihat Injil, Hidup Berkaul
915 Nasihat-nasihat
Injil dalam keaneka-ragamannya dianjurkan kepada setiap murid Kristus. Cinta
sempurna, untuk mana semua umat beriman dipanggil, membawa untuk mereka yang
secara bebas menerima panggilan untuk kehidupan berkaul, kewajiban, supaya
hidup dalam kemurnian pantang nikah demi Kerajaan Allah, dan dalam kemiskinan
dan ketaatan. Ikrar nasihat-nasihat ini dalam salah satu status kehidupan yang
diakui Gereja menandakan hidup bakti Bdk. LG 42-43; PC 1..
916 Jadi status
kebiaraan merupakan semacam "penahbisan yang lebih dalam" yang
berakar dalam Pembaptisan dan merupakan satu penyerahan total kepada Allah Bdk.
PC 5.. Dalam hidup bakti ini umat beriman kristiani yang digerakkan oleh Roh
Kudus, membuat niat supaya mengikuti Kristus secara lebih erat, menyerahkan
diri kepada Allah tercinta dan sambil mengusahakan cinta sempurna dalam
pelayanan Kerajaan Allah, mempratandakan dan mewartakan di dalam Gereja
kemuliaan dunia yang akan datang Bdk.CIC, can. 573..
Pohon Besar dengan Banyak Dahan
917 "Dengan
demikian berkembanglah pelbagai bentuk kehidupan menyendiri maupun bersama, dan
pelbagai keluarga, bagaikan pada pohon yang tumbuh di ladang Tuhan dari benih
ilahi, dan yang secara ajaib telah banyak bercabang-cabang. Itu semua menambah
jasa-sumbangan baik bagi kemajuan para anggotanya maupun bagi kesejahteraan
seluruh Tubuh Kristus" (LG 43).
918 "Sejak
awal mula Gereja terdapat pria dan wanita, yang dengan mengamalkan
nasihat-nasihat Injil bermaksud mengikuti Kristus secara lebih bebas, dan
meneladani-Nya dengan lebih setia. Dengan cara mereka masing-masing mereka
menghayati hidup yang dibaktikan kepada Allah. Di antara mereka banyaklah yang
atas dorongan Roh Kudus hidup menyendiri atau mendirikan keluarga-keluarga
religius. Dengan kewibawaannya Gereja dengan suka hati menyambut dan menyetujui
cara hidup mereka" (PC 1).
919 Uskup-Uskup
diosesan hendaknya berusaha supaya menemukan karunia-karunia baru hidup bakti
yang dianugerahkan Roh Kudus kepada Gereja. Mengakui bentuk-bentuk baru
kehidupan bakti ini adalah hak Tahta Suci Bdk. CIC, can. 605..
Kehidupan Bertapa [Eremit]
920 Juga apabila
mereka tidak selalu mengikrarkan ketiga nasihat Injil secara publik, para
pertapa, "dengan lebih menarik diri dari dunia ramai, dalam keheningan
kesunyian, dalam doa dan tobat terus-menerus, mempersembahkan hidupnya demi
pujian kepada Allah serta keselamatan dunia" (CIC, can. 603, ? 1).
921 Mereka
menunjukkan kepada setiap orang inti dari misteri Gereja: keakraban pribadi
dengan Kristus. Tersembunyi bagi mata manusia, kehidupan para pertapa merupakan
khotbah Kristus secara diam-diam. Seorang pertapa menyerahkan kehidupannya
secara penuh kepada Kristus, karena Ia adalah segala-galanya untuk dia.
Menemukan kemuliaan Yang Tersalib di padang gurun, dalam perjuangan rohani itu
adalah suatu panggilan Khusus.
Perawan dalam Hidup Bakti
922 Sejak zaman
para Rasul Tuhan telah memanggil perawan-perawan Kristen, untuk mengikat diri
kepada-Nya secara tidak terbagi, dalam kebebasan hati, tubuh dan roh yang lebih
besar Bdk. 1 Kor 7:34-36.. Dengan persetujuan Gereja mereka telah membuat
keputusan agar hidup dalam status keperawanan "demi Kerajaan surga"
(Mat 19:12).
923 Ada
"kelompok perawan, yang menyatakan cita-cita suci untuk mengikuti Kristus
secara lebih dekat, ditahbiskan oleh Uskup diosesan dengan upacara liturgi yang
sudah disahkan, secara mistik dipersuntingkan dengan Kristus Putera Allah serta
dibaktikan bagi pelayanan Gereja." (CIC, can. 604, ? 1). Oleh ritus
penahbisan perawan yang meriah ini, "perawan ini menjadi pribadi yang
ditahbiskan kepada Allah, suatu tanda yang menunjukkan cinta Gereja kepada
Kristus dan suatu lambang tentang mempelai surgawi pada akhir zaman dan
kehidupan yang akan datang (OCV praenotanda 1).
924 Status para
perawan mendekati bentuk-bentuk hidup bakti yang lain. Ia mewajibkan wanita di
dunia (ataupun suster) untuk hidup sesuai dengan statusnya, dengan karisma yang
dianugerahkan kepadanya, untuk berdoa, bersilih, untuk melayani saudara dan
saudarinya dan untuk merasul Bdk. OCV praenotanda 2.. "Agar memelihara
niat mereka dengan lebih setia... para perawan tadi dapat membentuk
perserikatan" (CIC, can. 604, ? 2).
Kehidupan Membiara
925 Kehidupan
membiara muncul dalam abad-abad pertama kekristenan di Timur Tengah Bdk. UR
15.. Kehidupan itu dilangsungkan dalam institut-institut yang didirikan oleh
Gereja secara kanonik Bdk. CIC, can. 573.. Ia berbeda dengan bentuk hidup bakti
yang lain oleh penekanan pada ibadat, ikrar nasihat-nasihat Injil secara resmi,
hidup dalam persekutuan persaudaraan dan kesaksian tentang persatuan Kristus
dengan Gereja Bdk. CIC, can. 607.. 1672
926 Kehidupan
membiara termasuk misteri Gereja. Ia adalah satu karunia, yang Gereja terima
dari Tuhannya dan yang ia serahkan kepada orang beriman, yang dipanggil dalam
ikrar nasihat-nasihat Injil, sebagai bentuk kehidupan tetap. Dengan demikian
Gereja dapat memberi kesaksian tentang Kristus dan mengenal diri sebagai
mempelai Penebus. Kehidupan membiara dalam berbagai bentuknya harus menyatakan
cinta Allah dalam bahasa zaman kita. 796
927 Semua
biarawan-biarawati merupakan rekan kerja Uskup diosesan dalam tugasnya sebagai
gembala Bdk. CD 33-35., juga apabila mereka tidak langsung berada di bawah
yurisdiksinya [exempt] Bdk. CIC, can. 591.. Untuk menanamkan dan mengembangkan
Gereja, maka sejak tahap awal evangelisasi perlu ada hidup membiara dalam
segala bentuknya Bdk. AG 18; 40., "Sejarah membuktikan jasa-jasa besar
keluarga-keluarga biara dalam penyebar-luasan iman dan pembentukan
Gereja-gereja baru: mulai dari lembaga monastik kuno, ordo-ordo Abad
Pertengahan, sampai kepada kongregasi-kongregasi zaman baru" (RM 69).
Lembaga Sekular
928 "Lembaga
sekular ialah lembaga hidup bakti, di mana umat beriman kristiani yang hidup di
dunia ramai mengusahakan kesempurnaan cinta kasih dan berusaha untuk
melaksanakan pengudusan dunia terutama dari dalam" (CIC, can. 710).
929 Oleh kehidupan
"yang secara sempurna dan penuh terarah kepada kekudusan", (Pius
XII., Konst. Ap. "Provida Mater") para anggota lembaga ini mengambil
bagian dalam tugas penginjilan Gereja "di tengah masyarakat dan bagaikan
dari dalam masyarakat", di mana kehadirannya bekerja sebagai
"ragi" (PC 11). "Kesaksian kehidupan Kristen mereka"
bermaksud untuk "menyelenggarakan urusan-urusan duniawi menurut kehendak
Allah dan meresapi dunia dengan semangat Injil". Mereka menerima
nasihat-nasihat Injil oleh ikatan-ikatan kudus dan memelihara persekutuan dan
persaudaraan di antara mereka sesuai dengan cara hidupnya yang sekular (CIC,
can. 713, ? 2).
Serikat-serikat Kehidupan Kerasulan
930 "Pada
lembaga-lembaga hidup bakti ditambahkan serikat-serikat hidup kerasulan, yang
anggota-anggotanya tanpa kaul religius mengejar tujuan kerasulan yang khas bagi
serikat, dan dengan menghayati hidup persaudaraan dalam kebersamaan menurut
gaya hidup khas mereka. Di antara serikat-serikat itu terdapat serikat-serikat
yang anggota-anggotanya menghayati nasihat-nasihat Injili dengan suatu ikatan
yang ditentukan dalam konstitusi" (CIC, can. 731 ? 1 dan 2).
Tahbisan dan Perutusan: Mengumumkan Raja yang akan Datang
931 Orang berbakti
kepada Allah, yang sudah menjadi milik Allah melalui Pembaptisan, menyerahkan
diri seluruhnya kepada Allah, yang ia kasihi di atas segala sesuatu. Dengan
demikian ia dibaktikan secara lebih dalam kepada pelayanan Allah dan ditentukan
untuk kesejahteraan Gereja. Oleh status pembaktian kepada Allah, Gereja memberi
kesaksian tentang Kristus dan menunjukkan bagaimana Roh Kudus bekerja di
dalamnya secara mengagumkan. Mereka, yang mengikrarkan nasihat-nasihat Injil,
pertama-tama mempunyai tugas supaya hidup sesuai dengan kebaktiannya. Tetapi
"justru karena... membaktikan diri kepada pelayanan Gereja dengan
pengudusan dirinya itu, [mereka] berkewajiban untuk berkarya secara khusus
dalam kegiatan misioner, dengan cara yang khas bagi lembaga mereka
sendiri" (CIC, can. 783) Bdk. RM 69..
932 Di dalam Gereja
yang bagaikan Sakramen, artinya tanda dan sarana kehidupan Allah, hidup bakti
itu merupakan satu tanda khusus dari misteri penebusan. Mengikuti Kristus
secara "lebih dekat lagi" dan mencontohi Dia, mewartakan penghampaan
dirinya dengan "lebih jelas", berarti di dalam hati Kristus berada
lebih dekat pada orang-orang semasanya. Karena, mereka yang berada di jalan
Yang lebih "sempit" ini menyemangati saudara-saudarinya melalui
teladannya dan memberi "kesaksian yang cemerlang dan luhur bahwa dunia tidak
dapat diubah dan dipersembahkan kepada Allah tanpa semangat Sabda Bahagia"
(LG 31).
933 Apakah
kesaksian ini diberikan secara publik (seperti dalam hidup membiara), secara
privat atau tersembunyi - untuk semua orang yang mengabdikan diri, kedatangan
Kristuslah asal dan petunjuk kehidupan mereka.
"Umat Allah tidak mempunyai kediaman tetap di sini,
tetapi mencari kediaman yang akan datang. Maka status religius, yang lebih
membebaskan para anggotanya dari keprihatinan-keprihatinan duniawi, juga lebih
jelas memperlihatkan kepada semua orang beriman harta surgawi yang sudah hadir
di dunia ini, memberi kesaksian akan hidup baru dan kekal yang diperoleh berkat
penebusan Kristus, dan mewartakan kebangkitan yang akan datang serta kemuliaan
Kerajaan Surgawi" (LG 44).
TEKS-TEKS SINGKAT
934 "Oleh penetapan ilahi, di antara orang-orang beriman kristiani
dalam Gereja ada pelayan-pelayan rohani, yang dalam hukum juga disebut klerus;
sedangkan yang lainnya disebut awam. Dari kedua belah pihak ada orang-orang
beriman kristiani yang dengan mengikrarkan nasihat-nasihat Injili... dibaktikan
kepada Allah dan bermanfaat bagi misi keselamatan Gereja" (CIC, can. 207,
? 1.2).
935 Untuk pewartaan iman dan pembangunan Kerajaan-Nya Kristus mengutus
para Rasul-Nya dan para pengganti mereka. Ia mengikut-sertakan mereka dalam
perutusan-Nya. Mereka menerima dari-Nya wewenang untuk bertindak atas nama
pribadi-Nya.
936 Tuhan telah menetapkan santo Petrus sebagai dasar Gereja-Nya dan
telah memberikan kepadanya kunci-kunci Gereja. Uskup Gereja Roma, pengganti
santo Petrus, adalah "kepala dewan Uskup, wakil Kristus dan gembala Gereja
universal" (CIC, can. 331).
937 Paus "atas penetapan ilahi mempunyai kekuasaan tertinggi,
sepenuhnya, langsung dan universal atas reksa jiwa-jiwa " (CD 2).
938 Para Uskup yang ditetapkan oleh Roh Kudus adalah
pengganti-pengganti para Rasul. Mereka adalah "asas yang kelihatan dan
dasar kesatuan dalam Gereja-gereja lokalnya" (LG 23).
939 Para Uskup mempunyai tugas mengajarkan iman secara murni, merayakan
kebaktian, terutama Ekaristi, dan membimbing Gereja mereka sebagai gembala yang
benar Dalam pada itu mereka dibantu oleh rekan kerjanya, para imam, dan oleh
para diaken. Yang termasuk juga dalam tugas mereka ialah pemeliharaan
Gereja-gereja bersama dan di bawah Paus.
940 "Karena ciri khas status hidup awam yakni: hidup di tengah
masyarakat dan urusan-urusan duniawi, maka mereka dipanggil oleh Allah, untuk
dijiwai semangat kristiani, ibarat ragi, menunaikan kerasulan mereka di dunia
" (AA 2).
941 Para awam ikut serta dalam imamat Kristus. Semakin kuat
dipersatukan dengan Dia, mereka mengembangkan rahmat Pembaptisan dan Penguatan
dalam segala bidang kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan gerejani, dan
dengan demikian melaksanakan panggilan kepada kekudusan yang disampaikan kepada
semua orang yang telah dibaptis.
942 Berkat perutusannya sebagai nabi, para awam "dipanggil juga
untuk dalam segalanya menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat manusia"
(GS 43, 4).
943 Berkat perutusannya sebagai raja, para awam menerima kekuasaan,
agar dengan penyangkalan diri dan kehidupan yang kudus, mengalahkan kerajaan
dosa dalam dirinya sendiri dan dalam dunia Bdk. LG 36..
944 Ciri khas kehidupan yang dibaktikan kepada Allah ialah ikrar publik
dari nasihat-nasihat Injil, kemiskinan, kemurnian dan ketaatan dalam status
kehidupan tetap yang telah diakui oleh Gereja.
945 Orang beriman diserahkan kepada Allah yang dikasihinya di atas
segala-galanya; sudah sejak Pembaptisan ia telah ditentukan untuk Allah. Dalam
status kehidupan yang dibaktikan ini ia ditahbiskan lebih khusus lagi untuk
pelayanan Allah dan kesejahteraan seluruh Gereja.
PASAL 5 * PERSEKUTUAN PARA KUDUS
946 Sesudah
pengakuan akan "Gereja Katolik yang kudus" menyusul dalam syahadat
"persekutuan para kudus". Artikel iman ini dalam arti tertentu adalah
pengembangan dari yang terdahulu: "Apa itu Gereja, kalau bukan perhimpunan
semua orang kudus?" (Niketas, symb. 10). Persekutuan para kudus itu adalah
Gereja.
947 "Karena
semua kaum beriman membentuk satu Tubuh saja, maka harta milik dari yang satu
disampaikan kepada yang lain... Dengan demikian orang harus percaya... bahwa di
dalam Gereja ada pemilikan bersama... Yang paling utama dari semua anggota
Gereja adalah Kristus, karena Ia adalah Kepala... Jadi milik Kristus
dibagi-bagikan kepada semua anggota, dan pembagian ini terjadi oleh
Sakramen-Sakramen Gereja" (Tomas Aqu., symb. 10). "Kesatuan Roh, yang
olehnya [Gereja] dibimbing, mengakibatkan bahwa apa yang telah ia terima,
menjadi milik bersama semua orang" (Catech. R. 1, 10,24).
948 Ungkapan
"persekutuan para kudus" dengan demikian mempunyai dua arti, yang
berhubungan erat satu dengan yang lain: "Persekutuan dalam hal-hal
kudus" [sancta] dan "persekutuan antara orang-orang kudus"
[sancti].
Sancta sanctis, [yang kudus bagi orang-orang kudus]
demikian selebran menyerukan dalam kebanyakan liturgi Gereja Timur, apabila ia
mengangkat rupa-rupa kudus sebelum pembagian komuni. Umat beriman [sancti]
diberi makan tubuh dan darah Kristus [sancta], supaya tumbuh dalam persekutuan
[koinonia] Roh Kudus dan melanjutkannya ke dunia.
I. * Persekutuan dalam Hal-hal Rohani
949 Dalam umat
perdana di Yerusalem para murid bertekun dalam "pengajaran para Rasul dan
dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa" (Kis 2:42).
Persekutuan dalam iman. Iman orang beriman ialah iman
Gereja yang diterima dari para Rasul, satu harta kehidupan yang menjadi lebih
kaya lagi, kalau orang membagi-bagikannya.
950 Persekutuan
dalam Sakramen-sakramen. "Buah-buah semua Sakramen diperuntukkan bagi
semua umat beriman; dan Sakramen-sakramen itu bagaikan ikatan-ikatan kudus,
yang menghubungkan umat beriman seerat-eratnya dengan Kristus; hal itu terutama
berlaku untuk Pembaptisan, yang olehnya mereka masuk ke dalam Gereja seperti
melalui pintu. 'Persekutuan para kudus' harus dimengerti sebagai persekutuan
dalam Sakramen-sakramen... Walaupun nama itu [persekutuan] berlaku untuk semua
Sakramen, karena mereka menghubungkan kita dengan Allah... namun ia lebih
dikenakan kepada Ekaristi, karena ia mengakibatkan persekutuan ini"
(Catech. R. 1,10,24).
951 Persekutuan
dalam karisma-karisma. Dalam persekutuan Gereja, Roh Kudus membagi-bagikan
"anugerah-Nya kepada tiap orang sekehendak hati-Nya, dan memberikan
karunia khusus di antara umat dari berbagai tingkat", demi pembangunan
Gereja (LG 12). "Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh
untuk kepentingan bersama" (1 Kor 12:7).
952 "Segala
sesuatu adalah milik mereka bersama"(Kis 4:32): "Seorang Kristen yang
benar tidak mempunyai sesuatu apa pun, yang tidak ia anggap sebagai milik
bersama dari semua orang; karena itu orang-orang Kristen harus selalu rela,
meringankan kemalangan orang-orang yang berkekurangan" (Catech. R. 1,
10,27). Seorang Kristen adalah bendahara harta pusaka Tuhan Bdk. Luk 16:1.3..
953 Persekutuan
dalam cinta. "Tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk
dirinya sendiri dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri"
(Rm 14:7) dalam persekutuan para kudus. "Karena itu jika satu anggota
menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua
anggota turut bersuka-cita. Kamu semua adalah Tubuh Kristus dan kamu
masing-masing adalah anggotanya" (1 Kor 12:26-27). Cinta "tidak
mencari keuntungan diri sendiri" (1 Kor 13:5) Bdk. 1 Kor 10:24.. Perbuatan
kita yang paling sederhana sekalipun, kalau dilakukan karena cinta, akan
membawa keuntungan bagi semua orang. Ini terjadi dalam solidaritas dengan semua
manusia, yang hidup dan mati, yang berdasarkan persekutuan para kudus. Tiap
dosa merugikan persekutuan ini.
II. * Persekutuan Gereja di Surga dan di Bumi
954 Tiga status
Gereja. "Hingga saatnya Tuhan datang dalam keagungan-Nya beserta semua
malaikat, dan saatnya segala sesuatu takluk kepada-Nya sesudah maut
dihancurkan, ada di antara para murid-Nya, yang masih mengembara di dunia, dan
ada yang telah meninggal dan mengalami penyucian, ada pula yang menikmati
kemuliaan sambil memandang 'dengan jelas Allah Tritunggal sendiri sebagaimana
ada-Nya'" (LG 49).
"Tetapi kita semua, kendati pada taraf dan dengan
cara yang berbeda, saling berhubungan dalam cinta kasih yang sama terhadap
Allah dan sesama, dan melambungkan madah pujian yang sama ke hadirat Allah
kita. Sebab semua orang, yang menjadi milik Kristus dan didiami oleh Roh-Nya,
berpadu menjadi satu Gereja dan saling erat berhubungan dalam Dia" (LG
49). 771,
1031, 1023
955 "Persatuan
mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat
dalam damai Kristus, sama sekali tidak terputus. Bahkan menurut iman Gereja
yang abadi diteguhkan karena saling berbagi harta rohani" (LG 49).
956 Doa syafaat
para kudus. "Sebab karena para penghuni surga bersatu lebih erat dengan
Kristus, mereka lebih meneguhkan seluruh Gereja dalam kesuciannya; mereka
menambah keagungan ibadat kepada Allah, yang dilaksanakan oleh Gereja di dunia;
dan dengan pelbagai cara mereka membawa sumbangan bagi penyempurnaan
pembangunannya. Sebab mereka, yang telah ditampung di tanah air dan menetap
pada Tuhan, karena Dia, bersama Dia, dan dalam Dia, tidak pernah berhenti
menjadi pengantara kita di hadirat Bapa, sambil mempersembahkan pahala-pahala,
yang telah mereka peroleh di dunia, melalui Pengantara tunggal antara Allah dan
manusia yakni: Kristus Yesus. Demikianlah kelemahan kita amat banyak dibantu
oleh perhatian mereka sebagai saudara" (LG 49).
"Jangan menangis, sesudah saya mati saya akan lebih
berguna bagi kamu dan akan menyokong kamu secara lebih baik daripada selama
saya hidup" (Dominikus, dalam sakratul maut kepada sama saudara seserikat)
Bdk. Jordan dari Sachsen, lib. 93..
"Saya akan mengisi kehidupan saya di surga dengan
melakukan yang baik di dunia" (Teresia dari Anak Yesus, verba).
957 Persekutuan
dengan para orang kudus. "Kita merayakan kenangan para penghuni surga
bukan hanya karena teladan mereka. Melainkan lebih supaya persatuan segenap
Gereja dalam Roh diteguhkan dengan mengamalkan cinta kasih persaudaraan. Sebab
seperti persekutuan kristiani antara para musafir mengantarkan kita untuk
mendekati Kristus, begitu pula keikut-sertaan dengan para kudus menghubungkan
kita dengan Kristus, yang bagaikan Sumber dan Kepala mengalirkan segala rahmat
dan kehidupan Umat Allah sendiri" (LG 50).
"Kita menyembah Kristus karena Ia adalah Putera
Allah. Tetapi para saksi iman, kita kasihi sebagai murid dan peniru Tuhan dan
karena penyerahan diri yang tidak ada tandingannya kepada raja dan guru mereka.
Semoga kita juga menjadi teman dan sesama murid mereka" (Polikarpus, mart.
17). 958 Persekutuan dengan
yang telah meninggal. "Gereja kaum musafir menyadari sepenuhnya
persekutuan dalam seluruh Tubuh Mistik Kristus itu. Sejak masa pertama agama
kristiani, Gereja dengan sangat khidmat merayakan kenangan mereka yang telah
meninggal. Dan 'karena inilah suatu pikiran yang mursyid dan saleh: mendoakan
mereka yang meninggal supaya dilepaskan dari dosa-dosa mereka' (2 Mak 12:45),
maka Gereja juga mempersembahkan kurban-kurban silih bagi mereka"
(LG50).Doa kita untuk orang-orang yang sudah meninggal tidak hanya membantu
mereka sendiri: Kalau mereka sudah dibantu, doa mereka pun akan berdaya guna
bagi kita.
959 ...dalam
keluarga Allah yang tunggal. "Kita ini semua anak-anak Allah, dan
merupakan satu keluarga dalam Kristus. Sementara kita saling mencintai dan
serentak memuji Tritunggal Mahakudus, dan dengan demikian berhubungan seorang
dengan yang lain, kita memenuhi panggilan Gereja yang terdalam..." (LG
51).
TEKS-TEKS SINGKAT
960 Gereja adalah "persekutuan para kudus ". Ungkapan ini
berarti pada tempat pertama persekutuan pada "hal-hal kudus "
[sancta], terutama Ekaristi, yang olehnya "kesatuan para beriman, yang
membentuk satu Tubuh dalam Kristus, dilambangkan dan diwujudkan " (LG 3).
961 Ungkapan ini berarti juga persekutuan antara "orang-orang
kudus" [sancti] dalam Kristus, yang telah "wafat untuk semua
orang"sehingga apa yang setiap orang lakukan atau derita dalam dan untuk
Kristus, berguna bagi semua orang.
962 "Kita percaya akan persekutuan semua warga beriman Kristen:
mereka yang berziarah di dunia ini; mereka, yang dimurnikan, setelah mengakhiri
kehidupannya di dunia ini; dan mereka, yang menikmati kebahagiaan surgawi;
semua mereka membentuk bersama-sama satu Gereja. Kita percaya juga bahwa dalam
persekutuan ini cinta kasih Allah dan orang-orang kudusnya selalu mengabulkan
doa-doa kita" (SPF 30).
PASAL 6 * MARIA - BUNDA KRISTUS, BUNDA GEREJA
963 Tentang peranan
Perawan Maria dalam misteri Kristus dan Roh Kudus, sudah dibicarakan. Sekarang
perlu kita renungkan tempatnya dalam misteri Gereja. "Perawan Maria diakui
dan dihormati sebagai Bunda Allah dan Bunda Penebus yang sesungguhnya... 'Ia
memang Bunda para anggota [Kristus]... karena dengan cinta kasih ia
menyumbangkan kerja samanya, supaya dalam Gereja lahirlah kaum beriman, yang
menjadi anggota Kepala itu' (Agustinus, virg. 6)" (LG 53). "Maria,
Bunda Kristus, Bunda Gereja" (Paulus VI, Wejangan 21 Nopember 1964). 484, 507, 721, 726
I. * Maria Bunda Gereja
Bersatu Sepenuhnya dengan Puteranya ...
964 Tugas Maria
terhadap Gereja tidak bisa dipisahkan dari persatuannya dengan Kristus, tetapi
langsung berasal darinya. "Adapun persatuan Bunda dengan Puteranya dalam
karya penyelamatan itu terungkap sejak saat Kristus dikandung oleh santa
Perawan hingga wafat-Nya" (LG 57). Hubungan ini terutama tampak dalam saat
sengsara-Nya.
"Demikianlah santa Perawan juga melangkah maju dalam
penziarahan iman. Dengan setia ia mempertahankan persatuannya dengan Puteranya
hingga di salib, ketika ia - sesuai dengan rencana Allah - berdiri di
dekat-Nya. Di situlah ia menanggung penderitaan yang dahsyat bersama dengan
Puteranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan
kurban-Nya, dan penuh kasih menyetujui persembahan kurban yang dilahirkannya.
Dan akhirnya oleh Yesus Kristus itu juga, menjelang wafat-Nya di kayu salib, ia
dikaruniakan kepada murid menjadi Bundanya dengan kata-kata ini: 'Wanita,
inilah anakmu' (lih. Yoh 19:26-27)" (LG 58). 534, 618
965 Sesudah anaknya
naik ke surga, Maria "menyertai Gereja pada awal mula dengan
doa-doanya" (LG 69). Bersama dengan para Rasul dan beberapa wanita,
"kita melihat pula Maria memohon anugerah Roh dengan doa-doanya, Roh yang
sudah menaunginya di saat ia menerima warta gembira" (LG 59).
... juga dalam Pengangkatannya ke Surga ...
966 "Akhirnya
Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal,
sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki
kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan
sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan
di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut" (LG 59) Bdk.
Pengumuman dogma mengenai Maria diangkat ke surga oleh Paus Pius XII, 1950: DS
3903.. Terangkatnya Perawan tersuci adalah satu keikutsertaan yang istimewa
pada kebangkitan Puteranya dan satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga
Kristen yang lain.
"Pada waktu persalinan engkau tetap mempertahankan
keperawananmu, pada waktu meninggal, engkau tidak meninggalkan dunia ini, ya
Bunda Allah. Engkau telah kembali ke sumber kehidupan, engkau yang telah
menerima Allah yang hidup dan yang akan membebaskan jiwa-jiwa kami dari
kematian dengan doa-doamu" (Liturgi Bisantin, pada Pesta Kematian Maria 15
Agustus). 491
... ia Adalah Bunda Kita dalam Tata Rahmat
967 Karena ia
menyetujui secara penuh dan utuh kehendak Bapa, karya penebusan Putera dan
setiap dorongan Roh Kudus, maka Perawan Maria adalah contoh iman dan cinta bagi
Gereja. Oleh karena itu, ia "adalah anggota Gereja yang maha unggul dan
sangat khusus" (LG 53); ia tampil sebagai "citra Gereja"
[ecclesiae typus] (LG 63).
968 Tugasnya
terhadap Gereja dan seluruh umat manusia masih lebih besar lagi. "Ia
secara sungguh istimewa bekerja sama dengan karya Juru Selamat, dengan
ketaatannya, iman, pengharapan, serta cinta kasihnya yang berkobar, untuk
membaharui hidup adikodrati jiwa-jiwa. Oleh karena itu dalam tata rahmat ia
menjadi Bunda kita" (LG 61).
969 "Adapun
dalam tata rahmat itu peran Maria sebagai Bunda tiada hentinya terus berlangsung,
sejak persetujuan yang dengan setia diberikannya pada saat Warta Gembira, dan
yang tanpa ragu-ragu dipertahankannya di bawah salib, hingga penyempurnaan
kekal semua para terpilih. Sebab sesudah diangkat ke surga, ia tidak
meninggalkan peran yang membawa keselamatan itu, melainkan dengan aneka
perantaraannya ia terus-menerus memperolehkan bagi kita karunia-karunia yang
menghantar kepada keselamatan kekal... Oleh karena itu di dalam Gereja santa
Perawan disapa dengan gelar: pengacara, pembantu, penolong, dan perantara"
(LG 62).
970 "Adapun
peran keibuan Maria terhadap umat manusia sedikit pun tidak menyuramkan atau
mengurangi pengantaraan Kristus yang tunggal itu, melainkan justru menunjukkan
kekuatannya. Sebab segala pengaruh santa Perawan Maria yang menyelamatkan
manusia... berasal dari kelimpahan pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu pada
pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala
kekuatannya daripadanya" (LG 60). "Sebab tiada makhluk satu pun yang
pernah dapat disejajarkan dengan Sabda yang menjelma dan Penebus kita. Namun
seperti imamat Kristus secara berbeda-beda ikut dihayati oleh para pelayan
(imam) maupun oleh umat beriman, dan seperti satu kebaikan Allah dengan cara
yang berbeda-beda pula terpancarkan secara nyata dalam makhluk-makhluk, begitu
pula satu-satunya pengantaraan Penebus tidak meniadakan, melainkan
membangkitkan pada makhluk-makhluk aneka bentuk kerja sama yang berasal dari
satu-satunya sumber" (LG 62).
II. * Penghormatan Perawan Suci
971 "Sesungguhnya,
mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" (Luk
1:48). "Penghormatan Gereja untuk Perawan Maria tersuci termasuk dalam
inti ibadat Kristen" (MC 56). "Tepatlah bahwa ia dihormati oleh
Gereja dengan kebaktian istimewa. Memang sejak zaman kuno santa Perawan
dihormati dengan gelar 'Bunda Allah'; dan dalam segala bahaya dan kebutuhan
mereka umat beriman sambil berdoa mencari perlindungannya... Kebaktian Umat
Allah terhadap Maria... meskipun bersifat istimewa, namun secara hakiki berbeda
dengan bakti sembah sujud, yang dipersembahkan kepada Sabda yang menjelma
seperti juga kepada Bapa dan Roh Kudus, lagi pula sangat mendukungnya" (LG
66). Ia mendapat ungkapannya dalam pesta-pesta liturgi yang dikhususkan untuk
Bunda Allah Bdk. SC 103. dan dalam doa marian - seperti doa rosario, yang
merupakan "ringkasan seluruh Injil" Bdk. MC 42..
III. * Maria - Ikon Eskatologis Gereja
972 Untuk
mengakhiri pembicaraan mengenai Gereja, asalnya, perutusannya, dan tujuannya,
kita tidak dapat berbuat yang lebih baik, daripada mengarahkan pandangan kepada
Maria. Padanya kita dapat merenungkan Gereja dalam misterinya, dalam
"penziarahan imannya" dan dalam bentuknya pada akhir perjalanannya di
tanah air. Di sana Gereja dinantikan Maria dalam kemuliaan "Tritunggal
Mahakudus dan tak terbagi", "dalam persekutuan dengan semua orang
kudus" (LG 69). Gereja menghormatinya sebagai Bunda Tuhannya dan sebagai
Bundanya sendiri:
"Sementara itu Bunda Yesus telah dimuliakan di surga
dengan badan dan jiwanya, dan menjadi citra serta awal Gereja yang harus
mencapai kepenuhannya di masa yang akan datang. Begitu pula di dunia ini ia
menyinari Umat Allah yang sedang mengembara sebagai tanda harapan yang pasti
dan penghiburan, sampai tibalah hari Tuhan" (LG 68).
TEKS-TEKS SINGKAT
973 Oleh "fiat", yang Maria
ucapkan pada saat "Warta Gembira" dan yang dengannya ia memberi
persetujuannya untuk misteri inkarnasi, ia sudah berperan serta dalam karya,
yang akan diselesaikan Puteranya. Di mana saja Kristus berada sebagai Penebus dan
Kepala Tubuh Mistik, di situ Maria berada sebagai Bunda.
974 Sesudah mengakhiri perjalanan kehidupannya di dunia ini, Perawan
Maria tersuci diangkat dengan jiwa dan badan ke dalam kemuliaan surga, di mana
ia sudah mengambil bagian dalam kemuliaan kebangkitan Puteranya dan dengan
demikian mengantisipasi kebangkitan semua anggota Tubuh-Nya.
975 "Kami percaya bahwa Bunda Allah tersuci, Hawa yang baru, Bunda
Gereja, melanjutkan di dalam surga keibuannya terhadap anggota-anggota
Kristus" (SPF 15).
ARTIKEL 10 "AKU PERCAYA... [AKAN] PENGAMPUNAN
DOSA"
976 Pengakuan iman
apostolik menghubungkan iman akan pengampunan dosa dengan iman kepada Roh
Kudus, tetapi juga dengan pengakuan akan Gereja dan persekutuan para kudus.
Ketika Kristus mencurahkan Roh Kudus kepada para Rasul, Ia menyerahkan kepada
mereka wewenang ilahi untuk mengampuni dosa: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau
kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa
orang tetap ada, dosanya tetap ada" (Yoh 20:22-23).
(Bagian kedua katekismus akan membicarakan secara rinci
mengenai pengampunan dosa oleh Pembaptisan, Pengakuan dan Sakramen-Sakramen
lain, terutama oleh Ekaristi. Karena itu, di sini kita hanya menunjukkan
beberapa kenyataan pokok saja).
I. * Satu Pembaptisan demi Pengampunan Dosa
977 Tuhan kita
telah menghubungkan pengampunan dosa dengan iman dan Pembaptisan:
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak
percaya akan dihukum" (Mrk 16:15-16). Pembaptisan adalah Sakramen pertama
dan terpenting demi pengampunan dosa. Ia menyatukan kita dengan Kristus, yang
telah wafat untuk dosa kita dan yang telah dibangkitkan demi pembenaran kita
Bdk. Rm 4:25., supaya "kita hidup sebagai manusia yang baru" (Rm
6:4). 1263
978 "Kalau
kita mengakui iman untuk pertama kalinya dan dibersihkan dalam Pembaptisan
suci, diberikanlah kepada kita pengampunan yang begitu berlimpah ruah, sehingga
tidak ada satu kesalahan pun - baik yang melekat pada kita oleh turunan, maupun
sesuatu yang kita lalaikan atau lakukan dengan kehendak sendiri - yang tidak
dihapuskan dan tidak ada siksa yang masih perlu disilih. Namun orang tidak
dibebaskan dari semua kelemahan kodrat oleh rahmat Pembaptisan; sebaliknya
setiap orang harus berjuang melawan rangsangan hawa nafsu yang tanpa
henti-hentinya mengajak kita untuk berbuat dosa" (Catech. R. 1, 11,3).
979 Tetapi siapakah
cukup berani dan waspada, sehingga dalam perjuangan dan kecondongan kepada yang
jahat sama sekali tidak dilukai oleh dosa? "Karena perlu bahwa di dalam
Gereja kuasa untuk pengampunan dosa masih ada dalam cara lain selain Sakramen
Pembaptisan, maka dipercayakan kepadanya kunci-kunci Kerajaan surga, yang
olehnya setiap orang yang menyesalkan dosa, dapat diampuni dosa-dosanya,
sekalipun ia berdosa sampai pada hari terakhir kehidupannya" (Catech. R.
1, 11,4).
980 Oleh Sakramen
Pengakuan, orang yang dibaptis dapat diperdamaikan dengan Allah dan dengan
Gereja.
"Bapa-bapa suci benar dengan menamakan Sakramen
Tobat 'semacam Pembaptisan dengan susah payah' (Gregorius dari Nasiansa, or.
39,17). ... Tetapi Sakramen Pengakuan ini memang perlu bagi mereka yang jatuh
sesudah Pembaptisan, seperti Pembaptisan sendiri juga perlu untuk yang belum
dilahirkan kembali" (Konsili Trente: DS 1672).
II. * Kekuasaan Kunci
981 Sesudah
kebangkitan-Nya Kristus mengutus para Rasul-Nya, untuk "menyampaikan
berita tentang pertobatan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalern" (Luk
24:47). Karena itu para Rasul dan para penggantinya melaksanakan
"pelayanan pendamaian" (2 Kor 5:18): Pada satu pihak mereka
mewartakan kepada manusia pengampunan oleh Allah, yang telah diperoleh Kristus
bagi kita, dan menghimbau untuk bertobat dan beriman. Pada lain pihak mereka
sungguh menyampaikan pengampunan dosa melalui Pembaptisan dan mendamaikan orang
dengan Allah dan dengan Gereja berkat kuasa kunci yang diterimanya dari
Kristus.
"Gereja telah menerima kunci Kerajaan surga, supaya
di dalam dia pengampunan dosa dapat terjadi oleh darah Kristus dan oleh karya
Roh Kudus. Di dalam Gereja jiwa yang mati karena dosa hidup lagi, supaya hidup
bersama Kristus, yang rahmat-Nya menyelamatkan kita" (Agustinus, serm.
214,11). 1444
982 Tidak ada satu
kesalahan, bagaimanapun jahatnya, yang tidak dapat diampuni oleh Gereja kudus.
"Tidak mungkin ada seorang manusia, yang begitu jahat dan terbuang,
sehingga baginya tidak ada harapan pasti untuk pengampunan, apabila ia
benar-benar menyesali kesalahannya" (Catech. R. 1, 11,5). Kristus yang
wafat untuk semua manusia mau, bahwa di dalam Gereja-Nya pintu pengampunan
selalu terbuka bagi orang yang berbalik dari dosa Bdk. Mat 18:21-22.. 1463,
605
983 Katekese harus
berusaha membangkitkan dan mempertahankan dalam diri umat beriman, iman kepada
anugerah yang tidak ternilai ini, yang telah diberikan oleh Kristus yang
bangkit kepada Gereja-Nya: tugas dan kuasa, untuk benar-benar mengampuni
dosa-dosa melalui pelayanan para Rasul dan para penggantinya:
"Tuhan menghendaki bahwa murid-murid-Nya memiliki
kuasa besar; Ia menghendaki, agar pelayan-pelayan-Nya yang hina itu atas
nama-Nya melaksanakan apa saja, yang telah Ia lakukan sewaktu Ia hidup di dunia
(Ambrosius, poenit. 1,34).
"Para imam telah menerima kuasa, yang Allah tidak
berikan baik kepada para malaikat maupun kepada para malaikat agung... Tuhan
mengukuhkan di atas sana segala sesuatu, yang para imam lakukan di atas dunia
ini" (Yohanes Krisostomus, sac. 3,5).
"Seandainya di dalam Gereja tidak ada pengampunan
dosa, maka tidak ada harapan atas kehidupan abadi dan pembebasan abadi.
Berterima kasihlah kita kepada Allah, yang memberikan anugerah yang demikian
itu kepada Gereja-Nya" (Agustinus, serm. 213,8). 1442,
1465
984 Syahadat
menghubungkan "pengampunan dosa" dengan pengakuan iman akan Roh
Kudus, karena Kristus yang bangkit menganugerahkan kepada para Rasul kuasa
untuk mengampuni dosa, ketika Ia memberikan Roh Kudus kepada mereka.
985 Pembaptisan
adalah Sakramen yang pertama dan terpenting demi pengampunan dosa: ia
mempersatukan kita dengan Kristus yang telah dan bangkit dan memberi kepada
kita roh Kudus.
986 Sesuai dengan
kehendak Kristus Gereja memiliki kuasa untuk mengampuni dosa orang-orang yang
telah dibaptis. Biasanya Ia melaksanakan kuasa ini dengan perantaraan para
Uskup dan imam dalam Sakramen Pengakuan.
987 Dalam
pengampunan dosa, para imam dan Sakramen-sakramen seakan-akan hanyalah alat,
yang olehnya Kristus Tuhan, pemrakarsa dan pemberi keselamatan yang sebenarnya
mengerjakan di dalam kita pengampunan dosa dan rahmat pembenaran" (Catech.
R. 1, 11, 6).
ARTIKEL 11 * "AKU PERCAYA... [AKAN] KEBANGKITAN
BADAN"
988 Syahadat
Kristen - pengakuan iman kita akan Bapa, Putera, dan Roh Kudus, serta karya-Nya
yang menciptakan, menebus, dan menguduskan - berpuncak pada pewartaan bahwa
orang-orang yang mati akan bangkit pada akhir zaman dan bahwa ada kehidupan
abadi.
989 Kita percaya
dengan pasti dan berharap dengan penuh kepercayaan: seperti Kristus telah
bangkit dengan sesungguhnya dari antara orang mati dan hidup selama-lamanya,
demikianlah orang-orang benar, sesudah kematiannya akan hidup untuk
selama-lamanya bersama Kristus yang telah bangkit kembali dan Ia akan
membangkitkan mereka pada akhir zaman Bdk. Yoh 6:39-40.. Seperti
kebangkitan-Nya, demikian pula kebangkitan kita adalah karya Tritunggal Maha
kudus.
"Dan jika Roh Dia yang telah membangkitkan Yesus
dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan
Yesus Kristus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana
itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu" (Rm 8:11) Bdk. 1 Tes 4:14; 1
Kor 6:14; 2 Kor 4:14; Flp 3:10-11..
990 Ungkapan
"daging" berarti, manusia dalam kelemahannya dan keadaannya yang fana
Bdk. Kej 6:3; Mzm 56:5; Yes 40:6.. "Kebangkitan daging" (sebagaimana
bunyi rumusan secara harfiah dalam pengakuan iman apostolik) dengan demikian
berarti, bahwa sesudah kematian tidak hanya jiwa kita yang hidup terus, tetapi
bahwa "tubuh kita yang fana" ini juga akan hidup kembali (Rm 8:11).
991 Iman akan
kebangkitan orang-orang mati sejak awal merupakan satu bagian hakiki dari iman
Kristen. "Kebangkitan orang-orang mati adalah harapan orang Kristen; dalam
iman akan kebangkitan itu kami hidup" (Tertulianus, res. 1,1):
"Bagaimana mungkin ada di antara kamu yang
mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati. Kalau tidak ada kebangkitan
orang mati maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan
kamu. ... Tetapi yang benar ialah bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal" (1
Kor 15:12-14.20).
I. * Kebangkitan Kristus dan Kebangkitan Kita
Wahyu Bertahap tentang Kebangkitan
992 Allah
mewahyukan kepada umat-Nya tentang kebangkitan dari antara orang mati langkah
demi langkah. Harapan akan kebangkitan badan dari orang-orang yang telah
meninggal, muncul sebagai akibat dari iman akan satu Allah, yang menciptakan
seluruh manusia dengan jiwa dan badan. Juga Pencipta langit dan bumi memegang
teguh dan dengan setia akan perjanjian-Nya kepada Abraham dan keturunannya.
Sambil memandang kedua kenyataan ini, mulailah iman akan Kebangkitan menyata.
Dalam mati syahidnya orang Makabe menyatakan: "Raja
alam semesta membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, karena kami mati demi
hukum-hukum-Nya" (2 Mak 7:9). "Sungguh baiklah berpulang oleh tangan
manusia dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan
dibangkitkan kembali olehnya" (2 Mak 7:14) Bdk. 2 Mak 7:29; Dan 12:1-13.. 297
993 Para Farisi
Bdk. Kis 23:6. dan banyak orang sezaman Yesus Bdk. Yoh 11:24. mempunyai harapan
akan kebangkitan. Yesus ajarkan itu dengan sangat tegas. Kepada orang Saduki
yang menolaknya, Ia menjawab: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak
mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah" (Mrk 12:24). Iman akan kebangkitan
orang-orang yang telah meninggal berdasar atas iman, bahwa Tuhan "bukanlah
Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup" (Mrk 12:27). 575,
205
994 Yesus
menghubungkan iman akan kebangkitan itu dengan pribadi-Nya: "Akulah
kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25). Pada hari kiamat Yesus sendiri akan
membangkitkan mereka, yang percaya kepada-Nya Bdk. Yoh 5:24-25; 6:40. yang
telah makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya Bdk. Yoh 6:54.. Dalam kehidupan-Nya
di dunia ini Yesus telah memberikan tanda dan jaminan untuk itu, waktu Ia
membangkitkan beberapa orang mati Bdk. Mrk 5:21-42; Luk 7:11-17; Yoh 11. dan
dengan demikian mengumumkan kebangkitan-Nya sendiri, tetapi yang termasuk dalam
tatanan yang lain. Kejadian yang sangat khusus ini Ia bicarakan sebagai
"tanda nabi Yunus" (Mat 12:39), tanda kanisah Bdk. Yoh 2:19-22.: Ia
mengumumkan bahwa Ia akan dibunuh, tetapi akan bangkit lagi pada hari ketiga
Bdk. Mrk 10:34.. 646, 652
995 Saksi Kristus
berarti "saksi kebangkitan-Nya" (Kis 1:22) Bdk.Kis 4:33., "makan
dan minum bersama dia setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati" (Kis
10:41). Harapan akan kebangkitan Kristen diwarnai seluruhnya oleh
pertemuan-pertemuan dengan Kristus yang bangkit. Kita akan bangkit seperti Dia,
bersama Dia dan oleh Dia. 860, 655
996 Iman Kristen
akan kebangkitan sejak awal bertemu dengan salah paham dan perlawanan Bdk. Kis
17:32; 1 Kor 15:12-13.. "Tidak ada satu topik pun dalam iman Kristen yang
mengalami lebih banyak perlawanan dari pada yang berhubungan dengan kebangkitan
daging" (Agustinus, Psal. 88,2,5). Pada umumnya orang berpendapat bahwa
kehidupan pribadi manusia sesudah kematian bersifat rohani. Tetapi bagaimana
orang dapat percaya bahwa tubuh ini yang nyata-nyata mati, akan bangkit lagi
untuk kehidupan abadi? 643
Bagaimana Orang-orang Mati akan Bangkit?
997 Apa artinya
"bangkit"? Pada saat kematian, di mana jiwa berpisah dari badan,
tubuh manusia mengalami kehancuran, sedangkan jiwanya melangkah menuju Allah
dan menunggu saat, di mana ia sekali kelak akan disatukan kembali dengan
tubuhnya. Dalam kemaha-kuasaan-Nya, Allah akan menganugerahkan kepada tubuh
kita secara definitif kehidupan yang abadi, waktu Ia menyatukannya lagi dengan
jiwa kita berkat kebangkitan Yesus.
998 Siapa akan
bangkit? Semua manusia yang telah meninggal: "Mereka yang, berbuat baik
akan keluar dan bangkit untuk hidup yang abadi, tetapi mereka yang berbuat
jahat akan bangkit untuk dihukum" (Yoh 5:29)
999 Bagaimana?
Kristus telah bangkit dengan tubuh-Nya sendiri: "Lihatlah tangan-Ku dan
kaki-Ku; Aku sendirilah ini" (Luk 24:39), tetapi Ia tidak kembali lagi
kepada kehidupan di dunia ini. Atas cara demikian "semua orang akan
bangkit... dengan tubuhnya sendiri, yang sekarang mereka miliki" (Konsili
Lateran IV: DS 801). Tetapi tubuh mereka akan diubah ke dalam "rupa tubuh
yang mulia" (Flp 3:21), ke dalam "tubuh rohani" (1 Kor 15:44):
"Tetapi mungkin ada orang yang bertanya:
'Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan
datang kembali?' Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan
tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. Dan yang engkau taburkan bukanlah
tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit... yang
ditaburkan akan binasa, yang dibangkitkan tidak akan binasa... Orang-orang mati
akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa... Karena yang dapat
binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, yang dapat mati ini harus
mengenakan yang tidak dapat mati" (1 Kor 15:35- 37.42.52-53).
1000 "Cara"
ini melampaui gambaran dan pengertian kita: kita hanya dapat menerimanya dalam
iman. Namun penerimaan Ekaristi sudah memberi kepada kita satu gambaran
terlebih dahulu mengenai perubahan rupa badan kita oleh Kristus:
"Seperti roti yang berasal dari bumi, kalau ia
menerima panggilan Allah, bukan lagi roti biasa, melainkan Ekaristi, yang
terdiri dari dua unsur, unsur duniawi dan unsur surgawi, demikian juga tubuh
kita, kalau menerima Ekaristi, tidak lagi takluk kepada kehancuran, tetapi memiliki
harapan akan kebangkitan" (Ireneus, haer. 4,18,5).
1001 Bilamana?
Secara definitif "pada hari kiamat" (Yoh 6:39-40.44.54; 11:24).
"Pada akhir zaman" (LG 48). Kebangkitan orang-orang yang telah
meninggal berkaitan dengan kedatangan Kristus kembali:
"Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu
penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri
akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu
bangkit" (1 Tes 4:16).
Bangkit Bersama Kristus
1002 Kristus akan
membangkitkan kita "pada hari kiamat"; tetapi di pihak lain kita
telah bangkit bersama Kristus dalam arti tertentu. Oleh Roh Kudus, kehidupan
Kristen di dunia ini sudah merupakan keikut-sertaan pada kematian dan
kebangkitan Kristus:
"Karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan,
dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja
kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. ... Karena itu kalau
kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana
Kristus duduk, di sebelah kanan Allah" (Kol 2:12; 3:1).
1003 Umat beriman
telah disatukan dengan Kristus melalui Pembaptisan dan karena itu sekarang juga
telah mengambil bagian dalam kehidupan surgawi Kristus yang telah dibangkitkan
Bdk. Flp 3:20.. Tetapi kehidupan ini "tersembunyi bersama Kristus di dalam
Allah" (Kol 3:3). "Di dalam Kristus Ia telah membangkitkan kita juga
dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di surga" (Ef 2:6). Sebagai
orang yang telah dipuaskan dengan tubuh-Nya di dalam Ekaristi, kita sudah
termasuk Tubuh Kristus. Kalau kita bangkit pada hari kiamat, kita pun akan
menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan" (Kol 3:4).
1004 Sambil
merindukan hari itu, jiwa dan badan umat beriman sudah mengambil bagian dalam
"martabat Kristus". Karena itu, kita harus memelihara tubuh kita
dengan hormat, tetapi juga tubuh orang lain, terlebih mereka yang menderita:
"Tubuh adalah untuk Tuhan... dan Tuhan untuk tubuh.
Allah yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya.
Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota-anggota Kristus?... Kamu bukan
milik kamu sendiri... Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu" (1 Kor
6:13-15.19-20).
II. * Meninggal dalam Yesus Kristus
1005 Supaya bangkit
bersama Kristus, kita harus mati bersama Kristus; untuk itu perlu "beralih
dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan" (2 Kor 5:8). Dalani
"kepergian" ini (Flp 1:23), dalam kematian, jiwa dipisahkan dari
tubuh. Ia akan disatukan kembali dengan tubuhnya pada hari kebangkitan
orang-orang yang telah meninggal Bdk. SPF 28..
Kematian
1006 "Di
hadapan mautlah teka-teki kenyataan manusia mencapai puncaknya" (GS 18).
Dalam arti tertentu kematian badani itu sifatnya alami; tetapi untuk iman, itu
adalah "upah dosa" (Rm 6:23) Bdk. Kej 2:17.. Dan untuk mereka yang
mati dalam rahmat Kristus, kematian adalah "keikut-sertaan" dalam
kematian Kristus, supaya dapat juga mengambil bagian dalam kebangkitan-Nya Bdk.
Rm 6:3-9; Flp 3:10-11..
1007 Kematian
adalah akhir kehidupan duniawi. Kehidupan kita berlangsung selama waktu
tertentu, dan di dalam peredarannya kita berubah dan menjadi tua. Kematian
kita, seperti pada semua makhluk hidup di dunia ini, adalah berakhirnya
kehidupan alami. Aspek kematian ini memberi kepada kehidupan kita sesuatu yang
mendesak: keyakinan akan kefanaan dapat mengingatkan kita bahwa untuk
menjalankan kehidupan kita, hanya tersedia bagi kita suatu jangka waktu
terbatas
"Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu...
sebelum debu kembali menjadi tanah seperti semula, dan napas kembali kepada
Allah, yang mengaruniakannya" (Pkh 12:1.7).
1008 Kematian
adalah akibat dosa. Sebagai penafsir otentik atas pernyataan Kitab Suci Bdk.
Kej 2:17; 3:3; 3:19; Keb 1:13; Rm 5:12; 6:23. dan tradisi, magisterium Gereja
mengajarkan bahwa kematian telah masuk ke dalam dunia, karena manusia telah
berdosa Bdk. DS 1511.. Walaupun manusia mempunyai kodrat yang dapat mati, namun
Pencipta menentukan supaya ia tidak mati. Dengan demikian kematian bertentangan
dengan keputusan Allah Pencipta. Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa
Bdk. Keb 2:23-24.. "Kematian badan, yang dapat dihindari seandainya
manusia tidak berdosa" (GS 18), adalah "musuh terakhir" manusia
yang harus dikalahkan Bdk. 1 Kor 15:26..
1009 Kematian telah
diubah Kristus. Juga Yesus, Putera Allah, telah mengalami kematian, yang
termasuk bagian dari eksistensi manusia. Walaupun Ia merasa takut akan maut
Bdk. Mrk 14:33-34; Ibr 5:7-8., namun Ia menerimanya dalam ketaatan bebas kepada
kehendak Bapa-Nya. Ketaatan Yesus telah mengubah kutukan kematian menjadi
berkat Bdk. Rm 5:19-21..
Arti Kematian Kristen
1010 Oleh Kristus
kematian Kristen mempunyai arti positif. "Bagiku hidup adalah Kristus dan
mati adalah keuntungan" (Flp 1:21). "Benarlah perkataan ini: jika
kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia" (2 Tim 2:11). Aspek
yang sungguh baru pada kematian Kristen terdapat di dalam hal ini: Oleh
Pembaptisan warga Kristen secara sakramental sudah "mati bersama
Kristus", supaya dapat menghidupi satu kehidupan baru. Kalau kita mati
dalam rahmat Kristus, maka kematian badani menyelesaikan "mati bersama
Kristus" ini dan dengan demikian melaksanakan secara definitif
penggabungan kita dalam Dia oleh karya penebusan-Nya:
"Lebih baiklah bagiku untuk mati karena Kristus,
daripada hidup sebagai raja atas segala ujung bumi. Aku mencari Dia, yang wafat
untuk kita; aku menghendaki Dia, yang bangkit demi kita. Kelahiran aku
nantikan... biarlah aku menerima sinar yang cerah. Setelah tiba di sana, aku
akan menjadi manusia" (Ignasius dari Antiokia, Rom 6,1-2).
1011 Dalam
kematian, Allah memanggil manusia kepada diri-Nya. Karena itu, seperti Paulus,
warga Kristen dapat merindukan kematian: "Aku ingin pergi dan diam bersama-sama
dengan Kristus" (Flp 1:23). Dan ia dapat mengubah kematiannya menjadi
perbuatan ketaatan dan cinta kepada Bapa, sesuai dengan contoh Kristus Bdk. Luk
23:46..
"Kerinduan duniawiku sudah disalibkan... Di dalam
aku ada air yang hidup dan berbicara, yang berbisik dan berkata kepada aku:
Mari menuju Bapa" (Ignasius dari Antiokia, Rom 7,2).
"Aku hendak melihat Allah, dan untuk melihat Dia,
orang harus mati" (Teresia dari Yesus. vida 1).
"Aku tidak mati; aku masuk ke dalam kehidupan"
(Teresia dari Anak Yesus, verba). 1025
1012 Pandangan
Kristen mengenai kematian Bdk. 1 Tes 4:13-14. dilukiskan dengan sangat bagus
dalam liturgi Gereja:
"Bagi umat beriman-Mu, ya Tuhan, hidup hanyalah
diubah, bukannya dilenyapkan. Dan sesudah roboh rumah kami di dunia ini, akan
tersedia bagi kami kediaman abadi di surga" (MR, Prefasi Arwah).
1013 Kematian
adalah titik akhir penziarahan manusia di dunia, titik akhir dari masa rahmat
dan belas kasihan, yang Allah berikan kepadanya, supaya melewati kehidupan
dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan dengan demikian menentukan nasibnya
yang terakhir. "Apabila jalan hidup duniawi kita yang satu-satunya sudah
berakhir" (LG 48), kita tidak kembali lagi, untuk hidup beberapa kali lagi
di dunia. "Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah
itu dihakimi" (Ibr 9:27). Sesudah kematian tidak ada
"reinkarnasi".
1014 Gereja
mengajak kita, supaya kita mempersiapkan diri menghadapi saat kematian
("Luputkanlah kami dari kematian yang mendadak ya Tuhan" - Litani
semua orang kudus), supaya mohon kepada Bunda Allah agar ia mendoakan kita
"pada waktu kita mati" (doa "Salam Maria") dan
mempercayakan diri kepada santo Yosef, pelindung orang-orang yang menghadapi
kematian:
"Dalam segala perbuatanmu, dalam segala pikiranmu,
hendaklah kamu bertindak seakan-akan hari ini kamu akan mati. Jika kamu
mempunyai hati nurani yang bersih, kamu tidak akan terlalu takut mati. Lebih
baik menjauhkan diri dari dosa, daripada menghindari kematian. Jika hari ini
kamu tidak siap, apakah besok kamu akan siap?" (Mengikuti Jejak Kristus
1,23, 1).
"Terpujilah Engkau, Tuhanku,
karena saudari kami, Maut Jasmani
darinya tiada insan hidup terlepas.
Malanglah yang mati dalam dosa.
Bahagialah yang didapati dalam kehendak suci-Mu,
maut kedua takan mencelakakannya" (Fransiskus dari
Asisi Gita Sang Surya). 2676, 2677
TEKS-TEKS SINGKAT
1015 "Caro salutis est cardo -
daging adalah poros keselamatan" (Tertulianus, res.8,2). Kita percaya akan
Allah, Pencipta daging; kita percaya akan Sabda, yang sudah menjadi daging,
supaya menebus daging; kita percaya akan kebangkitan daging, di mana penciptaan
dan penebusan daging disempurnakan.
1016 Oleh kematian, jiwa dipisahkan dari badan; tetapi dalam
kebangkitan, Allah akan memberi kehidupan abadi kepada badan yang telah diubah,
dengan mempersatukannya kembali dengan jiwa kita. Seperti Kristus telah bangkit
dan hidup untuk selamanya, demikian juga kita semua akan bangkit pada hari
kiamat.
1017 "Kami percaya akan kebangkitan yang sesungguhnya dari daging
ini, yang sekarang kita miliki" (DS 854). Tubuh yang dapat binasa
ditaburkan dalam makam, tubuh yang tidak dapat binasa akan dibangkitkan Bdk. I
Kor 15:42., satu "tubuh rohani" (1 Kor 15:44).
1018 Sebagai akibat dosa asal, manusia harus mengalami kematian badani
"yang darinya manusia akan lolos, andai kata ia tidak berdosa" (GS
18).
1019 Yesus, Putera Allah, telah menderita kematian untuk kita secara
suka rela dalam ketaatan penuh dan bebas kepada kehendak Allah, Bapa-Nya. Oleh
kematian-Nya Ia mengalahkan maut dan dengan demikian membuka pintu masuk menuju
keselamatan untuk semua manusia.
ARTIKEL 12 * "AKU PERCAYA... [AKAN] KEHIDUPAN KEKAL"
1020 Warga Kristen
yang menyatukan kematiannya dengan kematian Yesus, menganggap kematian sebagai
pertemuan dengan Yesus dan sebagai langkah masuk ke dalam kehidupan abadi.
Kalau Gereja mengucapkan - untuk terakhir kalinya - kata-kata pengampunan atas
nama Kristus untuk warga Kristen yang dalam sakratul maut, dan memeteraikannya
- untuk terakhir kalinya - dengan pengurapan yang menguatkan, dan memberikan
kepadanya Kristus dalam bekal perjalanan sebagai makanan untuk pejalanan, ia
berkata kepadanya dengan ketegasan yang lemah lembut:
"Bertolaklah dari dunia ini, hai saudara (saudari)
dalam Kristus, atas nama Allah Bapa yang maha kuasa, yang menciptakan engkau;
atas nama Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup, yang. menderita sengsara
untuk engkau; atas nama Roh Kudus, yang dicurahkan atas dirimu; semoga pada
hari ini engkau ditempatkan dalam ketenteraman dan memperoleh kediaman bersama
Allah di dalam Sion yang suci, bersama Maria Perawan yang suci dan Bunda Allah,
bersama santo Yosef dan bersama semua malaikat dan orang kudus Allah. ...
Kembalilah kepada Penciptamu, yang telah mencipta engkau dari debu tanah.
Apabila engkau berpisah dari kehidupan ini, semoga Maria bersama semua malaikat
dan orang kudus datang menyongsong engkau. ... Engkau akan melihat Penebusmu dari
muka ke muka..." (Doa penyerahan jiwa). 1523-1525,
1524, 2677, 336
I. * Pengadilan Khusus
1021 Kematian
mengakhiri kehidupan manusia, masa padanya, ia dapat menerima atau menolak
rahmat ilahi yang diwahyukan di dalam Kristus Bdk. 2 Tim 1:9-10.. Perjanjian
Baru berbicara mengenai pengadilan, terutama dalam hubungan dengan pertemuan
definitif dengan Kristus pada kedatangan-Nya yang kedua. Tetapi berulang kali
ia juga mengatakan bahwa setiap orang langsung sesudah kematiannya diganjari
sesuai dengan pekerjaan dan imannya. Perumpamaan tentang Lasarus yang miskin
Bdk. Luk 16:22. dan kata-kata yang Kristus sampaikan di salib kepada penyamun
yang baik Bdk. Luk 23:43., demikian juga teks-teks lain dalam Perjanjian Baru
Bdk. 2 Kor 5:8; Flp 1:23; Ibr 9:27; 12:23., berbicara tentang nasib tetap bagi
jiwa Bdk. Mat 16:26., yang dapat berbeda-beda untuk masing-masing manusia. 1038,
679
1022 Pada saat
kematian setiap manusia menerima ganjaran abadi dalam jiwanya yang tidak dapat
mati. Ini berlangsung dalam satu pengadilan khusus, yang menghubungkan
kehidupannya dengan Kristus: entah masuk ke dalam kebahagiaan surgawi melalui
suatu penyucian Bdk. Konsili Lyon: DS 857-858; Konsili Firense: DS 1304-1306;
Konsili Trente: DS 1820., atau langsung masuk ke dalam kebahagiaan surgawi Bdk.
Benediktus XII: DS 1000-1001; Yohanes XXII: DS 990. ataupun mengutuki diri
untuk selama-lamanya Bdk. Benediktus XII: DS 1002..
"Pada malam kehidupan kita, kita akan diadili sesuai
dengan cinta kita" (Yohanes dari Salib, dichos 64). 393, 1470
II. * Surga
1023 Orang yang
mati dalam rahmat dan persahabatan Allah dan disucikan sepenuhnya, akan hidup
selama-lamanya bersama Kristus. Mereka serupa dengan Allah untuk
selama-lamanya, karena mereka melihat Dia "dalam keadaan-Nya yang
sebenarnya" (1 Yoh 3:2) dari muka ke muka Bdk. 1 Kor 13:12; Why 22:4..
"Kami mendefinisikan berkat wewenang apostolik,
bahwa menurut penetapan Allah yang umum, jiwa-jiwa semua orang kudus... dan
umat beriman yang lain, yang mati sesudah menerima Pembaptisan suci Kristus,
kalau mereka memang tidak memerlukan suatu penyucian ketika mereka mati,...
atau, kalaupun ada sesuatu yang harus disucikan atau akan disucikan, ketika
mereka disucikan setelah mati,... sudah sebelum mereka mengenakan kembali
tubuhnya dan sebelum pengadilan umum, sesudah Kenaikan Tuhan dan Penyelamat
kita Yesus Kristus ke surga sudah berada dan akan berada di surga, dalam
Kerajaan surga dan firdaus surgawi bersama Kristus, sudah bergabung pada
persekutuan para malaikat yang kudus, dan sesudah penderitaan dan kematian
Tuhan kita Yesus Kristus, jiwa-jiwa ini sudah melihat dan sungguh melihat
hakikat ilahi dengan suatu pandangan langsung, dan bahkan dari muka ke muka,
tanpa perantaraan makhluk apa pun" (Benediktus XII: DS 1000; bdk. LG 49).
1024 Kehidupan yang
sempurna bersama Tritunggal Mahakudus ini, persekutuan kehidupan dan cinta
bersama Allah, bersama Perawan Maria, bersama para malaikat dan orang kudus,
dinamakan "surga". Surga adalah tujuan terakhir dan pemenuhan
kerinduan terdalam manusia, keadaan bahagia tertinggi dan definitif.
1025 Hidup di dalam
surga berarti "ada bersama Kristus" Bdk. Yoh 14:3; Flp 1:23; 1 Tes
4:17.. Kaum terpilih hidup "di dalam Dia", mempertahankan, atau lebih
baik dikatakan, menemukan identitasnya yang sebenarnya, namanya sendiri Bdk.
Why 2:17.:
"Hidup berarti ada bersama Kristus; di mana ada
Kristus, di sana dengan sendirinya ada kehidupan, di sana ada Kerajaan"
(Ambrosius, Luc. 10,121).
1026 Oleh kematian
dan kebangkitan-Nya, Yesus Kristus telah "membuka" surga bagi kita.
Kehidupan orang bahagia berarti memiliki secara penuh buah penebusan oleh
Kristus. Ia mengundang mereka, yang selalu percaya kepada-Nya dan tetap setia
kepada kehendak-Nya, mengambil bagian dalam kemuliaan surgawi-Nya. Surga adalah
persekutuan bahagia dari semua mereka yang bergabung sepenuhnya dengan Dia.
1027 Misteri
persekutuan berbahagia dengan Allah ini dan dengan semua mereka yang berada
dalam Kristus, mengatasi setiap pengertian dan setiap gambaran. Kitab Suci
berbicara kepada kita mengenai itu dalam gambar-gambar, seperti kehidupan,
terang, perdamaian, perjamuan pernikahan meriah, anggur Kerajaan, rumah Bapa,
Yerusalem surgawi, dan firdaus: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul dalam hati
manusia: semuanya itu disediakan oleh Allah untuk mereka yang mengasihi
Dia" (1 Kor 2:9).
1028 Oleh karena
Allah itu Maha agung, maka Ia hanya dapat dilihat, dalam keadaan-Nya yang
sebenarnya, apabila Ia sendiri membiarkan manusia melihat misteri-Nya secara
langsung dan menyanggupkannya untuk itu. Memandang Allah dalam kemuliaan
surgawi-Nya secara demikian dinamakan Gereja "pandangan yang
membahagiakan" [visio beatifica].
"Betapa mulianya, betapa gembiranya, kalau engkau
diizinkan untuk melihat Allah, kalau engkau mendapat kehormatan, menikmati
kegembiraan kebahagiaan dan terang abadi bersama Kristus, Tuhan dan Allahmu...
bersama orang-orang benar dan sahabat Allah dalam Kerajaan surga, bergembira
atas nikmat kebakaan yang dianugerahkan" (Siprianus, en. 58 10 1). 1722,
163
1029 Mereka yang
berbahagia di dalam kemuliaan surga tetap memerlukan kehendak Allah dengan
gembira. Mereka melakukan itu juga dalam hubungan dengan manusia lain dan
seluruh ciptaan, karena mereka memerintah bersama Kristus; bersama Dia mereka
akan "memerintah sampai selama-lamanya" (Why 22:5) Bdk. Mat
25:21.23..
III. * Penyucian Akhir - Purgatorium
1030 Siapa yang
mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan
sepenuhnya, memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus
menjalankan satu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya dapat
masuk ke dalam kegembiraan surga.
1031 Gereja
menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan siksa para
terkutuk, purgatorium [api penyucian]. Ia telah merumuskan ajaran-ajaran iman
yang berhubungan dengan api penyucian terutama dalam Konsili Firence Bdk. DS
1304. dan Trente Bdk. DS 1820; 1580.. Tradisi Gereja berbicara tentang api
penyucian dengan berpedoman pada teks-teks tertentu dari Kitab Suci Bdk. misalnya
1 Kor 3:15; 1 Ptr 1:7.:
"Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih
ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi
mengatakan bahwa, kalau seseorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni,
'di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak' (Mat 12:32). Dari
ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, yang
lain di dunia lain" (Gregorius Agung, dial. 4,39).
1032 Ajaran ini
juga berdasarkan praktik doa untuk orang yang sudah meninggal tentangnya Kitab
Suci sudah mengatakan: "Karena itu [Yudas Makabe] mengadakan kurban
penyilihan untuk orang-orang mati, supaya mereka dibebaskan dari
dosa-dosanya" (2 Mak 12:45). Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai
peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama kurban
Ekaristi Bdk. DS 856. untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang
Allah dalam kebahagiaan. Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi, dan karya
penitensi demi orang-orang mati.
"Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan
mereka. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan
oleh bapanya Bdk. Ayb 1:5., bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan
kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu
orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka" (Yohanes
Krisostomus, hom. in 1 Cor 41,5).
IV. * Neraka
1033 Kita tidak
dapat disatukan dengan Allah, kalau kita tidak secara sukarela memutuskan untuk
mencintai Dia. Tetapi kita tidak dapat mencintai Allah, kalau melakukan dosa
berat terhadap Dia, terhadap sesama kita, atau terhadap diri sendiri:
"Barang siapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang
membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak
ada seorang pembunuh yang memiliki hidup kekal di dalam dirinya" (1 Yoh
3:14-15). Tuhan kita memperingatkan kita, bahwa kita dipisahkan dari-Nya,
apabila kita mengabaikan perhatian kita kepada kebutuhan-kebutuhan mendesak
dari orang miskin dan kecil, yang adalah saudara dan saudari-Nya Bdk. Mat
25:3146.. Mati dalam dosa berat, tanpa menyesalkannya dan tanpa menerima cinta
Allah yang berbelas-kasihan, berarti tinggal terpisah dari-Nya untuk
selama-lamanya oleh keputusan sendiri secara bebas. Keadaan pengucilan diri
secara definitif dari persekutuan dengan Allah dan dengan para kudus ini,
dinamakan "neraka".
1034 Yesus beberapa
kali berbicara tentang "gehenna", yakni "api yang tidak
terpadamkan" Bdk. Mat 5:22.29; 13:42.50; Mrk 9:43-48., yang ditentukan untuk
mereka, yang sampai akhir hidupnya menolak untuk percaya dan bertobat, tempat
jiwa dan badan sekaligus dapat lenyap Bdk. Mat 10:28.. Dengan pedas, Yesus
menyampaikan bahwa Ia akan "menyuruh malaikat-malaikat-Nya", yang
akan mengumpulkan semua orang, yang telah menyesatkan orang lain dan telah
melanggar perintah Allah, dan... mencampakkan mereka ke dalam dapur api; di
sanalah terdapat ratapan dan kertakan gigi" (Mat 13:41-42), dan bahwa Ia
akan mengucapkan keputusan pengutukan: "Enyahlah daripada-Ku, hai kamu
orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal" (Mat 25:41).
1035 Ajaran Gereja
mengatakan bahwa ada neraka, dan bahwa neraka itu berlangsung sampai
selama-lamanya. Jiwa orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat, masuk
langsung sesudah kematian ke dunia orang mati, di mana mereka mengalami siksa
neraka, "api abadi" Bdk. DS 76; 409; 411; 801; 858; 1002; 1351; 1575;
SPF 12.. Penderitaan neraka yang paling buruk adalah perpisahan abadi dengan
Allah; hanya di dalam Dia manusia dapat menemukan kehidupan dan kebahagiaan,
karena untuk itulah ia diciptakan dan itulah yang ia rindukan.
1036 Pernyataan-pernyataan
Kitab Suci dan ajaran Gereja mengenai neraka merupakan peringatan kepada
manusia, supaya mempergunakan kebebasannya secara bertanggung jawab dalam
hubungannya dengan nasib abadinya. Semua itu juga merupakan himbauan yang
mendesak supaya bertobat: "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena
lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang yang
masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada
kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya" (Mat 7:13-14).
"Karena kita tidak mengetahui hari maupun jamnya,
atas anjuran Tuhan kita wajib berjaga terus-menerus, agar setelah mengakhiri
perjalanan hidup kita di dunia hanya satu kali saja, kita bersama dengan-Nya
memasuki pesta pernikahan, dan pantas digolongkan pada mereka yang diberkati,
dan supaya janganlah kita seperti hamba yang jahat dan malas, diperintahkan
enyah ke dalam api yang kekal, ke dalam kegelapan di luar, tempat 'ratapan dan
kertakan gigi'" (LG 48).
1037 Tidak ada
seorang pun ditentukan lebih dahulu oleh Tuhan supaya masuk ke dalam neraka
Bdk. DS 397; 1567.; hanya pengingkaran secara sukarela terhadap Tuhan (dosa berat),
di mana orang bertahan sampai akhir, mengantarnya ke sana. Dalam perayaan
Ekaristi dan dalam doa harian umatnya Gereja senantiasa mohon belas kasihan
Allah, supaya "jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang
berbalik dan bertobat" (2 Ptr 3:9):
"Terimalah dengan rela persembahan umat-Mu.
Bimbinglah jalan hidup kami dan selamatkanlah kami dari hukuman abadi agar
tetap menjadi umat kesayangan-Mu (MR, Doa Syukur Agung Romawi 88).
V. * Pengadilan Terakhir
1038 Sesudah
kebangkitan semua orang mati "baik orang yang benar maupun yang tidak
benar" (Kis 24:15), menyusullah pengadilan terakhir. Itulah saatnya, di
mana "semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara-Nya. Dan mereka
yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi
mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum" (Yoh 5:28-29).
Lalu, "Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia. ... Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya
dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala
memisahkan domba dari kambing. Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah
kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. ... Dan mereka ini akan
masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup
kekal" (Mat 25:31.32-33.46).
1039 Di depan
Kristus, yang adalah kebenaran, akan nyata secara definitif hubungan setiap
manusia dengan Allah yang sebenarnya Bdk. Yoh 12:49.. Pengadilan terakhir akan
membuka sampai ke akibat-akibat yang paling jauh, kebaikan apa yang dilakukan
atau tidak dilakukan oleh setiap orang selama hidupnya di dunia ini.
"Segala sesuatu yang jahat, yang dilakukan
orang-orang durhaka dicatat - dan mereka tidak mengetahuinya. Pada hari, di
mana 'Allah tidak akan berdiam Diri' (Mzm 50:3)... [Ia akan berpaling kepada
orang-orang durhaka] dan berkata kepada mereka: Aku sudah menempatkan bagi kamu
orang-orang kecil-Ku di atas bumi. Aku, Kepala mereka, bertakhta di surga di
sebelah kanan Bapa - tetapi di bumi anggota-anggota-Ku menderita lapar. Andai
kata kalian memberi makan kepada anggota-anggota-Ku, anugerahmu akan sampai
kepada Kepala. Ketika Aku menunjukkan kepada orang-orang kecil-Ku satu tempat
di atas dunia, Aku mengangkat mereka sebagai utusan supaya membawa pekerjaan-pekerjaanmu
yang baik ke dalam perbendaharaan-Ku. Kamu tidak meletakkan apa pun ke dalam
tangan mereka, karena itu kamu tidak mempunyai sesuatu apa pun pada tempat-Ku
ini" (Agustinus, serm. 18,4,4).
1040 Pengadilan
terakhir akan berlangsung pada kedatangan kembali Kristus yang mulia. Hanya
Bapa yang mengetahui hari dan jam, Ia sendiri menentukan, kapan itu akan
terjadi. Lalu, melalui Putera-Nya Yesus Kristus Ia akan menilai secara
definitif seluruh sejarah. Kita akan memahami arti yang terdalam dari seluruh
karya ciptaan dan seluruh tata keselamatan dan akan mengerti jalan-jalan-Nya
yang mengagumkan, yang di atasnya penyelenggaraan ilahi telah membawa segala
sesuatu menuju tujuannya yang terakhir. Pengadilan terakhir akan membuktikan
bahwa keadilan Allah akan menang atas segala ketidak-adilan yang dilakukan oleh
makhluk ciptaan-Nya, dan bahwa cinta-Nya lebih besar dari kematian Bdk. Kid
8:6..
1041 Kabar mengenai
pengadilan terakhir mengajak manusia supaya bertobat, selama Allah masih
memberi kepada mereka "waktu rahmat", satu "hari
penyelamatan" (2 Kor 6:2). Kabar itu membangkitkan ketakutan suci akan
Allah dan mewajibkan orang melakukan keadilan Kerajaan Allah. Ia mengumumkan
"pengharapan yang penuh bahagia" (Tit 2:13) akan parusia (?) Tuhan
VI. * Harapan akan Surga Baru dan Bumi Baru
1042 Pada akhir
zaman Kerajaan Allah akan diselesaikan. Sesudah pengadilan umum, semua orang
yang benar, yang dimuliakan dengan jiwa dan badannya, akan memerintah bersama
Kristus sampai selama-lamanya, dan semesta alam akan dibaharui.
"Gereja itu baru akan mencapai kepenuhannya dalam
kemuliaan di surga, bila akan tiba saatnya segala sesuatu diperbaharui, dan
bila bersama dengan umat manusia dunia semesta pun, yang berhubungan erat
dengan manusia dan bergerak ke arah tujuannya melalui manusia, akan
diperbaharui secara sempurna dalam Kristus" (LG 48).
1043 Kitab Suci
melukiskan pembaharuan yang penuh rahasia itu, yang akan mengubah umat manusia
dan dunia, sebagai "langit yang baru dan bumi yang baru" (2 Ptr 3:13)
Bdk. Why 21:1.. Pada waktu itu keputusan Allah, untuk "mempersatukan di
dalam Kristus sebagai kepala segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di
bumi" (Ef 1:10), akan dilaksanakan secara definitif.
1044 Kalau Allah
menjadikan "semuanya baru" (Why 21:5) dalam Yerusalem surgawi, Ia
akan mempunyai tempat tinggal-Nya di antara manusia. "Ia akan menghapuskan
segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada
lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita. Sebab segala sesuatu yang
lama itu sudah berlalu" (Why 21:4) Bdk. Why 21:27..
1045 Bagi manusia,
penyempurnaan ini akan menjadi perwujudan akhir kesatuan bangsa manusia, yang
dikehendaki Allah sejak penciptaan dan yang diragakan Gereja musafir dalam
bentuk "sakramen" (LG 1). Mereka yang disatukan dengan Kristus akan
membentuk satu persekutuan orang-orang tertebus, "kota suci Allah"
(Why 21:2), "mempelai Anak Domba" (Why 21:9). Persekutuan ini tidak
akan menderita lagi karena dosa, ketidak-murnian Bdk. Why 21:27., cinta diri,
yang merusakkan persekutuan manusia di dunia ini atau melukainya. Pandangan
yang membahagiakan, di mana Allah membuka Diri kepada orang-orang pilihan
secara tidak terbatas, akan merupakan sumber kebahagiaan, perdamaian, dan
persekutuan, yang tidak pernah kering.
1046 Sejauh
menyangkut kosmos, maka menurut wahyu, akan terdapat satu persekutuan nasib
yang mendalam antara dunia material dan manusia:
"Dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat
anak-anak Allah dinyatakan.... Bersama itu juga Allah memberi mereka
pengharapan: juga ciptaan akan dibebaskan dari perhambaan dan kebinasaan. ...
Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan
sama-sama merasa sakit bersalin. Tetapi kita yang telah menerima karunia sulung
Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai
anak, yaitu pembebasan tubuh kita" (Rm 8:19-23).
1047 Maka alam
semesta yang tampak, juga ditentukan untuk dibaharui, "supaya dunia,
setelah dikembalikan kepada keadaannya yang semula, tanpa halangan apa pun
dapat melayani orang-orang benar" (Ireneus, haer. 5,32, 1) dan dengan
demikian mengambil bagian dalam pemuliaan mereka di dalam Yesus Kristus yang
bangkit.
1048 "Kita
tidak mengetahui, bilamana dunia dan umat manusia akan mencapai kesudahannya;
tidak tahu pula, bagaimana alam semesta akan diubah. Dunia seperti yang kita
kenal sekarang, dan telah rusak akibat dosa, akan berlalu. Tetapi kita terima
ajaran bahwa Allah menyiapkan tempat tinggal baru dan bumi yang baru, kediaman
keadilan, yang kebahagiaannya akan memenuhi dan melampaui segala kerinduan akan
kedamaian, yang timbul dalam hati manusia" (GS 39, 1).
1049 "Akan
tetapi janganlah karena mendambakan dunia baru orang lalu menjadi lemah
perhatiannya untuk mengolah dunia ini. Justru harus tumbuhlah perhatian itu,
sehingga berkembanglah Tubuh keluarga manusia yang baru, yang sudah mampu
memberi suatu bayangan tentang zaman baru. Maka dari itu, sungguhpun kemajuan
duniawi harus dengan cermat dibedakan dari pertumbuhan Kerajaan Kristus, tetapi
kemajuan itu sangat penting bagi Kerajaan Allah, sejauh dapat membantu untuk
mengatur masyarakat manusia secara lebih baik" (GS 39,2).
1050 "Sebab
nilai-nilai martabat manusia, persekutuan persaudaraan dan kebebasan, dengan
kata lain: semua buah hasil yang baik, yang bersumber pada kodrat maupun usaha
kita, sesudah kita sebar-luaskan di dunia dalam Roh Tuhan dan menurut
perintah-Nya, kemudian akan kita temukan kembali, tetapi dalam keadaan
dibersihkan dari segala cacat-celah, diterangi dan diubah, bila Kristus
mengembalikan kepada Bapa Kerajaan abadi dan universal" (GS 39,3) Bdk. LG
2.. Lalu, di dalam kehidupan abadi "Allah menjadi semua di dalam
semua" (1 Kor 15:28).
"Bapa, sesuai dengan hakikat-Nya dan sesungguhnya,
adalah kehidupan. Ia mencurahkan anugerah-anugerah surgawi-Nya ke atas segala
sesuatu oleh Putera-Nya dan di dalam Roh Kudus. Tetapi dalam keramahan-Nya
terhadap manusia, Ia telah menjanjikan kehidupan abadi secara pasti kepada kita
manusia" (Sirilus dari Yerusalem, catech. ill. 18,29).
TEKS-TEKS SINGKAT
1051 Di dalam jiwanya yang tidak dapat mati setiap manusia menerima
ganjarannya yang abadi, dalam satu pengadilan khusus langsung sesudah kematian,
dari Kristus, Hakim atas orang hidup dan mati.
1052 "Kita percaya bahwa jiwa semua orang yang mati dalam rahmat
Kristus... membentuk Umat Allah sesudah kematian, yang akan dikalahkan secara
definitif pada hari kebangkitan, ketika jiwa mereka disatukan kembali dengan
tubuhnya " (SPF 28).
1053 "Kita percaya, kawanan besar orang yang disatukan dengan Yesus
dan Maria dalam firdaus, membentuk Gereja surgawi. Mereka memandang Allah
seperti ada-Nya dalam kebahagiaan abadi. Mereka, berbeda dalam tingkat dan
cara, mengambil bagian dalam kekuasaan ilahi, yang dilakukan Kristus dalam
kemuliaan bersama para malaikat kudus. Mereka mendoakan kita dan membantu kita
dalam kelemahan kita oleh perhatiannya sebagai saudara" (SPF 29).
1054 Mereka yang mati dalam rahmat dan persahabatan Allah, tetapi belum
suci seluruhnya, merasa pasti akan keselamatan abadi, namun masih harus
disucikan sesudah kematian, supaya sampai kepada kekudusan yang perlu, untuk
masuk ke dalam kegembiraan Allah.
1055 Berkat "persekutuan para kudus" Gereja menyerahkan
orang-orang mati kepada belas kasihan Allah dan berdoa untuk mereka, terutama
mempersembahkan kurban Ekaristi suci.
1056 Sambil mengikuti contoh Kristus, Gereja mengingatkan para beriman
akan "kenyataan kematian kekal yang menyedihkan dan memilukan" (DCG
69), yang orang namakan "neraka".
1057 Siksa neraka yang paling buruk ialah perpisahan abadi dengan Allah.
Hanya di dalam Allah, manusia dapat menemukan kehidupan dan kebahagiaan. Untuk
itulah ia diciptakan dan itulah juga kerinduannya.
1058 Karena itu Gereja berdoa, agar tidak seorang pun hilang:
"Tuhan, jangan biarkan aku berpisah dari-Mu ". Memang, tidak
seorangpun dapat meluputkan diri sendiri, tetapi Allah "mau, bahwa semua
orang diselamatkan" (1 Tim 2:4), dan untuk Dia, "segalanya
mungkin" (Mat 19:26).
1059 "Gereja Roma yang suci percaya teguh dan menjelaskan dengan
tegas bahwa... pada hari pengadilan semua manusia akan tampil dalam tubuhnya di
depan takhta pengadilan Kristus, supaya mempertanggung?-jawabkan perbuatan
mereka" (DS 859) Bdk. DS 1549..
1060 Pada akhir zaman Kerajaan Allah akan sampai pada kesempurnaannya.
Lalu orang-orang benar akan dimuliakan dengan jiwa dan badan, akan memerintah
bersama Kristus sampai selama-lamanya, dan alam semesta material akan diubah.
Lalu dalam kemuliaan itu Allah akan "menjadi semua di dalam semua" (1
Kor 15:28).
"A M I N"
1061 Seperti Buku
terakhir Kitab Suci Bdk. Why 22:21., demikian pula syahadat berakhir dengan
perkataan Ibrani "Amin". Perkataan ini sering terdapat pada akhir
doa-doa Perjanjian Baru. Demikian pula Gereja mengakhiri doa-doanya dengan
"Amin". 2856
1062 Perkataan
Ibrani "Amin" berhubungan dengan akar kata yang sama seperti kata
"percaya". Dan akar kata itu berarti keteguhan, keandalan, kesetiaan.
Dengan demikian orang mengerti bahwa Amin berarti kesetiaan Allah terhadap kita
dan kepercayaan kita kepada-Nya. 214
1063 Dalam Kitab
nabi Yesaya terdapat ungkapan "Allah kebenaran" (secara harfiah
"Allah Amin"), artinya Allah yang setia kepada janji-janji-Nya:
"Orang yang hendak mendapat berkat di negeri akan memohon berkat demi
Allah yang setia dan orang yang hendak bersumpah di negeri akan bersumpah demi
Allah yang setia" (Yes 65:16). Tuhan kita sering memakai perkataan
"Amin" Bdk. Mat 6:2.5.16., sering diulang Bdk. Yoh 5:19., untuk
menekankan ajaran-Nya yang dapat diandalkan, dan wewenang yang berdasarkan kebenaran
Allah. 215
1064 Dengan
demikian "Amin" pada akhir syahadat menanggapi dan memperkuat lagi
dua kata pertama - "Aku percaya" - : percaya berarti mengatakan Amin
pada kata-kata, janji-janji, perintah-perintah Allah, secara penuh mengandalkan
Dia, yang adalah Amin dari cinta yang tidak terbatas dan kesetiaan yang
sempurna. Hidup keseharian Kristen lalu merupakan "Amin" atas
"Aku percaya" dari pengakuan iman Pembaptisan kita.
"Semoga syahadatmu merupakan cermin bagimu.
Pandanglah dirimu di dalamnya, untuk melihat, apakah engkau juga benar-benar
percaya segala sesuatu, yang engkau harus percaya. Dan bergembiralah setiap
hari akan imanmu" (Agustinus, serm. 58,11,13). 197,
2101
1065 Yesus Kristus
sendiri adalah "Amin" (Why 3:14). Ia adalah Amin dari cinta Bapa yang
definitif terhadap kita; Ia mengambil alih dan menyelesaikan Amin kita kepada
Bapa: "Sebab Kristus adalah 'Ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya
oleh Dia kita mengatakan 'Amin' untuk memuliakan Allah" (2 Kor 1:20).
Dengan perantaraan Kristus dan bersama Dia serta bersatu
dalam Roh Kudus,
kami menyampaikan kepada-Mu,
Allah Bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan pujian,
kini dan sepanjang masa.
A M I N.
Post a Comment